Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61047 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismunaryo Moenandar
"ABSTRAK
Sebagai kelanjutan dari upaya membuat senyawa kimia timah yang mempunyai bidang aplikasi sangat luas, serta kebutuhan kimia timah khususnya organo timah dewasa ini semakin meningkat tidak terkecuali di indonesia, maka studi reaksi pembentukan Sn(II)sO4 dilakukan. Sn(II)SO4 adalah sebagai salah satu jenis bahan baku industri kimia timah. Pembuatan Sn(II)SO4 dari Sn(II)C12 merupakan salah satu langkah strategis, disamping penelitian reaksi ini masih sangat sedikit dilakukan orang. Beberapa cara reaksi dilakukan, seperti reaksi pada suhu ruang, suhu 70 - 80°C , perbandingan mole yang bervariasi, pelarut air, metanol dan campuran air - metanol serta Sn(II)C12 terhidrat ( 2 H20 ) dan anhidrat. Sebagai sumber ion sulfat adalah H2SO4 pekat. Produk yang diperoleh berkisar antara 50 sampai dengan 74 % dan cara yang paling ekonomis , reaksi dilakukan pada sunu ruang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rachmat Basuki
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muharrir Asyari Saraswan
"Tingkat konsumsi energi yang semakin besar, mendorong manusia untuk menciptakan suatu energi alternatif yang dapat diperbaharui dan murah, salah satu adalah sel surya. Namun, sel surya yang ada sekarang begitu mahal apabila dibandingkan dengan energi fosil. Oleh karena itu, kedepannya akan dibuat sel surya jenis lapis tipis karena terdapat reduksi terhadap berat sel surya selain efisiensi dan harga yang bersaing. Pada penelitian ini telah dibuat paduan Cu-Zn-Sn (CZT) dengan metode arc melting furnace yang akan digunakan sebagai material target pada penumbuhan lapisan tipis Cu2ZnSnS4 (CZTS) untuk bahan dasar sel fotovoltaik. Pada proses pemaduan didapatkan hasil yang memuaskan, dimana dihasilkan ingot berbentuk solid dan tidak menempel pada krusibel. Pada karakterisasi yang dilakukan dengan menggunakan EDS, XRD dan mikroskop optik terhadap ingot paduan CZT menunjukkan hasil yang memuaskan, dimana dari hasil proses pemaduan telah didapatkan paduan CZT yang homogen dengan membentuk paduan 2Cu/Zn/Sn. Ingot hasil paduan CZT ini dapat digunakan dalam penumbuhan lapisan tipis Cu2ZnSnS4.

The rate of energy consumption that has been increased, leads human to search for an alternative of energy that is renewable and cheap solar cell. However, until recently solar cell is considered too expensive compared to fossil based energy. Such as a thin film solar cell can be employed to reduce weight and improved efficiency with comparable price. In this research, a Cu-Zn-Sn (CZT) has been succesfully made with arc melting furnace method that can be applied for target materials on the growing of Cu2ZnSnS4 (CZTS) thin film for basic material of photovoltaic cell.Successfully solid CZT ingot was produced without adhering to the crucible. On characterization utilizing EDS, XRD, and optical microscope, it showed that the alloying process of CZT resulting in a Cu2ZnSn homogeneous alloy. This resulting ingot alloy is likely usable for CZTS thin film growing process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afrizal
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S40820
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Wafa Nawawi
"ABSTRAK
Terak Timah Akhir Slag timah II merupakan produk hasil samping dari peleburan timah tahap kedua. Slag timah II ini mengandung unsur bernilai ekonomi tinggi dalam bentuk unsur radioaktif dan logam tanah jarang. Proses ekstraksi unsur radioaktif U dan Th dan Logam Tanah Jarang LTJ telah dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan tiga tahapan proses. Tahap pertama yaitu proses peleburan dengan NaOH pada 700oC yang bertujuan untuk memecah ikatan silika, sehingga didaptakan endapan bebas silika dengan presentase unsur terendapkan sebesar 91,07 thorium, 81,57 uranium, dan 78,5 unsur logam tanah jarang. Tahap kedua merupakan tahap pelindian dengan menggunakan asam sulfat H2SO4 . Tahap ini bertujuan untuk memisahkan unsur radioaktif U dan Th dengan unsur logam tanah jarang. Pada proses ini didapatkan filtrat dengan persen terlarut Thorium 80,06 , Uranium 74,72 dan Logam Tanah Jarang kurang dari 0.05 . Tahap ketiga yaitu proses pemisahan unsur Th dan U dengan menggunakan metode solvent extraction dengan trioctylamine TOA . Pada kondisi optimal didapatkan jumlah persen terekstrak pada larutan organik yaitu 67 uranium dan 0 thorium.

