Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christian Jonathan Hadipraja
"Krisis keuangan global yang dimulai di AS menyebabkan banyak ekonomi menderita dan mengalami resesi. Banyak pemerintah di seluruh dunia mencoba mengelola krisis melalui kebijakan fiskal ekspansif. Sebuah laporan dari World Bank mengatakan bahwa sejak krisis keuangan global pada tahun 2008, telah terjadi peningkatan utang dan defisit anggaran di antara negara-negara berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh utang pemerintah terhadap utang korporasi, menganalisis apakah ada perbedaan dampak utang pemerintah terhadap utang jangka pendek dan jangka panjang korporasi, dan untuk mengetahui teori struktur modal yang dianut oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan data dari 117 perusahaan di Tiongkok, Kolombia, Indonesia, Malaysia, dan Meksiko dari tahun 2009 hingga 2010. Dengan menggunakan metode Feasible Generalized Least Squares (FGLS) dan Panel-Corrected Standard Error (PCSE), ditemukan bahwa utang pemerintah memiliki berpengaruh positif dan signifikan terhadap hutang perusahaan dan tingkat leverage. Selain itu, utang pemerintah memiliki dampak yang berbeda terhadap utang jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Untuk utang jangka pendek, perusahaan mengikuti teori static trade-off. Sementara itu, perusahaan mengikuti teori pecking order untuk jangka panjang dan total hutang.

The global financial crisis that started in the U.S. caused many economies to suffer and experience a recession. Many governments around the world try to manage the crisis through expansionary fiscal policy. A report by the World Bank says that since the global financial crisis in 2008, there has been an increase in debt and budget deficit among emerging and developing countries. The objectives of this study are to analyze the impact of government debt on corporate debt, analyze if there is a different impact of government debt on the short-term and long-term debt of corporations, and to know what capital structure theory is followed by the firms. This study uses data from 117 firms in China, Colombia, Indonesia, Malaysia, and Mexico from 2009 to 2010. By using Feasible Generalized Least Squares (FGLS) and Panel-Corrected Standard Error (PCSE), it is found that government debt has a positive and significant effect on the corporate debt and leverage level. Moreover, government debt has a different impact on the firm's short-term and long-term debt. For the short-term debt, the firms follow the static trade-off theory. Meanwhile, the firms follow the pecking order theory for the long-term and total debt"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mahathir
"Laporan berikut telah dimasukkan secara komprehensif untuk menganalisis efek dari Krisis Keuangan Global dan Euro Sovereign Krisis Utang ke Barclays Bank dan OCBC Bank, kinerja dan manajemen risiko dua bank dari Inggris dan Singapura selama krisis yang merusak Eropa dan sektor keuangan dunia. Kami tertarik untuk meninjau kinerja Barclays Bank karena mereka adalah Bank terbesar kedua dalam hal aset di Inggris bahwa selama krisis keuangan didakwa untuk memalsukan tingkat Libor, jumlah $ 451.400.000 didenda kepada Bank multinasional ini. Kami juga ingin melihat dampak dari Krisis Keuangan terhadap kinerja OCBC Bank Singapura, dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah dari Krisis Keuangan Global dan Euro Sovereign Krisis Utang, OCBC Bank dikenal sebagai yang paling beragam dari ketiga Bank lokal di Singapore. Untuk timeline laporan ini kita memutuskan untuk menganalisis 2007‐2013, karena kami berharap untuk menganalisis sebelum dan afther Krisis Keuangan Global yang berdampak pada 2008 dan Euro Sovereign Krisis Utang yang meletus sekitar 2009‐2010, dan jika ada setelah efek ini krisis masih berlangsung pada kinerja dan risiko manajemen, kami juga ingin melihat strategi dua bank tersebut dalam mengatasi masalah ini.

