Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68899 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairuz Zahra Afiyah
"Pengecoran merupakan proses kerja utama pada pekerjaan Bronze Casting yang memiliki berbagai macam bahaya, seperti paparan panas (heat exposure), bahan kimia berbahaya, kontaminan udara, bahaya pekerjaan manual, kebisingan, getaran, paparan logam cair, serta bahaya dari pabrik dan mesin. Diantara bahaya tersebut, heat exposure merupakan bahaya paling signifikan melihat pengecoran memiliki pekerjaan utama peleburan menggunakan tungku dengan suhu tinggi dalam durasi yang panjang. Operator pengecoran yang mengalami heat exposure melebihi batas memiliki risiko terkena heat-related illnesses, cedera, hingga kematian. Sebagai kegiatan utama dalam Bronze Casting, perlu dibentuk metode kontrol panas untuk menghindari risiko tersebut dengan cara merancang rotasi kerja yang memiliki objektif untuk meminimalisir paparan panas yang diterima oleh operator. Perancangan akan diawali dengan pengukuran WBGT Index tiap jenis kerja yang dilakukan, metabolic heat yang dihasilkan subjek, serta batas paparan panas yang dapat diterima oleh suatu individu dalam bentuk Recommended Exposure Limit (REL). Rotasi Kerja kemudian disusun menggunakan metode program linear dan memperoleh hasil yang mampu memastikan tiap operator pengecoran bekerja pada ambang batas REL pada tiap tempat kerja. Hasil rancangan rotasi kerja merupakan solusi tanpa biaya yang dapat meminimalisir risiko heat-related illnesses pada operator pengecoran PT. Alpha Austenite dalam proses kerja Bronze Casting.

Foundry is the main work process in Bronze Casting, which has various hazards, such as heat exposure, hazardous chemicals, air contaminants, manual work, noise, vibration, exposure to molten metal, as well as hazards from factories and machines. Among these hazards, heat exposure is the most significant as foundry mainly consists of smelting using a high temperature furnace for an extensive duration. Foundry operators who experience heat exposure exceeding the limit, have a risk of getting heat-related illnesses, injury, and even death. As the main activity in Bronze Casting, it is necessary to provide a method of heat control to prevent risks by designing a work rotation with an objective to minimize heat exposure received by the operator. The design will begin with measuring WBGT Index for each type of work, metabolic heat produced by each subject, and the heat exposure limit that can be tolerated by an individual in the form of Recommended Exposure Limit (REL). Work rotation is then designed using linear programming method and obtained results that can ensure each foundry operator is well within the REL threshold at each workplace. Results of the work rotation design is a non- monetary solution that are able to minimize the risk of heat-related illnesses for foundry operators in PT. Alpha Austenite during Bronze Casting work process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bionolla Shandiana
"Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran adalah penggunaan foundry coating, yang akan berperan sebagai penghalang antara logam cair dan cetakan atau inti selama proses pengecoran sehingga dapat mengurangi kejutan termal. Zirkon digunakan secara luas sebagai foundry coating, tetapi zirkon memiliki harga yang relatif mahal, sementara fungsi dari foundry coating sendiri adalah untuk menghasilkan produk pengecoran yang lebih baik agar biaya pemrosesan sekunder dapat dikurangi. Sehingga, pada penelitian ini akan dibahas pengaruh substitusi parsial talc terhadap zirkon untuk menghasilkan foundry coating yang berkualitas tinggi.
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai komposisi pencampuran yang ideal sehingga menghasilkan foundry coating yang baik. Kemudian pengaruh ukuran dan distribusi partikel yang digunakan terhadap hasil foundry coating yang dihasilkan melalui pengujian Particle Size Analyser (PSA) dan ketahanan termal dari foundry coating yang dibuat dengan Simultaneos Thermal Analysis (STA). Terdapat dua tipe sampel foundry coating yang dihasilkan, yaitu tipe sack dan ball mill, dimana masing-masing tipe akan divariasikan komposisinya menjadi talc 16 wt%, 18 wt%, dan 20 wt%. Terakhir, masing-masing sampel akan diberikan variasi perlakuan yaitu pengeringan pada temperatur ruang dan temperatur 100°C.

One of important things that needs to be considered in casting is the use of foundry coating, which will act as a barrier between molten metal and mold or core during the casting process to reduce thermal shock. Zircon is widely used as a foundry coating, but zircon has a relatively expensive price, while the function of the foundry coating itself is to produce better casting products so that secondary processing costs can be reduced. In this study we will discuss the effect of partial substitution of talc on zircon to produce high-quality foundry coatings.
