Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nur Ngaisah
"Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) telah sering digunakan di NICU sebagai dukungan standar penanganan terhadap bayi yang gagal beradaptasi pada sistem pernapasan, akan tetapi pemakaian yang lama serta perawatan yang tidak tepat akan menyebabkan kerusakan pada kulit hidung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan hidrokoloid terhadap derajat kerusakan kulit hidung dan kenyamanan pada bayi yang menggunakan CPAP. Rancangan penelitian ini menggunakan desain Randomized Controlled Trial. Sampel diacak menggunakan program komputer dan dilakukan secara double blind. Penelitian ini melibatkan 42 bayi yang dialokasikan secara acak ke dalam dua kelompok: 21 pada kelompok kontrol dan 21 pada kelompok intervensi (menggunakan hidrokoloid). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) (0,090 > 0,05) dan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai Neonatal Infat Pain Scale (NIPS) (0,043 < 0,05). Penggunaan hidrokoloid secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap derajat kerusakan kulit, namun penggunaan hidrokoloid dapat mempertahankan tingkat kenyamanan terhadap bayi yang menggunakan CPAP.

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) has been often used in the NICU as standard care support for infants who fail to adapt to the respiratory system, prolonged use and improper care will cause damage to the nasal skin. This study aims to determine the effectiveness of hydrocolloids toward the degree of nasal injury and baby comfort using CPAP. The design of this study is a Randomized Controlled Trial design with random sampling through computer program and double blinding. During the process 42 babies were randomly allocated into two groups: 21 in the control group and 21 in the intervention group (using hydrocolloids). The results showed that there was not a statistically significant differences between the control group and the intervention group with the National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) score (0.090 > 0.05) and a statistically significant differences the Neonatal Infat Pain Scale (NIPS) score (0.043 < 0.05). Statistically, the application of hydrocolloids did not significantly affect the degree of skin breakdown, but the use of hydrocolloids could maintain the comfort level of infants using CPAP."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shynta Dewiyana Hantogo
"Proporsi usia lanjut di Indonesia meningkat setiap tahunnya sehingga perlu diikuti dengan rencana strategis perawatan kesehatan. Frailty dikaitkan dengan ketidakmandirian akibat fungsi yang buruk, berakibat turunnya performa fisik. Uji Timed Up and Go (TUG) merupakan pengukuran performa fisik yang dilakukan di klinis. Latihan beban merupakan salah satu intervensi untuk mencegah keadaan pre-frail menjadi frail atau mencegah frail menjadi lebih buruk. Jarak dan biaya untuk ke fasilitas merupakan salah satu kendala, sehingga dibutuhkan latihan yang sederhana, ekonomis dan aman untuk dilakukan di rumah. Penelitian ini menggunakan One group Pre and Post-test design pada 21 orang usia lanjut dengan pre-frail dan frail. Setelah dilakukan latihan beban dengan pita elastis 3x/ minggu selama 8 minggu, didapatkan penurunan waktu uji TUG dari 9.98 ± 2.01 menjadi 8.79 ± 1.53 detik (p<0.001) yang disebabkan oleh peningkatan massa otot akibat sintesis protein, pengurangan kortisol mengakibatkan berkurangnya proses katabolik pada otot dan peningkatan adaptasi neuromuskular. Peningkatan indeks EQ5D5L 0.881 menjadi 0.914 (p= 0.016) dan VAS-EQ5D5L 80 menjadi 85 (p<0.001). Aspek kemampuan berjalan dan rasa depresi/ cemas memainkan peran penting dalam seluruh aspek kualitas hidup. Terdapat peningkatan performa fisik disertai peningkatan kualitas hidup usia lanjut dengan pre-frail dan frail setelah latihan beban dengan pita elastis.

The proportion of elderly in Indonesia increases every year so a health care strategic plan is needed. Frailty is associated with independence due to poor functioning, resulting in decreased physical performance. Timed Up and Go Test (TUG) is used in clinical settings for physical performance. Resistance training is an intervention to prevent the pre-frail becoming frail or prevent frailty getting worse. Distance and cost to the facility is one of the obstacles. A simple and safe training in home is needed. This study is One group Pre and Post-test design on 21 people elderly with pre-frail and frail. After 3x/ week for 8 weeks resistance training using elastic bands, the TUG was decreased from 9.98 ± 2.01 to 8.79 ± 1.53 seconds (p <0.001) due to increased muscle mass caused by protein synthesis, reduced cortisol resulted in reduced catabolic process and increasing neuromuscular adaptation. The EQ5D5L index of 0.881 to 0.914 (p = 0.016) and VAS-EQ5D5L 80 to 85 (p <0.001). Mobility and anxiety/ depression play an important role in all aspects of quality of life. Physical performance is increasing followed by increasing the quality of life in elderly with pre-frail and frail after resistance training with elastic bands."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mathias Bimo P.
