Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yobely Juniartha
"Video musik adalah bentuk komunikasi audio-visual di mana makna diciptakan melalui pembawaan informasi seperti musik, lirik, dan gambar yang bergerak. Video musik Vperyod, Rossiya! karya Oleg Gazmanov merupakan salah satu video musik Rusia yang bertemakan patriotisme. Penelitian ini menganalisis propaganda patriotisme yang terdapat pada video musik Vperyod, Rossiya! yang diunggah pada situs YouTube pada 3 Mei 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan integration propaganda yang terdapat pada video musik Vperyod, Rossiya!. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough dengan bantuan teori sinematografi, didukung dengan teori propaganda oleh Jowett dan O’Donnell, serta konsep patriotisme. Hasil penelitian ini menunjukkan video musik Vperyod, Rossiya! merupakan integration propaganda yang menampilkan patriotisme secara positif sebagai upaya pemerintah Federasi Rusia dalam mempromosikan patriotisme kepada masyarakat Rusia.

Music video is a form of audio-visual communication in which meaning is created through the conveyance of information such as music, lyrics, and moving images. The video music Vperyod, Rossiya! by Oleg Gazmanov is one of the Russian music videos with the theme of patriotism. This study analyzes the patriotism propaganda contained in the music video Vperyod, Rossiya! uploaded on the YouTube site on May 3, 2015. The purpose of this study is to show the integration propaganda message contained in the music video Vperyod, Rossiya!. This study uses Norman Fairclough's critical discourse analysis with the help of cinematographic theory, supported by propaganda theory by Jowett and O'Donnell, as well as the concept of patriotism. The results of this study show that the music video Vperyod, Rossiya! is an integration of propaganda that displays patriotism in a positive way and is one of the efforts of the Russian Federation in promoting patriotism to the Russian people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sofhia Miranda Safredi
"Penelitian ini membahas komik sebagai media propaganda, khususnya komik Superputin! oleh Sergey Kalenik yang diterbitkan secara digital pada tahun 2010. Superputin! merupakan komik fiksi dan fantasi, tetapi komik ini merefleksikan realita yang terjadi di Rusia melalui teks, dialog, dan gambar di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran komik sebagai media hiburan to entertain dan fungsi komik sebagai media propaganda di Federasi Rusia khususnya menggunakan komik Superputin!, dari tahun 2010 hingga 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode analisis semiotika, yang digunakan untuk menganalisis penggunaan frasa, klausa, atau kata dalam sebuah teks. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanda verbal dalam komik Superputin! berupa teks dialog dan tanda nonverbal dalam komik terdiri dari gambar, ekspresi fasial, dan simbol. Tanda dan pertanda yang ditemukan dalam komik Superputin! memiliki pesan-pesan propaganda yang berkaitan dengan realitas di Federasi Rusia. Penulis menyimpulkan persepsi yang dibentuk oleh Kalenik adalah Putin merupakan pemimpin yang kuat, Putin yang mampu menghadang segala problematika yang muncul di Rusia bahkan di dunia, Putin yang tidak terkalahkan.

This research discusses comics as a propaganda media, specifically Superputin! comic by Sergey Kalenik which was published digitally in 2010. Superputin! comic is a fiction and fantasy comic, yet this comic reflects the reality that happens in Russia through text, dialogue, and images in it. The purpose of this study was to explore the role of comics as an entertainment media to entertain and the function of comics as a propaganda medium in the Russian Federation specifically using the comic Superputin! From 2010 until 2018. This is a qualitative research that uses semiotic analysis methods, whereas used to analyze the use of phrases, clauses, or words in a text. It concludes that the verbal sign in the comic Superputin! consists of dialogues of texts and nonverbal signs in comics consisting of images, facial expressions, and symbols. Signifier and Signified found in the Superputin! comic have propaganda messages related to reality in the Russian Federation. Writer conclude the perception formed by Kalenik is that Putin is a strong leader, Putin is able to confront all the problems that arise in Russia even in the world, Putin is invincible."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Harliza Dea Sakinah
"Penelitian ini membahas propaganda Card Stacking dalam poster pendidikan anak Uni Soviet pada zaman kekuasaan Joseph Stalin dengan membuka realita yang sebenarnya di balik poster bernuansa utopis dan ideal. Poster mulai dikenal dan berkembang di masyarakat Rusia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Poster perlahan muncul setelah beredarnya plakat cetak, papan toko bergambar, dan lubok.
Dalam membahas poster pendidikan anak Soviet tersebut, digunakan teori propaganda Card Stacking, yaitu upaya menutupi hal-hal yang faktual seraya mengemukakan bukti-bukti palsu, sehingga banyak orang yang tertipu. Data yang digunakan adalah poster-poster bertema pendidikan pada zaman Uni Soviet saat era kekuasaan Joseph Stalin (1925-1953) dalam buku kumpulan poster Uni Soviet yang berjudul «Материнство и Детство в Русском Плакате» /Materinstvo i Detstvo v Russkom Plakate/.
Penelitian ini menggunakan metode analisis konten dengan materi visual. Temuan penelitian ini adalah tiga atribut yang melekat pada poster bertema pendidikan pada zaman Uni Soviet saat era kekuasaan Joseph Stalin, yaitu subjek anak, dasi merah, dan buku.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun pemerintah Uni Soviet menggunakan anak sebagai subjek beserta simbol-simbol organisasi kepanduannya, yaitu kacu merah dan buku dalam poster dengan nuansa utopis dan ideal, tetapi pada kenyataannya, kondisi sosial kehidupan mereka pada masa Stalin justru tidak bahagia.

