Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rafi Andhika Pratama
"Ekosistem terumbu karang yang baik dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup habitat ikan serta ekosistem perairan. Pada penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh aktivitas manusia terhadap persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Pulau Samatellu Lompo, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan pata tahun 2000, 2014, 2018, serta 2021. Persebaran terumbu karang didapatkan melalui survei lapang dengan menggunakan metode foto transek bawah air, serta melakukan pengolahan data citra menggunakan algoritma Lyzenga untuk koreksi kolom air, setelah itu dilakukan proses klasifikan objek perairan dengan klasifikasi unsupervised. Terkait aktivitas manusia yang mempengaruhi kerusakan terumbu karang didapatkan melalui wawancara terhadap informan serta mencari studi literatur terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa Terumbu karang di Perairan Samatellu lompo semakin menurun dari tahun 2000-2021. Pada tahun 2000 luas karang hidup yaitu sebesar 13,53 ha, sedangkan tahun 2021 karang hidup menurun dengan luas sebesar 8,031 ha. Kegiatan destructive fishing, yakni kegiatan penangkapan ikan dengan cara yang merusak seperti pemboman serta pembiusan manusia menjadi faktor utama dalam kerusakan terumbu karang. Berdasarkan pengalaman serta pengetahuan informan, diketahui bahwa wilayah yang biasa dijadikan sebagai kegiatan destructive fishing adalah di bagian barat serta utara perairan Samatellu Lompo. Dengan menggunakan pemboman dapat mengakibatkan karang berubah menjadi pecahan karang atau rubble.

Good coral reef ecosystem can be beneficial for the survival of fish habitats and aquatic ecosystems. This study aims to analyze the influence of human activities on the distribution of coral reefs in the waters of Samatellu Lompo Island, Pangkajene Islands Regency, South Sulawesi in 2000, 2014, 2018, and 2021. Distribution of coral reefs was obtained through a field survey using the photo method. underwater transects, like processing image data using the Lyzenga algorithm for air column correction, after the process of classifying aquatic objects with unsupervised classification. Human activities that affect coral reef damage obtained through interviews with informants and looking for related literature studies. The results showed that the coral reefs in the Samatellu Lompo waters decreased from 2000-2021. In 2000, area of live coral was 13.53 ha, while in 2021, decreased by 8,031 ha. Destructive fishing activities, namely fishing activities in destructive ways such as bombing and anesthesia are the main factors in the destruction of coral reefs. Based on the experience and knowledge from informants, it’s known that the areas commonly used as destructive fishing activities are in the western and northern waters of Samatellu Lompo that causing coral to turn into dead coral or rubble."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Ayu
"Maraknya kegiatan destructive fishing yang terjadi pada wilayah perairan laut memberikan dampak kepada ekosistem terumbu karang dan kualitas air. Dalam mengukur kualitas air perairan laut dapat digunakan parameter klorofil-a dan dissolved oxygen. Salah satu wilayah perairan yang menjadi tempat sasaran kegiatan destructive fishing ialah wilayah perairan Pulau Samatellu Pedda, Sulawesi Selatan. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran konsentrasi klorofil-a dan dissolved oxygen pada tahun 2014 dan 2021, serta menganalis pengaruh kegiatan destructive fishing terhadap persebaran konsentrasi klorofil-a dan dissolved oxygen di wilayah perairan Pulau Samatellu Pedda. Dalam mengidentifikasi perubahan konsentrasi klorofil-a dan dissolved oxygen secara spasial dan temporal, digunakan pengaplikasian algoritma pada Citra Landsat 8 OLI/TIRS. Dalam menjelaskan variasi akurasi dari konsentrasi klorofil-a dan dissolved oxygen, digunakan variabel habitat bentik, kedalaman perairan dan jarak dari garis pantai. Hasil penelitian ini menunjukan dari tahun 2014 hingga tahun 2021 terjadi peningkatan konsentrasi klorofil-a sebesar 4,14 Ha dan penurunan konsentrasi klorofil-a sebesar 0,18 Ha, serta peningkatan konsentrasi dissolved oxygen pada semua wilayah perairan. Selain itu, kegiatan destructive fishing berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi klorofil-a yang ditunjukan dengan penurunan nilai pada rentang 0-0,15 mg/m3 dan 0,15-0,20 mg/m3 menjadi 0-0,15 mg/m3. Sedangkan, kegiatan destructive fishing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi dissolved oxygen dikarenakan data penginderaan jauh dissolved oxygen pada penelitian ini bersifat homogen.

