Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafi Yuszar Hanif
"Indonesia, sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, harus menerapkan praktik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola tersebut ke dalam kerangka hukumnya. Penelitian ini mengkaji bagaimana kerangka hukum Indonesia mengatur Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola dan apakah perseroan terbatas publik Indonesia mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola untuk mencapai investasi Keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan. Melalui penelitiannya, penelitian ini menyimpulkan bahwa kerangka hukum Indonesia telah mengakomodir Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola dalam berbagai instrumen hukum, terutama melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan 51/2017 dimana penerapan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola terbukti melalui penerbitan laporan keberlanjutan. Lebih lanjut, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa mayoritas perseroan terbatas publik Indonesia mematuhi kewajiban laporan keberlanjutan. Akibat tidak dipenuhinya kewajiban laporan keberlanjutan, perseroan terbatas terbuka tersebut dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis. Sebab teguran tertulis tidak memberikan dorongan yang cukup bagi perseroan terbatas terbuka untuk mematuhi kewajiban laporan keberlanjutan, Otoritas Jasa Keuangan telah menyusun Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Perintah Tertulis, yang bertujuan untuk menerapkan sanksi yang lebih luas untuk ketidakpatuhan terhadap perintah dan/atau instruksi yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

As a United Nations member state, Indonesia ought to implement Environment, Social, and Governance practices into its legal framework. This research examines how the Indonesian legal framework regulates Environment, Social, and Governance and whether Indonesian public limited companies comply with prevailing laws and regulations on Environment, Social, and Governance to achieve sustainable investment. This research adopts the juridical normative research method, using the statutory approach. This research concludes that the Indonesian legal framework has accommodated Environment, Social, and Governance in various legal instruments, mainly through Regulation of Financial Services Authority 51/2017, whereby the implementation of Environment, Social, and Governance are evident through the issuance of sustainability reports. Further, this research concludes that most Indonesian public limited companies comply with sustainability reporting. Due to not complying with the sustainability reporting obligation, public limited companies are subject to administrative sanctions in the form of written reprimand. As written reprimand does not provide enough driving force for public limited companies to comply with sustainability reporting, Financial Services Authority has drafted the Draft Regulation of Financial Services Authority on Written Order (perintah tertulis), which aims to open up for imposing broader sanctions for non-compliance of orders and/or instructions given by Financial Services Authority."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Setiarini
"Pertimbangan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) menjadi semakin penting dalam dunia bisnis. Perusahaan diharapkan untuk beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, dan para pemangku kepentingan menuntut transparansi dan keberlanjutan yang lebih besar. Penelitian kami bertujuan untuk menguji pengaruh determinan terhadap ESG praktik di negara-negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina,
Thailand, dan Vietnam), yang diukur dengan kinerja ESG di Refinitiv Eikon. Meskipun sudah banyak penelitian yang membahas tentang ESG, namun hanya sedikit yang membahasnya hubungan ini dengan melibatkan orientasi strategis, pengambilan risiko dan siklus hidup perusahaan secara bersamaan. Kami menggunakan regresi panel berdasarkan sampel sebanyak 2373 observasi dari tahun 2004 hingga 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi strategi prospektor mendorong peningkatan yang lebih besar dalam praktik ESG dibandingkan dengan orientasi strategi defender, artinya perusahaan dengan orientasi prospektor lebih bersedia melakukan praktik ESG karena mempunyai sumber daya yang strategis. Meningkatnya pengambilan risiko yang dilakukan oleh perusahaan akan mengurangi praktik-praktik ESG. Semakin tahap siklus hidup mature perusahaan ini akan meningkatkan praktik-praktik ESG. Hal ini membawa implikasi bahwa orientasi strategi yang dipilih perusahaan, pengambilan risiko, dan siklus hidup perusahaan menjadi penentu faktor bagi perusahaan yang menerapkan praktik ESG di negara-negara ASEAN. Penelitian ini berkontribusi pada literatur terkait keberlanjutan perusahaan dengan mempertimbangkan ESG sebagai salah satu tolok ukur keberlanjutan yang saat ini menjadi investasi utama
tren yang diamati di pasar keuangan, khususnya negara-negara ASEAN yang merupakan area terbaik untuk berinvestasi.