This article discusses the Card Stacking technique in propaganda from Soviet Union`s children education posters during Joseph Stalin`s reign by revealing the realities behind posters with utopian nuances and ideals. Posters had been developed and became popular in Russian society in the late 19th century and early 20th century. Posters slowly appeared after the circulation of printed placards, shop signs, and lubok.
In discussing the Soviet Union`s children education poster, the Card Stacking propaganda theory is used to cover up factual (real) things while presenting false evidence, so that many people are deceived. The data used are educationalthemed posters in the Soviet Union era during Joseph Stalin`s reign (1925-1953) in a book collection of Soviet Union posters entitled «Материнство и Детство в Русском Плакате» /Materinstvo i Detstvo v Russkom Plakate/.
This article uses content analysis method with visual material. The findings of this article are three attributes attached to educational-themed posters in the Soviet era during Joseph Stalin's reign, the three subjects are children, red ties, and books.
This study concludes that although the Soviet Union government used children as a subject along with the symbols of its scouting organization, namely red ties and books in posters with utopian and ideal nuances, but in reality, the social conditions of their lives during Stalin's time were actually unhappy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Calistha Azalia Putri
"Video musik adalah saluran bagi para musisi untuk merepresentasikan lagu-lagu mereka kepada khalayak luas secara visual. Rammstein, s band Neue Deutsche Härte dari Jerman, terkenal karena menggunakan video musik yang megah untuk menyampaikan pesan dalam lagu-lagunya kepada publik, “Angst” adalah salah satu dari beberapa lagu yang baru-baru ini dirilis. Penelitian ini membahas tanda-tanda semiotik yang menyinggung konsumsi media yang ditemukan dalam video musik “Angst” karya Rammstein dengan menggunakan mise-en-scène. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana teknik semiotika dapat merepresentasikan ide dalam media populer Jerman, khususnya video musik. Temuan dari penelitian ini dapat membantu lebih memahami peran teknik semiotika dalam menyampaikan makna yang ditemukan dalam media visual dan memberikan wawasan tentang bagaimana konsumsi media direpresentasikan dan diproblematikan.
Music videos are channels for musicians to represent their songs to a large audience visually. Rammstein, a German Neue Deutsche Härte band, is notorious for using grandiose music videos to convey messages in its songs to the public, “Angst” being one of its more recent releases. This research discusses semiotic signs that allude to media consumption found in Rammstein’s “Angst” music video using mise-en-scène. This research aims to show how semiotic techniques can represent ideas within German popular media, specifically music videos. Findings from this research can help better understand the role of semiotic techniques in conveying meanings found in visual media and provide insights into how media consumption is represented and problematized."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Arman Linuwih
"Skripsi ini membahas tentang musik populer sebagai dampak dari keterbukan Federasi Rusia terhadap budaya Barat yang menggunakan metode deskriptif-analitis yang dianalisis menggunakan tiga teori, globalisasi, conscious ideologies, dan adaptasi.Skripsi ini bertujuan untuk membuktikan argumen utama bahwa musik populer masuk sebagai representasi dari keterbukaan Federasi Rusia terhadap budaya Barat. Hasil penelitian menujukkan bahwa globalisasi mempengaruhi masuknya musik populer dengan penerapan proses adaptasi yang membentuk ideologi masyarakat Rusia yang secara sadar menerima musik populer sebagai gaya hidup baru.

