Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dio Pratama Mu`Asry
"DAS Citarum hulu termasuk ke dalam wilayah Perencanaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai (PSDWS) sejak tahun 2016, yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air utama dari Sungai Citarum. DAS Citarum hulu mengalami pengembangan secara pesat dan dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman, pertanian, dan industri. Kondisi eksisting pada Sungai Citarum hulu memiliki konsentrasi fecal coliform dan total coliform yang berada dibawah baku mutu kelas II untuk fecal coliform 2000 MPN/100 ml dan total coliform 10000 MPN/100 ml. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan pencemaran bakteri fecal coliform dan total coliform di aliran sungai Citarum hulu menggunakan QUAL2Kw, mengevaluasi strategi Rencana Aksi Citarum Harum serta memberikan rekomendasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas di DAS Citarum Hulu menggunakan QUAL2Kw, dan menganalisis sensitivitas paramater permodelan pencemaran fecal coliform dan total coliform. Hasil simulasi konsentrasi fecal coliform dan total coliform belum memenuhi baku mutu sungai level II, diatas 2000 MPN/100 ml, dengan memiliki nilai eror sebesar 11802,412 fecal coliform dan 16656,663 total coliform. Hasil simulasi pada skenario Strategi Rencana Aksi Citarum Harum tidak efektif, karena hasil simulasi pada fecal coliform tidak memenuhi baku mutu dan total coliform pada segmen 1 – 10 belum memenuhi baku mutu, pada segmen 11 – 13 memenuhi baku mutu. Pada simulasi skenario II pada fecal coliform segmen 1 – 10 belum memenuhi dan pada segmen 11 – 13 memenuhi baku mutu, pada total coliform segmen 2 – 13 memenuhi baku mutu, tetapi pada segmen 1 belum memenuhi baku mutu dan sudah sangat mendekati baku mutu. Pada skenario III fecal coliform dan total coliform segmen Cirawa – Nanjung sudah berada dibawah baku mutu. Hasil dari analisis sensitivitas untuk konsentrasi fecal coliform dan total coliform, parameter sungai yang paling mempengaruhi pada Manning, Light Eff Factor pengurangan 5%, Bot Width pengurangan 5%, dan slope pengurangan 5%. Pada total coliform parameter sungai yang adalah Manning peningkatan 5% dan penurunan 5%, Bot Width pengurangan 5%, Pathogen Light Eff Factor pengurangan 5%, dan Bot Width peningkatan 5%.

The upstream of Citarum watershed has been included in the River Basin Water Resources Planning area since 2016, which functions as the main water catchment of ​​the Citarum River. The upstream of Citarum watershed is experiencing rapid development and is used as a residential, agricultural and industrial area. Now, in the upstream of Citarum River have fecal coliform and total coliform concentrations which are below the class II based on PP No. 21 Tahun 2021, the standar number of fecal coliform are 2000 MPN/100 ml and total coliform are 10000 MPN/100 ml. This research aims to simulating fecal coliform and total coliform bacterial contamination in the upstream of Citarum river using QUAL2Kw, evaluating the Citarum Harum Action Plan strategy and providing recommendations to maintain and improve quality in the Upper Citarum watershed using QUAL2Kw, and analyze the sensitivity of the modeling parameters for fecal coliform and total coliform pollution. The simulation results of fecal coliform and total coliform concentrations not qualified based on the river quality standard level II on PP NO. 21 Tahun 2021 which is above 2000 MPN/100 ml, with an error value of 11802.412 for fecal coliform and 16656.663 for total coliform. The simulation results in the Citarum Harum Action Plan Strategy scenario are not effective, because the simulation results on fecal coliforms   not fullfil the quality standards and total coliforms in segments 1-10 also not fullfil the quality standards, but in segments 11-13 meet the quality standards. In scenario II simulation, fecal coliform segments 1-10 not fullfil the standard but in segments 11-13 the fecal coliform fullfil the standard, in total coliform segments 2-13 fullfil the quality standard, however in segment 1, it does not fullfil the quality standard but very close to the number of the quality standard. In scenario III, the fecal coliform and total coliform in the Cirawa – Nanjung segment are already below the quality standard. The results of the sensitivity analysis for the concentration of fecal coliform and total coliform, the river parameters that most influence for the results are Manning, Light Eff Factor with 5% reduction, Bot Width with 5% reduction, and slope with 5% reduction. Meanwhile, in total coliform river parameters the most influential parameters are the incretion of 5% Manning number and decretion 5% manning number, Bot Width with 5% reduction, Pathogen Light Eff Factor with 5% reduction, and Bot Width with 5% increation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Al Afghani