Environmental, social, and governance (ESG) considerations have become increasingly important in the business world. Companies are expected to operate responsibly and sustainably, and stakeholders are demanding greater transparency and accountability. Our research aims to examine the influence of determinants on ESG
practices in ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, Singapore, the Philippines, Thailand, and Vietnam), as measured by ESG performance on the Refinitiv Eikon. Although there have been many studies discussing ESG, only a few have discussed this relationship by involving strategic orientation, risk taking and corporate life cycle
simultaneously. We use panel regression based on a sample of 2373 observations from 2004 to 2022. The results show that the prospector strategy orientation encourages a greater increase in ESG practices compared to the defender strategy orientation, which means that companies with a prospector orientation are more willing to practice ESG because they have strategic resources. The increasing risk-taking by companies will reduce ESG practices. The more mature the company's life cycle stage will improve ESG practices. This brings implications that the strategy orientation chosen by the company, risk-taking, and corporate life cycle are the determining
factors for companies implementing ESG practices in ASEAN countries. This research contributes to the literature related to corporate sustainability by considering ESG as one of the measurements of sustainability which is currently the main investment trend being observed in financial markets, especially ASEAN countries which are the best areas to invest.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endrawati Fatimah
"Dengan dilatar belakangi belum adanya model daya dukung lingkungan (DDL) yang sesuai untuk kota, tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model DDL kota yang diuji coba pada wilayah kajian kota Bekasi serta mengkaji kemungkinan diterapkannya pada berbagai tipologi kota. Lingkup penelitian ini adalah daya dukung (DD) sumberdaya air dan lahan dengan mempertimbangkan DDL sosial yang terkait Model DDL kota yang dikembangkan memiliki kriteria: mencakup aspek supply dan demand, mencakup kuantitas dan kualitas sumberdaya, mempertimbangkan modal komunitas kota dan mempertimbangkan faktor lokasi dalam sistem DAS dan flingsi kota dalam sistem perkotaan. Model ini telah mempertimbangkan sifat dinamis DDL karena adanya pengaruh dinamika manusia. Faktor penentu tipologi kota yang berpengaruh pada model DDL kota adalah ukuran kota, fun^ kota dalam sistem perkotaan, dan posisi lokasi kota dalam sistem DAS.
Hasil pengujian model pada wilayah kajian yaitu kota Bekasi menunjukkan bahwa model dapat diterapkan untuk menganalisis kondisi DDL dengan tipologi semacam kota Bekasi. Kondisi DDL kota Bekasi dapat disimpulkan sudah terlampaui karena DD kuantitas sumberdaya air dan kualitas sungai yang ada sudah terlampaui; dan DD kualitas lahan menunjukkan kawasan lindung belum memenuhi standard kualitas dan kawasan budidaya di 5 (lima) dari 12 (dua belas) Kecamatan di kota Bekasi memiliki kualitas buruk. Kondisi DD kuantitas sumberdaya lahan kota Bekasi belum terlampaui.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model DDL kota ini dapat diterapkan pada berbagai tipologi kota yang ditetapkan berdasarkan ukuran dan fungsi dalam sistem perkotaan. Kajian tentang kemungkinan diterapkannya model pada berbagai tipe kota berdasarkan posisi letak kota dalam sistem DAS menunjukkan bahwa masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menetapkan besaran kawasan lindung yang dibutuhkan masing-masing kota tersebut sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
D1544
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Prisca Delima
"Ketahanan sosial-ekologi adalah kemampuan penyintasan masyarakat dalam menghadapi keterbatasan lingkungan agar dapat pulih apabila terjadi gangguan. Meskipun keterbatasan lingkungan alam dan sosial di Kota Batam dapat dikelola dengan kemajuan teknologi, potensi gangguan tetap perlu diperhitungkan agar perikehidupan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjamin.