The rise of destructive fishing activities that occur in coastal waters give impact on coral reef ecosystems and water quality. In measuring water quality at the coastal waters, the parameters of chlorophyll-a and dissolved oxygen can be used. One of the water areas that the target of destructive fishing activities is the coral reef ecosystem of Samatellu Pedda Island, South Sulawesi. Thus, this study aims to analyze the distribution of concentration chlorophyll-a and dissolved oxygen in 2014 and 2021, as well as analyzing the effect of destructive fishing for water quality in the coral reef ecosystem of the Island Samatellu Pedda. In identifying of the concentration of chlorophyll-a and dissolved oxygen changes, the algorithm is applied to Landsat 8 OLI/TIRS imagery. To explain accuracy variation of chlorophyll-a and dissolved oxygen algorithm, the bentic habitat, water depth and distance from the shoreline variable is used. The results of this study show that from 2014 to 2021 there was an increase in the concentration of chlorophyll-a in the amount of 4.14 Ha and a decrease in the concentration of chlorophyll-a in the amount of 0.18 Ha, as well as an increase in the concentration of dissolved oxygen in whole water areas. In addition, destructive fishing affects the chlorophyll-a concentration decreasing as indicated by a decrease in values in the range of 0-0.15 mg/m3 and 0.15-0.20 mg/m3 to 0-0.15 mg/m3. In contrast, destructive fishing does not have a significant effect on dissolved oxygen concentration because remote sensing data of dissolved oxygen in this study is homogeneous."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Anwar
"Ion tripolifosfat merupakan zat yang terkandung dalam detergen dalam bentuk natrium tripolifosfat Na5P3O10 . Pembuangan air limbah detergen ke lingkungan perairan dapat menyebabkan peningkatan jumlah ion tripolifosfat. Di lingkungan ion triolifosfat dapat mengalami hidrolisis secara perlahan mengasilkan ortofosfat H2PO4- dan HPO42-. Kandungan fosfat yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya ledakan populasi tanaman dan ganggang eutropikasi sehingga mengurangi jumlah oksigen yang terlarut dalam air dan berbahaya bagi kelestarian ekosistem perairan, oleh karena itu kadar ion tripolifosfat dalam perairan perlu dimonitor.
Salah satu metode pemisahan ion tripolifosfat dapat dilakukan dengan menggunakan ion-imprinted polymer. Kitosan-suksinat, tripolifosfat dan MBA Methylene Bis Akrilamida digunakan secara berturut-turut sebagai monomer pengompleks, template dan pengikat silang. Pada tahap awal dibentuk kompleks Fe-kitosan-suksinat-tripolifosfat. Tahap kedua kompleks Fe-kitosan-suksinat-tripolifosfat diikat silang dengan MBA Methylene Bis Akrilamida dan diiradiasi sinar gamma. Template Ion tripolifosfat dikeluarkan dengan menggunakan larutan KOH sehingga terbentuk rongga yang selektif untuk hanya ion tripolifosfat pada ion-imprinted polymer.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa penyerapan ion tripolifosfat optimum pada kondisi pH 2, konsentrasi ion tripolifosfat 1 ppm dan waktu kontak 70 menit. Pada studi ini dilakukan pula percobaan penyerapan ion tripolifosfat pada non-imprinted polymer, termasuk juga pengaruh ion pengganggu. Hasil penyerapan ion tripolifosfat pada ion imprinted polymer lebih besar dibanding non-imprinted polymer pada kondisi optimum yaitu sebesar 94,42 , sedangkan pada non imprinted polymer yaitu 72,12 . Ion klorida Cl- merupakan ion yang memberikan gangguan lebih besar dibandingkan ion karbonat CO32- pada proses penyerapan ion tripolifosfat, persentase adsorpsi tripolifosfat dengan adanya Cl- adalah 57,71 dibandingkan ion CO32- yaitu 68,28.

