Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dzakiyyah Alya Yusriyah
"Penggunaan gadget setiap tahunnya semakin meningkat. Remaja sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan gadget dan internet sehingga menjadi kelompok yang paling berisiko teradiksi gadget. Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah risiko adiksi tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan risiko adiksi gadget pada remaja. Metode penelitian yang digunakan cross sectional dengan teknik purposive sampling dan jumlah responden sebanyak 567 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) dan Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS). Hasil penelitian menunjukkan 47,3% remaja mendapatkan dukungan sosial orang tua yang rendah dan 53,3% remaja memiliki risiko tinggi teradiksi gadget. Hasil uji chi square menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan risiko adiksi gadget (p = 0,0001). Penelitian ini memiliki nilai OR = 3,36, artinya remaja yang mendapatkan dukungan sosial orang tua tinggi 3,36 kali berisiko rendah teradiksi gadget. Perawat dan pihak sekolah diharapkan dapat melakukan edukasi kepada remaja dan orang tua untuk memanfaatkan gadget secara bijak dan meminimalisir adiksinya.

The use of gadgets every year is increasing. Teenagers as the age group who use gadgets and the internet the most so they are the group most at risk of being addicted to gadgets. Parents have an important role in preventing the risk of addiction. This study was conducted to determine the relationship between parental social support and the risk of gadget addiction in adolescents. The research method used was cross sectional with purposive sampling technique and the number of respondents was 567 students. The instruments used are Smartphone Addiction Scale Short Version (SAS-SV) and Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS). The results showed that 47.3% of adolescents had low parental social support and 53.3% of adolescents had a high risk of being addicted to gadgets. The results of the chi square test stated that there was a relationship between parental social support and the risk of gadget addiction (p = 0.0001). This study has an OR value of 3.36, meaning that adolescents who get high parental social support 3.36 times have a low risk of being addicted to gadgets. Nurses and schools are expected to be able to educate teenagers and parents to use gadgets wisely and minimize their addiction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Auliya Shabrina
"Penggunaan gawai saat ini sudah bertumbuh secara pesat bahkan anak-anak sudah mulai terbiasa menggunakan perangkat gawai sejak usia sangat dini. Penggunaan gawai yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi mata anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara interaksi gawai dengan ketajaman penglihatan pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sejumlah 101 responden yang memenuhi kriteria inklusi dipilih dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Kemudian responden mengisi kuesioner Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) dan diperiksa ketajaman matanya menggunakan kartu Snellen. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara interaksi gawai dengan ketajaman penglihatan (P value<0,000). Dari hasil analisis didapatkan nilai OR=3,057 yang artinya anak dengan interaksi gawai yang berlebihan berisiko mengalami ketajaman penglihatan yang kurang 3,057 kali dibandingkan anak yang berinteraksi dengan gawai secara baik. Penelitian ini merekomendasikan agar orangtua dan/atau institusi sekolah memperhatikan dan menerapkan pengaturan durasi dalam berinteraksi dengan gawai yang aman untuk anak sehingga bisa mempertahankan ketajaman penglihatan anak.

Nowadays the development of gadget increasing so fast moreover children are habitual to use it since early age. The overuse of gadget will give bad impact for children eyes. The purpose of this research is to see the relationship between gadget interaction and visual acuity at school age-children. This research uses cross-sectional design. The number of respondence is 101, they are corresponding with inclusion criteria get choose by purposive sampling technic. The respondence fill smartphone addiction scale-short version and get visual acuity screening with Snellen chart. The result of the research is there are significant relationship between gadget interaction and visual acuity (P value< 0,001). From the analysis obtained the OR score: 3,057 that is means children with overuse gadget interaction are riskier have bad visual acuity 3,057 times than children that having good interaction with gadget. This study recommends for parents and/or schools to pay attention and apply regulation in gadget duration interaction on children which is safe for children visual acuity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Eka Purwantoro
"Studi mengenai ekspektasi pendidikan lebih banyak dijelaskan melalui indikator status sosial ekonomi. Studi ini menjelaskan ekspektasi pendidikan melalui dukungan sosial yang dimiliki individu, khusunya orang tua, guru, dan teman sebaya. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survey. Adapun Responden penelitian ini adalah siswa kelas dua belas. Metode lain berupa wawancara mendalam terhadap enam orang informan yang mewakili orang tua, guru, dan siswa. Diantara tiga sumber dukungan sosial, dukungan dari orang tua yang memiliki cukup bukti memiliki hubungan dengan ekspektasi pendidikan. Kekuatan hubungan yang dimiliki lemah dengan arah hubungan positif. Sedangkan dukungan guru dan teman sebaya didapati tidak memiliki hubungan dengan ekspektasi pendidikan.