"UI merencanakan pembangunan IPAM dengan sumber air baku dari Danau Kenanga. Namun berdasarkan penelitian sebelumnya didapatkan konsentrasi melebihi Baku Mutu Air Kelas I pada PP No.82 Tahun 2001. Dibutuhkan identifikasi kualitas parameter mikrobiologis pada aliran yang menyuplai Danau Kenanga, yaitu sudetan Kali Baru.Penelitian ini melakukan identifikasi menggunakan pemodelan kualitas aliran menggunakan QUAL2Kw dengan 3 skenario. Hasil dari pemodelan diketahui terdapat peningkatan konsentrasi pencemar di hilir mencapai 3645 MPN/100mL untuk fecal coliform   dan  31574 MPN/100mL untuk total coliform. Pada skenario intervensi dilakukan pengukuran beban pencemar untuk setiap jenis kegiatan dan perencanaan pembangunan IPAL. Kegiatan pemukiman, ruko, stasiun, dan pasar meghasilkan beban pencemar paling signifikan. Intervensi yang digunakan berupa IPAL activated sludge untuk sumber pencemar signifikan pada segmen 1 hingga segmen 3 serta IPAL anaerobic filter dan sand filter pada segmen 4. Dengan intervensi, kualitas aliran sudetan Kali Baru mengalami peningkatan hilir atau inlet Danau Kenanga sehingga memenuhi Baku Mutu Air Kelas III. Berdasarkan hasil penelitian, pengendalian sumber pencemaran dapat meningkatkan kualitas aliran sudetan Kali Baru.

UI has been planning the construction of WTP which uses Kenanga Lake for its raw water source. However, the previous research concluded that Kenanga's Lake inlet didn't meet the 1st class water quality standard in PP No.82 of 2001.  It's required an identification of microbiology parameter from Kali Baru waterway diversion (WD) stream which supplies water to Kenanga Lake. The research main objective is to identify the Kali Baru WD stream quality using QUAL2Kw modelling with 3 scenarios. The modelling result indicated that there were increasing number of pollutant in the downstream, with 3645 MPN/100mL for fecal coliform and 31574 MPN/100mL for total coliform. The intervention scenario is started with measurement of pollutant load in every segment and WWTP construction planning. The settlement, shop house, train station, and market are the activites that produce the most significant loading.  Activated sludge and combination of anaerobic filter and sand filter will be used as intervention technology for significant loading from 1st to 3rd segment and for 4th segment.  There were increasing quality of Kali Baru WD downstream, so the 3rd class water quality standard achieved. Based on the research result, pollutant source management can increase the quality of Kali Baru waterway stream."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ma’alim Fithoriq Aqwam
"Peningkatan jumlah penduduk memberikan dampak terhadap lingkungan, salah satu contoh yaitu menurunnya kualitas air akibat aktivitas penduduk yang dilakukan di wilayah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan monitoring kualitas air sebagai upaya penjagaan lingkungan yang dapat dilakukan dengan cara pengujian kualitas air. Namun, diperlukan adanya waktu tunggu dalam menguji sampel sehingga konsentrasi pencemar yang dihasilkan tidak akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan konsentrasi, menganalisis laju perubahan yang terjadi terhadap konsentrasi total coliform dan fecal coliform akibat adanya waktu tunggu, serta menyimulasikan proses perubahan konsentrasi untuk memprediksi konsentrasi awal. Simulasi dilakukan berbasis prinsip kesetimbangan massa yang diolah dengan menggunakan persamaan ODE Linear dengan metode separable equation. Model dibangun menggunakan data hasil uji laboratorium, dimana sampel yang digunakan adalah sampel air Danau Mahoni. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa terdapat adanya perubahan nilai konsentrasi walaupun masih dalam rentang waktu tunggu maksimum pengujian sampel. Nilai laju degradasi (k) untuk total coliform dari sampel tanpa pengawetan dan dengan pengawetan memiliki rata-rata sebesar 2,64 dan 2,05. Sedangkan nilai k untuk fecal coliform dari sampel tanpa pengawetan dan dengan pengawetan memiliki rata-rata sebesar 2,48 dan 1,53. Kemudian, nilai k tersebut digunakan dalam persamaan perhitungan pemodelan untuk memperkirakan konsentrasi awal. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa pemodelan untuk sampel tanpa pengawetan hanya reliable saat hari ke-0, sedangkan sampel dengan pengawetan dapat digunakan hingga hari ke-2 setelah pengambilan sampel.

