Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melati Nabilah Johan
"Sistem kardiovaskular pada lansia mengalami perubahan secara fisiologis selama proses penuaan. Namun, gaya hidup lansia yang kurang sehat menjadi faktor pendukung terjadinya peningkatan tekanan darah secara progresif, yang dapat mengarah pada masalah hipertensi. Seorang lansia kelolaan dalam penulisan ini memiliki gaya hidup merokok dan stres, serta tidak patuh pada program pengobatan yang membuat tekanan darahnya mengalami fluktuasi. Sehingga masalah keperawatan utama yang ditegakan adalah risiko ketidakstabilan tekanan darah dan rencana asuhan keperawatan yang dipilih yaitu manajemen hipertensi melalui modifikasi gaya hidup. Intervensi unggulan cucumber infused water dan terapi slow deep breathing yang merupakan bagian dari modifikasi gaya hidup dilakukan pada pasien. Cucumber infused water melalui perendaman 12 potong mentimun dalam 200 ml air selama 12 jam dan terapi slow deep breathing dengan 6 napas per menit selama 15 menit yang dilakukan selama 12 hari memberikan hasil adanya penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik terjadi sebesar 4,17 mmHg dan 0,42 mmHg setelah penerapan intervensi cucumber infused water serta sebesar 4,67 mmHg dan 2,75 mmHg setelah penerapan intervensi slow deep breathing. Oleh karena adanya efek penurunan pada tekanan darah lansia tersebut, membuat intervensi ini dapat dilakukan secara berkala sesuai indikasi.

The cardiovascular system in elderly undergoes physiological changes during the aging process. However, the unhealthy lifestyle in elderly is a contributing factor to the progressive increase in blood pressure, which can lead to hypertension problems. An elderly managed in this paper has a smoking and stressful lifestyle, and doesn’t comply with a treatment program that makes his blood pressure fluctuate. So that the main nursing problem that is enforced is the risk of blood pressure instability and the chosen nursing care plan is hypertension management through lifestyle modification. The superior intervention of cucumber infused water and slow deep breathing therapy which is part of lifestyle modification is carried out on the patient. Cucumber infused water through soaking 12 pieces of cucumber in 200 ml of water for 12 hours and slow deep breathing therapy with 6 breaths per minute for 15 minutes for 12 days gave the results of lowering blood pressure. The decrease in systolic and diastolic blood pressure occurred by 4.17 mmHg and 0.42 mmHg after the implementation of the cucumber infused water intervention and 4.67 mmHg and 2.75 mmHg after the implementation of the slow deep breathing intervention. Because of the decreasing effect on the elderly's blood pressure, this intervention can be carried out periodically according to indications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Lita Yohana
"Penuaan menyebabkan adanya perubahan struktur maupun fungsi pada sistem kardiovaskular lansia. Perubahan sistem kardiovaskular tersebut membuat lansia rentan mengalami hipertensi atau risiko ketidakstabilan tekanan darah. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah adalah terapi rendam kaki dengan air hangat. Penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi keperawatan pada lansia dengan hipertensi melalui terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah. Intervensi dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan durasi 15 menit dan menggunakan suhu air hangat dalam rentang 400C -40,50C. Hasil menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik sekitar 2 – 5 mmHg dan 2 – 12 mmHg pada tekanan darah diastolik. Terapi rendam kaki air hangat merupakan intervensi yang sederhana, aman yang dapat menimbulkan sensasi kenyamanan dan relaksasi untuk masalah penyakit jantung sehingga membantu mengurangi keluhan hipertensi pada lansia.

