Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141471 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herin Nilaraditya
"Bawang putih kupas merupakan sayuran siap masak yang populer akan khasiat terapeutik yang bermanfaat bagi kesehatan, namun tergolong komoditas yang sangat mudah rusak karena rentan terhadap bakteri pembusuk sehingga diperlukan pengawetan untuk memperpanjang masa simpannya. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang ramah lingkungan dan telah diakui memiliki status aman untuk digunakan secara kontak dengan produk makanan. Pada penelitian ini, sampel diawetkan dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi durasi kontak dan frekuensi pengembusan. Bawang putih kupas diozonasi dengan dosis 5 ppm, variasi durasi kontak 5 menit, 10 menit, dan 15 menit dan frekuensi pengembusan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali dalam 15 menit. Sampel kemudian disimpan selama 30 hari untuk dievaluasi parameter kualitas yang meliputi total bakteri mesofil aerobik, perubahan massa, kandungan kalsium, dan karakteristik organoleptik sampel. Kondisi optimum dicapai oleh perlakuan ozonasi dengan frekuensi 1 kali dengan durasi pengembusan 15 menit yang menghasilkan nilai total bakteri mesofil aerobik lebih rendah (3,7 x 104 CFU/g) dibandingkan sampel kontrol (2,58 x 104 CFU/g), mempertahankan perubahan massa dan kandungan kalsium sebesar 24% dan 42%, serta menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol.

Peeled garlic is a popular ready-to-cook vegetable for its therapeutic properties that are beneficial to health, but is classified as a commodity that is very perishable because it is susceptible to spoilage bacteria, thus preservation is required to extend its shelf life. Ozone can function as an environmentally friendly disinfectant and has been recognized as having a safe status for use in direct contact with food products. In this study, peeled garlic as a sample was preserved by utilizing ozone gas with variations in contact duration and spraying frequency. Samples were ozonated with a dose of 5 ppm, varying the duration of contact 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes and spraying frequency of 1 time, 2 times, and 3 times in 15 minutes. Samples were then stored for 30 days to see quality parameters including total aerobic mesophyll bacteria, changes in mass, calcium content, and organoleptic characteristics. Optimal conditions were achieved by ozonation treatment with a frequency of once with spraying duration of 15 minutes which resulted in a lower total value of aerobic bacteria (3.7 x 104 CFU/g) than the control sample (2.58 x 104 CFU/g), maintaining the mass change and calcium content of 24% and 42%, and produced better organoleptic values than the control sample."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Nabil Prasetya
"Pola hidup praktis membuat bawang putih kupas digemari karena kenyamanannya sebagai produk siap pakai. Dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat proses pengelupasan, perlakuan ozon sebagai agen desinfektan serta pengemasan digunakan untuk memperpanjang umur simpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi gas ozon dan kemasan terhadap kualitas dan umur simpan bawang putih kupas. Bawang putih kupas disimpan selama 30 hari pada suhu 25°C. Berbagai konsentrasi gas ozon (1, 3, dan 5 ppm) diuji dengan mengombinasikan penggunaan kemasan berbahan LDPE, PP, dan PET. Parameter kualitas bawang putih yang dinilai, yaitu total bakteri mesofilik aerobik, kandungan kalsium, kehilangan massa, dan organoleptik, akan dievaluasi pada penyimpanan 0, 1, 72, 168, 336, dan 720 jam. Konsentrasi gas ozon 5 ppm cukup unggul dalam menurunkan tingkat mikroba hingga 96% sedangkan konsentrasi gas ozon 1 ppm memberikan hasil terbaik dalam menjaga penurunan kualitas. Kandungan kalsium pada masa penyimpanan hari ke-30 turun hingga lebih dari 40% untuk semua sampel. Kombinasi konsentrasi gas ozon 1 ppm dengan kemasan PP memiliki kehilangan massa paling rendah dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kombinasi gas ozon dan pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bawang putih kupas hingga 30 hari pada suhu 25°C. Validitas hasil ini juga dikonfirmasi oleh evaluasi sensori.