Research on Educational expectations were often explained by socio economic status indicators. This study seeks to explain educational expectation through social supports, especially from parents, teachers, and peers. The approach used is a quantitative survey method. The respondents are twelfth graders. Other methods such as depth interviews with six informants representing parents, teachers, and students. Among the three sources of social support, only support from parents who had sufficient evidence of having relationships with educational expectations. This research found out that there was a weak relationship and positive direction between educational expectation and parental soscial support. While the support of teachers and peers found to have no relationship with the educational expectations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Widyanti
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang di sekitar subjek dengan kepatuhan subjek dalam menjalani terapi antiretroviral (ARV). Subjek penelitian berjumlah 40 orang, mayoritas berjenis kelamin laki-laki (38 orang). Data penelitian dimabil dengan menggunakan metode self report (laporan pribadi subjek penelitian) yang berbentuk kuesioner. Data penelitian ini kemudian diolah oleh peneliti dengan menggunakan teknik penghitungan korelasi pearson product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mengenai jumlah dukungan sosial yang diterima subjek tidak berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan menjalani terapi ARV-nya. Begitu juga dengan persepsi kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterimanya. Namun, jika diteliti lebih lanjut, terdapat satu item mengenai persepsi kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima subjek yang dapat membuatnya merasa lebih baik ketika ia sedang merasa di bawah yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan menjalani terapi ARV.
Disamping hasil penelitian di atas, peneliti juga mencoba untuk meneliti hubungan yang terdapat antara data tambahan yang terdapat di data kontrol dengan golongan kepatuhan subjek. Penggolongan kepatuhan didasarkan pada ketaatan subjek dalam mengkonsumsi ARV tepat waktu selama empat hari terakhir (7 kali waktu konsumsi ARV). Jika subjek melewatkan satu kali saja, berarti ia digolongkan sebagai tidak patuh. Penghitungan ini menggunakan metode chi-square. Hasilnya, tidak ada satupun informasi yang didapatkan dari data tambahan tersebut yang berhubungan dengan golongan kepatuhan menjalani terapi ARV pada Odha karena tidak dapat dipenuhinya syarat penghitungan chisquare.

The research is about the correlation between social support the people living with HIV/AIDS (PLWHA) receives from neighbourhood with their adherence in running the antiretroviral (ARV) therapy. The majority of respondents are male (38 men) and the other two are women. Researcher using a self-report questionnaires in collecting the data. The data then was calculating using the pearson product moment correlation.
The result shows that the perception about the amount of social support isn't significantly related to the PLWHA's adherence. So do the perception of satisfaction of social support. It isn't significantly related to PLWHA's adherence also. But, if we see the correlation of each item to the adherence, there is an item about perception of satisfaction of social support that can make PLWHA feel better if he/she feel very bad which significantly related to his/her adherence in running ARV therapy.
Besides the result above, researcher also try to find if the data control she got related to the PLWHA's adherence group in running their ARV therapy. The groups divided into two, adhere or not adhere. Respondent will be considered as adhere if he/she got the perfect result in the last 7 times of consuming ARV. The method used here is chi-square. The result shows that there is no correlation between the data control and the divisions of adherence.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.92 WID h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafrikhatul Maftukhah
"Mahasiswa Ilmu Keperawatan tingkat akhir mengalami stres sehubungan dengan kewajiban penyusunan skripsi dan kewajiban akademik lain seperti kuliah di kelas dan praktik klinik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stres pada mahasiswa Ilmu Keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi. Desain penelitian ini meggunakan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Ilmu Keperawatan UI yang sedang mengerjakan skripsi dengan jumlah sampel sebanyak 105 responden yang dipilih dengan menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Support Questionnaire (Sarason et al., 1987) untuk mengukur dukungan sosial dan kuesioner tingkat stres Safaria dan Saputra (2012) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian untuk mengukur tingkat stres. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat stres (p = 0,247 ; p > 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya terkait koping yang efektif untuk mengatasi stres