The following reports has been put comprehensively to analyse the effects of the Global Financial Crisis and Euro Sovereign Debt Crisis to Barclays Bank and OCBC Bank, performance of these two Banks and the risk management of these two banks of United Kingdom and Singapore during the crises that ruin the Europe and world financial sector. We are interested to review the performance of Barclays Bank as they are the second biggest Bank in term of assets in UK that during financial crisis was charged for falsifying Libor rates, the amount of $451.4 million were fined to this multinational Bank. We also like to see the impacts of the Financial Crises to the performance of OCBC Bank of Singapore, and how they resolve the issues of Global Financial Crisis and Euro Sovereign Debt Crisis, OCBC Bank is known as the most diversified of all three local Banks in Singapore. For the timeline of this report, we decide to analyse from 2007 to 2013, as we hope to analyse before and after the Global Financial Crisis that impacted on 2008 and Euro Sovereign Debt Crisis erupted around 2009 to 2010, and if there are any after effects of this still ongoing crisis on their performances and risk managements, we also like to see the strategies of these two banks in overcoming these issues."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jazeed Parama Abidin
"ABSTRAK
Krisis Keuangan Asia (AFC) 1997-98 dan Krisis Keuangan Global (GFC) 2008 telah mendorong turbulensi ekonomi dan mata uang negara-negara ASEAN-5. Fenomena ini meningkatkan kerentanan fundamental ekonomi makro dan memicu peneliti untuk membangun Indikator Peringatan Dini (EWI) sebagai alat untuk mencegah terjadinya krisis mata uang. Skripsi ini akan membandingkan 9 perilaku indikator ekonomi makro dari sektor domestik, eksternal, dan kerentanan moneter dan keuangan di negara-negara ASEAN-5 yang meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi, menggunakan matriks ERPD dan regresi logit biner pada periode AFC dan GFC. Hasil penelitian menunjukkan variabel sektor eksternal signifikan dalam meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi di negara-negara ASEAN-5 selama periode AFC dan GFC. Rasio impor terhadap cadangan devisa adalah indikator yang paling signifikan dan memiliki dampak positif pada kemungkinan terjadinya krisis. Semakin besar impor ke cadangan meningkatkan tekanan nilai tukar dan meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi.

ABSTRACT
Asian Financial Crisis (AFC) 1997-98 and Global Financial Crisis (GFC) 2008 had driven economic and currency turbulence of ASEAN-5 countries. This phenomenon increases vulnerabilities of macroeconomic fundamentals and triggers the researcher to build an Early Warning Indicator (EWI) as a tool to mitigate the occurrence of a crisis. This research will compare 9 macroeconomic indicators behavior from real domestic, external, and monetary and financial vulnerabilities sector in ASEAN-5 countries that increase the possibility of currency crisis using the ERPD matrix and binary logit regression during the AFC and GFC period. The results show the external sector variables are significant in increasing the probability of currency crisis in ASEAN-5 countries during the AFC and GFC period. Import to reserves ratio is the most significant indicator and has a positive impact on the probability of crisis occurrence. The greater import to reserves increasing the exchange rate pressure and increase the probability of currency crisis to occur"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahasallya Syafa Hidayatillah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh internasionalisasi terhadap struktur modal perusahaan khususnya dari sisi leverage. Penelitian ini dilakukan dengan panel data balanced dengan menggunakan metode fixed effect robust. Data penelitian ini terdiri dari 60 perusahaan dari 5 sektor pilihan (basic materials, consumer discretionary, consumer staples, industrials, telecommunication and technology) pada perusahaan di negara ASEAN-4 (Indonesia, Singapura, Thailand, dan Malaysia) periode 2003-2012 yang didalamnya termasuk periode terjadinya, sebelum dan sesudah krisis finansial global dengan jumlah 600 observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya internasionalisasi memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap tingkat leverage perusahaan. Pada periode terjadinya, sebelum dan sesudah krisis finansial global perusahaan di ASEAN-4 yang memiliki international operations atau telah melakukan internasionalisasi memiliki tingkat leverage yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki international operations. Diketahui pula variabel kontrol political risk, size, return on asset dan growth memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat leverage perusahaan di ASEAN-4 pada periode 2003-2012.