The practical lifestyle makes peeled garlic popular because of its convenience as ready-to-use product. In overcoming the problems caused by the peeling process, ozone treatment as a disinfectant agent and packaging is used to prolong shelf life. This study aims to determine the effect of the combination of ozone gas and packaging on the quality and shelf life of peeled garlic. Peeled garlic is stored for 30 days at 25°C. Various ozone gas concentrations (1, 3, and 5 ppm) were tested by combining the packaging made from LDPE, PP, and PET. Garlic quality parameters assessed, namely total aerobic mesophilic bacteria, calcium content, mass loss, and organoleptic, were evaluated at 0, 1, 72, 168, 336, and 720 hours of storage. Ozone gas concentration of 5 ppm was quite superior in reducing microbial levels up to 96% while ozone gas concentration of 1 ppm gave the best results in maintaining quality degradation. The calcium content on the 30th day of storage decreased to more than 40% for all samples. The combination of 1 ppm ozone gas concentration with PP packaging had the lowest mass loss compared to the control. The results revealed that the combination of ozone gas and packaging can extend the shelf life of peeled garlic up to 30 days at 25°C. The validity of these results was also confirmed by organoleptic evaluation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Mutiah
"Tahu merupakan bahan pangan yang memiliki kadar air tinggi dan mudah rusak. Salah satu upaya dalam penjagaan kualitas tahu yaitu menggunakan gas ozon. Pada penelitian ini tahu dikontakkan langsung dengan gas ozon untuk memperpanjang umur simpannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh durasi kontak, dosis dan frekuensi penyemprotan gas ozon. Tahu dikontakkan dengan gas ozon pada durasi kontak 3, 5 dan 10 menit. Frekuensi penyemprotan terdapat 2 variasi, yaitu penyemprotan satu kali dan penyemprotan dua kali. Dosis ozon yang digunakan pada penelitian ini sebesar 97,92 mg/jam dan 153,72 mg/jam. Sampel disimpan selama 7 hari dan sampel diambil untuk dianalisis saat penyimpanan hari ke-0, 1, 3, 5 dan 7. Hasil menunjukkan bahwa semakin besar dosis ozon, semakin lama durasi kontak dan sering frekuensi penyemprotan, maka akan semakin rendah laju penurunan mutu tahu dan memperpanjang umur simpan tahu. Durasi kontak 10 menit dapat mendesinfeksi Escherichia Coli hingga 0,9 APM/g dan menekan laju perubahan pH, kadar air, dan kadar protein. Selain itu dengan dosis ozon lebih tinggi, dapat mendesinfeksi Escherichia Coli hingga 0,4 APM/g. Dan perbedaan perlakuan frekuensi penyemprotan tetapi jumlah total gas ozon yang sama besar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap mutu tahu.

Tofu is a food that has high moisture content and is easily damaged. One effort in maintain the quality of tofu is using ozone. This study aims to see the effect of contact duration, dosage and frequency of ozone gas spraying. Tofu is contacted with ozone gas at the contact duration of 3, 5 and 10 minutes. The frequency of spraying is 2 variations, once spraying and twice spraying. The ozone dose used in this study was 97.92 mg/h and 153.72 mg/h. Samples were stored for 7 days and samples were taken to be analyzed during storage of days 0, 1, 3, 5 and 7. The results showed that the greater the dose of ozone, the longer the duration of contact and the frequency of spraying, the lower the rate of deterioration. and extend tofu shelf life. The 10-minute contact duration can disinfect Escherichia Coli up to 0.9 APM/g and reduce the rate of change in pH, water content and protein content. In addition, with higher ozone doses, can disinfect Escherichia Coli up to 0.4 APM/g. And the difference in frequency of spraying treatment but the same amount of total ozone gas does not significantly influence the quality of tofu.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Ayuning Putri
