Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erlis Kurniasari
"Hipospadia adalah salah satu penyakit kelainan kongenital yang sering terjadi pada laki- laki khususnya pada usia anak-anak. Hipospadia dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan medis seperti pembedahan. Kondisi suhu kamar operasi yang dingin, peralatan medis yang bersuhu dingin, terbatasnya linen dan blanket warmer dapat berkontribusi terhadap kejadian hipotermia pada anak intraoperasi. Tujuan karya ilmiah akhir ini adalah menggambarkan analisis tindakan manajemen hipotermia dengan aktif dan pasif warming touch pada anak dengan hipospadia. Berdasarkan hasil evaluasi, teknik Manajemen hipotermia dengan active dan pasif warming touch mampu mengatasi hipotermia pada anak. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan perbaikan suhu tubuh pasien kedalam rentang normal (36,5OC-37,5OC). Keberhasilan teknik ini juga didukung dengan tindakan caring perawat dalam memantau suhu tubuh pasien selama perioperative. Agar teknik manajemen hipotermia dengan active dan pasif warming touch ini lebih efektif untuk mengatasi hipotermia pada anak, pihak institusi pelayanan kesehatan perlu membuat kebijakan dalam bentuk Standar Prosedur Operasional atau instruksi kerja mengenai persiapan perioperative pada pasien anak dengan memprioritaskan waktu jadwal operasi, lama operasi, dan pemasangan blanket warmer yang mendorong adanya intervensi perioperative sesuai tumbuh kembang anak.

Hypospadias is one of the most common congenital abnormalities in boys, especially at the age of children. Hypospadias can be cured with media management such as surgery. Cold operating room temperature conditions, cold medical equipment, limited linen and warmer blankets can contribute to the incidence of hypothermia in intraoperative children. The purpose of this final scientific paper is to describe the analysis of hypothermia management actions with active and passive warming touch in children with
hypospadias. Based on the evaluation results, hypothermia management techniques with active and passive warming touch are able to overcome hypothermia in children. This statement is evidenced by the improvement of the patient's body temperature into the normal range (36.5OC-37.5OC). The success of this technique is also supported by the caring actions of nurses in monitoring the patient's body temperature during perioperative. In order for the hypothermia management technique with active and passive warming touch to be more effective in dealing with hypothermia in children, the health care institution needs to make policies in the form of Standart Operational Procedure or work instructions regarding perioperative preparation in pediatric patients by prioritizing the operating schedule, duration of surgery, and the installation of appropriate blanket warmers. Encourage perioperative intervention according to the child's growth and development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annemarie Chrysantia Melati
"Latar Belakang: Hipotermia intraoperatif pada pasien geriatri yang menjalani pembedahan merupakan hal yang cukup sering ditemukan. Hipotermia memiliki dampak negatif terhadap pasien yang menjalani pembedahan, antara lain meningkatnya lama pemulihan pascaanestesia, risiko infeksi luka operasi, dan komplikasi kardiovaskular. Pada penelitian ini menganalisa hubungan kejadian hipotermia intraoperatif pada pasien geriatri yang menjalani pembedahan dalam anestesia umum dengan lama rawat di rumah sakit, kekerapan kejadian infeksi luka operasi, dan komplikasi kardiovaskular pascabedah.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif terhadap 110 subjek penelitian selama November 2018-Januari 2019. Subjek penelitian adalah pasien geriatri yang berusia di atas 60 tahun yang menjalani pembedahan dalam anestesia umum dengan/tanpa anestesia regional. Kriteria penolakan adalah pasien dengan gangguan termoregulasi, gangguan tiroid, mengalami hipotermia pada saat kunjungan preoperatif dan demam dalam 1 minggu sebelum operasi, dan dalam terapi antipiretik rutin.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan proporsi kejadian hipotermia intraoperatif pada pasien geriatri adalah sebanyak 67,3%. Hipotermia intraoperatif tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan lama rawat di rumah sakit (nilai p = 0,221). Hipotermia intraoperatif juga tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kekerapan kejadian infeksi luka operasi (nilai p = 0,175) dan komplikasi kardiovaskular (nilai p = 0,175).
Simpulan: Hipotermia intraoperatif tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan lama rawat di rumah sakit, kekerapan kejadian infeksi luka operasi dan komplikasi kardiovaskular.

