Ditemukan 185965 dokumen yang sesuai dengan query
Maya Sukmawati
"Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia. Banyaknya isu lingkungan yang terjadi menyebabkan menigkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Hal tersebut menjadi tatangan tersendiri dalam industri manufaktur dan mengharuskan perusahaan untuk melakukan penerapan green supply chain management (GSCM). Salah satu strategi yang terdapat dalam GSCM adalah green supplier selection. Kriteria pemilihan pemasok umunya hanya didasarkan pada aspek biaya, pengiriman dan kualitas. Dalam studi ini, digunakan kriteria ekonomi (tidak hanya biaya) dan lingkungan serta mengusulkan model pemilihan pemasok ramah lingkungan yang komprehensif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah AHP dan Fuzzy TOPSIS. AHP digunakan sebagai bobot kriteria dan subkriteria, sedangkan Fuzzy TOPSIS digunakan untuk menentukan prioritas alternatif yang dekat dengan solusi ideal positif.
The manufacturing industry is one of the fastest-growing industries in Indonesia. The number of environmental issues that occur has led to increased public awareness of the importance of environmental sustainability. This is a challenge in the manufacturing industry and requires companies to implement green supply chain management (GSCM). One of the strategies contained in GSCM is green supplier selection. Supplier selection criteria are generally only based on aspects of cost, delivery, and quality. In this study, economic and environmental criteria are used and propose a comprehensive model for selecting environmentally friendly providers. The method used in this research is AHP and Fuzzy TOPSIS. AHP is used as the weight of the criteria and sub-criteria, while Fuzzy TOPSIS is used to determine the priority of alternatives that are close to the positive ideal solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Radhi Prasetiya
"Dalam beberapa tahun terakhir, keberlangsungan lingkungan sudah menjadi sebuah isu yang sering diperbincangkan. Isu mengenai keberlangsungan lingkungan menjadi perhatian penting bagi banyak perusahaan akhir-akhir ini, terutama bagi perusahaan yang memiliki efek pencemaran lingkungan yang tinggi. Oleh karena itu, untuk mempercepat transformasi dan peningkatan nilai yang dimiliki perusahaan dengan pencemaran tinggi, dapat dilakukannya aksi korporasi dalam bentuk green merger dan akuisisi (GMA). Pada penelitian ini dilakukan pengujian mengenai pengaruh green merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan (Return on Asset) dan pengujian apakah efek green memiliki peran yang signifikan terhadap perubahan ROA setelah green merger dan akuisisi (GMA). Pengujian sampel merger dan akuisisi dilakukan dengan metode regresi OLS dan uji komparatif t-statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor green memiliki dampak yang positif dan signifikan secara statistik dalam perubahan ROA setelah tiga tahun merger dan akuisisi. Pada kedua sub-sampel green dan nongreen, rata-rata ROA menunjukkan nilai minus dalam kurun waktu tiga tahun setelah merger dan akuisisi. Namun, pada hasil penelitian, sampel hijau memiliki nilai rata-rata ROA yang lebih baik yang mendekati nol dibandingkan rata-rata ROA non-green sampel dan memiliki tren yang meningkat pada rata-rata ROA sampel green pasca merger dan akuisisi. Hasil ini menunjukkan bahwa kesepakatan hijau diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan bidder di masa yang akan datang, meskipun green merger dan akuisisi dalam praktiknya membutuhkan biaya yang tinggi (green premium). Selain itu, tujuan dilakukannya penelitian ini untuk melihat peluang yang besar bagi perusahaan dalam memulai transisi menuju ekonomi hijau yang ramah lingkungan dengan meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan.