Final year nursing students experience stress because of the thesis-writing process and other academic activities such as classroom lecture and clinical practice. The aim of this research was to identify the relationship between nursing student?s social support and stress levels in writing undergraduate thesis. The design of this study was cross-sectional that used sample of UI?s nursing students who were working on theses with sample size of 105 respondents that had selected by total sampling technique. The instrument that used in this study was the Social Support Questionnaire (Sarason et al., 1987) to measure social support and Safaria and Saputra?s stress levels questionnaires (2012) to measure stress levels that had modified according to the needs of research. The results showed that there was no significant relationship between social support and stress levels (p = 0.247 ; p > 0.05). The results of this research can be used as an additional data for further research related to effective coping to deal with stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Tasya
"Penerapan sistem pembelajaran jarak jauh sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 memberikan pengaruh terhadap kesehatan jiwa remaja. Selama pembelajaran jarak jauh, remaja seringkali mengalami jenuh; malas melakukan aktivitas; tugas yang terlalu banyak; sulit berkonsentrasi; cemas; bahkan stres yang nantinya berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan jiwa. Dukungan sosial dari orang disekitarnya terutama orang tua yang merupakan orang terdekat bagi remaja akan memberikan pengaruh positif kepada remaja terutama selama pembelajaran jarak jauh ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan sosial orang tua pada remaja selama pembelajaran jarak jauh. Sampel penelitian ini adalah 313 siswa SMP Negeri 5 Depok dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS) (r = 0,962) hanya mengukur pada Sub Skala Dukungan Sosial Orang Tua. Hasil penelitian menunjukkan selama pembelajaran jarak jauh remaja memperoleh dukungan sosial orang tua yang tinggi. Diperlukan adanya promosi kesehatan terkait pentingnya dukungan sosial orang tua bagi perkembangan dan kesehatan jiwa remaja terutama selama melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

The application of the distance learning system as an effort to prevent the transmission of COVID-19 has an impact on the mental health of adolescents. During distance learning, adolescents often experience boredom; are lazy to do activities; have too many tasks; difficulty concentrating; anxiety; and even stress that has the potential to cause mental health problems. Social support from the people around them, especially parents who are the closest people to adolescents, will have a positive influence on adolescents, especially during distance learning. This study is a quantitative study with a descriptive design that aims at the description of parent social support to adolescents during distance learning. The sample in this study was 313 students of SMP Negeri 5 Depok with a simple random sampling technique. This study used the Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS) instrument (r = 0.962) only to measure the Parental Social Support Sub Scale. The results showed that during distance learning, adolescents received high parental social support. There is a need for health promotion related to the importance of parental social support for the development and mental health of adolescents, especially during distance learning."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Erningwati Akoit
"ABSTRAK
Keberhasilan perilaku perawatan diri penyandang Diabetes Melitus tipe 2 dipengaruhi
oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan dukungan sosial dengan perilaku perawatan diri penyandang DM
tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, melibatkan 112 penyandang
DM tipe 2 di RS. A di Jakarta. Alat ukur yang digunakan: Social Support for Self Care in
Middle Aged Diabetes (S4-MAD), Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA),
Diabetes Knowledge (DKN) Scale dan The Diabetes Management Self Efficacy Scale
(DMSES). Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara dukungan
sosial dengan perilaku perawatan diri (p value = 0.002). Analisis multivariat
menunjukkan bahwa dukungan sosial menjadi faktor yang paling berkontribusi terhadap
perilaku perawatan diri setelah dikontrol oleh efikasi diri (p value = 0.004). Peningkatan
dukungan sosial dapat dilakukan melalui pemberian asuhan keperawatan dengan
melibatkan keluarga sebagai support system. Selain itu menganjurkan penyandang DM
terlibat dalam kelompok sosial (PERSADIA) sehingga lebih banyak terpapar informasi
tentang DM yang akan berdampak pada peningkatan perilaku perawatan diri.