Aging causes structural and functional changes in the cardiovascular system of the elderly. Changes in the cardiovascular system make the elderly vulnerable to hypertension or the risk for unstable blood pressure. One of the nursing interventions that can be done to reduce blood pressure is foot soak therapy with warm water. This case study aims to describe the results of therapy soak feet with warm water in changing blood pressure which conducted in the elderly with hypertension. This intervention performed for 5 consecutive days in 15 minutes duration and using warm water temperatures in the range of 400C -40,50C. The results showed the blood pressure has decreased, in systolic around 2 - 5mmHg and 2 - 12mmHg in diastolic. Warm water foot soak therapy is a simple, safe intervention that can cause a sensation of comfort and relaxation for heart disease problems so that it helps reduce complaints of hypertension in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayesha Kartika Ratri
"Hipertensi merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang paling banyak ditemukan di masyarakat dengan rentang usia dewasa. Penanganan hipertensi dilakukan dengan penanganan farmakologi dan non farmakologi. Pendekatan makalah ini berfokus pada teknik non-farmakologis, khususnya peningkatan aktivitas fisik yaitu latihan isometrik menggunakan handgrip. Latihan isometrik menggunakan handgrip dilakukan untuk membantu menurunkan tekanan darah dengan mekanisme vasodilatasi pembuluh darah dengan kontraksi yang dilakukan pada isometric handgrip exercise. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dari penerapan latihan isometrik menggunakan handgrip pada klien usia dewasa dengan hipertensi. Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan studi kasus (Case study) pada klien dengan hipertensi dan memberikan intervensi Strength training: Isometric handgrip exercise yang dilakukan dalam 3 kali seminggu selama 4-5 minggu atau 12 kali sesi latihan. Setiap latihan diawali dan diakhiri dengan pengukuran tekanan darah pada saat klien dengan kondisi relaksasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik sebesar 17 mmHg dan diastolik sebesar 12 mmHg setelah intervensi selama 5 minggu.

Hypertension is a non-communicable disease (NCD) that is most commonly found in the adult age group. Hypertension is treated with pharmacological and non-pharmacological treatments. The approach of this paper focuses on non-pharmacological techniques, specifically increasing physical activity, namely isometric exercises using handgrips. Isometric exercises using handgrips are carried out to help lower blood pressure with the mechanism of vasodilation of blood vessels with contractions carried out in isometric handgrip exercises. The aim of this study was to analyze the effectiveness of implementing isometric exercises using handgrips in adult clients with hypertension. The method used is to use case studies on clients with hypertension and provide Strength training intervention: Isometric handgrip exercise which is carried out 3 times a week for 4-5 weeks or 12 training sessions. Each exercise begins and ends with measuring blood pressure while the client is in a relaxed state. The results of the study showed a decrease in systolic blood pressure by 17 mmHg and diastolic blood pressure by 12 mmHg after 5 weeks of intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Dewina
"Proses bertambahnya usia (menua) akan mempengaruhi berbagai penurunan sistem atau fungsi tubuh. Salah satunya adalah mengalami penurunan sistem kardiovaskular. Penurunan yang terjadi pada sistem kardiovaskular akan menyebabkan berbagai konsekuensi dan dapat diperburuk dengan hipertensi yang diderita lansia. Dampaknya lansia mengalami risiko ketidakstabilan tekanan darah. Sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah terapi non-famakologis sebagai pelengkap terapi farmakologis seperti aromatherapy foot massage dapat membantu menurunkan tekanan darah. Aromatherapy foot massage dapat membantu memperlancar sirkulasi serta memberikan efek rileksasi sehingga menurunkan tekanan darah. Intervensi ini dilakukan selama 9 kali dengan durasi intervensi selama 10 menit pemijatan kaki kiri dan 10 menit pemijatan kaki kanan. Sebelum dilakukan intervensi dipastikan lansia dalam kondisi rileks dan 30 menit setelah melakukan aktivitas, lalu dilakukan perendaman air hangat 30 menit. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tekanan darah dan MAP sebelum dan sesudah intervensi. Dari hasil intervensi didapatkan penurunan tekanan darah ditemukan sebesar 5 sampai 9 mmHg untuk tekanan darah sistolik, sedangkan untuk tekanan darah diastolik terjadi penurunan sebanyak 4 sampai 6 mmHg, serta MAP terjadi penurunan 5 sampai 8 mmHg. Hal ini mebuktikan keefektifan intervensi aromatherapy foot massage. Oleh sebab itu, dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan petugas, perawat, atau mahasiswa di panti yang sedang berpraktik dapat melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah yang ada di panti.