An increase in population has an impact on the environment, one example of which is the decrease in water quality due to the activities of residents in the area. Therefore, it is necessary to monitor water quality as an effort to protect the environment which can be done by testing water quality. However, waiting time is required in testing the sample so that the resulting pollutant concentration is not accurate. This study aims to analyze the dynamics of concentration changes, analyze the rate of change that occurs in total coliform and fecal coliform concentrations due to waiting time, and simulate the process of changing concentrations to predict initial concentrations. The simulation is carried out based on the pemisses balance principle, which is processed using the Linear ODE equation with the separable equation method. The model was built using data from laboratory tests, where the sample used was Lake Mahoni water. Laboratory test results showed that there was a change in the concentration value even though it was still within the maximum waiting time range for sample testing. The rate of degradation (k) for total coliform from samples without preservation and with preservation had an average of 2.64 and 2.05. While the k values ​​for fecal coliform from samples without preservation and with preservation had an average of 2.48 and 1.53. Then, that k value is used in modeling calculation equations to estimate the initial concentration. From the simulation results that have been carried out, it can be said that modeling for samples without preservation is only reliable on day 0, while samples with preservation can be used up to day 2 after sampling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Owen John Raharjo Davys
"Sampel air limbah sering kali tidak dapat langsung diuji untuk parameter mikrobiologis, sehingga adanya waktu tunggu sampel. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis dinamika dan laju perubahan konsentrasi total coliform dan fecal coliform akibat adanya waktu tunggu, serta menyimulasikan perubahan tersebut agar dapat memprediksi konsentrasi awal. Pengujian sampel air limbah menggunakan metode Multi-tube Fermentation Technique (MFT). Simulasi akan menggunakan prinsip kesetimbangan massa yang diolah menggunakan “Solver” pada Microsoft Excel. Model dibangun menggunakan data dari hasil pengujian sampel di laboratorium. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa terjadi pengurangan konsentrasi seiring bertambahnya waktu tunggu, baik bagi sampel yang diawetkan maupun tidak diawetkan. Di mana, sampel yang diawetkan mengalami pengurangan konsentrasi lebih kecil dibandingkan sampel yang tidak diawetkan. Decay rate constant konsentrasi parameter total coliform sebesar 0,24/hari untuk yang diawetkan dan sebesar 0,37/hari untuk yang tidak diawetkan, sedangkan untuk parameter fecal coliform sebesar 0,17/hari untuk yang diawetkan dan sebesar 0,48/hari untuk yang tidak diawetkan. Hasil pemodelan menggunakan nilai decay rate constant tersebut menghasilkan perkiraan nilai awal yang reliable bagi kedua parameter bila sampel diawetkan, sedangkan pada sampel yang tidak diawetkan hasil perkiraan nilai awal cukup reliable.