Background: Intraoperative hypothermia among geriatric patients undergoing surgery is commonly found. Hypothermia is associated with negative impact postoperatively, such as increased surgical site infections, prolonged hospital stay, and increased cardiovascular complications. This study aimed to analyse the association between intraoperative hypothermia with length of stay, surgical site infection, and cardiovascular complication among geriatric patients undergoing surgery with general anesthesia.
Methods: This was a prospective cohort study for 110 research subjects from November 2018-January 2019. Research subjects were geriatric patients older than 60 years old undergoing surgery with general anesthesia with/without regional anesthesia. Exclusion criteria were patients with thermoregulation problem, thyroid problem, suffered from hypothermia or fever preoperatively, and with routine antipyretic medication.
Results: In this study, the incidence of intraoperative hypothermia among geriatric patients undergoing surgery with general anesthesia was 67,3%. Intraoperative hypothermia did not have significant association with length of stay (p-value = 0.221). Intraoperative hypothermia also did not have significant association with surgical site infection (p-value = 0.175) and cardiovascular complication (p-value = 0.175).
Conclusion: Intraoperative hypothermia did not have significant association with length of stay, surgical site infection, and cardiovascular complication.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
United Kindom: Wiley-Blackwell , 2009
617.919 5 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Tandow
"Latar Belakang: Pemberian cairan intravena perioperatif, yang meliputi cairan prabedah dan cairan intrabedah, adalah salah satu persiapan pembedahan pada pasien anak. Akan tetapi, pemberian cairan intravena memiliki potensi menyebabkan gangguan dalam parameter-parameter laboratorium, seperti natrium darah, glukosa darah, hemoglobin, dan hematokrit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian berbagai jenis cairan perioperatif terhadap kadar natrium darah, glukosa darah, hemoglobin, dan hematokrit.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif. Subjek penelitian adalah pasien anak dengan usia kurang dari 5 tahun yang akan menjalani pembedahan kolorektal elektif dengan anestesia umum. Cairan prabedah diberikan diberikan oleh sejawat Ilmu Kesehatan Anak, sementara pemberian cairan intrabedah ditentukan oleh anestesiologis yang melakukan prosedur anestesia. Data laboratorium (hemoglobin, hematokrit, kadar glukosa darah, dan kadar natrium) diambil pada saat admisi, sebelum insisi, dan setelah pembedahan selesai.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 33 subjek penelitian. Terdapat penurunan hemoglobin, hematokrit, dan kadar natrium darah serta peningkatan kadar glukosa darah yang signifikan (p <0,001) setelah pemberian cairan prabedah menggunakan larutan hipotonik dengan glukosa. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar hemoglobin, hematokrit, dan kadar glukosa darah setelah pemberian cairan intrabedah menggunakan larutan isotonik (p >0,05). Terdapat peningkatan kadar natrium darah yang signifikan setelah pemberian cairan intrabedah (p = 0,024).
Kesimpulan: Pemberian berbagai cairan perioperatif memengaruhi kadar natrium, glukosa, hemoglobin dan hematokrit pasien anak yang menjalani pembedahan kolorektal dengan anestesia umum.