ABSTRACT
Tin Slag II is a by product of tin smelting process. This Slag contain of high economic elements such as Thorium, Uranium, and Rare Earth Element. Extraction of Th, U, and REE have been studied in this research, by three stage process. First stage was alkaline roasting at 700oC with NaOH to minimize silica content in the hydroxide cake, with precipitation recovery of Th, U, and REE are 80,06 81,57 and 78,5 . Second stage was leaching process using H2SO4 to separate radioactive elements Th and U and REE, with recovery of Th, U, and REE in the filtrate are 97,24 , 74,72 and less than 0.05 REE. Last stage process was solvent extraction using Trioctylamine TOA to separate Th and U. The best separation for U VI and Th was obtained when A O ratio 1 1, concentration of TOA 4 , and mixing time 2 min, were used."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astatira, Mela
"Paduan SnPb telah digunakan sebagai material solder sejak dahulu. Namun setelah ditemukan adanya kandungan racun yang berbahaya bagi manusia maka pemerintah menggalakkan bebas timbal. Hal ini tentunya memaksa industri untuk mulai mencari pengganti timbal. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh bertambahnya Pb terhadap sifat struktur, termal dan kekerasan dari paduan SnPb. Paduan SnPb dipreparasi di atmosfer nitrogen dengan menggunakan metode peleburan. Dilakukan variasi kandungan Pb (persen berat) dalam paduan SnPb. Sampel paduan dikarakterisasi menggunakan XRF (X-Ray Fluorescence), XRD (X-Ray Diffraction), DSC (Differentials Scanning Calorymetry), SEM (Scanning Electron Microscopic) and Vickers Hardness.
Hasil karakterisasi menggunakan XRD menginformasikan bahwa fasa yang terbentuk hanya fasa Sn dan fasa Pb. Ukuran kristal dihitung menggunakan fonnula Debye-Scherrer sedangkan parameter kisi dari setiap variasi paduan didapat dengan menggunakan program GSAS. Karakterisasi termal paduan SnPb dengan menggunakan DSC memperlihatkan bahwa semakin menjauhi komposisi eutektik, ditemukan adanya puncak endoterm yang menunjukkan fasa L+β. Dan berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan SEM ditemukan Pb yang menggumpal pada paduan SnPb saat menjauhi komposisi eutektiknya. Sedangkan untuk sifat kekerasannya dapat diasumsikan bahwa kekerasan paduan SnPb semakin menurun ketika persen berat Pb semakin bertambah yang dikonfirmasi melalui tes vicker hardness.

SnPb alloy had been used as a material solder from along ago. After it has discovered that lead contains neurotoxin which is harmful to humans, the government now promote a lead fee movement for electronic packaging and another appliance. This is certainly forced the industry to start searching for a lead replacement. It was then conducted research to see the ejfect of adding Pb to structure, thermal and hardness properties of SnPb alloy. SnPb alloy prepared by fusion method within nitrogen atmosphere. The composition of Pb in SnPb alloy are varied All sample variation are characterized using XRF (X-Ray Fluorescence), XRD (X-Ray Diffaction), DSC (Differential Scanning Calorymetry), SEM (Scanning Electron Microscopic) and Vickers Hardness.
From XRD result shows only Sn phase and Pb phase are formed Crystallite size calculated using Scherrer formula, while the lattice parameters obtained from program named GSAS. Thermal study and characterization for all SnPb alloys was measured as a function of temperature using a Differential Scanning Calorymetry. From this measurement revealed the existence of L+β phase when SnPb alloys weren't at the eutectic composition. And based on the results of characterization using SEM found agglomeration of Pb in SnPb alloys except for an eutectic compositon. From Wcker Hardness test confirmed that the hardness characteristic of SnPb alloys decreases when increasing weight percent Pb."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29364
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafiz Sjafril
"Masalah kontaminasi lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan timbal menjadi perhatian yang serius beberapa tahun belakangan ini. Persoalan ini kemudian menggerakkan para pelaku industri untuk perlahan-lahan meninggalkan material solder yang mengandung timbal dan mengembangkan alternatif material solder yang bebas timbal, diantaranya paduan Sn-Cu. Dalam penelitian tugas akhir ini, paduan Sn-Cu dibuat dengan menggunakan lnetode peleburan yang dilakukan pada atmosfer nitrogen. Variasi sampel paduan yang dibuat adalah paduan hypoeutektik, eutektik dan hypereutektik Sn-Cu.