Tripolyphosphate ion is a substance contained in the detergent in the form of sodium tripolyphosphate Na5P3O10 . Disposal of detergent waste water into the environment can lead increasing tripolyphosphate ion. This ion will undergo hydrolysis slowly which produces orthophosphate H2PO4 and HPO4 2. Excess phosphate content can cause the increase in the number of plants and algae eutrophication , thus reduce the amount of oxygen dissolved in water and can be harmful to the preservation of aquatic ecosystems, therefore the levels of tripolyphosphate ion in the aquatic environment need to be monitored.
One method separation of tripolyphosphate ion can be done through ion imprinted polymer chitosan succinate, tripolyphosphate and MBA Methylene Bis Akrilamida used as the complexing monomer, template and crosslinking agent, respectively. In the first step, Fe III chitosan succinate tripolyphospate is formed. In the second step, Fe III chitosan succinate tripolyphospate is crosslinked by MBA and irradiated by gamma ray. Tripolyphosphate ion is removed with KOH solution to form a selective cavity for tripolyphosphate ion in the ion imprinted polymer.
Based on this research is known the optimum adsorption of tripolyphosphate ion at pH 2, concentration tripolyphosphate ion 1 ppm, contact time for 70 minutes. This study also conducts experiments of adsorption of tripolyphosphate ion in non imprinted polymer, as well as the effect of interference ions. The result of adsorption of tripolyphosphate ion on imprinted ions is higher than compared to non imprinted. The adsorption percentages are 94.42 for IIP and 72.12 for NIP MBA. Chloride ion Cl is an ion that provides a greater interference to the adsorption process of tripolyphosphate ion than compared to carbonate ion. The Adsorptions of tripolyphosphates are 57.71 for present Cl ion and 68.28 for present CO32 ion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Marulak Bonaparte
"Aktivitas domestik masyarakat di pesisir dan kepulauan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari ketersediaan air tanah. Salah satu parameter limbah cair rumah tangga yaitu pencemar deterjen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran spasial konsentrasi deterjen dan risiko cemaran deterjen pada air minum masyarakat pulau Kodingareng Lompo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakan adalah model sebaran konsentrasi deterjen dengan interpolasi kriging dan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sebaran kandungan deterjen tertinggi pada air sumur terdapat pada RW 2 dan RW 3 sebesar 2,384-2,98 mg/l, sedangkan sebaran kandungan deterjen pada air sumur terendah juga terdapat pada RW 2 dan RW 3, dan RW 6 sebesar 0,005-0,0088 mg/L. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, konsentrasi tertinggi terdapat pada sampel air minum 4 dan 5, yaitu sebesar 2,98 mg/l. Sedangkan sampel air minum 2 memiliki konsentrasi cemaran deterjen paling rendah, yaitu 0,005 mg/l. Hasil perhitungan ARKL yang dilakukan terhadap konsentrasi cemaran deterjen pada air minum menunjukkan tingkat risiko yang tinggi (RQ >1) pada tiga responden dan tergolong tidak aman untuk konsumsi air minum.