Wastewater samples often cannot be tested immediately for microbiological parameters, resulting in sample holding times. Therefore, this research will analyze the dynamics and rate of change in total coliform and fecal coliform concentrations due to waiting time, and simulate these changes in order to predict the initial concentration. Wastewater samples were tested using the Multi-tube Fermentation Technique (MFT) method. The simulation will use the principle of mass balance which is processed using "Solver" in Microsoft Excel. The model was built using data from sample testing results in the laboratory. Laboratory test results show that there is a reduction in concentration as the waiting time increases, for both preserved and unpreserved samples. Where, preserved samples experience a smaller reduction in concentration than unpreserved samples. The degradation rate of total coliform concentration parameters was 0.24/day for preserved ones and 0.37/day for unpreserved ones, while for fecal coliform parameters it was 0.17/day for preserved ones and 0.48/day for preserved ones. not preserved. The modeling results using the degradation rate values ​​produce reliable initial value estimates for both parameters if the samples are preserved, whereas for unpreserved samples the initial value estimates are quite reliable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Safira Putri Kusumawati
"Wilayah Sungai Citarum yang menjadi perhatian utama karena permasalahan pencemarannya, dengan nilai Indeks Kualitas Air (IKA) pada tahun 2018 termasuk dalam kategori tercemar berat. Dari permasalahan ini, disusunlah sebuah rencana aksi untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan yang terjadi di DAS Citarum yang dikenal dengan nama Renaksi Citarum Harum. Renaksi Citarum Harum ini memiliki 12 program dimana tersusun atas program pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan yang ditargetkan akan memperbaiki kualitas DAS Citarum dalam 7-15 tahun ke depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa program dalam Renaksi Citarum Harum yang berkaitan dengan pengelolaan limbah cair domestik, limbah cair industri, dan penanganan lahan kritis dengan batasan parameter TSS, Total N, dan Total P di daerah hulu DAS Citarum tepatnya pada segmen Cirawa-Cisangkuy. Penelitian dijalankan menggunakan permodelan aplikasi QUAL2Kw dengan 3 skenario permodelan dimana bertujuan untuk mencapai target memenuhi baku mutu sungai kelas II. Pada kondisi eksisting, permodelan yang dijalankan menunjukkan parameter TSS dan TP yang melewati baku mutu, sedangkan TN tetap di bawah baku mutu sepanjang aliran. Dari hasil permodelan skenario evaluasi menunjukkan bahwa untuk program pengelolaan limbah domestik mampu menurunkan beban pencemaran domestik TSS, TN, dan TP berturut-turut sebanyak 749.069,2 kg/tahun; 206.204,4 kg/tahun; dan 48.479,08 kg/tahun, dan untuk penanganan lahan kritis mampu menurunkan beban pencemaran akibat penggunaan lahan untuk TSS, TN, dan TP berturut-turut sebanyak 17.729 kg/tahun; 3.225,26 kg/tahun; dan 1.075,09 kg/tahun. Namun dengan penurunan beban sebanyak itu masih belum mampu mencapai target baku mutu sampai tahun 2025. Maka dari itu, dijalankan skenario lain yang mampu mencapai target baku mutu, yaitu dengan peningkatan pelayanan limbah domestik sampai 95% serta penurunan beban pencemaran dari anak sungai sampai 80%. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk mencapai skenario tersebut adalah dengan meningkatkan pelayanan IPAL Sanimas untuk seluruh wilayah, pengetatan baku mutu limbah industri, peningkatan pembuatan unit gully plug, dan intervensi di anak sungai menggunakan kanal pengolahan (treatment canal).