"Peningkatan kecepatan kapal dengan daya yang sama merupakan peningkatan efektivitas dan memberikan konservasi energi dalam perjalanan kapal. Dewasa ini telah dipelajari bahwa kecepatan kapal dapat ditingkatkan dengan melakukan biomimetic kulit ikan hiu pada lambungnya. Modifikasi yang lebih dikenal dengan teknologi mikro-riblet ini, memiliki bentuk pola bilik ndash; bilik yang dapat mengarahkan aliran disekitar kapal menjadi aliran turbulen yang teratur. Dalam aplikasinya micro-riblet akan memberikan luasan basah tambahan pada kapal yang dapat meningkatkan hambatan kapal, namun dengan manfaat riblet dalam resistance reduction dan melakukan pengujian riblet berdiameter 220 m dan 150 m didapatkan ukuran riblet dengan efisiensi optimum pada diameter 220 m dengan range efektivitas kecepatan 6.4 -11.4 , dibandingkan diameter 150 m. dengan range efektivitas kecepatan 3 -7.

The enhancement of ship speed with the same power can give energy conservation in a ship rsquo trip. Nowadays, it has been studied that application of shark skin biomimetic can enhance the ship speed. This modification, better known as micro riblet technology, has a straight pattern that can turn flow around the ship to become well run turbulent flow. In its application, micro riblet gives more wetted surfaced area in the ship rsquo s surface that will increase the ship resistance, but with the benefit of the micro riblet pattern in resistance reduction and riblet trials with the diameter size of 220 m and 150 m it is found the optimum efficiency of micro riblet size with 220 m of diameter and 6.4 11.4 of speed effectiveness range in compared to 150 m with 3 7 of speed effectiveness range."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronald Irwanto Natadidjaja
"Latar belakang : Infeksi kulit dan jaringan lunak komplikata hingga saat ini masih termasuk kasus yang sering dijumpai dalam klinik. Infeksi kulit dan jaringan lunak komplikata kerap kali dapat berakibat fatal. Data yang diperoleh di ruang rawat inap penyakit dalam RSCM menunjukkan lebih dari 200 kasus infeksi kulit dan jaringan lunak komplikata sepanjang tahun 2010, dengan angka kejadian sepsis kurang lebih mencapai sekitar 10%. Manfaat diagnostik kausatif melalui temuan kultur kuman sebaiknya juga dinilai, karena pada kenyataannya, pemberian antibiotik sesuai temuan kultur kuman juga tidak sepenuhnya menjamin menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien, hal ini seringkali dimungkinkan oleh karena banyaknya kesalahan dalam pengambilan dan pelaporan hasil spesimen.
Tujuan : Mengetahui pola sensitifitas dan resistensi mikroorganisme aerob, pola penggunaan antibiotika, serta manfaat kultur pada infeksi kulit dan jaringan lunak komplikata.
Metode : Penelitian merupakan studi kohort retrospektif dengan data sekunder pada pasien- pasien dengan infeksi kulit dan jaringan lunak komplikata yang masuk ke rawat inap penyakit dalam antara bulan Juli 2011 - Juli 2012.
Hasil : Diperoleh 90 subjek penelitian dengan temuan S. aureus dan S.epidermidis merupakan bakteri gram positif yang paling banyak dijumpai. Angka resistensi S. epidermidis terhadap oxacyllin yang dapat menjadi indikator tingginya Methycillin Resistant Staphylococcus epidermidis (MRSE) mencapai 53,8%, sedangkan untuk Methycillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) hanya 15,4%. Bakteri gram negatif yang terbanyak dijumpai adalah Pseudomonas sp yang mencapai 19,5% dari seluruh temuan kultur. Angka resistensi Pseudomonas sp terhadap cephalotin selaku indikator antibiotik beta laktam pada temuan ini mencapai 90%. Pada pemberian antibiotik empirik, kombinasi ampicillin-sulbactam dengan metronidazole menempati urutan tertinggi, yaitu mencapai 63,9%. Penggunaan antibiotik meropenem tunggal tampak mendominasi kelompok dengan eskalasi antibiotik Pada kelompok de-eskalasi antibiotik, 100% subjek diberikan antibiotik tunggal. Ciprofloxacin mendominasi pemberian antibiotik pada kelompok tersebut, yaitu mencapai 32,2% Penilaian manfaat kultur dilakukan dengan terlebih dahulu mengontrol faktor perancu, dan setelah mengontrol variabel perancu, secara statistik tidak ada perbedaan keberhasilan antara antibiotik empirik yang diberikan sesuai kultur dengan antibiotik empirik yang diberikan tidak sesuai kultur. OR pada penelitian ini adalah 0,45 dengan p > 0,05.
Simpulan : Angka resistensi terhadap antibiotik beta laktam yang ditunjukkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif cukup tinggi, dengan penggunaan antibiotik empirik yang terbanyak adalah ampisulbaktam dan metronidazole. Penggunaan meropenem tunggal paling banyak dijumpai pada kelompok dengan eskalasi antibiotik, sementara ciprofloxacin tunggal merupakan antibiotik yang paling banyak dijumpai pada kelompok de-eskalasi antibiotik. Pada penelitian ini, secara statistik tidak ada perbedaan keberhasilan antara antibiotik empirik yang diberikan sesuai kultur dengan antibiotik empirik yang diberikan tidak sesuai kultur.