This study aims to determine the impact of internationalization on companies’ capital structures, especially on the leverage level. This research was conducted using a balanced data panel and the fixed effect robust method. The research comprises 60 listed companies from 5 selected sectors (basic materials, consumer discretionary, consumer staples, industrials, telecommunication and technology) in ASEAN-4 countries (Indonesia, Singapore, Thailand, and Malaysia), with a total of 600 observations over the years 2003–2012, including the during, before and after the global financial crisis period. The results of this study show that internationalization has a significant negative effect on a company’s leverage. Companies that have international operations or have already implemented an internationalization strategy have a lower leverage level compared to companies that don't have international operations. Over the years 2003–2012, including the before and after the global financial crisis period, control variables such as political risk, size, return on assets and growth have had a significant effect on ASEAN-4’s companies' leverage levels."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Nengsih Irma Mahda Dia Boru
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji interdependensi pasar saham ASEAN-5 terhadap pasar saham Amerika Serikat, Hong Kong dan Jepang pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Dynamic Conditional Correlation (DCC) GARCH untuk melihat korelasi antar pasar saham. Secara umum hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif pasar saham Jepang, Hong Kong dan Amerika Serikat terhadap pasar saham ASEAN-5. Dengan menggunakan analisis Granger Causality ditemukan dalam jangka panjang terdapat volatility spillover pasar saham Amerika Serikat, Jepang dan Hong Kong terhadap pasar saham ASEAN-5 serta dalam jangka pendek ditemukan adanya contagion effect antar pasar saham. Krisis keuangan global yang terjadi pada 2008 mempengaruhi tingkat pengembalian dan pasar saham saling terkait.

ABSTRACT
This paper investigate the interdependence between United States, Japan, Hong Kong and ASEAN-5 stock market and covering the period including pre-, during and post global financial crisis. Dynamic Conditional Correlation (DCC) GARCH is used to estimate dynamic correlation between stock market. Generally, it is found evidence advanced countries have positive correlation to ASEAN-5 stock markets. Using Granger causality this study finds in the long-run stock volatility spillover from Japan, Hong Kong and United States into ASEAN-5 stock markets, and short-run contagion effect between the stock markets. Moreover, during financial crisis stock market become more interrelated.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Machfudz Agung Nugroho
"Skripsi ini membahas mengenai efektifnya model pembangunan ekonomi politik China dalam menghadapi krisis finansial global 2008. Di dalam penelitian ini, penulis melihat komponen-komponen dari model pembangunan ekonomi politik China yang dikenal dengan China model dalam menghadapi krisis finansial global. Krisis yang bermula dari AS yang telah menyebar ke seluruh dunia membuat negara-negara di dunia ikut merasakan dampak krisis, ditambah lagi dengan adanya globalisasi semakin membuat negara-negara di dunia menjadi saling terhubung dan terikat. China merupakan negara yang juga terkena dampak krisis, tidak terkena dampak finansial secara langsung, melainkan terkena dampak secara lansung pada ekspornya. Sementara, ekspor menjadi faktor pendorong tumbuhnya perekonomian China seperti sekarang ini. Meskipun begitu, China dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan melakukan penyesuaianpenyesuaian yang didukung oleh adanya model pembangunan ekonomi politik yang dimiliki.
This undergraduate thesis discusses about the effectivity of China political economy development model in overcoming global financial crisis that occured in 2008. This study found that China could overcome the impact of crisis by adjusting its policies in order to maintain the economic growth. Countries in the world got the impact of crisis through its financial sector because of globalization. Meanwhile, China?s export has been hit hard by the crisis than financial sector. Thus, if China?s export decrease, it will decrease the economic growth. Nevertheless, China political economy delopment model that also known as China model can be key for China to be successfully to overcome the impact of crisis and increase its economic growth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nanda Sawitri
"Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008, berdampak pada industri perbankan syariah di Indonesia. yang terjadi dibelahan dunia termasuk di Indonesia, telah mengakibatkan berbagai lembaga keuangan global mengalami kerugian dan kebangkrutan. Salah satu sistem perbankan yang teruji dapat bertahan pada saat terjadinya krisis adalah perbankan syariah. Akan tetapi, dilihat dari pertumbuhan industri perbankan syariah pada indikator keuangan dan rasio keuangan cenderung melambat pada tahun 2014-2015. Dengan melambatnya perkembangan industri perbankan syariah maka penelitian ini akan melihat dampak assesment terhadap efisiensi perbankan syariah di Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia ketika krisis keuangan global dan sesudah krisis keuangan global bersifat fluktuatif. Bank Umum Syariah ketika krisis keuangan global lebih efisien dibanding sesudah krisis keuangan global. Penyebab inefisiensi yang harus diperbaiki fokus bisnisnya akibat terjadinya kekurangan dan kelebihan pada variabel input Dana Pihak Ketiga, Aset Tetap, dan Modal serta variabel output Pembiayaan dan Pendapatan operasional.