In recent years, environmental sustainability has become an issue that is widely discussed. Environmental sustainability has become an essential concern for many companies these days, especially heavy pollution companies. Therefore, to accelerate the transformation and improvement of pollution companies' value, many companies have taken corporate actions in the form of green mergers and acquisitions (GMA). This study examines the impact on the company's performance (Return on Asset) and whether the green effect has a significant role on change in ROA post-green merger and acquisitions (GMA). Sample of mergers and acquisitions firms are tested using OLS Regression and a comparative test with tstatistics. The green factor had a statistically positive and significant with ROA changes after three years of mergers and acquisitions. In both green and non-green sub-samples, the average ROA has a minus value in three years after mergers and acquisitions, respectively. However, the green sample has an average ROA value that is better close to zero and has an increasing trend in average ROA post-mergers and acquisitions. These results indicate that green deals, albeit the higher cost of green mergers and acquisitions (green premium), are expected to improve bidder companies' financial performance in the future. This research investigated the opportunities for an environmentally friendly transition to a green economy by increasing energy efficiency and renewable energy."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Faiz Abdullah
"Perusahaan smartphone terkadang mengabaikan pentingnya untuk menerapkan prinsip kelestarian lingkungan pada pengembangan produk mereka. Pertanyaan utama pada skripsi ini adalah bagaimana kelestarian lingkungan berkontribusi terhadap pengembangan produk untuk mencapai keunggulan kompetitif? Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya prinsip kelestarian lingkungan terhadap pengembangan produk untuk perusahaan smartphone yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif bagi mereka. Teori pemangku kepentingan dan pandangan berbasis sumber daya akan digunakan untuk menganalisa dampak dari kelestarian lingkungan pada pengembangan produk dalam beberapa aspek yang dapat memengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan praktik ramah lingkungan, yakni tekanan dari konsumen, tanggung jawab sosial perusahaan, kepatuhan hukum, dan merawat citra dan reputasi perusahaan. Skripsi ini dapat membantu untuk merumuskan tentang bagaimana mempunyai program pengembangan produk yang melestarikan lingkungan dapat membantu perusahaan smartphone untuk mengembangkan keunggulan kompetitif untuk tetap relevan dan kompetitif dalam pasar yang selalu berkembang dan ganas. Skripsi ini berkesimpulan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dan kepatuhan hukum meningkatkan kemungkinan untuk perusahaan melakukan kelestarian lingkungan yang menghasilkan inovasi berkelanjutan dan memungkinkan perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif
Smartphone companies sometimes neglect the importance of applying environmental sustainability on their product development. The main question of this research is how does environmental sustainability contribute to product development in order to gain competitive advantage? The purpose of this study is to give a better understanding of the importance of environmental sustainability on product development for the smartphone companies that can result in competitive advantage. The stakeholder theory and the resource-based view will be used to analyze the impact of environmental sustainability on product development on certain aspects that could influence the decision for companies to do environmentally sustainable practices, which are consumer pressure, CSR, legal compliance, and care for image and reputation. This study could help to formulate on why having an environmentally sustainable product development can help smartphone companies develop competitive advantage to stay relevant and competitive in an ever-growing, vicious market. This study concludes that CSR and legal compliance increases environmental sustainability which in return contributes to sustainable innovation and enables companies to gain competitive advantage."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ilham Akbar Mustafa
"Industri semen adalah salah satu bidang industri besar yang ada di berbagai wilayah Indonesia, yang mempunyai dampak positif maupun dampak negatif untuk kelestarian lingkungan serta masyarakat yang berada disekitarnya. Industri semen berkelanjutan saat ini adalah suatu konsep yang dilakukan untuk menjadikan industri semen lebih ramah lingkungan dengan mengurangi dampak negatif lingkungan, sosial, ekonomi dari kegiatan pengoperasian industri semen. Tujuan dari riset ini adalah menganalisis dampak lingkungan fisik dari kegiatan produksi industri semen PT. Conch North Sulawesi Cement. menganalisis dampak sosial dan dampak ekonomi disekitar Kawasan PT. Conch North Sulawesi Cement serta menganalisis upaya yang dapat dilakukan dalam menangani permasalahan lingkungan dan sosial di wilayah industri semen PT Conch North Sulawesi Cement menuju industri semen berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa hingga saat ini kualitas lingkungan di wilayah industri semen masih memebuhi baku mutu kualitas lingkungan sedangkan persepsi masyarakat menilai bahwa industri semen memberikan lebih banyak memberikan dampak negative terhadap sosial ekonomi masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan komunikasi efektif antara perusahaan, dan masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah. Kesimpulan riset ini adalah industri semen di wilayah Kabupaten Boolang memberikan dampak negatif terhadap sosial ekonomi masyarakat sedangkan kualitas lingkungan masih dalam kategori baik sehingga upaya yang dilakukan adalah dalam menangani dampak sosial ekonomi masyarakat.