"Masa simpan bayam yang singkat karena perusakan oleh bakteri memerlukan solusi alternatif selain pengeringan. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang tidak berbahaya bagi manusia dan telah diterapkan dalam pengawetan makanan dan produk pertanian. Penyemprotan gas ozon dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri sehingga penurunan kualitas akibat pembusukan dapat diperlambat. Pada penelitian ini bayam diawetkan dengan penyemprotan gas ozon untuk memperpanjang masa simpannya. Bayam diozonasi dengan gas ozon dengan variasi dosis yang dihasilkan ozonator Aquasuper 30,72 mg/jam; 48,60 mg/jam; dan 30,72 mg/jam; serta frekuensi penyemprotan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali selama 15 menit. Durasi penyemprotan gas ozon divariasikan: 2 menit, 3 menit, dan 6 menit. Kemudian sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Kualitas paling baik selama penyimpanan ditunjukkan oleh bayam yang mendapat perlakuan ozonasi dengan dosis 48,60 mg/jam; durasi 6 menit; dan frekuensi 3 kali. Selain variasi durasi, dosis, dan frekuensi, paparan ozon yang sama dengan kombinasi durasi-frekuensi serta kombinasi durasi-dosis yang berbeda juga diamati untuk mengevaluasi perlakuan ozonasi yang optimal guna mengawetkan bayam dan didapati bahwa kombinasi durasi panjang-frekuensi rendah dan durasi sedang-dosis sedang lebih baik dalam menjaga kualitas bayam selama penyimpanan.

The short shelf life of spinach due to bacterial activity requires an alternative preservation solution besides drying. Ozone can be used as disinfectant that is not harmful to humans and has been applied in food and agricultural product preservation. Ozone gas spraying is done to reduce bacterial growth so that quality degradation due to decay can be slowed. In this research, spinach is preserved by spraying ozone gas to extent its shelf life. Spinach is ozonated with ozone gas at various doses of 30,72 mg/hr, 48,6 mg/hr, and 80,16 mg/hr, with spraying frequency of 1 time, 2 times, and 3 times for 15 minutes. The duration of ozone gas spraying is also variated: 2 minutes, 3 minutes, and 6 minutes. Then, the sample is stored for 7 days to see the development of its characteristic. The best quality during storage is shown by spinach treated with ozonation at dose of 48,60 mg/hr; duration of 6 minutes; and the frequency of 3 times. In addition to variations in duration, dose, and frequency, the same ozone exposure with different combination of duration-frequency and duration-dose were also observed to evaluate the optimal ozone treatment for preserving spinach and it was found that longest duration-least frequency and moderate duration-moderate dose are prefered in maintaining the quality of spinach during storage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putricia Lovelyn Sherman
"Bawang putih kupas banyak dipilih karena lebih praktis dan mempercepat pengolahan. Namun, bawang putih kupas memiliki waktu simpan yang singkat karena mudah rusak dan busuk akibat proses pengupasan. Sehingga diperlukan metode pengawetan untuk memperpanjang masa simpan bawang putih kupas. Ozon – Nanomist merupakan kabut air yang mengandung ozone-nanobubble berfungsi sebagai disinfektan yang mampu memperlambat penurunan kualitas akibat pembusukan dengan mensterilisasi langsung permukaan objek. Pada penelitian ini bawang putih kupas diawetkan dengan ozon-nanomist dan disimpan pada material pengemasan. Sampel bawang putih kupas 30 gram dikontakkan dengan ozon-nanomist. Kemudian sampel yang telah diberi perlakuan ozonasi disimpan selama 30 hari pada suhu ruang 25°C. Berbagai dosis ozon-nanomist (0,1 ppm, 0,3 ppm, dan 0,4 ppm) diuji dengan mengombinasikan penggunaan kemasan berbahan PP, PET, dan LDPE. Umur simpan dinilai melalui uji Total Bakteri Mesofilik Aerobik (TBMA). Sedangkan kualitas sampel dinilai melalui kandungan kalsium, perubahan massa dan sifat organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi dosis ozon – nanomist 0,4 ppm dan material kemasan PET memberikan hasil terbaik dalam menurunkan tingkat mikroba hingga 99,7% dan menjaga tingkat kandungan kalsium hingga 6,83 mg/100mL. Dosis ozon-nanomist 0,4 ppm dengan kemasan PET memiliki kehilangan massa paling rendah dibandingkan kontrol, serta menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dosis ozon-nanomist dan pengemasan dapat meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur simpan bawang putih kupas hingga 30 hari pada suhu ruang.