Domestic activities in coastal and island communities are one of the factors that can affect the quality and quantity of groundwater availability. One of the parameters of household wastewater is detergent pollutants. The purpose of this study was to analyze the risk of detergent contamination in drinking water in the community of Kodingareng Lompo Island. This research is a type of quantitative research with a descriptive approach. The method used are the model of the distribution of detergent concentrations by interpolating kriging and the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) approach. The highest distribution of detergent content in well water is in RW 2 and RW 3 of 2,384 - 2,98 mg/l, while the distribution of detergent content in the lowest well water is also found in RW 2 and RW 3, and RW 6 of 0,005 - 0,0088 mg/l. Based on the examination conducted, the highest concentration was found in drinking water samples 4 and 5, which was equal to 2.98 mg/l. while the drinking water sample 2 has the lowest concentration of detergent contamination, which is 0.005 mg/l. The results of ARKL calculations conducted on the concentration of detergent contamination in drinking water showed a high level of risk (RQ> 1) in three respondents and classified as unsafe for drinking water consumption."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zawir Rifqa Fadhlia
"Di beberapa komunitas intertidal, kerang berfungsi sebagai perekayasa ekosistem yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem intertidal. Infeksi parasit Meiogymnophallus sp. pada kerang menyebabkan berkurangnya aktivitas menggali oleh kerang sehingga mengakibatkan meningkatnya risiko pemangsaan kerang oleh burung pantai pemangsa kerang yang kemudian juga menimbulkan serangkaian dampak berlanjut, termasuk perubahan dalam struktur komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengonstruksi model eko-epidemiologi siklus hidup parasit Meiogymnophallus sp. yang melibatkan populasi burung, siput intertidal, dan kerang, serta analisis dinamis mengenai keberadaan dan stabilitas lokal dari setiap titik ekuilibrium model. Lebih lanjut, ditunjukkan bagaimana angka reproduksi dasar yang sesuai mempengaruhi perilaku kualitatif model. Ditemukan bahwa tingkat pemangsaan kerang terinfeksi oleh burung, kontak langsung parasit dengan siput intertidal dan kerang, serta laju parasit menginfeksi siput intertidal dan kerang mempengaruhi dinamika model. Beberapa simulasi numerik dilakukan terkait dengan analisis sensitivitas dan simulasi autonomous untuk melihat perubahan setiap kompartemen pada model terhadap waktu.

In some intertidal communities, cockles serve as ecosystem engineers which is very important to the balance of intertidal ecosystems. Meiogymnophallus sp. parasitic infection in cockles causes a reduced digging activity by cockles which results in an increased risk of oystercatcher (birds) predation of cockles which then also causes a series of continuing impacts, including changes in community structure. This study aims to construct an ecoepidemiological model of the life cycle of the parasite Meiogymnophallus sp. involving populations of birds, intertidal snails, and cockles, and also a dynamical analysis regarding the existence and local stability of each equilibrium point of the model. Furthermore, we show how a suitable basic reproduction number plays the qualitative behaviour of the model. We found that the predation rate for infected cockles by birds, direct contact of parasites with intertidal snails and cockles, and rate of parasites infecting intertidal snails and cockles influenced the dynamics of the model. Several numerical simulations were carried out related to sensitivity analysis and autonomous simulations to see the evolution of each compartment in our model with respect to time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zendy Rachel Virginia
"Penelitian mengenai penilaian kualitas perairan Situ Agathis Kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat telah dilakukan pada bulan Oktober--November 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji penggunaan makro invertebrata yang bersifat perifitik untuk menilai kualitas perairan Situ Agathis. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive random sampling, mengambil tumbuhan yang terdapat pada kolom air di stasiun inlet, midlet dan outlet serta melakukan pengukuran parameter lingkungan. Sampel yang diperoleh dianalisis menggunakan Family Biotic Index FBI, indeks keragaman Shannon-Wiener, dan indeks Dominansi Simpson. FBI digunakan untuk mengujikualitas air berdasarkan nilai toleransi dari tiap family, dan nilai FBI Situ Agathis adalah 6,71 yang termasuk kedalam perairan berkualitas buruk dengan tingkat pencemaran berat. Indeks keanekaragaman H' pada Situ Agathis adalah 1,93 tergolong keanekaragaman sedang yang artinya jumlah individu tidak seragam dannilai dominansi Situ Agathis sekitar 0,21.yang menunjukan tidak terdapatnya jenismakroinvertebrata yang dominan di Situ Agathis karena nilai dominansi beradadibawah 0,5.