Riset ini bertujuan untuk mengkonstruksi model ketahanan sosial-ekologi dalam pembangunan berkelanjutan. Pendekatan riset menggunakan metoda gabungan dengan pendekatan kualitatif terkait kondisi ketahanan sosial-ekologi Kota Batam yang dianalisis menggunakan sarana Kualitas Kehidupan Sosial Budaya berbasis fuzzy logic interaksi antara elemen struktural, kultural dan prosesual berkenaan dengan capaian pembangunan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ketahanan sosial-ekologi sangat terkait dengan dinamika lokal, regional dan global; spesifikasi dan spesialisasi lingkungan setempat, karakteristik region, serta faktor-faktor sosial budaya yang berpengaruh dalam menentukan kekhasan lingkungan yang menentukan ketahanan sosial-ekologi. Kondisi ketahanan sosial-ekologi juga dapat bervariasi secara spasial dan menurut waktu sehingga model konseptual ketahanan sosial-ekologi perlu mengakomodasi strategi implementasi yang bersifat multicompartment sekaligus terintegratif.

Social-ecological resilience is the community’s surviving ability to face environmental limitations and possible disruptions. Although physical and social environmental limitations in the City of Batam can be managed with technological advances, the potential of disruptions should be taken into account to assure the good community’s livelihood and welfare.
This research is to construct a social-ecological resilience model in sustainable development. It is based on mixed method research with qualitative approach on the social-ecological resilience condition of the City of Batam; that is analyzed based on the Quality of Socio-Cultural Life that seeks through the fuzzy-logic-interaction between structural, cultural and processual elements on the results and transformation of development.
The results show that the social-ecological resilience condition is related with dynamics of local, regional and global conditions, local environment specifications and specializations, regional characteristics, as well as socio-cultural factors that determine the social-ecological resilience condition that can vary spatially and according to time. Therefore, the conceptual model of social-ecological resilience in sustainable development should accommodate multi-compartment and integrative strategy of implementation.

"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D2629
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Rudyanto
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tekanan pemangku kepentingan dan tata kelola perusahaan terhadap kualitas laporan keberlanjutan. Sampel yang digunakan sebanyak 123 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan tekanan dari lingkungan dan konsumen memiliki kualitas laporan keberlanjutan yang lebih baik dari perusahaan lainnya. Tekanan dari karyawan mempengaruhi kualitas laporan keberlanjutan secara positif sedangkan perusahaan dengan tekanan dari pemegang saham tidak mempengaruhi kualitas laporan keberlanjutan. Efektivitas dewan komisaris mempengaruhi kualitas laporan keberlanjutan secara positif dan kepemilikan keluarga tidak mempengaruhi kualitas laporan keberlanjutan.

The purpose of this research is to examine the effect of stakeholder pressure and corporate governance on quality of sustainability report. The samples of this research are 123 firms listed on Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. This research uses multiple regression method.