Global financial crisis happened in 2008 had an effect on Islamic banking industry in Indonesia. The crisis had made different financial institutions suffered global losses and bankruptcy. One of the banking system that was tested and survived on that crisis was Islamic banking. However, judging from its development, the Islamic banking industry tended to slow down in the years 2014 2015. Based on this slow development of Islamic banking industry, this study will look at the impact of assessment on the efficiency of Islamic banking in Indonesia.The method used in measuring the efficiency of the method is non parametric Data Envelopment Analysis DEA.
The results of this study indicates that the overall level of efficiency of Islamic banking in Indonesia in and after the global financial crisis is fluctuating. Islamic Banks in the global financial crisis were more efficient than after the global financial crisis. The cause of inefficiency that had to be fixed due to the advantages and disadvantages of the input variables Deposits, Fixed Assets, and Capital and output variables Financing and Operating Income.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abira Prithresia
"Penelitian ini membahas pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap nilai perusahaan dengan adanya krisis finansial global. Penelitian menggunakan Tobin's Q sebagai proxy nilai perusahaan. Komponen lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang dibahas adalah market-to-book ratio, leverage, dan aset. Penelitian ini menunjukkan bahwa terhadap pengaruh positif yang dihasilkan dengan adanya kepemilikan pemerintah terkait krisis finansial global. Sementara variabel lainnya memiliki dampak yang berbeda-beda.

This study examines the effect of government ownership to firm valuation during global financial crisis. We use Tobin's Q as the proxy of firm value. Components that can affect firm value are market-to-book ratio, leverage, dan assets. This study finds that government ownership has not significant impact on firm's value during global financial crisis. While other variable such as crisis dummy, market-to-book ratio, debt to equity, total assets dan return assets have different impacts on each period."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahira
"Krisis keuangan global yang terjadi sejak pertengahan tahun 2008 telah menekan pertumbuhan ekonomi global dan menyebabkan banyak negara termasuk Indonesia mengalami kontraksi ekonomi. Untuk mengantisipasi dampak krisis, pemerintah dan Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneter ekspansif. Berbagai program stimulus fiskal yang diikuti dengan penurunan suku bunga selama krisis keuangan global terbukti mampu menstabilkan kembali perekonomian, namun tidak demikian halnya dengan angka ketimpangan pendapatan yang terus meningkat dari tahun ke tahun pasca krisis. Untuk itulah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak kebijakan fiskal dan moneter ekspansif yang diambil selama krisis keuangan global terhadap ketimpangan pendapatan rumah tangga di Indonesia. Untuk menggambarkan transmisi kebijakan terhadap distribusi pendapatan rumah tangga, digunakan pendekatan model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Finansial (SNSEF). Sedangkan untuk mengetahui besarnya ketimpangan pendapatan rumah tangga, digunakan analisis Indeks Theil. Melalui update SNSEF Indonesia 2008, diketahui adanya perlambatan ekonomi selama krisis terutama disebabkan oleh anjloknya kinerja ekspor dan merosotnya investasi. Untuk melakukan investasi selama krisis, rumah tangga menggunakan lebih banyak tabungan. Sedangkan guna menutupi pengeluaran untuk konsumsi, rumah tangga miskin membutuhkan transfer pendapatan yang cukup tinggi dari pemerintah dan anggota keluarga mereka yang berada di luar negeri. Selain itu, terjadi peningkatan kredit konsumsi yang cukup tinggi terutama dilakukan oleh rumah tangga kota tidak miskin. Dengan menggunakan angka multiplier SNSEF, diketahui bahwa kebijakan fiskal ekspansif yang dipadu dengan kebijakan moneter ekspansif yang diambil selama tahun 2009 mampu secara signifikan meningkatkan pendapatan rumah tangga, meskipun dampak yang diberikan melalui pelonggaran moneter tidak cukup besar. Dari sisi fiskal, berdasarkan angka Indeks Theil, diketahui bahwa kebijakan pemberian subsidi kepada sektor usaha dan transfer pendapatan kepada rumah tangga selain meningkatkan pendapatan juga mampu menurunkan ketimpangan pendapatan antar rumah tangga dibandingkan dengan kebijakan penurunan pajak.