Peeled garlic is widely chosen because it is more practical and speeds up processing. However, peeled garlic has a short shelf life because it is easily damaged and spoiled by the peeling process. Therefore, a preservation method is needed to extend the shelf life of peeled garlic. Ozone – Nanomist is a water mist containing ozone-nanobubble which functions as a disinfectant and is able to slow down the quality degradation due to decay by directly sterilizing the surface of the object. In this study, peeled garlic was preserved with ozone-nanomist with varying doses of ozone-nanomist and packaging materials. A 30 gram peeled garlic sample was contacted with ozone-nanomist. Then the samples that had been treated with ozonation were stored for 30 days at room temperature 25°C. Various doses of ozone-nanomist (0.1 ppm, 0.3 ppm and 0.4 ppm) were tested by combining the use of packaging made from PP, PET and LDPE. Shelf life was assessed through the Total Mesophilic Aerobic Bacteria (TBMA) test. While the quality of the sample is assessed through the content of calcium, changes in mass and organoleptic properties. The results showed that the combination of 0.4 ppm ozone-nanomist dose and PET packaging material gave the best results in reducing microbial levels by up to 99.7% and maintaining calcium levels up to 6.83 mg/100mL. The dose of ozone-nanomist 0.4 ppm with PET packaging has the lowest mass loss compared to the control, and produces better organoleptic values ​​than the control sample. The results of the study revealed that the dose of ozone-nanomist and packaging can extend the shelf life of peeled garlic up to 30 days at room temperature 25°C. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Balgani
"ABSTRAK
Ikan tuna menjadi salah satu komoditas ekspor yang menjanjikan di Indonesia. Tubuh ikan yang mengandung air dan protein dengan jumlah tinggi menjadi tempat yang disukai oleh mikroorganisme untuk berkembangbiak, sehingga ikan sangat mudah mengalami kerusakan. Ozon merupakan disienfektan yang memiliki sifat sebagai oksidator kuat dan mampu menghilangkan rasa dan bau yang tidak sedap akibat adanya pencemar organik. Dalam industri makanan pemanfaatan ozon digunakan sebagai disinfektan untuk menjaga kualitas pangan. Penyemprotan gas ozon dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri sehingga penurunan kualitas ikan dapat dicegah. Pada penelitian ini ikan tuna sebagai sampel akan diawetkan untuk memperpanjang masa simpannya dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi dosis, durasi, dan frekuensi penyemprotan gas. Kemudian sampel akan disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan gas ozon dalam menjaga kualitas ikan tuna. Parameter kualitas ikan yang dievaluasi berupa nilai Total Bakteri Mesofil Aerobik, kandungan protein, air, pH serta perubahan massa sampel. Indikator tersebut kemudian dihubungkan dengan dosis, durasi, dan frekuensi penyemprotan gas ozon sehingga diperoleh nilai-nilai optimum untuk melakukan pengawetan ikan menggunakan gas ozon. Gas Ozon mampu mengeliminasi Total Bakteri Mesofil Aerobik hingga 33,33% dengan dosis ozon 153,72 mg/jam dan menurunkan kadar air hingga 21% serta massa sebesar 0,18 gram dengan melakukan penyemprotan gas sebanyak 2 kali. Penurunan protein terbesar bernilai 1,13% dengan durasi penyemprotan selama 3 menit. Peningkatan nilai pH sebesar 0,5 terjadi setelah 7 hari masa penyimpanan.