In this study we will discuss about the ideal mixing composition to produce a good foundry coating. The effect of particle size and distribution by Particle Size Analyzer (PSA) and thermal resistance of the foundry coating by Simultaneos Thermal Analysis (STA). There are two types of foundry coating samples produced, sack and ball mill, where each type will be varied in composition of talc 16 wt%, 18 wt%, and 20 wt%. Each sample will be given a variation of treatment, drying at room temperature and 100°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beeley, P.R.
London: Butterworth, c1980
671.2 BEE f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Maru
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Tiara Sofyan
"Bronze (Cu - Sn) are the most commonly used materials for self lubricating bearings produced by powder metallurgy process. The characteristics and the performance of these bearings are highly dependent on the chemical composition and the microstructure, especially the fraction of open porosity. While the microstructure fully dependent on the control of the compaction and sintering process. In this study, the effects of three parameters were investigated : (1) the Sn content (5 % , 10 % and 15 %); (2) the compaction pressure (200 MPa, 300 MPa and 400 MPa); and (3) the sintering temperature (800°C, 850°C and 900°C) on the characteristics of Cu-Sn P/M alloys.
The increase in compaction pressure will increase the green density and the green strength, while the increase in Sn content will decrease the green strength. In general, the increase in sintering temperature will decrease the sintered density followed by the swelling of the sintered. The increase in sintering temperature also decrease the macrohardness and the compressive strength. The amount of porosity and the second phase , 8 phase - Cu31Sna, formed during sintering is increased with the increase in Sn content and then followed by the increase in grain size."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Childe, V. Gordon
London: Cambridge University Press, 1930
571.3 CHI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jain, P.L.
New Delhi: Tata McGraw-Hill, 2003
671.2 JAI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jain, P.L.
New Delhi: Tata McGraw-Hill, 1983
671.2 JAI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jain, P.L.
New Dehli: Tata McGraw-Hill, 1986
671.2 JAI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sulistiyono
"Pengembangan teknologi pengecoran semakin dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan suku cadang, peralatan, penggantian komponen dan pembuatan komponen baru. Namun krisis moneter mengakibatkan naiknya harga produk cor, sehingga harganya tidak terjangkau lagi dari segi ekonomis. Untuk itu dicari berbagai terobosan dengan maksud mengurangi ongkos produk; antara lain penggunakan epoxy resin sebagai bahan baku pengganti pola logam (duralumin) dan berhasil mereduksi harga pembuatan pola sampai 114 - 115 dari harga pembuatan pola logam. Disamping itu waktu pembuatan pun dapat dipersingkat, serta adanya alih teknologi tinggi kepada teknologi yang bermasyarakat dan dapat dilakukan pada industri kecil dan menengah. Selama ini bila kita mendengar proses Investment Casting, maka pasti terbayang suatu proses yang mahal dan teknologi yang tidak terjangkau oleh industri kecil dan menengah.
Dari penelitian yang dilakukan terhadap epoxy resin, ternyata mampu digunakan sebagai bahan pengganti pola logam, disamping itu harganya lebih murah dan teknologinya sederhana, keuntungan lain mampu menghidupkan kembali industri kecil dan menengah. Apa lagi bites dikembangkan injection wax dengan mesin hidrolik yang sederhana (manual hydrolic), maka lengkaplah unsur penyederhanaan teknologi tersebut untuk dimasyarakatkan sungguh pun tingkat kepresisiannya tinggi. Cetakan lilin yang dihasilkan juga mampu menyaingi hasil cetakan logam, pada temperatur 55 °C-70 °C, waktu injeksi 7,5 detik 22,5 detik, nilai keberhasilan membuat cetakan lilin mencapai 80%-90%.
Namun ada beberapa produk yang tidak dapat dilaksanakan pada industri kecil dan menengah, antara lain pembuatan sudu turbin uap yang memerlukan beberapa pengujian dan tingkat kepresisian yang tinggi. Tentunya tidak lupa pula unsur-unsur persyaratan mutu dan kualitas produk juga harus tetap dipertahankan agar mempunyai kemampuan bersaing dalam pasar global sekarang ini. Demikian tujuan penelitian ini agar dapat memeerkan informasi dan gambaran yang jelas penggunaan epoxy resin sebagai bahan baku yang dapat diandalkan."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>