ABSTRACT
The success of self - care behaviors in type 2 diabetes melittus patients influenced by
various factors, one of them is social support. This study aims to identify the relationship
between social support and self care behavior in type 2 diabetes patients. This research
used cross-sectional design, recruited 112 tipe 2 diabetes patients in Hospital A in
Jakarta. The questionaire used in this study including Social Support for Self Care in
Middle Aged Diabetes (S4-MAD), Summary Diabetes Self Care Activity (SDSCA),
Diabetes Knowledge (DKN) Scale dan The Diabetes Management Self Efficacy Scale
(DMSES. The result showed there was significant correlation between social support and
self care behaviour (p value=0.002). Multivariat analysis showed social supporrt was the
most predictor after controlling by self efficacy (p value = 0.004). Improving social
support can be achieved by involving family member as support system. Additionally,
encouraging type 2 diabetes patients joined up in social group (PERSADIA), could be
better since they gain more information about diabetes will result in improved self care
behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfatussa`Adah
"Picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan sering dialami anak usia prasekolah yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal tersebut adalah penggunaan gadget pada anak. Picky eating dapat berdampak pada pertumbuhan dikarenakan asupan nutrisi pada anak yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan gadget dengan perilaku picky eating pada anak usia prasekolah di Kota Depok. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 129 responden yang dipilih secara acak dengan teknik multistage cluster sampling di empat TK di Kota Depok. Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji chi- square). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 57 (44,2%) anak merupakan picky eater. Uji bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dengan perilaku picky eating pada anak prasekolah di Kota Depok (p<0,001) dengan tingkat risiko perilaku picky eating 5 kali lebih tinggi pada anak yang menggunakan gadget lebih dari waktu yang direkomendasikan (OR = 5,253). Upaya pencegahan perilaku picky eating pada anak, orang tua perlu memperhatikan batasan waktu anak dalam menggunakan gadget sesuai rekomendasi.

Picky eating behavior is often experienced by preschool-aged children which is caused by internal and external factors. One of these external factors is children's use of gadgets. Picky eating can have an impact on growth due to inadequate nutritional intake in children. This research aims to identify the relationship between gadget use and picky eating behavior in preschool children in Depok City. This research was conducted involving 129 respondents who were randomly selected using a multistage cluster sampling technique in four kindergartens in Depok City. Data analysis was carried out using univariate and bivariate analysis (chi-square test). The research results showed that 57 (44.2%) children were picky eaters. The bivariate test shows that there is a significant relationship between gadget use and picky eating behavior in preschool children in Depok City (p<0.001) with the risk level of picky eating behavior 5 times higher in children who use gadgets more than the recommended time (OR = 5.253). In an effort to prevent picky eating behavior in children, parents need to pay attention to limiting the time their children use gadgets according to recommendations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Msy. Martikasari
"Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker dengan kejadian tertinggi pada perempuan di Indonesia. Tesis ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara dukungan sosial dengan koping dan resiliensi serta faktor demografi yang memengaruhi pada pasien kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 213 responden dari RSK Dharmais. Instrumen yang digunakan meliputi Edmonton Symptom Assessment System, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, Cancer Coping Questionnaire, dan Connor-Davidson Resilience Scale. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan chi-square, dan uji multivariat dilakukan untuk melihat faktor yang paling memengaruhi hubungan koping dan resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial berpengaruh positif terhadap koping dan resiliensi pasien kanker serviks, dengan faktor seperti status perkawinan dan dukungan sosial yang berkontribusi dalam hubungan ini.