Global financial crisis started in mid 2008 had depressed global economic growth. It also had triggered contraction for the economy in many countries, including Indonesia. Meanwhile, in order to anticipate this impact, the government and the Central Bank imposed expansionary fiscal and monetary policies. Various fiscal stimulus programs followed by lowering interest rates during global financial crisis have re-stabilized the economy. However, there still remained a problem, where income inequality continues to rise year by year in the post-crisis period. Therefore, this research is conducted with an aim to investigate the impacts of expansionary fiscal and monetary policies imposed during global financial crisis on household’s income inequality in Indonesia. To describe policy transmission towards household’s income distribution, this research employs Financial Social Accounting Matrix (FSAM) approach. Whereas, the Theil Index is used to examine the degree of income inequality of household. Through assessing the 2008 updated Indonesian FSAM, it can be seen that there is an economic deterioration during crisis which is mainly caused by the decline in export perfomance and by the fall in investment. During the crisis, the main source of households’ investment was from their savings. Meanwhile, the poor households required higher income transfer from the government and their family which were working abroad to pay for their consumption expenditure. As well, there was a significant increase in consumption credit, in particular by non poor urban households. Applying the FSAM multiplier, it can be known that the combination of expansionary fiscal and monetary policies imposed in 2009 were significantly able to increase household income. But, the impact of monetary policy was not significantly big. From the fiscal side, using the Theil Index, it can be known that the subsidy policy given to business sector and the transfer delivered to households are not only able to increase income, but they are also able to reduce income inequality between households if these are compared to cutting tax policy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradi Wigianto Saheman
"Pertumbuhan industri perbankan tidak terlepas dari kondisi eksternal yang terkadang berkembang ke suatu kondisi yang tidak diinginkan. Krisis finansial global yang terjadi pada semester tahun 2008 telah mempengaruhi laju pertumbuhan industri perbankan nasional. Di tengah krisis yang menerpa perbankan nasional, BTN berhasil tumbuh. Dengan visi menjadi bank pembiayaan perumahan terbaik, BTN fokus pada sektor KPR. Tesis ini menunjukkan bahwa kolaborasi penerapan formulasi strategi secara teoritis dan best practice akan menghasilkan suatu struktur kuat secara fundamental hingga tetap dapat tumbuh dan berkembang dalam segala kondisi. Hasil penelitian ini memberikan gambaran uraian proses formulasi strategi pada divisi kredit bank BTN.

Banking Industry growth is always affected by external factors which sometime lead to an unwanted situation. Global financial crisis in 2008 has affected the growth rate of national banking industry. In this period of had time, Bank BTN was able to grow With a vision to become a the best housing credit bank, BTN decide to focus in housing credit sector. This thesis will show that a collaboration between theoretical and best practice strategic formulation will form a fundamentally strong structure that enable BTN to keep growing and expanding. The result of this study will give a clear picture on BTN credit division?s strategy formulation process."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28209
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>