This thesis discusses popular music as a result of the openness of the Russian Federation to the Western culture that uses descriptive-analytical methods were analyzed using three theories, globalization, conscious ideologies, and adaptations. This thesis aims to prove the main argument that popular music in as a representative of the Russian Federation openness to Western culture. The results showed that the inclusion of popular music globalization affect the application of the adaptation process to form the ideology of Russian society that consciously accept popular music as a new lifestyle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Rospita
"[ ABSTRAK
Video games berkembang sangat cepat dengan berbagai inovasi. Pemilihan topik dalam
jurnal yang berjudul Deskripsi Adegan Kekerasan di Video Game (Studi Analisis Isi
Terhadap Permainan Grand Theft Auto) dilatarbelakangi oleh eksposur kekerasan yang
akibatnya sangat buruk pada pemainnya. Jurnal ini diharapkan dapat memberikan
gambaran akan bentuk kekerasan yang ada di dalam permainan Grand Theft Auto. Fokus
analisis adalah mendeskripsikan perilaku kekerasan yang dikategorikan sebagai
kekerasan fisik dan non fisik pada permainan misi akhir Grand Theft Auto V. Metode
yang digunakan adalah metode analisis isi (Berger, 2011). Kekerasan yang sering
ditemukan adalah kekerasan fisik yaitu pembunuhan menggunakan alat bantu senjata.
Adapun kekerasan non fisik sering ditemukan dengan verbal yaitu caci maki dan katakata
kasar.

ABSTRACT
Video games are growing rapidly with its innovations. The exposure of violences
becomes the background because it’s giving bad influences to the player. The purpose of
this paper is to explain violence actions in Grand Theft Auto. Focus of this article is to
describe violence behaviour that being categorized as physical and non-physical
violences in Grand Theft Auto V Final Mission. The method that being used in this paper
is content analysis (Berger, 2011). The most violences exposures that can be found in
Grand Theft Auto are physical violences such as attempted murder using weapons and
non-physical violences such as verbal abuse and harsh words., Video games are growing rapidly with its innovations. The exposure of violences
becomes the background because it’s giving bad influences to the player. The purpose of
this paper is to explain violence actions in Grand Theft Auto. Focus of this article is to
describe violence behaviour that being categorized as physical and non-physical
violences in Grand Theft Auto V Final Mission. The method that being used in this paper
is content analysis (Berger, 2011). The most violences exposures that can be found in
Grand Theft Auto are physical violences such as attempted murder using weapons and
non-physical violences such as verbal abuse and harsh words.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Ramadhanti
"Makalah ini menganalisa masalah yang dihadapi oleh layanan streaming musik dalam memasuki pasar musik Jepang. Di era revolusi digital dan sebagai pasar musik terbesar kedua di dunia, transisi konsumsi musik Jepang ke streaming platform lebih lambat dibandingkan negara lain. Di dalam makalah ini, penulis menjelaskan tentang situasi musik Jepang saat ini dan membahas beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya memasuki pasar dan rekomendasikan beberapa solusi.

This paper analyze the problems that digital streaming services encounter in breaking through Japan`s music market. In the digital revolution era and as the second largest music market in the world, Japan transition to streaming platform is considered to be slow compared to other countries. In this paper, the author explains the current situation of Japan`s music industry and discuss some of the factors that causing the difficulty in entering the market and recommend a few solutions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fathur Ichwan Satya
"ABSTRAK
Musik rock and roll atau yang biasa dieja sebagai rock lsquo;n rsquo; roll adalah sebuah aliran musik populer yang tidak hanya merupakan bagian dari hiburan dan seni, melainkan pula suatu bentuk budaya perlawanan. Seiring berkembangnya zaman dan pengaruh globalisasi, musik rock and roll yang berasal dari bangsa-bangsa barat ini kemudian masuk ke Uni Soviet. Di Uni Soviet, musik rock and roll pada awalnya mendapat larangan oleh pemerintah, karena merupakan budaya barat. Namun, setelah naiknya Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin Uni Soviet, musik rock and roll kemudian dapat diterima dan berkembang karena kebijakan perestroika yang didalamnya terdapat kebijakan glasnost yang diusung oleh Gorbachev. Makalah ini akan mengungkap bagaimana perestroika mampu memberikan dampak bagi perkembangan musik rock and roll di Uni Soviet, serta bagaimana para khalayak musik rock and roll memaknai kebebasan yang diberikan pada masa pemerintahan Gorbachev melalui musik rock and roll.