Background: Perioperative intravenous fluid administration, which includes preoperative fluids and intraoperative fluids, is one of the surgical preparations in surgical pediatric patients. However, intravenous fluid administration has the potential to cause disturbances in laboratory parameters, such as blood sodium, blood glucose, hemoglobin, and hematocrit. This study aims to determine the effect of various types of perioperative fluids on blood sodium, blood glucose, hemoglobin, and hematocrit levels.
Methods: This is a prospective cohort study. The research subjects were pediatric patients aged less than 5 years who were going to undergo elective colorectal surgeries under general anesthesia. Preoperative fluids were administered by pediatricians, while intraoperative fluid administration was determined by the anesthesiologist performing the anesthetic procedure. Laboratory data (hemoglobin, hematocrit, blood glucose level, and sodium level) were collected at the time of admission, before incision, and after surgery was completed.
Results: This study involved 33 research subjects. There was a significant decrease in hemoglobin, hematocrit, and blood sodium levels, as well as a significant increase in blood glucose levels (p < 0.001) after administration of preoperative fluids using hypotonic solutions with glucose. Meanwhile, there was no significant difference in hemoglobin, hematocrit, and blood glucose levels after administration of intraoperative fluids using isotonic solutions (p > 0.05). There was a significant increase in blood sodium levels after intraoperative fluid administration (p = 0.024).
Conclusions: Perioperative administration of various fluids affects sodium, glucose, hemoglobin and hematocrit levels in pediatric patients undergoing colorectal surgery under general anaesthesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami Dewi
"Permasalahan khusus pada anak prasekolah dengan leukemia adalah perbedaan frekuensi hospitalisasi yang disebabkan oleh serangkaian penatalaksanaan pengobatan dan perawatan untuk kesembuhannya, salah satunya ialah tindakan kemoterapi. Namun melalui tindakan tersebut yang dilakukan berulang membuat anak mengalami kecemasan. Studi kasus ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien anak kanker leukemia usia prasekolah dengan menggunakan teori parent-child interaction. Metode jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang melibatkan lima kasus pasien anak kanker leukemia yang menjalani kemoterapi. Hasil studi menunjukkan pemberian asuhan keperawatan dengan pendekatan teori parent-child interaction Barnard yang melibatkan interaksi orangtua-anak sangat bermanfaat dalam perawatan pasien anak dengan leukemia. Kesimpulan dari penerapan teori ini sangat penting agar diterapkan dalam asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kecemasan yang dialami anak pasien kanker leukemia.

A special problem in preschool children with leukaemia is the difference in the frequency of hospitalisation caused by a series of treatment and care management for their recovery, one of which is chemotherapy. But through these actions that are carried out repeatedly make children experience anxiety. This case study aims to obtain an overview of the management of nursing care in preschool age leukaemia cancer patients using parent-child interaction theory. Descriptive research method with a case study approach involving five cases of childhood leukaemia cancer patients undergoing chemotherapy. The results of the study showed that the provision of nursing care with Barnard's parent-child interaction theory approach involving parent-child interaction is very useful in the care of paediatric patients with leukaemia. The conclusion from the application of this theory is very important to be applied in nursing care to overcome the anxiety problems experienced by children with leukaemia cancer."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Gofur
"Kepuasan pasien merupakan komponen utama penilaian mutu pelayanan rumah sakit. Kepuasan pasien terhadap layanan keperawatan peripoperatif perlu diidentifikasi agar perawat lebih termotivasi dalam memberikan pelayanan yang prima. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi mutu pelayanan keperawatan  peripoperatif dengan kepuasan pasien. Metode: Studi cross-sectional dengan teknik pengambilan sampling simple proporsi, serta menggunakan kuesioner Service Quality (ServQual) dan LPPSq (Leiden Perioperative care Patient Satisfaction questionare) ini melibatkan 140 responden yang menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Depok. Hasil: Terdapat hubungan antara mutu pelayanan keperawatan peripoperatif dengan tingkat kepuasan pasien dalam menjalani operasi (p = 0,000; α = 0,05). Kesimpulan: Persepsi mutu pelayanan keperawatan peripoperatif berhubungan erat dengan kepuasan pasien dan faktor jenis operasi adalah faktor yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Saran: Perawat dan pemangku kepentingan dari bidang Pendidikan dan Pelayanan diharapkan mau meningkatkan kompetensi perawat di bidang layanan peripoperatif agar bisa memberikan pelayanan yang lebih prima.