Citarum watershed is known widely because of its pollution problems, with the Water Quality Index (IKA) value in 2018 concluded that the Citarum watershed is indeed in the heavily polluted category. Because of this issue, an action plan was developed to control pollution and damage that occured in the Citarum watershed, known as the Citarum Harum Action Plan. The Citarum Harum Action Plan has 12 programs which are consist of prevention, response and recovery programs that are targeted to improve the quality of the Citarum watershed in the next 7-15 years. This research aims to evaluate several programs in the Citarum Harum Action Plan related to the management of domestic wastewater, industrial wastewater and the handling of critical land with parameters to evaluate for are TSS, Total N and Total P in the focus of upstream area of the Citarum watershed, precisely in the Cirawa-Cisangkuy segment. The research was carried out using the water quality modelling application QUAL2Kw with three modeling scenarios which aimed to achieve the target of meeting water quality standards-class II. In the existing condition, the running model shows that TSS and TP exceed the quality standard, while TN remains below the quality standard along the flow. From the result of the evaluation scenario modeling, it shows that the domestic wastewater management program is able to reduce the domestic pollution load of TSS, TN and TP respectively as much as 749.069,2 kg/year; 206.204,4 kg/year; and 48.479,08 kg/year, and for handling critical land programs is able to reduce the pollution load due to land-use in TSS, TN and TP as much as 17.729 kg/year; 3.225,26 kg/year; and 1.075,09 kg/year, respectively. However, with that much decrease in the load, the result shows that it has not been able to achieve the target of the water quality standard-class II by 2025. Therefore, another scenario is carried out until the target is achieved, and the results are addition in programs such as increasing domestic wastewater services until 95% of the population are served and reducing pollution loads from river branches until 80%. Recommendations that can be given to achieve this scenario are by increasing the WWTP Sanimas service for the entire region, tightening industrial wastewater quality standards, increasing the contruction of gully plug units, and intervention in river branches using treatment canals."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Caleb Patrick Sihar
"DAS Citarum Hulu DAS Citarum termasuk ke dalam wilayah Perencanaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai (PSDWS) sejak tahun 2016, yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air utama dari keseluruhan Sungai Citarum. Ditambah lagi DAS Citarum Hulu mengalami pengembangan secara pesat dan dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman, pertanian, pertanian, dan industri. Penelitian ini bertujuan untuk menyimulasikan pencemaran paramater BOD, COD, dan TSS di keseleruhan DAS Citarum Hulu menganalisis sensitivitas parameter permodelan kualitas air sungai DAS Citarum Hulu dengan QUAL2KW. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode QUAL2KW. Kondisi eksisting pada Sungai Wangsisagara memiliki konsentrasi BOD yang memenuhi baku mutu, yaitu masih di bawah 12 mg/l, sementara pada lokasi pengujian lainnya mengandung konsentrasi BOD yang melebihi baku mutu. Sungai Wangisagara mengandung konsentrasi COD yang memenuhi baku mutu kelas 3, dan Jembatan Koyod, Sungai setelah IPAL Cisarung, dan Sungai Nanjung memenuhi baku mutu kelas 4. Untuk konsentrasi TSS, pada Sungai Wangisagara memenuhi baku mutu kelas 1, Sungai setelah IPAL Cisarung masih memenuhi baku mutu kelas 3, dan pada Jembatan Koyod dan Sungai Nanjung berada pada kelas 4. Jumlah beban pencemar yang berasal dari air limbah domestik memiliki total beban pencemar BOD sebesar 13,6 juta kg/tahun, COD sebesar 2,6 juta kg/tahun, dan TSS sebesar 40,9 kg/tahun. Hasil analisis sensitivitas terhadap simulasi BOD adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi BOD diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; COD adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi COD diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; TSS adalah konsentrasi DO diffuse source, konsentrasi TSS diffuse source, dan debit pencemar diffuse source; DO pada DAS Citarum Hulu segmen Cirawa – Nanjung konsentrasi DO diffuse source, oxygen temperature correction, dan lebar dasar sungai.

