"Coronavirus disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit yang muncul di akhir tahun 2019. Namun, hingga saat ini belum ada terapi spesifik untuk penanganan Covid-19 sehingga digunakan beragam obat dalam terapinya. Kondisi ini membuat sebagian besar pasien Covid-19 tergolong dalam pasien polifarmasi sehingga dapat meningkatkan risiko interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi interaksi obat pada pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia periode Agustus sampai Desember 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan untuk analisis interaksi obat adalah Lexi-Interact®. Dari 107 pasien Covid-19 yang digunakan sebagai sampel penelitian, antibiotik dan antivirus yang banyak diberikan adalah azitromisin (61,68%) dan oseltamivir (63,55%). Jumlah resep yang ditemukan dari 107 pasien berjumlah 322 resep dengan 98,1% termasuk dalam resep polifarmasi. Kejadian potensi interaksi obat pada pasien Covid-19 ditemukan berjumlah 304 interaksi obat, dengan 24,01% kategori B (tidak perlu tindakan apa pun), 54,61% kategori C (pantau terapi), 16,45% kategori D (pertimbangkan modifikasi terapi), dan 4,93% kategori X (hindari kombinasi). Potensi interaksi obat terbanyak yang ditemukan pada kategori D adalah interaksi antara azitromisin dengan domperidon (14 kasus), sedangkan pada kategori X adalah interaksi antara sukralfat dengan vitamin D3 (14 kasus). Analisis korelasi Spearman’s rho menunjukkan korelasi antara komorbid, jumlah obat per resep, dan lama rawat inap dengan potensi interaksi obat (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat berbagai potensi interaksi obat yang terjadi pada pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia sehingga diperlukan modifikasi terapi, pengaturan waktu pemberian obat, perubahan rute pemberian obat, penyesuaian dosis, dan pemantauan efek yang mungkin muncul akibat interaksi obat.
Coronavirus disease 2019 (Covid-19) is an infectious disease that emerged at the end of 2019. There is currently no specific treatment for Covid-19, so various drugs have been used for treatment. It makes the majority of Covid-19 patients classified as polypharmacy and increased risk of drug interactions. The primary aim of this study is to analyze the potential of drug interaction in Covid-19 patients at Universitas Indonesia Hospital for period August to December 2020. This study used a cross-sectional study design. The data was collected with consecutive sampling technique. Lexi-Interact® was used to investigate potential drug interactions. A total of 107 Covid-19 patients were included in the study, the most frequently antibiotic and antiviral used are azithromycin (61.68%) and (63.55%). A total of 322 prescriptions were found, among them 98.1% were polypharmacy. The potential drug interactions in Covid-19 patients were found 304 drug interactions, around 24.01% belonged to risk category B (no action needed), 54.61% belonged to risk category C (monitor therapy), 16.45% belonged to risk category D (consider therapy modification), and 4.93% belonged to risk category X (avoid combination). The highest frequency of potential drug interactions in category D was the interactions between azithromycin and domperidone (14 cases), while in category X was the interaction between sucralfate and vitamin D3 (14 cases). Spearman’s rho correlation analysis showed that comorbidity, number of drugs per prescription used by patient, and length of stay were correlated with the potential for drug interactions (p < 0.05). The conclusion of this study is various potential drug interactions Covid-19 inpatients at the University of Indonesia Hospital were found, so therapy modification, timing of drug administration, change the route of drug administration, dosage adjustment, and monitoring potential negative effects are needed."