Cervical cancer is one of the most common types of cancer among women in Indonesia. This thesis aims to examine the relationship between social support, coping, and resilience, as well as the demographic factors influencing cervical cancer patients. The research employs a cross-sectional design with 213 respondents from Dharmais Hospital. The instruments utilized include the Edmonton Symptom Assessment System, the Multidimensional Scale of Perceived Social Support, the Cancer Coping Questionnaire, and the Connor-Davidson Resilience Scale. Data analysis is conducted using univariate and bivariate methods with chi-square tests, while multivariate analysis is performed to identify the most influential factors in the relationship between coping and resilience. The findings indicate that social support positively impacts coping and resilience among cervical cancer patients, with factors such as marital status and social support was contributing to this relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindy Salsabila Ma`mun
"Kecemasan dan ketidakstabilan emosi sering terjadi pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Hal ini karena banyaknya tuntutan dan kesulitan yang mereka hadapi sehingga diperlukan perhatian dan dukungan, terutama dari orang tua asuhnya. Dengan berbagai gejolak emosi yang dihadapi remaja, pengungkapan diri atau self-disclosure diperlukan. Remaja panti asuhan akan mengungkapkan diri ketika percaya dan nyaman dengan orang tua asuhnya, yang didukung dengan pemberian dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan dukungan sosial orang tua asuh dan self-disclosure remaja panti asuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 55 anak berusia 10-21 di Yayasan Panti Asuhan Hidayatullah Depok. Alat ukur dukungan sosial yang digunakan disusun berdasarkan teori House (1981) yang menganalisis dukungan sosial dari 4 aspek yaitu emosional, instrumental, informasi, dan penghargaan dan self-disclosure menggunakan Jourard Self-disclosure Questionnaire dari Jourard (1971). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 52,7% responden memiliki tingkat self-disclosure rendah dan 63,6% responden memiliki tingkat dukungan sosial orang tua asuh dalam kategori sedang. Hasil uji bivariat menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,577 dan p-value 0,001. Hasil tersebut disimpulkan bahwa adanya hubungan yang cukup dan signifikan dengan arah hubungan positif, di mana semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi self-disclosure yang dilakukan oleh remaja panti asuhan.

Anxiety and emotional instability are common among adolescents living in orphanages. This is due to the many demands and difficulties they face that require attention and support, especially from their foster parents. With the various emotional turmoil faced by adolescents, self-disclosure is necessary. Adolescents in orphanages will self-disclose when they trust and are comfortable with their foster parents, supported by the provision of social support. This study examines the relationship between foster parents' social support and orphanage adolescents' self-disclosure. This study used a descriptive quantitative approach with 55 respondents aged 10-21 at Hidayatullah Orphanage Foundation Depok. The social support measuring instrument used was prepared based on House's theory (1981) which analyzes social support from 4 aspects: emotional, instrumental, information, and appreciation and self-disclosure using the Jourard Self-disclosure Questionnaire from Jourard (1971). The results of univariate analysis showed that 52.7% of respondents had a low level of self-disclosure and 63.6% of respondents had a moderate level of social support from foster parents. The bivariate test results showed a correlation coefficient of 0.577 and a p-value of 0.001. These results concluded that there is a sufficient and significant relationship with a positive relationship direction, where the higher the social support, the higher the self-disclosure made by adolescents in orphanages."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>