The Upper Citarum Watershed The Citarum River Basin is included in the River Basin Water Resources Planning (PSDWS) area since 2016, the Upper Citarum watershed functions as the main water catchment area of ​​the entire Citarum River. In addition, the Upper Citarum watershed is experiencing rapid development and is used as a residential, agricultural, agricultural and industrial area. This study aims to simulate the contamination of BOD, COD, and TSS parameters in the entire Upper Citarum watershed to analyze the sensitivity of the water quality modeling parameters of the Upper Citarum Watershed with QUAL2KW. This research was conducted using the QUAL2KW method. The existing condition on the Wangsisgara River has a BOD concentration that meets the quality standard, which is still below 12 mg/l, while at other test locations it contains a BOD concentration that exceeds the quality standard. The Wangisagara River contains COD concentrations that meet the class 3 quality standard, and the Koyod Bridge, the River after the Cisarung WWTP, and the Nanjung River meet the class 4 quality standard. class 3 quality, and on the Koyod Bridge and Nanjung River it is in class 4. The total pollutant load originating from domestic wastewater has a total pollutant load of 13.6 million kg/year BOD, 2.6 million kg/year COD, and TSS of 40.9 kg/year. The results of the sensitivity analysis on the BOD simulation are the DO diffuse source concentration, the diffuse source BOD concentration, and the diffuse source pollutant discharge; COD is a diffuse source DO concentration, a diffuse source COD concentration, and a diffuse source pollutant discharge; TSS is a diffuse source DO concentration, diffuse source TSS concentration, and diffuse source pollutant discharge; DO in the Upper Citarum watershed in the Cirawa – Nanjung segment, DO concentration is diffuse source, oxygen temperature correction, and riverbed width.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan Naratama
"Standar Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa setiap makanan dan minuman tidak boleh mengandung Escherichia coli. Tujuan penelitian adalah menentukan kualitas mikrobiologis dari makanan siap saji dan minuman yang dijajakan di kantin kampus FMIPA UI Depok. Sebanyak 15 sampel, terdiri dari 10 jenis makanan siap saji, empat jus yang berbeda, dan air keran diperkaya dalam medium Buffered Peptone Water BPW sebelum diuji koliform. Uji koliform dari setiap sampel dilakukan pada medium kromogenik Chromocult Coliform Agar - Enhanced Selectivity CCA - ES dan Harlequin E. coli Coliform Agar HEC dan medium fluorogenik Readycult Coliform 100 RC 100 pada suhu 37oC. Hasil menunjukkan bahwa semua sampel mengandung bakteri koliform non - E. coli dan 12 di antaranya mengandung Escherichia coli. Isolasi dari sampel memperoleh 12 strain E. coli dan 15 isolat koliform non-E. coli. Uji koliform fekal dilakukan dengan menggunakan medium RC 100 pada suhu 44,5oC serta diperkuat dengan uji indol menggunakan reagen Kovac rsquo;s. Hasil uji menunjukkan bahwa E. coli yang terdapat pada 12 sampel berasal dari fekal. Hanya 7 dari 15 isolat koliform non - E. coli merupakan koliform fekal non - E. coli. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kualitas mikrobiologis dari makanan dan minuman siap saji kantin FMIPA UI tidak memenuhi standar dari Kementerian Kesehatan.

The standards from the Ministry of Health state that food and drinks should be free of Escherichia coli. The aim of this research was to assess the microbiological quality of ready to eat foods and drinks that were offered at a canteen in the Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia, Depok. Fifteen samples comprising of 10 different foods, four different juices, and tap water were enriched in buffered peptone water BPW before tested for the presence of coliforms using two chromogenic media Chromocult Coliform Agar Enhanced Selectivity CCA ES and Harlequin E. coli agar HEC and a fluorogenic medium Readycult Coliform 100 RC 100 at 37oC. Results showed that all samples contained non E. coli coliforms and 12 of them contained Escherichia coli. Twelve E. coli strains and 15 non E. coli coliform isolates were isolated. Fecal coliform tests were conducted for the E. coli strains and coliform isolates by performing a coliform test with Readycult coliform 100 at 44.5oC. The tests were strengthened with an indole test that uses a Kovac rsquo s reagent. The tests showed that the isolated E. coli from 12 samples were of fecal origin while only 7 out of 15 coliform isolates were fecal non E. coli coliforms. It was concluded that the microbiological quality of the canteen rsquo s ready to eat food and drinks did not fulfill the standards from the Ministry of Health. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan medium kromogenik Readycult untuk uji fekal koliform terhadap minuman jajanan es. Dua puluh sampel minuman jajanan es diambil di sekitar Kampus UI, Depok. Sebanyak 50 ml dari masing-masing sampel dimasukkan ke dalam botol Duran 100 ml berisi Readycult dan botol Duran 100 ml kosong untuk kontrol. Sampel diinkubasi pada suhu 44.5°C selama 24 jam. Hasil positif medium Readycult selanjutnya dikonfirmasi dengan uji menggunakan medium Chromocult Coliform Agar (CCA).
Hasil uji menunjukkan 16 sampel (80%) pada medium Readycult menghasilkan perubahan warna yang mengindikasikan keberadaan fekal koliform. Namun semua sampel tidak menunjukkan flouresensi dan 1 sampel (5%) positif terhadap uji indol. Hasil uji konfirmasi pada medium CCA menunjukkan adanya perbedaan dengan hasil pada medium Readycult. Hasil uji menyiratkan bahwa tingkat higienitas minuman jajanan es di sekitar kampus UI, Depok masih rendah.