Dari hasil karakterisasi XRD memperlihatkan bahwa puncak-puncak utama yg teridentifikasi merupakan milik β-Sn dengan struktur Kristal tetragonal dengan disertai pertumbuhan puncak yang dimiliki senyawa intennetalik Cu6Sn5. Karakterisasi termal dari semua paduan yang didapatkan rnenggunakan DSC menunjukkan penurunan titik lebur paduan Sn-Cu keseluruhan akibat penambahan Cu. Ini terlihat dari besarnya titik lebur paduan Sn99.8%-Cu0.2% yaitu 224.5°C kemudian menurun menjadi 220.1°C pada paduan Sn98.1%-Cu1.9%. Pengaruh penambahan Cu juga terlihat pada sifat kekerasan dari semua variasi paduan Sn-Cu yaitu kekerasan paduan meningkat seiring Cu yang bertambah pada paduan. Hal ini dikonfirmasi dari hasil test menggunakan vicker hardness fest. Peningkatan ini cukup signifikan yaitu dari 0.56 kgf/mm2 pada paduan Sn99.8%-Cu0.2% menjadi 41.2 kgf/mm2 pada paduan Sn98.1%-Cu1.9%. Kenaikan nilai kekerasan ini diakibatkan oleh pembentukan senyawa intermetalik Cu6Sn5 sebagaimana dibuktikan dari hasil XRD.

Environment contamination issue caused by lead utilization had become a serious interest for years back then. This issue afterwards, force industrial performer to slowly leaves solder material based on lead and developed lead-free solder materials. Sn-Cu alloys on this thesis paper have been done using fusion method within nitrogen atmosfer. All variation made consist of hypoeutectic, eutectic and hypereutectic Sn-Cu alloy.
Structural characterization for all variation shows that primary peaks that observed have been identiyied as ,β-Sn peak with growth of intermetallic compound Cu6Sn5 peak. Thermal studies using DSC revealed that addition of Cu could lowering melting point ofSn-Cu totally. Lowering of melting point can be seen from Sn99.8%-Cu0.2% alloy which have 224.5°C decrease to 220.1°C for Sn98.1%-Cu1.9% alloy. Cu addition also have impact to raise hardness value of Sn-Cu alloy obtain from Wckers Hardness test. Hardness value of Sn99.8%-Cu0.2% alloy raise significantly from 0.56 kgf/mm2 to 41.2 kgf/mm2 for Sn98.1%-Cu1.9%. Increase on this hardness value caused by growth of intermetallic compound Cu6Sn5 when increasing Cu, which this result correspond with XRD result.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29361
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Tiara Sofyan
"Perunggu (Cu - Sn) yang diproses melalui metalurgi serbuk merupakan material yang banyak digunakan sebagai bantalan swa-lumas (sellubricating bearings). Karakteristik dan kinerja bantalan sangat dipengaruhi oleh struktur mikro, khususnya porositas terbuka. Sedangkan struktur mikro sangat ditentukan oleh kandungan Sn dan variabel proses yang dipakai. Pada penelitian ini dievaluasi pengaruh kandungan Sn (5, 10 dan 15 %), tekanan kompaksi (200, 300 dan 400 MPa) serta temperatur sinter (800, 850 dan 900°C) terhadap karakteristik Cu-Sn produk metalurgi serbuk.
Penambahan tekanan kompaksi menaikkan densitas dan kekuatan bakalan, sementara penambahan kandungan Sn cenderung menurunkan kekuatan bakalan_ Secara umum, peningkatan temperatur sinter menyebabkan penurunan densitas produk sinter yang diikuti dengan pembesaran (swelling). Di samping itu, peningkatan temperatur sinter juga menyebabkan penurunan kekerasan makro, kekuatan tekan dan laju keausan produk sinter. Laju keausan sangat dipengaruhi oleh penambahan beban yang diluncurkan (sliding force), sementara bentuk kerusakan aus ditentukan oleh fraksi porositas terbuka yang dimiliki oleh produk sinter. Porositas dan fasa kedua, 5, yang terbentuk pada produk sinter bertambah banyak dengan penambahan kandungan Sn, yang disertai pula dengan peningkatan besar butir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T8939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>