ABSTRACT
Tuna is one of the promising export commodities in Indonesia. The body of a fish that contains high amounts of water and protein becomes a preferred place for microorganisms to breed. This makes fish as one of the most easily damaged foods. Ozone is a strong oxidizer that is able to eliminate bad taste and odor due to organic pollutants. In the food industry the use of ozone is used as a disinfectant to maintain food quality. Ozone gas spraying is done to prevent bacterial growth so that a decrease in the quality of fish can be prevented. In this study tuna as a sample will be preserved to extend its shelf life using ozone gas with variations in dosage, duration, and frequency of spraying. Then the sample will be stored for 7 days to see the development of its characteristics. This study aims to determine the effect of ozone gas spraying on maintaining the quality of tuna. The quality parameters of the fish evaluated were the total value of aerobic mesophyll bacteria, protein, water, pH and final mass of the sample. The indicator is then connected with the dose, duration, and frequency of ozone gas spraying so that the optimum values for preserving fish using ozone gas are obtained. Gas Ozone is able to eliminate Total Aerobic Mesophyll Bacteria up to 33.33% with an ozone dose of 153.72 mg / hour and reduce water content to 21% and mass by 0.18 grams by spraying gas twice. The biggest decrease in protein is 1.13% with the duration of spraying for 3 minutes. An increase in pH value of 0.5 occurs after 7 days of storage."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqah Azzahra
"

Cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu produk hortikultura Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, cabai rawit merah memiliki umur simpan yang singkat dengan penurunan kualitas yang sangat cepat. Penelitian ini dilakukan untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas cabai rawit merah menggunakan metode pengembusan gas ozon dengan dosis tertentu, dilanjutkan dengan penyimpanan pada beberapa jenis kemasan. Gas ozon dengan dosis 1, 3, dan 5 ppm digunakan sebagai agen disinfektan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada cabai rawit merah. Kemasan bermaterial PP, LDPE, dan PET digunakan sebagai wadah pengawetan. Sampel disimpan selama 14 hari untuk dilihat perkembangan kualitasnya. Kualitas cabai yang dianalisis adalah total bakteri mesofil aerobik (TBMA), kandungan capsaicin, penurunan massa, dan organoleptik pada penyimpanan jam ke 1, 72, 168, dan 336. Penggunaan gas ozon dengan konsentrasi 3 ppm yang dilanjutkan dengan penyimpanan pada kemasan PET memberikan hasil yang terbaik dalam memperpanjang umur simpan serta mempertahankan kualitas cabai rawit merah. Masa simpan cabai rawit merah dapat diperpanjang hingga 7 hari dibandingkan cabai rawit merah tanpa ozonasi. Pada aspek pengujian TBMA, didapatkan hasil kandungan bakteri yang lebih kecil hingga 89% dibandingkan sampel tanpa ozonasi. Penurunan massa juga dapat ditekan hingga 35,5%. Kualitas cabai rawit merah untuk aspek kandungan capsaicin tidak dipengaruhi baik konsentrasi ozon maupun kemasan penyimpanan.


Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is one of Indonesia's horticultural products that has high economic value. However, red cayenne pepper has a very short shelf-life and quality loss. This research will discuss the ozonation of red cayenne pepper to extend the shelf life and maintain quality. The method used is the spraying of gaseous ozone on red cayenne pepper with a certain dose, followed by storage in several types of packaging. Gaseous Ozone with concentration of 1,3, and 5 ppm will be utilized as a disinfectant to keep microorganisms from contaminating horticultural products. As preservation containers, PP, LDPE, and PET packing materials will be utilized. The quality of the chilies to be analyzed were total aerobic mesophyll bacterium (TBMA), capsaicin content, weight loss, and organoleptic including observation of color, aroma, and texture. The use of ozone gas with a concentration of 3 ppm, followed by storage in PET packaging, provides the best results in extending the shelf life and maintaining the quality of red chili peppers. The shelf life of red chili peppers can be extended up to 7 days compared to non-ozone-treated red chili peppers. In terms of TBMA testing, a smaller bacterial content was found, up to 89% lower compared to samples without ozonation. Mass reduction can also be suppressed up to 35.5%. The quality of red chili peppers in terms of capsaicin content is not affected by both ozone concentration and storage packaging.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dyah Cahyarini