The aim of this study was to test the detection of fecal coliform using chromogenic medium Readycult on ice drink samples. Twenty samples of iced drink taken around the UI Campus, Depok. 50 ml of each sample was added into a Duran bottle 100 ml contains Readycult and Duran bottle 100 ml empty for control. Samples were incubated at 44.5°C for 24 hours. Positive results on Readycult medium were confirmed further by using Chromocult Coliform Agar (CCA).
Test results showed 16 samples (80%) in Readycult medium produce a color change which indicated the presence of fecal coliform. But, all samples showed no fluorescence and 1 sample (5%) was positive for indole test. Confirmation test results on CCA medium showed a difference with the results of Readycult medium. The test results indicate that the level of hygienity of ice drink in UI, Depok is low.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusdi Ramlan Steel
"The results show that factors related to pollution of coliform bactery in the well water are construction factor of the diging well including wasting waterwork of rubbish water, wel floor, well ring and well wall and physical environment factor which includes distance of lavatory to the well"
Palembang: Kopertis wilayah II Palembang, 2007
507 MANDIRI 9:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Komalasari
"Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan konstruksi. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh pengendalian tenaga kerja. Sistem manajemen yang kurang baik akan menyebabkan terjadinya penyimpangan (variance) biaya proyek, khususnya biaya tenaga kerja. Pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan pengukuran kemajuan pekerjaan, evaluasi terhadap pekerjaan, serta rekomendasi tindakan koreksi (corrective action) terhadap penyimpangan yang terjadi. Tujuan dari pengendalian biaya tersebut adalah mengusahakan agar segala aktual kegiatan proyek sesuai dengan rencana awal proyek. Pelaksanaan tindakan koreksi ini sangat bergantung pada penyebab dan dampak terjadinya penyimpangan (variance). Pada penelitian sebelumnya telah diidentifikasi penyebab dan dampak penyimpangan biaya tenaga kerja serta tindakan koreksi yang dapat diambil untuk mengatasinya. Dalam merekomendasikan tindakan koreksi tersebut diperlukan langkah-langkah yang jelas. Penelitian lanjutan ini bertujuan untuk mendapatkan langkah-langkah yang perlu diambil dalam melaksanakan tindakan koreksi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Delphi. Metode ini digunakan untuk menjaring informasi dari para pakar yang ahli dibidangnya khususnya dalam manajemen tenaga kerja pada proyek pembangunan gedung bertingkat. Dengan metode ini telah didapatkan langkah-langkah tindakan koreksi yang berbeda-beda dari setiap pakar, sehingga dilakukan analisis dan diambil pendapat yang memiliki frekuensi tertinggi dari masing-masing langkah-langkah tersebut serta dilihat kecocokan antara langkah-langkah dengan tindakan koreksinya. Hasil temuan ini akan digunakan untuk melengkapi software Expert Corrective Action dan Neural Network yang dapat membantu memudahkan dalam pengambilan keputusan.

Labor as a human sources has a big role in construction. The successful of a project mostly depend on labor controlling. Unsuccessfull in system management can cause variance in project cost, especial the laborcost. Labor cost control can be done by measuring the work progress, evaluating the work and recommended tfie corrective action to the variance happens. The aim of the cost control are make all the actual project work similar to the beginning project plan. Tne realization of the corrective action is depend on the cause dan the impact which causes the variance. In the previous research, the cause and the impact of labor cost variance already be identify, and the corrective action which can be taken to overcome the cause and the impact. In the recommended corrective action stiff needed lots of obvious steps. This sequel research aim to get some steps that must be done to realize the corrective action above. Delphi method is being used for this research. This method used to net much information from tfie expert especially in labor management for high rise building. With this method, some different steps for the corrective action wiffbe get from more than one expert, so analyzing must be done. The opinion chosen is one with the highest frequency from each steps and fit in with the corrective action. The research result will be used to complete the Expert Corrective Action and Neural Network Software which can help to make easier for decision makping."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>