The process of increasing age (aging) will affect various decreases in body systems or functions. One of them is experiencing a decrease in the cardiovascular system. The decrease that occurs in the cardiovascular system will lead to various consequences and can be exacerbated by hypertension suffered by the elderly. As a result, the elderly experience the risk of blood pressure instability. As a risk intervention for blood pressure instability, non-phamaxological therapies as a complement to pharmacological therapies such as aromatherapy, foot massage can help lower blood pressure. Aromatherapy foot massage can help facilitate circulation and provide a relaxing effect so as to lower blood pressure. This intervention was carried out for 9 times with the duration of the intervention for 10 minutes of left leg massage and 10 minutes. From the results of the intervention, a decrease in blood pressure was found by 5 to 9 mmHg for systolic blood pressure, while for diastolic blood pressure there was a decrease of 4 to 6 mmHg, and MAP decreased by 5 to 8 mmHg. This proves the effectiveness of aromatherapy foot massage intervention. Therefore, with this scientific work, it is hoped that officers, nurses, or students in institutions who are practicing can continue this intervention as a critical intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati Sibulo
"Peningkatan prevalensi hipertensi primer menjadi penyebab timbulnya gagal jantung, jantung koroner, gagal ginjal, dan stroke. Penatalaksanaan hipertensi primer dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kombinasi slow deep breathing dan handgrip exercise terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi primer. Penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain the nonrandomized control group pretest-posttest dengan jumlah keseluruhan responden 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi p value

Increased in the prevalence of primary hypertension causes of heart failure, coronary heart disease, kidney failure, and stroke. The management of primary hypertension should be include the non pharmacological therapy. The purpose of this study to identify the effect of combination therapy of slow deep breathing and handgrip exercise to reduce blood pressure in primary hypertension patients. The study design was a quasi experimental design with the nonrandomized control group pretest posttest design recruited 30 respondents. The results showed that there was significant changes in systolic and diastolic blood pressure after intervention in the intervention group p value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Dewina
"Proses bertambahnya usia (menua) akan mempengaruhi berbagai penurunan sistem atau fungsi tubuh. Salah satunya adalah mengalami penurunan sistem kardiovaskular. Penurunan yang terjadi pada sistem kardiovaskular akan menyebabkan berbagai konsekuensi dan dapat diperburuk dengan hipertensi yang diderita lansia. Dampaknya lansia mengalami risiko ketidakstabilan tekanan darah. Sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah terapi non-famakologis sebagai pelengkap terapi farmakologis seperti aromatherapy foot massage dapat membantu menurunkan tekanan darah. Aromatherapy foot massage dapat membantu memperlancar sirkulasi serta memberikan efek rileksasi sehingga menurunkan tekanan darah. Intervensi ini dilakukan selama 9 kali dengan durasi intervensi selama 10 menit pemijatan kaki kiri dan 10 menit pemijatan kaki kanan. Sebelum dilakukan intervensi dipastikan lansia dalam kondisi rileks dan 30 menit setelah melakukan aktivitas, lalu dilakukan perendaman air hangat 30 menit. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tekanan darah dan MAP sebelum dan sesudah intervensi. Dari hasil intervensi didapatkan penurunan tekanan darah ditemukan sebesar 5 sampai 9 mmHg untuk tekanan darah sistolik, sedangkan untuk tekanan darah diastolik terjadi penurunan sebanyak 4 sampai 6 mmHg, serta MAP terjadi penurunan 5 sampai 8 mmHg. Hal ini mebuktikan keefektifan intervensi aromatherapy foot massage. Oleh sebab itu, dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan petugas, perawat, atau mahasiswa di panti yang sedang berpraktik dapat melanjutkan intervensi ini sebagai intervensi risiko ketidakstabilan tekanan darah yang ada di panti.