"Sawi hijau merupakan salah satu tanaman holtikultura yang banyak dikonsumsi di Indonesia dengan masa simpan yang singkat sehingga dibutuhkan adanya perlakuan khusus untuk menjaga kualitas sawi hijau bertahan lebih lama. Salah satu metode yang biasa digunakan adalah hydrocooling. Selain metode hydrocooling, ozon yang memiliki sifat sebagai disinfektan juga dapat diterapkan sebagai salah satu bahan untuk mengawetkan makanan dan berbagai produk pertanian. Pada penelitian ini, dilakukan penggabungan antara proses ozonasi dan hydrocooling untuk menjaga kualitas sawi hijau. Sebelum diberi perlakuan hydrocooling, sawi hijau diozonasi terlebih dahulu dengan variasi dosis dan durasi kontak gas ozon. Sawi hijau diozonasi dengan dosis 1 ppm, 3 ppm, dan 5 ppm; serta variasi durasi kontak selama 3 menit, 6 menit, dan 10 menit lalu diberi perlakuan hydrocooling selama 10 menit. Parameter yang dievaluasi adalah nilai Total Bakteri Mesofil Aerobik (TBMA), kandungan kalium, penurunan kadar air, dan uji organoleptik. Perlakuan ozonasi tambahan sebelum proses hydrocooling mampu membantu mengurangi jumlah bakteri TBMA menjadi 3,2 x 106 CFU/g (77% lebih rendah dibandingkan perlakuan hydrocooling saja dengan TBMA sebanyak 1,4 x 107 CFU/g) setelah 24 jam penyimpanan. Selain itu, kandungan kalium pada sawi hijau menjadi lebih stabil, warna, tekstur, serta bau pada sawi hijau pun menjadi lebih bertahan lama kesegarannya.

Green mustard is one of the horticultural plants that are widely consumed in Indonesia with a short shelf life so that special treatment is needed to maintain the quality of green mustard lasts longer. One method commonly used is hydrocooling. In addition to the hydrocooling method, ozone which has properties as a disinfectant can also be applied as an ingredient to preserve food and various agricultural products. In this study, a combination of ozonation and hydrocooling was carried out to maintain the quality of mustard greens. Before being given the hydrocooling treatment, the mustard greens were first ozonated with variations in the dose and duration of ozone gas contact. Green mustard was ozonated with doses of 1 ppm, 3 ppm, and 5 ppm; and variations in contact duration for 3 minutes, 6 minutes, and 10 minutes and then treated with hydrocooling for 10 minutes. Parameters evaluated were Total Aerobic Mesophyll Bacteria (TBMA), potassium content, decreased water content, and organoleptic tests. Additional ozonation treatment before the hydrocooling process was able to help reduce the number of TBMA bacteria to 3.2 x 106 CFU/g (77% lower than the hydrocooling treatment alone with TBMA as much as 1.4 x 107 CFU/g) after 24 hours of storage. In addition, the potassium content in mustard greens becomes more stable, the color, texture, and smell of mustard greens also last longer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yazidie Rizqi Isnaindi
"ABSTRACT
Masa simpan tahu yang pendek karena kerusakan oleh bakteri membutuhkan solusi selainformaldehida yang membahayakan manusia. Ozon berfungsi sebagai disinfektan yang tidakmembahayakan manusia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah metode es itu teroksigenasi dapat mensterilkan bakteri dan memperpanjang masa manfaat tahu. Di Penelitian ini juga akan melihat efek dari dosis ozon, perawatan pengawetan, dan durasi kontak dengan kualitas tahu. Dalam penelitian ini tahu dipertahankan untuk memperpanjang nyawa yang bermanfaat. Tahu diozonasi menggunakan es ozon dengan dosis ozon 0,15 mg / L; 0,20 mg / L; dan 0,25 mg / L, diozonasi dalam wadah terbuka dan tertutup di hadapan drainer dan tidak, serta diozonasi selama 2 jam dan 5 jam. Kemudian sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Masa tahu yang bermanfaat berhasil diperpanjang selama 3 hari dengan ozonasi tahu dengan 0,25 es ozon mg / L dalam wadah tertutup dengan penutup, dengan ozonasi selama 5 jam. Kemudian sampel disimpan dalam lemari es pada suhu 5 ° C. Ozonasi telah berhasil mengurangi bakteri E. coli hingga 99,8%, mempertahankan kandu ngan protein 13,64% b / b.