The cement industry is one of the major industrial fields in various regions in Indonesia that has a positive or negative impact on environmental sustainability and the surrounding communities. The sustainable cement industry is currently a concept implemented to make the cement industry more environmentally friendly by reducing its impact. negative environmental, social, economic consequences of operating the cement industry. The purpose of this research is to analyze the environmental impact of the cement production activities of PT. Conch North Sulawesi Cement. analyzing the socio-economic impacts around the PT. Conch North Sulawesi Cement and analyze the efforts that can be made in addressing environmental and social problems in the cement industry area of PT Conch North Sulawesi Cement towards a sustainable cement industry. The method used in this research is descriptive analysis method and SWOT analysis method. The results showed that up to now the environmental quality in the cement industrial area still meets the environmental quality standards, while the public's perception is that the cement industry has had more negative impacts on the socio-economic community. Efforts that can be made include effective communication between the company and the community, which is facilitated by the government. This research concludes that the cement industry in the district of Boolang has a negative impact on the socio-economy of the community, while the quality of the environment is still in a good category so that efforts are made to address the socio-economic impact of the community."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Siti Maharani
"Pembangunan pariwisata berkelanjutan menjadi fokus pembangunan kepariwisataan nasional. Kelestarian lingkungan menjadi salah satu dari indikator keberhasilannya. Seiring dengan terjadinya pemanasan global dan kerusakan lingkungan, maka konsep pengembangan sarana akomodasi harus sejalan dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Eco-resort merupakan sarana akomodasi yang ramah lingkungan, dibangun berdasarkan basis karakter lanskap yang khas dan unik, berbasis alam atau pada atraksi wisata khusus. Eco-resort dibangun dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan serta sumber energi dan penggunaan sumber daya. Design eco-resort harus memperhatikan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alamnya. Penampilan fisik eco-resort harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat membuat nyaman pengunjung sehingga tercipta kepuasan pelanggan. Servicescape merupakan penampilan dari lingkungan fisik jasa yang dapat memberikan kesan kepada pelanggan. Kesan yang ditimbulkan oleh servicescape dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap jasa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Servicescape terhadap customer Satisfaction pada pelanggan Pulo Cinta Eco-Resort. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner kepada 100 responden. Responden penelitian ini adalah pengunjung Pulo Cinta Eco-Resort yang berumur minimal 18 tahun, merupakan wisatawan domestik, dan pernah berkunjung dan menginap di Pulo Cinta Eco-Resort minimal satu kali. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis inferensial, dan uji hipotesis menggunakan regresi sederhana dengan software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh servicescape terhadap kepuasan pelanggan.
Sustainable tourism development is the focus of national tourism development. Environmental sustainability is one of the indicators of its success. Along with global warming and environmental damage, the concept of developing accommodation facilities must be in line with the goals of sustainable development. An eco-resort is an environmentally friendly accommodation facility, built on the basis of a unique and unique landscape character, based on nature or on special tourist attractions. Eco-resorts are built taking into account environmental conditions as well as energy sources and resource use. Eco-resort designs must pay attention to the reciprocal relationship between humans and their natural environment. The physical appearance of an eco-resort must be designed in such a way as to make visitors comfortable so as to create customer satisfaction. Servicescape is the appearance of a physical service environment that can give an impression to customers. The impression generated by the servicescape can affect customer perceptions of services. This study aims to examine the effect of Servicescape on customer satisfaction at Pulo Cinta Eco-Resort customers. This study uses a quantitative approach with a survey method through distributing questionnaires to 100 respondents. Respondents of this study are visitors to Pulo Cinta Eco-Resort who are at least 18 years old, are domestic tourists, and have visited and stayed at Pulo Cinta Eco-Resort at least once. The analysis technique used is descriptive analysis, inferential analysis, and hypothesis testing using simple regression with SPSS 25 software. The results show that there is an effect of servicescape on customer satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadheatul Arifa
"Dampak terhadap lingkungan yang semakin tinggi menuntut industri untuk mengintegrasikan pemikiran lingkungan ke dalam manajemen rantai pasok. Salah satunya dengan memiliki pemasok berwawasan lingkungan, karena pemasok memiliki peran yang sangat penting dalam rantai pasok. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pemasok pada salah satu hotel di Bogor, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memperoleh bobot kriteria penilaian pemasok, dan Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam mensegmentasi pemasok berdasarkan dimensi kemampuan dan dimensi kesediaan. Hasil dari penelitian ini adalah pengelompokkan 31 pemasok hotel ke dalam empat segmen berbeda, serta rekomendasi strategi pengelolaan yang sesuai untuk setiap segmen pemasok.