The process of increasing age (aging) will affect various decreases in body systems or functions. One of them is experiencing a decrease in the cardiovascular system. The decrease that occurs in the cardiovascular system will lead to various consequences and can be exacerbated by hypertension suffered by the elderly. As a result, the elderly experience the risk of blood pressure instability. As a risk intervention for blood pressure instability, non-phamaxological therapies as a complement to pharmacological therapies such as aromatherapy, foot massage can help lower blood pressure. Aromatherapy foot massage can help facilitate circulation and provide a relaxing effect so as to lower blood pressure. This intervention was carried out for 9 times with the duration of the intervention for 10 minutes of left leg massage and 10 minutes. From the results of the intervention, a decrease in blood pressure was found by 5 to 9 mmHg for systolic blood pressure, while for diastolic blood pressure there was a decrease of 4 to 6 mmHg, and MAP decreased by 5 to 8 mmHg. This proves the effectiveness of aromatherapy foot massage intervention. Therefore, with this scientific work, it is hoped that officers, nurses, or students in institutions who are practicing can continue this intervention as a critical intervention"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Mustika Ratu
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak dialami oleh lanjut usia. Kondisi fisik yang semakin menua membuat adanya perubahan pada sistem kardiovaskular sehingga risiko terjadinya hipertensi pada lansia semakin tinggi. Diperlukan adanya pengontrolan pengobatan maupun ke fasilitas kesehatan serta modifikasi gaya hidup untuk mengontrol tekanan darah bagi penderita hipertensi. Ketidakadekuatan dari manajemen hipertensi dapat menimbulkan masalah keperawatan salah satunya risiko ketidakstabilan tekanan darah. Penulisan ini melaporkan asuhan keperawatan pada lansia di Kelapa Dua Wetan dengan masalah risiko ketidakstabilan tekanan darah melalui penerapan intervensi keperawatan terapi rileksasi. Terapi rileksasi yang diberikan yakni pijat tengkuk (neck massage) yang dilakukan selama 6 sesi dan 10 menit setiap sesinya dengan teknik stroking, petrisage, dan friction. Hasil menunjukkan adanya penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic selama dan setelah 6 sesi pasca pemijatan. Intervensi pijat tengkuk merupakan salah satu intervensi yang tidak memiliki efek samping dan membutuhkan peralatan minimal sehingga dapat dilaksanakan dan diterapkan dalam intervensi keperawatan.

Hypertension is one of the most common non-communicable diseases experienced by the elderly. Physical conditions that are getting older make changes in the cardiovascular system so that the risk of hypertension in the elderly is higher. It is necessary to control treatment as well as to health facilities as well as lifestyle modifications to control blood pressure for people with hypertension. Inadequate management of hypertension can cause nursing problems, one of which is the risk of blood pressure instability. This paper reports on nursing care for the elderly in Kelapa Dua Wetan with the problem of risk of blood pressure instability through the application of relaxation therapy nursing interventions. The relaxation therapy provided is neck massage which is carried out for 6 sessions and 10 minutes each session with stroking, petrisage, and friction techniques. The results showed a decrease in both systolic and diastolic blood pressure during and after 6 post-massage sessions. Neck massage intervention is an intervention that has no side effects and requires minimal equipment so that it can be implemented and applied in nursing interventions. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liya Kurniasari
"Proses penuaan mengakibatkan beberapa perubahan struktur dan fungsional pada pembuluh darah arteri yang mengakibatkan penurunan elastisitas dan kemampuan arteri dalam mengakomodasi perubahan volume darah selama siklus jantung sehingga mengakibatkan adanya peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Hipertensi perlu ditangani untuk mencegah munculnya komplikasi yang akan mengancam kondisi kesehatan lansia lebih buruk lagi. Studi kasus ini menerapkan penanganan hipertensi non farmakologis dengan terapi foot massage. Studi kasus dilakukan kepada 3 lansia dengan risiko ketidakstabilan tekanan darah. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan intervensi selama 12 hari didapatkan tekanan darah sistolik mengalami penurunan 23 mmHg, 18 mmHg, dan 20 mmHg. Tekanan darah diastolik mengalami penurunan 6 mmHg, 7 mmHg, dan 6 mmHg. Penurunan MAP sebesar 12 mmHg, 9 mmHg dan 19 mmHg. Studi kasus ini disarankan di lanjutkan dengan penelitian intervensi agar dapat diketahui efektivitasnya dengan eksperimen.