The result of this research is companies which get pressure from environment or consumer have higher quality of sustainability report than other firms. Pressure from employee positively affects quality of sustainability report. Meanwhile, pressure from shareholder has no effect on quality of sustainability report. Board of commissioner effectiveness positively affects quality of sustainability report and family ownership has no effect on quality of sustainability report.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisata Taruna
"Peran pelabuhan penyeberangan sangat vital dalam konteks negara kepulauan. Antrian panjang untuk naik ke atas kapal kerap terjadi yang menyebabkan kelelahan dan gangguan kesehatan pengguna pelabuhan. Tujuan riset ini adalah untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan pengungkit kinerja Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lindungan Lingkungan (K3LL), menganalisis keberlanjutan, mengevaluasi hubungan dan pengaruh perbandingan variabel, serta memformulasikan model K3LL di pelabuhan penyeberangan terutama pada puncak lebaran dan libur panjang. Variabel utama yang berpengaruh pada persepsi ecoseaport adalah arus penumpang, trip kapal, kasus kesehatan dan tersedianya unit posko layanan kesehatan. Dimensi K3LL dan jumlah arus penumpang akan terus mengalami peningkatan berdasarkan model yang dibangun, sehingga intervensi dan program-program pengendalian khususnya terhadap bertambahnya jumlah kasus kesehatan dan layanan perjalanan kapal harus ditingkatkan oleh para pemangku kepentingan dan regulator. Metode system dynamics, chi-square, Multi Dimentional Scaling dan Indikator Sustainability digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan memformulasi konsep pelabuhan penyeberangan laut ramah lingkungan. Pengelolaan pelabuhan penyeberangan dengan mengedepankan konsep K3LL, maka kriteria dan predikat ecoseaport dapat dipenuhi, yang pada akhirnya dapat memberikan dampak keberlanjutan (sustainability) secara ekonomi, sosial, maupun ekologi.

The ports terminal role is vital aspect in the context of the archipelago countries. Heavily queues prior proceed on board had often occurred that resulting fatigue and affected to passenger health conditions issue. This research aims to identify a driven and leverage factor of Health, Safety, Security and Environment (HSSE) performance, analyze sustainability index, evaluated a correlation factors that can influence of comparative variable, and formulating HSSE model at ports terminal, especially at the peak period and long holidays. The main variables that may influence on ecoseaport perceptions means passengers inflow, vessel trips, health cases and the availability of post units for health services. The HSSE dimension and the number of passenger inflows will continue increase based on the model being constructed, therefore an intervention and programs control measures, especially on health cases to be escalating and vessel trip services must be further improved by stakeholders and regulators parties. System dynamics, chi-square, Multi Dimensional Scaling and Sustainability Indicators methods are used to identify, analyze, evaluate and formulate the concept of port terminal environmentally friendly. The ports terminal management by prioritizing the HSSE concept, therefore a predicate criterion for ecoseaport concept will eventually adhered towards them which ultimately can provide economic, social, and ecological sustainability impacts."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D2627
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Raka Abrar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsekuensi pasar, yang diukur dengan perbedaan return tidak normal dan volume perdagangan saham pada pengungkapan Sustainable Development Goals dalam laporan keberlanjutan pada tahun 2017. Menggunakan metode purposive sampling diperoleh sampel penelitian sebanyak 109 perusahaan dengan periode observasi selama 21 hari. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengungkapan Sustainable Development Goals dalam laporan keberlanjutan berpengaruh signifikan kepada return saham dan volume perdagangan saham, namun hubungan tersebut tidak dapat diperkuat oleh adanya tata kelola yang berkaitan dengan keberlanjutan dalam perusahaan.
This study aims to analyze the market consequences, which are measured by differences in abnormal returns and stock trading volumes on the disclosure of Sustainable Development Goals in the sustainability report in 2017. Using the purposive sampling method, a sample of 109 companies was obtained with an observation period of 21 days. This study concludes that the disclosure of Sustainable Development Goals in the sustainability report has a significant effect on stock returns and trading volume, but this relationship cannot be strengthened by the existence of governance related to sustainability in the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karubaba, Jannes Johan
"[ABSTRAK
Penelitian ini adalah studi kasus ekologi pembangunan masyarakat adat
Papua dan implikasinya untuk pemekaran provinsi, pembinaan
kesadaran nasional dan pengembangan ilmu lingkungan sebagai
muitidisiplin ilmu.