The increasing impact on the environment requires the industry to integrate environmental issues into their supply chain. One of them by having green supplier, because suppliers play a key role in the supply chain. This study aims to evaluate supplier in one of the hotel in Bogor, Indonesia. The method used in this study is Analytical Hierarchy Process (AHP) to obtain the weight of supplier evaluation criteria, as well as Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score of each supplier which will be the basis for segmenting suppliers based on capabilities and willingness dimensions. The result of this study are classifying 31 suppliers of hotel into four different segments, and recommendations of suitable action plans for each segment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ariyan Riga Bajrayuda
"Penelitian ini memproksikan pembangunan ekonomi dan sosial dengan pembangunan manusia untuk menganalisis bagaimana pembangunan manusia berkontribusi pada pencapaian keberlanjutan lingkungan. Peneliti menggunakan data dari 33 provinsi di Indonesia untuk periode 2013-2020 dengan menggunakan model panel dinamis pendekatan system Generalized Method of Moments (GMM) untuk mengatasi masalah endogenitas. Hasilnya menunjukkan bahwa pembangunan manusia berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan dengan koefisien jangka pendek dan jangka Panjang masing-masing sebesar 1,121 dan 1,373. Penelitian ini menemukan bahwa pembangunan manusia berkontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan. Berdasarkan temuan tersebut, apabila pemerintah ingin meningkatkan kualitas lingkungan salah satu kebijakan yang bisa dipertimbangkan melalui kebijakan percepatan peningkatan pembangunan manusia
The study proxying economic and social development with human development to analyze how human development contributes to achieving environmental sustainability. The researcher used data from 33 provinces in Indonesia for 2013-2020 using the dynamic panel method with the system Generalized Method of Moments (GMM) approach to address endogeneity problems. The results show that human development impacts environmental quality with short-term and long-term coefficients of 1,121 and 1,373, respectively. This study found that human development contributes positively to environmental sustainability. Based on the findings, when the government wants to improve the quality of the environment, one of the policies that can be considered is accelerating the improvement of human development."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Cindy Malinda Uscha
"Di Indonesia pengembangan kawasan industri khususnya di daerah merupakan upaya nyata untuk melakukan penyebaran industri dalam upaya meningkatkan perekonomian. Permasalahan yang terjadi pada kawasan industri saat ini yaitu penerapan lokasi kawasan industri yang masih belum sesuai terhadap aspek lingkungan yang berdampak pada pencemaran emisi karbon, air, dan limbah serta kerusakan lingkungan disekitar kawasan industri. Oleh karena itu, pembangunan kawasan industri berbasis konsep industri hijau dilakukan untuk mengatasi masalah penting terhadap lingkungan. Dalam menentukan evaluasi kelayakan lokasi prioritas yang sesuai untuk menentukan kawasan industri berbasis industri hijau diperlukan kriteria penentu dalam pengambilan keputusan kelayakan lokasi. Terdapat 5 kriteria utama dalam penentuan kelayakan kawasan industri berbasis industri hijau yang terdiri dari jarak, kondisi infrastruktur dan prasarana, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan melakukan pembobotan menggunakan metode
fuzzy-AHP didapatkan kriteria dengan bobot tertinggi adalah kriteria lingkungan dan lokasi yang paling layak adalah Kawasan Industri Sei Mangkei sebagai lokasi prioritas.
In Indonesia, the development of industrial sites, especially in the regions, is a real effort to spread the industry in an effort to improve the economy. The problem that occurs in industrial site at this time is the application of industrial site locations that are still not suitable for environmental aspects which have an impact on carbon emission, water and waste pollution as well as environmental impact around industrial sites. Therefore, the development of industrial estates based on the concept of green industry is carried out to address important problems for the environment. In determining the feasibility evaluation of priority location for building industrial sites, determining criteria are needed in decision making for selecting feasibility of locations. There are 5 main criteria in determining the feasibility of industrial sites consisting of distance, infrastructure and infrastructure conditions, economic, environmental, and social. By weighting using the fuzzy-AHP method, the criteria with the highest weight are environmental criteria and the selected location is the Sei Mangkei Industrial Area as the priority location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Faisal Yusuf Islami
"Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan minyak dan gas dengan tujuan mendapatkan kriteria dan sub kriteria dalam pemilihan pemasok dan melakukan pemeringkatan pemasok. Pemasok memiliki peranan yang sangat penting dalam rantai pasok. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus memilih pemasok yang dapat menghasilkan jasa atau produk yang memiliki kualitas yang diekspektasikan oleh perusahaan yang tentunya paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Adanya pemeringkatan pemasok dapat membantu perusahaan dalam menunjang proses pemilihan pemasok yang terbaik sesuai dengan kriteria dan sub kriteria yang dipertimbangkan.