The aging leads to structural and functional changes in arterial blood vessels, resulting in reduced elasticity and the arteries' ability to accommodate changes in blood volume during the cardiac cycle, which can lead to increased blood pressure or hypertension. Hypertension needs to be managed to prevent the emergence of complications that could further threaten the health condition of the elderly. This case study applied non-pharmacological hypertension management using foot massage therapy. The case study was conducted on three elderly individuals at risk of blood pressure instability. Results after a 12-day intervention showed reductions in systolic blood pressure by 23 mmHg, 18 mmHg, and 20 mmHg. Diastolic blood pressure decreased by 6 mmHg, 7 mmHg, and 6 mmHg. Mean arterial pressure (MAP) decreased by 12 mmHg, 9 mmHg, and 19 mmHg. This case study recommends follow-up with interventional research to determine its effectiveness through experimentation. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
"Luka Bakar merupakan suatu kondisi dimana terjadi kerusakan integritas kulit yang dapat menimbulkan nyeri pada pasien. Perawatan luka yang dilakukan dapat menyebabkan nyeri ringan sampai berat. Dampak dari nyeri adalah pelepasan adrenalin yang berdampak pada peningkatan tekanan darah. Metode : menggunakan Quasi-experimental dengan Cross Over Design. Analisa data yang digunakan untuk data numerik skala nyeri pada kelompok kontrol dan intervensi menggunakan uji T berpasangan, sedangkan untuk tekanan darah pada responden yang tidak mendapatkan terapi musik dan yang mendapatkan terapi musik saat perawatan luka menggunakan uji Chi Square. Hasil : secara statistik terdapat perbedaan tingkat skala nyeri yang diberikan terapi musik saat perawatan luka dengan nyeri saat perawatan luka tanpa musik dengan (p=0,001), sedangkan untuk tekanan darah tidak ada pengaruh yang signifikan (p=0,057) . Simpulan : terapi musik dapat digunakan sebagai terapi penunjang saat dilakukan perawatan luka bakar.

Burns is a condition where the skin has damage and cause pain in patients. Wound care can cause unpleasant or painful feelings of pain intensity from mild to severe. The impact of pain is the release of adrenaline which can result in increased blood pressure. Methods: This study used a quasi-experimental with cross over design. Pain scale using the Numeric Pain Scale measuring tool, whereas blood pressure using spignomanometer. To compare the pain scale before being given music therapy and after given music therapy using paired t test analysis, for blood pressure using Chi square analysis. Results: Musical therapy gave a significant effect related to patient’s pain scale during wound care (p=0.001), while it has insignificant effect on blood pressure (p = 0,057). Conclusions: Musical therapy could be use as an adjuvant therapy when wound care is applied on burn patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baso Yulistir
"Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama terjadinya stroke hemoragik. Tingkat morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh stroke hemoragik sangat tinggi. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menurunkan tekanan darah adalah slow stroke back massase. Tujuan karya ilmiah ini adalah menganalisis asuhan keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada klien dengan stroke hemoragik dan penerapan slow stroke back massase dalam menurunkan tekanan darah.. Metode penulisan menggunakan studi kasus pada pasien stroke hemorargik yang dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terapi slow stroke back massase selama 5 hari. Hasil implementasi slow stroke back massase pada pasien dengan stroke hemoragik menunjukkan ada penurunan tekanan darah sistolik rata-rata sekitar 5,4 mmhg dan tekanan darah diastoli rata-rata sekitar 3,4 mmhg. Diharapkan penerapan intervensi ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Kata kunci: Slow stroke back massase, Stroke hemorargik, Tekanan darah


High blood pressure is the main cause of hemorrhagic stroke. The level of morbidity and mortality is  very high caused by hemorrhagic stroke. One of the non-pharmacological therapies that a nurse can do in lowering blood pressure is a slow stroke back massase. The purpose of this scientific work was to analyse the upbringing of urban health care communities on clients with hemorrhagic strokes and the application of slow stroke back massase in lowering blood pressure. This study used case study method which applied slow stroke back massase therapy for 5 days. The results showed that there any decreased in the systolic blood pressure on average about 5.4 mmhg and the average diastolic blood pressure around 3.4 mmhg. Hopefully the application of this intervention can be an additional knowledge for nurses in conducting nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>