.ABSTRACT
Short shelf life of tofu because of damage by bacteria requires a solution other than formaldehyde that is harmful to humans. Ozone functions as a disinfectant that does not harm humans. This research was conducted to see whether the oxygenated oxygen method can sterilize bacteria and extend the useful life of tofu. In
This study will also look at the effects of ozone doses, preservation treatments, and duration of contact with tofu quality. In this study tofu is maintained to extend useful lives. Tofu diozonated using ozone ice with an ozone dose of 0.15 mg / L; 0.20 mg / L; and 0.25 mg / L, oozonated in an open and closed container in the presence of the drainer and not, as well as oozonated for 2 hours and 5 hours. Then the sample is stored for 7 days to see the development of its characteristics. The useful tofu period was successfully extended for 3 days by tofu ozonation with 0.25 mg ozone ice / L in a closed container with a lid, with ozonation for 5 hours. Then the samples were stored in a refrigerator at 5 ° C. Ozonation has succeeded in reducing E. coli bacteria up to 99.8%, maintaining protein with 13.64% w / w.
"
2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Putra
"Pisang mas merupakan buah yang popular karena merupakan salah satu sumber dari vitamin dan mineral bagi tubuh manusia. Meskipun demikian, pisang mas tergolong komoditas yang sangat mudah rusak diakibatkan bakteri pembusuk. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang tidak berbahaya dan telah diterapkan dalam pengawetan makanan. Pada penelitian ini, pisang mas sebagai sampel diawetkan dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi durasi kontak dan frekuensi penyemprotan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan ozon dalam menjaga kualitas pisang mas. Sampel diozonasi dengan dosis 3 ppm, variasi durasi kontak 3 menit, 5 menit, dan 10 menit dan frekuensi penyemprotan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali. Parameter kualitas yang dievaluasi berupa nilai Total Bakteri Mesofil Aerobik, kandungan kalium, perubahan massa, total padatan terlarut, dan organoleptik. Sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Gas ozon dengan durasi 10 menit dan frekuensi 1 kali menghasilkan nilai yang lebih rendah (3,45x103 CFU/g) dibandingkan sampel kontrol (6,20x104 CFU/g) dan menekan penurunan kekurangan massa dan total padatan terlarut sebesar 5,33% dan 16,67 % dalam penyimpanan 168 jam. Selain itu, gas ozon mampu menaikkan jumlah kandungan kalium sebesar 23% dan menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol

Lady finger banana is a popular fruit which is source of vitamins and minerals for the human body. Lady finger bananas are classified as a commodity that is easily damaged by rotting bacteria. Ozone can function as a disinfectant that is not harmful and has been applied in food preservation. In this study lady finger bananas as a sample were preserved to extend its shelf life using ozone with variations in contact duration and frequency of spraying. This study aims to determine the effect of ozone spraying on maintaining the quality of lady finger bananas. Sample was ozonated at dose of 3 ppm, contact duration of 3 minutes, 5 minutes and 10 minutes and frequency of 1 time, 2 times, and 3 times. The quality parameters evaluated by its total mesophyll aerobic bacteria, potassium content, fresh matter loss, total soluble solid, and organoleptic. Sample was stored for 7 days to see the development of its characteristics. Ozone gas with duration of 10 minutes and frequency of 1 time resulted lower values (3,45x103 CFU/g) than the control (6,20x104 CFU/g), suppress the decrease in fresh matter loss and total soluble solid up to 5.33% and 16.67% in 168 hours storage. In addition, ozone gas increased the amount of potassium content up to 23 % and resulted a higher organoleptic test value than the control"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>