Nilai-nilai kcarifan karaktelistik masyarakat adat Papua adalah pandangau yang
mempertahankan, dan menjaga kelestarian lingkungau Karena itu, revitalisasi
nilai-nilai kcarifan itu dalam pembangunan berkelanjutan menjamin kelestarian
lingkungan
Studi ini menyediakan 8 teoti baru dan sebuah paradigma bam: (1) Teori
wawasan Kosmologi Papua, (2) Teori pernbangunan berkelanjutan berbasis
revitalisasi nilai-nilai Ibearyizn Iingkungan, (3) Teori Nusaninra sebagai ibunya
masyarakat adat Papua; (4) Teori etnogeologi masyarakat adat Papua sebagai
penduduk terasli Nusantara sqiak zaman prasejaxah kira-kira 1.5-0.7 juta inhun
Ialu; (5) Teori rakyat Papua sebagai pengawal pusaka NKRI S¢C8l?8, ekologis dan
kosmologis; (6) Tcori suku Dani sebagai pohon sumber suku besar Papua dan
suku tertua di Indonesia yang menerapkan traditional civil society; (7) Teori
ekologi pemekaran wilayah; (8) Teori llmu Lingkungan sebagai multidisiplin
ilmu; dan (9) Paradigma bam penclitian lingkungan memadukan metode-metode
penelitian yang mempergunakan pendelcatau-pendekatan kaulitatif dan kuantitatitl
dan berdasarkan nilai-nilai iilosofi ketakhinggam Ini menyediakan suatu model
bemlakna dan terukur untuk pengembangan ilmu lingkungan.
Hasil kajian disertasi memiliki tiga implikasi penting. Pertama, memberikan
penimbangan untuk pemekaran wilayah provinsi di Papua berdasarkan kajlan
ekoiogi Serta sosial budaya. Kedua membuka ruang terhadap pemahaman nilai~
nilai lcearifan lokal Papua yang bukan konsep sempit primordialisme. Ketiga,
pemahaman ini didekati dengan ilmu Iingkungan sebagai multidisiplin yang
terdiri atas: sub sistem ilmu lingkungan alam, sub sistem ilmu Iingkungan sosial
dan sub sistem ilmu iingkungan buatan.
Berdasarkan ekosistem landskap budaya, hukum adat, batas-batas ekoregion,
kondisi geografi dan kemeralaan sebaran sumberdaya alam dapat dibentuk enam
provinsi baru di Papua: (1) Provinsi Jayapura; (2) Provinsi Teluk Cenderawasih;
(3) Provinsi Irian Jaya Barat (Provinsi Papua Barat); (4) Provinsi Fakfak; (5)
Provinsi Papua Sclatan; dan (6) Provinsi Pegunungan Tengah.
Harapan yang terkandung dalam kajian disermsi ini, ke depan supaya tidak ada
lagi pengabaian ekologi dan sosial budaya dalam. kebijakan pembangunan di
Papua.;

ABSTRACT
This research is a case study about the ecological based development of
Papuan indigenous people and its implication for the formation of.
multiple provinces in Papua, building national unity awareness, and
developing environmental science as a multi-discipline science.
The ecological wisdom values of the Papuan indigenous people are views that
defend and protect environmental sustainability. Therefore, revitalization of the
ecological wisdom values within sustainable development guarantees the
environmental sustainability in Papua.
This study provides 8 new theories and one new paradigm: (1) Theory of
cosmology view of Papua, (2) Theory of sustainable development based on
revitalization ecological wisdom values; (3) Theory of Nusantara as the mother of
the Papua indigenous people; (4) Ethno-Geology Theory of the Papuan
indigenous people as original resident of Nusantara since prehistoric epoch about
1.5-0.7 million year ago; (5) Theory of the Papuan people as ecologic and
cosmologic patrimony guard ofNKRI; (6) Theory of Dani tribe as the source tree
of the big tribe of Papua and the eldest tribe in Indonesia applying society civil
traditional; (7) Theory of Ecological Multiplication Number of Provinces, (8)
Theory of Environmental science as a rnultldiscipline science; and (9) The new
paradigm of environmental research combines research methods using
quantitative and qualitative approaches and is based on the unlimited values?
philosophy. This provides a measurable and meaningful model for the
development of environmental science.