Patient satisfaction is an important indicator of quality of services in healthcare facilities. Patient satisfaction of perioperative nursing care should be assessed in order to motivate nurses in providing better services. Objective: This study aimed to identify correlation between perception on quality of perioperative nursing care and patient satisfaction. Method: this cross-sectional with simple proportion sampling, and using questionare Service Quality (ServQual) and LPPSq (Leiden Perioperative care Patient Satisfaction questionare study involved 121 participants who underwent surgery in certain hospital in Depok. Result: there was a significant correlation between quality of perioperative nursing care and patient satisfaction who underwent surgery. Conclusion: Perception on quality of nursing care is closely associated with patient satisfaction, and type of surgery is the most significant factor affecting patient satisfaction. Conclusion: Nurses and stakeholders in Education and Services should be more concerned about improving nurse competencies in perioperative care in order to provide better services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putry Nur Faidah
"Cancer Related Fatigue (CRF) merupakan salah satu gejala yang paling dikeluhkan anak kanker yang menjalani kemoterapi. CRF merupakan keletihan yang dirasakan secara fisik, psikososial, dan kognitif yang tidak teratasi dengan istirahat. CRF mengganggu kemampuan beraktivitas dan berakibat terhadap penurunan kualitas hidup. Asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah keletihan pada anak kanker. Tujuan karya tulis ini untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori Adaptasi Callista Roy dan penerapan evidence based practice nursing teknik ROPSON sebagai salah satu intervensi mandiri keperawatan dalam menurunkan keluhan fatigue. Aplikasi teori Adaptasi Callista Roy digambarkan pada lima kasus anak dengan masalah CRF yang diberikan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian (respon perilaku dan respon stimulus), penegakan diagnosis keperawatan, penetapan tujuan dan rencana intervensi, implementasi keperawatan berdasarkan mekanisme koping proses kontrol, dan evaluasi respon adaptasi. Hasil evaluasi pada kelima kasus menunjukkan terjadinya penurunan keluhan fatigue dari hasil observasi dan wawancara serta penurunan skor fatigue pada tiga dari lima kasus sehingga teori Adaptasi Callista Roy dan teknik ROPSON dapat direkomendasikan untuk mengatasi masalah CRF pada anak kanker.

Cancer-Related Fatigue (CRF) is a prevalent symptom among children undergoing chemotherapy, encompassing physical, psychosocial, and cognitive exhaustion not alleviated by rest. CRF significantly impedes daily activities and diminishes quality of life. Holistic and comprehensive care is essential to manage fatigue in pediatric cancer patients. This paper aims to outline nursing care utilizing Callista Roy's Adaptation Theory and applying the evidence-based nursing practice ROPSON technique as an independent intervention to alleviate CRF symptoms. The application of Callista Roy's Adaptation Theory is illustrated through five cases of children experiencing CRF, involving assessment (behavioral and stimulus responses), formulation of nursing diagnoses, goal setting, intervention planning, implementation of interventions based on coping mechanisms, and evaluation of adaptive responses. Evaluation across the five cases revealed reduced fatigue complaints through observational findings, interviews, and decreased fatigue scores in three cases. Thus, Callista Roy's Adaptation Theory and the ROPSON technique are recommended strategies for addressing CRF in pediatric oncology."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Farlina
"Mual muntah merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan anak dengan kanker
dalam menjalani kemoterapi. Gejala mual muntah timbul akibat efeksamping
kemoterapi. Karya Ilmiah akhir ini bertujuan memberikan gambaran praktek spesialis
dalam mengaplikasikan model konservasi Levine pada asuhan keperawatan anak kanker
yang menjalani kemoterapi. Model konservasi Levine menggunakan prinsip konservasi
dalam penerapannya meliputi konservasi energi, integritas struktural, integritas personal
dan integritas sosial. Aplikasi model konservasi Levine tertuang dalam lima kasus
terpilih dengan masalah keperawatan adalah mual, defisit nutrisi, risiko defisit nutrisi
hipertermia, gangguan mobilitas fisik, gangguan citra tubuh, perfusi perifer tidak
efektif, risiko infeksi, risiko perdarahan, dan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan. Edukasi manajemen mual muntah bebasis pembuktian ilmiah dalam
standar operasional prosedur (SOP) digunakan sebagai salah satu rekomendasi
intervensi keperawatan untuk menurunkan kejadian mual muntah anak dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi. Karya ilmiah ini merekomendasikan teori model
konservasi Levine dapat diaplikasikan pada asuhan keperawatan pada anak dengan
kanker yang menjalani kemoterapi.