Penelitian ini menggunakan penggabungan metode antara metode Analitical Hierarchy Process (AHP) dan metode Technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution (TOPSIS). AHP digunakan untuk menentukan bobot kepentingan kriteria dan sub kriteria sedangkan TOPSIS digunakan untuk menghasilkan urutan peringkat pemasok. Berdasarkan pengolahan data menggunakan kedua metode tersebut, harga jasa merupakan sub kriteria yang memiliki bobot tertinggi yaitu 0,12195. Sedangkan hasil dari pemeringkatan pemasok menempatkan pemasok 3 sebagai pemasok terbaik dan pemasok 5 sebagai pemasok terburuk diantara 5 alternatif pemasok. Dengan dibuatnya suatu model pembobotan kriteria, sub kriteria, dan pemeringkatan pemasok ini diharapkan dapat berguna untuk proses pemilihan pemasok pada kasus lainnya.
This research was conducted on Oil and Gas Company with the purpose of getting criteria and sub criteria on supplier selection and ranking suppliers. Suppliers play a key role in the supply chain. Therefore, a company have to choose a supplier that can produce services or products that have quality that is expected by the company which is certainly the most suitable for the conditions and needs of the company. Doing supplier ranking can assist the company in selecting the most suitable supplier according to the considered criteria and sub criteria.This research used a combination of Analytical Hierarchy Process (AHP) method and Technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution (TOPSIS) method. AHP was used to determine the importance weight of criteria and sub criteria and TOPSIS was used to produce an outranking of suppliers. Based on data processing using the two methods, servive price is the sub criteria that has a highest weight about 0,12195. Whereas the result of the ranking for suppliers plaing Supplier 3 as the best supplier and Supplier as the worst among the five alternatives of suppliers. With the establishment of criteria and sub criteria weight and supplier ranks, this model can be usefull for the supplier selection process in another case."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hanesa Alamanda Ganes
"Zat-zat berbahaya dalam barang elektronik berpotensi menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Perusahaan elektronik harus beradaptasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan kesadaran publik dan mematuhi peraturan pemerintah. Memastikan tidak adanya zat berbahaya dalam produk memerlukan keterlibatan seluruh rantai pasokan, dengan pemasok memainkan peran penting sebagai penghubung awal dalam proses tersebut. Memilih pemasok yang paling sesuai dapat menjadi tantangan, membutuhkan pertimbangan yang cermat terhadap berbagai kriteria untuk mengidentifikasi pemasok hijau yang optimal bagi perusahaan. Untuk memfasilitasi pemeringkatan pemasok yang efektif, berbagai alat Multi-Criteria Decision Making (MCDM) dapat digunakan. Dalam penelitian ini, Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Other Preferences by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan proses pemilihan pemasok. Temuan penelitian mengungkapkan tiga kriteria utama dan 14 subkriteria untuk memilih pemasok ramah lingkungan dalam kondisi aktual PT XYZ. Pendapat para ahli menunjukkan bahwa kriteria lingkungan memiliki tingkat kepentingan tertinggi, diikuti oleh faktor sosial dan ekonomi. Di antara subkriteria tersebut, para ahli memprioritaskan pemilihan pemasok berdasarkan kepatuhan mereka terhadap persyaratan produk hijau. Model yang diusulkan di penelitian ini diterapkan untuk mengevaluasi kriteria pemilihan pemasok hijau, yang menghasilkan peringkat yang mempertimbangkan jarak masing- masing pemasok dari solusi ideal positif dan negatif.
Hazardous substances in electronics pose potential risks to human health and the environment. Electronics companies must adapt and make the necessary adjustments to raise public awareness and comply with government regulations. Ensuring the absence of hazardous substances in products requires the involvement of the entire supply chain, with suppliers playing an essential role as the initial link in the process. Choosing the most suitable supplier can be challenging, requiring careful consideration of various criteria to identify the optimal green supplier for the company. To facilitate effective supplier ranking, various Multi-Criteria Decision Making (MCDM) tools can be used. In this study, Analytical Hierarchy Process (AHP) and Technique for Other Preferences by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) were used as tools to enhance the supplier selection process. The research findings revealed three main criteria and 14 sub-criteria for selecting green suppliers under the actual conditions of PT XYZ. Expert opinions showed that environmental criterion has the highest level of importance, followed by social and economic factors. Experts prioritized supplier selection among the sub-criteria based on their compliance with the green product requirements. The proposed model in this study is applied to evaluate the green supplier selection criteria, which results in a ranking that considers each supplier's distance from the positive and negative ideal solutions."
Depok:
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library