A research of Water Quality Assessment in Situ Agathis, Universitas Indonesia,Depok has been done from October November 2016. The reasearch was aimed toidentify and analyze the use of perifitic macroinvertebrates for assesing waterquality of Situ Agathis. Macroinvertebrates samples were taken using purposiverandom method by collecting plants sampel in three different stations inlet,midlet, and outlet of Situ Agathis, along with measurement of physical andchemical parameters. Macroinvertebrates sampel were identified and analyzedusing Family Biotic Index FBI , Shannon Wiener diversity index, and Simpson 39 sdominance index. The FBI value of Situ Agathis were classified as poor qualitywith score 6.71. The biodiversity index value of Situ Agathis was 1.93 andclassified as moderate diversity. The dominancy index of Situ Agathis was 0.21,and it indicated that there was no dominancy among macroinvertebrates familyfound in Situ Agathis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan
"Situ Gede rentan terkena cemaran organik dan anorganik. Hal tersebut dikarenakan lahan di sekitar Situ Gede dijadikan pemukiman penduduk, tempat makan, dan tempat pemancingan ikan yang berdampak pada organisme perairan, khususnya fitoplankton. Keberadaan fitoplankton di perairan Situ Gede selain dipengaruhi dari masukan cemaran juga dipengaruhi secara tidak langsung oleh musim. Musim yang berbeda memiliki curah hujan berbeda, yang memengaruhi pengenceran dan pemekatan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas perairan Situ Gede, Bogor, pada musim peralihan 1 (April 2019) dan musim peralihan 2 (Oktober 2019) menggunakan struktur komunitas fitoplankton. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan secara horizontal dan vertikal. Berdasarkan struktur komunitas fitoplankton, musim peralihan 1 dan musim peralihan 2 secara umum tergolong tercemar sedang. Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada musim peralihan 2, yakni sebanyak 1912 sel/L. Indeks keanekaragaman fitoplankton pada musim peralihan 1 dan musim peralihan 2 bernilai 1,98 dan 1,68. Indeks kemeratan fitoplankton pada musim peralihan 1 dan musim peralihan 2 masing-masing bernilai 0,54 dan 0,50. Genus yang paling mendominasi pada kedua musim tersebut adalah Microcystis, dengan persentase masing-masing 51,17% dan 53,7%. Curah hujan pada musim peralihan 1 sebesar 670,8 mm, sedangkan curah hujan pada musim peralihan 2 sebesar 381,9 mm.
Situ Gede is susceptible to organic and inorganic contamination, because the area around Situ Gede is made into a residential area, eating area, and a place for fishing that impacts on aquatic organisms, especially phytoplankton. The presence of phytoplankton in Situ Gede waters is not only influenced by the pollutant, but also indirectly affected by season. Different seasons have different rainfall, which affects water dilution and concentration. This study aims to assess the water quality of Situ Gede, Bogor, in transition season 1 (April 2019) and the transition season 2 (October 2019) using phytoplankton community structure. Phytoplankton was sampled horizontally and vertically. Based on phytoplankton community structure, Situ Gede water in transition 1 and transition season 2 are generally classified as moderately polluted. The highest abundance of phytoplankton is in transition season 2 (1912 cells / L). Phytoplankton diversity indices in transition season 1 and transition season 2 is 1,98 and 1.68, respectively. Phytoplankton evenness indices in transition season 1 & transition season 2 is 0.54 and 0.50, respectively. The most dominant genus in both seasons was Microcystis, with percentages respectively 51.17% and 53.7%. Rainfall in transition 1 is 670.8 mm, while rainfall in transition 2 is 381.9 mm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang dijumpai hampir di sepanjang pantai Indonesia. Karang batu merupakan salah satu komponen pembentuk ekosistem ini dan sangat dominan dari komponen lain. Penelitian tentang komunitas karang batu di perairan Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara telah dilakukan pada bulan Mei 2012 dengan menggunakan metode transek garis yang dilakukan pada kedalaman yaitu 3m dan 6m. Tujuan penelitian ini untuk melihat keanekaragaman jenis dan kondisi karang batu di perairan Pulau Tagulandang. Penelitian ini berlangsung pada lima lokasi yaitu Stasiun 1 (Desa Lesa), Stasiun 2 (Desa Balehumara), Stasiun 3 ( Desa Pumpente), Stasiun 4 (Desa Mehe), Stasiun 5 (Desa Mahangiang). Hasil analisa menunjukkan persentase tutupan karang batu berkisar antara 42,59% (3m) – 49,83% (6m) dengan jumlah jenis karang batu sebanyak 72 spesies yang mewakili 15 famili. Struktur susunan karang batu di perairan Pulau Tagulandang terdiri dari karang masif terutama spesies Porites lutea dan P. lobata, karang submasif terutama spesies Porites nigrecens dan beberapa spesies karang yang masuk famili Acroporidae. Secara keseluruhan kondisi karang batu perairan ini masuk kategori sedang atau berada pada kondisi antara jelek dan baik."