This study provides three important implications. Firstly, the ecological, social-
cultural values and traditional systems must become the basis for plans on
incrementing the number of provinces in Papua Secondly, wider access must be
made in order to understand local values and principles, which should not be
interpreted as equal to narrow concept of pre-mordialism. Thirdly, this
understanding must be approached through environmental science as a
multidiscipline science that consists of three sub-system of environmental science,
namely: (a) sub system of natural environmental science, (b) sub system of social
environmental science; and (c) sub system of constructed environmental science.
Based on cultural landscape ecosystem, customary law, borders of eco-region,
geographic setting and equal distribution of natural resources can formed six new
provinces in Papua: (1) Province of Jayapura; (2) Province of Cenderawasih Bay;
(3) Province of Westem lrian Jaya (Papua); (4) Province of Falcfak; (5) Province
of Southem Papua; and (6) Province of Centra] Range of Papua.
There is a hope of this study, is that in the future ecological and social-cultural
values will no longer be neglected in the development policies in Papua
Author Keywords: Values, Wisdom, Environment, Development, Sustainability.;his research is a case study about the ecological based development of
Papuan indigenous people and its implication for the formation of.
multiple provinces in Papua, building national unity awareness, and
developing environmental science as a multi-discipline science.
The ecological wisdom values of the Papuan indigenous people are views that
defend and protect environmental sustainability. Therefore, revitalization of the
ecological wisdom values within sustainable development guarantees the
environmental sustainability in Papua.
This study provides 8 new theories and one new paradigm: (1) Theory of
cosmology view of Papua, (2) Theory of sustainable development based on
revitalization ecological wisdom values; (3) Theory of Nusantara as the mother of
the Papua indigenous people; (4) Ethno-Geology Theory of the Papuan
indigenous people as original resident of Nusantara since prehistoric epoch about
1.5-0.7 million year ago; (5) Theory of the Papuan people as ecologic and
cosmologic patrimony guard ofNKRI; (6) Theory of Dani tribe as the source tree
of the big tribe of Papua and the eldest tribe in Indonesia applying society civil
traditional; (7) Theory of Ecological Multiplication Number of Provinces, (8)
Theory of Environmental science as a rnultldiscipline science; and (9) The new
paradigm of environmental research combines research methods using
quantitative and qualitative approaches and is based on the unlimited values?
philosophy. This provides a measurable and meaningful model for the
development of environmental science.
This study provides three important implications. Firstly, the ecological, social-
cultural values and traditional systems must become the basis for plans on
incrementing the number of provinces in Papua Secondly, wider access must be
made in order to understand local values and principles, which should not be
interpreted as equal to narrow concept of pre-mordialism. Thirdly, this
understanding must be approached through environmental science as a
multidiscipline science that consists of three sub-system of environmental science,
namely: (a) sub system of natural environmental science, (b) sub system of social
environmental science; and (c) sub system of constructed environmental science.
Based on cultural landscape ecosystem, customary law, borders of eco-region,
geographic setting and equal distribution of natural resources can formed six new
provinces in Papua: (1) Province of Jayapura; (2) Province of Cenderawasih Bay;
(3) Province of Westem lrian Jaya (Papua); (4) Province of Falcfak; (5) Province
of Southem Papua; and (6) Province of Centra] Range of Papua.
There is a hope of this study, is that in the future ecological and social-cultural
values will no longer be neglected in the development policies in Papua
Author Keywords: Values, Wisdom, Environment, Development, Sustainability., his research is a case study about the ecological based development of
Papuan indigenous people and its implication for the formation of.
multiple provinces in Papua, building national unity awareness, and
developing environmental science as a multi-discipline science.