ABSTRACT
Rock and roll music or also spelled rock lsquo;n rsquo; roll is a genre of popular music which is not only a part of entertainment and art, but also a form of counterculture. As the times progressed and impact of globalization, rock and roll music that came from the western countries entering the Soviet Union. At the first, rock and roll music was prohibited by the governmental regime, because it rsquo;s a part of western culture. After the rise of Mikhail Gorbachev as leader of the Soviet Union, rock and roll music can be accepted and developed because of perestroika policy which include glasnost by Gorbachev. This article will reveal how glasnost and perestroika can give impacts for the rock and roll development in Soviet Union, and how the audience of rock and roll expressed freedom that given on Gorbachev rsquo;s era through rock and roll music.Keyword: Perestroika, Glasnost, Rock and Roll, Impact "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dita Chetiska
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kebijakan pemerintah terhadap perkembangan musik rap di Federasi Rusia dengan menganalisis dokumen-dokumen negara di situs daring Kantor Eksekutif Presiden yaitu kremlin.ru dan beberapa situs resmi pemerintahan Rusia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis serta studi pustaka. Melengkapi penelitian terdahulu mengenai keterkaitan perkembangan budaya populer dengan kebijakan pemerintah (Shuker, 2018. Fernandez, 1989. & Johan, 2004), penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kebijakan pemerintah yang diterapkan dalam bidang budaya serta perkembangan musik rap, dengan teori Kebijakan Budaya oleh Kevin V. Mulcahy dalam buku Cultural Policy: Definitions and Theoretical Approaches (2006), dan ditunjang dengan teori Akulturasi oleh Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi (1990). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan kebijakan budaya yang berorientasi pada negara dan pasar di masa Federasi, menyebabkan masuknya musik rap ke Rusia dari Amerika pada tahun 1990-an dan dalam perkembangannya, musik rap mengalami akulturasi dengan kebudayaan Rusia.

ABSTRACT
This research discusses about government policy on the development of rap music in the Russian Federation by analyzing state documents on the Presidents Executive Office website, kremlin.ru and several Russia official government websites. The method used in this reseach is descriptive analysis method and literature study. To complements previous research on relations between the development of popular culture with government policy (Shuker, 2018. Fernandez, 1989. & Johan, 2004), this research aims to prove that government policies are applied to the field of culture with the development of rap music, uses theory of Cultural Policy by Kevin V. Mulcahy in the book Cultural Policy: Definitions and Theoretical Approaches (2006), and supported by the theory of Acculturation by Koentjaraningrat in the book Introduction to Anthropology (1990). The results of this research prove that with the state-oriented and market-oriented cultural policies in the Federation period, led to the entry of rap music to Russia from America in the 1990s and in its development, rap undergo acculturation with Russian culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Artika Isnanda Sarah
"ABSTRAK
Penekanan terhadap representasi visual, seperti tampilan fisik, kostum dan
koreografi tari membuat girlband dan boyband K-pop menjadi terseksualisasi,
menjadikan mereka hanya sebagai gambaran objek seksual. Pada musik video,
yang merupakan media paling utama bagi girlband dan boyband K-pop generasi
kedua dalam mempromosikan lagu serta menghimpun penggemar dari global,
seksualisasi ini ditunjukkan dengan gambaran tubuh perempuan dan posisinya
dari laki-laki. Pada tahun 2015, kecenderungan berbeda ditunjukkan oleh Brown
Eyed Girls dan Stellar yang memunculkan tanda-tanda (sign) merujuk pada
genital perempuan. Bahkan Big Bang, kelompok boyband juga ikut menampilkan
hal serupa. Menggunakan pemikiran Julia Kristeva tentang abjeksi terhadap tubuh
perempuan, tiga video tersebut dianalisa menggunakan metode semiotika
pragmatis Pierce untuk menemukan makna di balik simbol-simbol yang menjadi
tanda bagi subjektifitas. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa musik BigBang
dengan lagu Bae Bae menunjukkan subjektifitas perempuan yang pasif dan aktif
bagi laki-laki seperti pada ajaran Konfusius, lagu Brown Eyed Girls,
menunjukkan subjektifitas perempuan pada era 1960-an yang menjadikan
tubuhnya sebagai ekspresi diri dan identitas feminin, sementara musik video
Stellar Vibrato menunjukkan komersialisasi tubuh dalam industri K-pop.

ABSTRACT
K-pop girlband and boyband has been emphasized visual representations on their
physical appearance, costume, and dance choreography which make their own
been sexualized as sexual imagery. This sexualization can also been found on On
the music video, the main media for second wave K-pop to promote song and
gather global fans, potrays women body and their position from man. In 2015, the
sexualization coming with new trends which the sexual innuendos that refer to
female genitalia is significantly appear. There are three music videos which the
girlbands, Brown Eyed Girls, Stellar and Big Bang boyband showed this kind of
sexual innuendos in their new single. Using the Kristeva thought and Peirce
pragmatics semiotics, this research found that on Big Bang Bae Bae music video,
the genitalia signs is potrayed woman and man subjectivity based on
Confusianism. Meanwhile, on Brown Eyed Girls music video, the subjectivity
representation is related to Korean women who in 1990?s transformed their body
as expression and feminine identity. The transformation on woman thought about
their mind and body is comersialized on K-pop industry which can be observed on
Stellar music video.
"
2016
S64926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>