OLDI 40:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdi Fadhli
"Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumberdaya laut yang sangat penting di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik fisik perairan terhadap persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang pada tahun 2001, 2010 dan 2017. Metode yang digunakan adalah survei lapang dan pengolahan data citra menggunakan algoritma Lyzenga untuk mengetahui persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang.
Hasil penelitian menunjukan terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang tersebar di 3 Pantai, yaitu Pantai Ciparage, Pantai Desa Pasirjaya dan Pantai Desa Sukajaya. Terumbu karang tersebar dengan pola mengelompok. Adapun jenis terumbu karang yang ada di wilayah penelitian adalah gugusan karang gosong patch reefs.
Pola pertumbuhan terumbu karang di wilayah penelitian ini memiliki pola semakin jauh dari daratan maka perubahan luas terumbu karang akan semakin bervariasi. Karakteristik fisik perairan pada penelitian ini yaitu suhu permukaan laut, salinitas dan arus di wilayah perairan Karawang pada penelitian ini sudah sesuai dengan baku mutu perairan untuk terumbu karang, sehingga terumbu karang dapat tumbuh dan berkembang.
Adapun pengaruh dari karakteristik fisik perairan ini mempengaruhi persebaran terumbu karang dalam jangka waktu lama yang dalam penelitian ini adalah tahun 2001-2017, karena ketika karakteristik fisik perairan tidak sesuai dengan baku mutu, terumbu karang tidak langsung mati tetapi akan mengalami berbagai proses hingga akhirnya mati. Adapun ketika suhu permukaan laut tidak sesuai dengan baku mutu, terumbu karang akan mati, sedangkan pada salinitas tinggi diluar nilai ambang batas baku mutu, terumbu karang tidak dapat tumbuh dan berkembang. Pada arus permukaan laut, terumbu karang hidup cenderung memiliki pola yang searah dengan rata-rata arah arus laut dalam waktu setahun.

Coral reefs are one of the most important marine resource potentials in Indonesia. The purpose of this research is to analyze the influence of physical characteristics of waters on the distribution of coral reefs in the Waters of Karawang region in 2001, 2010 and 2017. The method used is field survey and image data processing using the Lyzenga algorithm to determine the distribution of coral reefs in the Waters of Karawang.
The results showed coral reefs in the Waters of Karawang spread in 3 Beaches, namely Ciparage Beach, Beach Village Pasirjaya and Beach Village Sukajaya. Coral reefs are scattered with clumping patterns. The type of coral reefs that exist in the research area is a cluster of charred rubbers patch reefs.
The pattern of coral reef growth in this study area has a pattern farther from the land, the changes in coral reefs will be more varied. Physical characteristics of the waters in this study are sea surface temperature, salinity and current in the waters of Karawang in this study is in accordance with the standards of water quality for coral reefs, so that coral reefs can grow and develop.
The influence of physical characteristics of this water affect the distribution of coral reefs in the long term which in this study is the year 2001 2017, because when the physical characteristics of the waters are not in accordance with the standard of quality, coral reefs do not die immediately but will experience various processes until finally die. As the sea surface temperature does not conform to the quality standard, coral reefs will die, while at high salinity beyond the standard quality threshold values, coral reefs can not grow and develop. At sea level currents, living coral reefs tend to have a unidirectional pattern with an average direction of ocean currents within a year.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S27904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>