The ecological wisdom values of the Papuan indigenous people are views that
defend and protect environmental sustainability. Therefore, revitalization of the
ecological wisdom values within sustainable development guarantees the
environmental sustainability in Papua.
This study provides 8 new theories and one new paradigm: (1) Theory of
cosmology view of Papua, (2) Theory of sustainable development based on
revitalization ecological wisdom values; (3) Theory of Nusantara as the mother of
the Papua indigenous people; (4) Ethno-Geology Theory of the Papuan
indigenous people as original resident of Nusantara since prehistoric epoch about
1.5-0.7 million year ago; (5) Theory of the Papuan people as ecologic and
cosmologic patrimony guard ofNKRI; (6) Theory of Dani tribe as the source tree
of the big tribe of Papua and the eldest tribe in Indonesia applying society civil
traditional; (7) Theory of Ecological Multiplication Number of Provinces, (8)
Theory of Environmental science as a rnultldiscipline science; and (9) The new
paradigm of environmental research combines research methods using
quantitative and qualitative approaches and is based on the unlimited values’
philosophy. This provides a measurable and meaningful model for the
development of environmental science.
This study provides three important implications. Firstly, the ecological, social-
cultural values and traditional systems must become the basis for plans on
incrementing the number of provinces in Papua Secondly, wider access must be
made in order to understand local values and principles, which should not be
interpreted as equal to narrow concept of pre-mordialism. Thirdly, this
understanding must be approached through environmental science as a
multidiscipline science that consists of three sub-system of environmental science,
namely: (a) sub system of natural environmental science, (b) sub system of social
environmental science; and (c) sub system of constructed environmental science.
Based on cultural landscape ecosystem, customary law, borders of eco-region,
geographic setting and equal distribution of natural resources can formed six new
provinces in Papua: (1) Province of Jayapura; (2) Province of Cenderawasih Bay;
(3) Province of Westem lrian Jaya (Papua); (4) Province of Falcfak; (5) Province
of Southem Papua; and (6) Province of Centra] Range of Papua.
There is a hope of this study, is that in the future ecological and social-cultural
values will no longer be neglected in the development policies in Papua
Author Keywords: Values, Wisdom, Environment, Development, Sustainability.]"
2007
D1892
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karubaba, Jannes Johan
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah studi kasus ekologi pembangunan masyarakat adat Papua dan implikasinya untuk pemekaran provinsi, pembinaan kesadaran nasional dan pengembangan ilmu lingkungan sebagai muitidisiplin ilmu.
Nilai-nilai kcarifan karaktelistik masyarakat adat Papua adalah pandangau yang mempertahankan, dan menjaga kelestarian lingkungau Karena itu, revitalisasi nilai-nilai kcarifan itu dalam pembangunan berkelanjutan menjamin kelestarian lingkungan Studi ini menyediakan 8 teoti baru dan sebuah paradigma bam: (1) Teori wawasan Kosmologi Papua, (2) Teori pernbangunan berkelanjutan berbasis revitalisasi nilai-nilai Ibearyizn Iingkungan, (3) Teori Nusaninra sebagai ibunya masyarakat adat Papua; (4) Teori etnogeologi masyarakat adat Papua sebagai penduduk terasli Nusantara sqiak zaman prasejaxah kira-kira 1.5-0.7 juta inhun Ialu; (5) Teori rakyat Papua sebagai pengawal pusaka NKRI S¢C8l?8, ekologis dan kosmologis; (6) Tcori suku Dani sebagai pohon sumber suku besar Papua dan suku tertua di Indonesia yang menerapkan traditional civil society; (7) Teori ekologi pemekaran wilayah; (8) Teori llmu Lingkungan sebagai multidisiplin ilmu; dan (9) Paradigma bam penclitian lingkungan memadukan metode-metode penelitian yang mempergunakan pendelcatau-pendekatan kaulitatif dan kuantitatitl dan berdasarkan nilai-nilai iilosofi ketakhinggam Ini menyediakan suatu model bemlakna dan terukur untuk pengembangan ilmu lingkungan.