Nausea and vomiting is most common symtoms in children with cancer undergoing of
chemotherapy. Nausea and vomiting is a symptom on side effect of chemotherapy. The
aim of this final assignment was to provide an overview of nurses specialist practice by
applying Levine conservation model in nursing care of children with cancer who are
experiencing nutrition problems.The Levine conservation model used four principles to
applied in nursing care, including energy conservation, structural integrity, personal
integrity, and social integrity. The Levine Conservation Model was applied in five
selected cases with the nursing problems found was nausea, nutrition deficit, nutrition
deficit risk, hyperthermia, physical mobility disorders, body image disorders, risk of
infection, ineffective peripheral perfusion, risk of bleeding, and growth and development
delay disorder. The management education of nausea vomiting is evidence based
practice through Operational Standard Procedure Analysis (SOP) to used as a
recommendation of nursing intervention to decrease the incidence of nausea vomiting in
children’s nutrition needs. This final assignment recommended that Levine
Conservation model theory can be applied to nursing care in children with cancer
undergoing of chemotherapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Lusiana
"Support nutrisi dan supportive care dalam pemberian cryotherapi dengan honey ice merupakan bagian dari asuhan keperawatan untuk menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas hidup anak dengan kanker yang menjalani kemoterapi. Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran support nutrisi dalam asuhan keperawatan dengan pendekatan teori Konservasi Levine. Terdapat lima kasus anak dengan kanker yang menjalani kemoterapi dan diberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan teori Levine. Kegiatan proyek inovasi intervensi pemberian cryotherapi dengan honey ice efektif dalam pencegahan mukositis oral pada 15 anak yang menjalani kemoterapi. Pemberian cryotherapi dengan honey ice sangat mudah dilakukan, mudah didapat dan tidak mahal. Aplikasi teori Levine juga efektif digunakan untuk support nurisi pada anak dengan kanker yang mencakup prinsip konservasi energi, integritas sosial, integritas personal dan integritas sosial. Apikasi teori Levine dan intervensi cryotherapy dengan honey ice dapat diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak kanker yang menjalani kemoterapi. Diharapkan dapat diintegrasikan dan dikembangkan dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik pada anak yang menjalani kemoterapi.

Nutritional support and supportive caregiving cryotherapy with honey ice is part of nursing care to maintain survival and improve the quality of life of children with cancer undergoing chemotherapy. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of nutritional support in nursing care with Levine's Conservation theory approach. There were five cases of children with cancer who underwent chemotherapy and were given nursing care through Levine's theoretical approach. The innovative intervention project activity for administering cryotherapy with honey ice is effective in the prevention of oral mucositis in 15 children undergoing chemotherapy. Giving cryotherapy with honey ice is very easy to do, easy to get, and inexpensive. The application of Levine's theory is also effectively used to support nutrition in children with cancer which includes the principles of energy conservation, social integrity, personal integrity, and social integrity. Levine's theory application and cryotherapy intervention with honey ice can be applied in providing nursing care to cancer children undergoing chemotherapy. It is hoped that it can be integrated and developed in providing holistic nursing care for children undergoing chemotherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hazrina Adelia
"Gangguan tidur merupakan masalah yang umum terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Anak yang memiliki kualitas tidur yang buruk memiliki potensi masalah kesehatan mental dan fisiologis. Resiliensi dan tidur diketahui memiliki hubungan satu sama lain. Teori Resiliensi Polk digunakan untuk mengidentifikasi atribut resiliensi dan memberikan arahan intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur melalui edukasi sleep hygiene. Karya ilmah ini bertujuan untuk menganalisis lima kasus kelolaan anak yang menjalani hemodialisis dengan masalah tidur. Upaya peningkatan asuhan keperawatan dilakukan melalui proyek inovasi edukasi sleep hygiene diberikan kepada 15 orang anak yang menjalani hemodialisis untuk meningkatkan kualitas tidur anak. Hasil analisi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kualitas tidur anak antara sebelum dan setelah dilakukan edukasi sleep hygiene. Edukasi sleep hygiene dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur anak.

Sleep disorders are a common problem in patients undergoing hemodialysis. Children who have poor sleep quality have the potential for mental and physiological health problems. Resilience and sleep are known to be related to each other. Polk's Resilience Theory is used to identify resilience attributes and provide direction for nursing interventions to improve sleep quality through sleep hygiene education. This scientific work aims to analyze five cases of management of children undergoing hemodialysis with sleep problems. Efforts to improve nursing care were carried out through a sleep hygiene education innovation project given to 15 children undergoing hemodialysis to improve the quality of children's sleep. The results of the analysis showed that there was a significant difference in children's sleep quality between before and after sleep hygiene education was carried out. Sleep hygiene education can be used as a nursing intervention to improve children's sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>