Hasil kajian disertasi memiliki tiga implikasi penting. Pertama, memberikan penimbangan untuk pemekaran wilayah provinsi di Papua berdasarkan kajlan ekoiogi Serta sosial budaya. Kedua membuka ruang terhadap pemahaman nilai~ nilai lcearifan lokal Papua yang bukan konsep sempit primordialisme. Ketiga, pemahaman ini didekati dengan ilmu Iingkungan sebagai multidisiplin yang terdiri atas: sub sistem ilmu lingkungan alam, sub sistem ilmu Iingkungan sosial dan sub sistem ilmu iingkungan buatan.
Berdasarkan ekosistem landskap budaya, hukum adat, batas-batas ekoregion, kondisi geografi dan kemeralaan sebaran sumberdaya alam dapat dibentuk enam provinsi baru di Papua: (1) Provinsi Jayapura; (2) Provinsi Teluk Cenderawasih; (3) Provinsi Irian Jaya Barat (Provinsi Papua Barat); (4) Provinsi Fakfak; (5) Provinsi Papua Sclatan; dan (6) Provinsi Pegunungan Tengah. Harapan yang terkandung dalam kajian disermsi ini, ke depan supaya tidak ada lagi pengabaian ekologi dan sosial budaya dalam. kebijakan pembangunan di Papua.

ABSTRACT
This research is a case study about the ecological based development of Papuan indigenous people and its implication for the formation of. multiple provinces in Papua, building national unity awareness, and developing environmental science as a multi-discipline science.
The ecological wisdom values of the Papuan indigenous people are views that defend and protect environmental sustainability. Therefore, revitalization of the ecological wisdom values within sustainable development guarantees the environmental sustainability in Papua.
This study provides 8 new theories and one new paradigm: (1) Theory of cosmology view of Papua, (2) Theory of sustainable development based on revitalization ecological wisdom values; (3) Theory of Nusantara as the mother of the Papua indigenous people; (4) Ethno-Geology Theory of the Papuan indigenous people as original resident of Nusantara since prehistoric epoch about 1.5-0.7 million year ago; (5) Theory of the Papuan people as ecologic and cosmologic patrimony guard ofNKRI; (6) Theory of Dani tribe as the source tree of the big tribe of Papua and the eldest tribe in Indonesia applying society civil traditional; (7) Theory of Ecological Multiplication Number of Provinces, (8) Theory of Environmental science as a rnultldiscipline science; and (9) The new paradigm of environmental research combines research methods using quantitative and qualitative approaches and is based on the unlimited values? philosophy. This provides a measurable and meaningful model for the development of environmental science.
This study provides three important implications. Firstly, the ecological, social-cultural values and traditional systems must become the basis for plans on incrementing the number of provinces in Papua Secondly, wider access must be made in order to understand local values and principles, which should not be interpreted as equal to narrow concept of pre-mordialism. Thirdly, this understanding must be approached through environmental science as a multidiscipline science that consists of three sub-system of environmental science, namely: (a) sub system of natural environmental science, (b) sub system of social environmental science; and (c) sub system of constructed environmental science.
Based on cultural landscape ecosystem, customary law, borders of eco-region, geographic setting and equal distribution of natural resources can formed six new provinces in Papua: (1) Province of Jayapura; (2) Province of Cenderawasih Bay; (3) Province of Westem lrian Jaya (Papua); (4) Province of Falcfak; (5) Province of Southem Papua; and (6) Province of Centra] Range of Papua. There is a hope of this study, is that in the future ecological and social-cultural values will no longer be neglected in the development policies in Papua Author Keywords: Values, Wisdom, Environment, Development, Sustainability."
Depok: 2007
D744
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>