Background: Complicated skin and soft tissue infection is arising as a global problem in worldwide with high fatality rate that should urgently be treated in clinical practice. Cipto Mangunkusumo Hospital, Internal Medicine Ward data showed, there were more than 200 cases during 2010, with 10% sepsis incidence rate. The culture effectiveness should be evaluated, because there are still more bias which frequently happened in sample taking or reporting procedure. This condition evokes high morbidity and mortality.
Aim: To analyze the sensitivity and resistance pattern of aerobic microorganism, empiric antibiotic and culture using in complicated skin and soft tissue infection.
Methods: July 2011-July2012 retrospective cohort study with secondary data of complicated skin and soft tissue infection patients in Cipto Mangunkusumo Hospital Internal Medicine Ward.
Result: There are 90 subjects with S. aureus and S. epidermidis as the highest finding of gram positive culture. S. epidermidis high resistance rate to oxacyllin indicates the high event of Methycillin Resistant Staphylococcus epidermidis (MRSE) infection which reaches 53,8%, for a while only 15,4% of S. aureus that present as Methycillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA).Pseudomonas sp that reaches 19,5% is the most frequent of gram negative culture finding. This finding show high indication for beta lactam resistant. The most frequent of empiric antibiotic using is ampicillin-sulbactam in combination with metronidazole that achieves 63,9%. Single meropenem and single ciprofloxacin treatment is a majority issue in group with antibiotic escalation and antibiotic de-escalation. The culture effectiveness is searched after confounding factors statistic reduction done. There are no statistic significant improve for success between appropriate culture based antibiotic and inappropriate culture based antibiotic, with 0,45 OR and p= 0,085.
Conclusion: High resistance to beta lactam showed by both gram positive and gram negative. Ampicillin-sulbactam in combination with metronidazole is the most frequent of empiric antibiotic using, with single meropenem and single ciprofloxacin as a majority use in antibiotic escalation and de-escalation group, and the appropriate culture based antibiotic and inappropriate culture based antibiotic success shows not statistically improve.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syanatha Putri Salsabila
"Indonesia, sebagai negara tropis, memiliki kelembapan tinggi yang memengaruhi kondisi tanah dan infrastruktur bawah tanah, termasuk pipa pada industri minyak dan gas. Salah satu tantangan utama dalam industri ini adalah korosi, yang menyebabkan kerugian ekonomi signifikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik tanah terhadap laju korosi baja karbon menggunakan metode kehilangan berat dan polarisasi linier. Metode kehilangan berat sederhana diterapkan untuk menentukan laju korosi dengan mengukur pengurangan massa pada sampel, sementara metode polarisasi linier digunakan untuk mengevaluasi kinetika korosi melalui pengukuran nilai icorr dan resistansi polarisasi. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik tanah mempengaruhi tingkat korosi secara signifikan. Pasir pantai Pakis Karawang, dengan pH 5,2, kelembapan 87%, dan resistivitas 59,03 Ω·cm, menunjukkan laju korosi tertinggi sebesar 42,57 mpy dan resistansi polarisasi terendah sebesar 11,16 Ω. Sebaliknya, tanah Jurang Hutan Asli UI memiliki laju korosi terendah sebesar 16,89 mpy dengan resistansi polarisasi tertinggi 2.820,11 Ω. Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis tanah, khususnya kelembaban dan resistivitasnya, merupakan faktor utama dalam menentukan tingkat korosi, sehingga perlindungan korosi harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Indonesia, as a tropical country, exhibits high humidity levels that influence soil conditions and underground infrastructure, including pipelines in the oil and gas industry. One of the primary challenges in this sector is corrosion, leading to significant economic losses. This study aims to analyze the effect of soil characteristics on the corrosion rate of carbon steel using the weight-loss method and linear polarization. The weight-loss method was applied to determine the corrosion rate by measuring mass reduction, while the linear polarization method evaluated corrosion kinetics through icorr values and polarization resistance. Results indicate that soil characteristics significantly impact corrosion levels. Pakis Karawang beach sand, with a pH of 5.2, 87% moisture, and 59.03 Ω·cm resistivity, exhibited the highest corrosion rate of 42.57 mpy and the lowest polarization resistance of 11.16 Ω. Conversely, soil from Jurang Hutan Asli UI had the lowest corrosion rate of 16.89 mpy and the highest polarization resistance of 2,820.11 Ω. This study concludes that soil properties, particularly moisture and resistivity, are critical factors in determining corrosion rates, emphasizing the need for tailored corrosion protection strategies based on environmental conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Umar Paisal
"Pemanasan global dan krisis energi telah mendorong manusia untuk menemukan cara mengatasinya. Pengurangan konsumsi bahan bakar fosil dan penerapan green technolgy berkembang pesat saat ini. Pada kapal telah diteliti dan ditemukan cara untuk mengurangi hambatan seperti penggunaan microbubbles, surfactant, dan polymer. Penggunaan bahan surfactant dan polymer sentesis yang berbasiskan rantai karbon yang terbukti mampu mengurangi hambatan kapal. Namun penggungaannya memilki dampak buruk terhadap lingkungan, sehingga beberapa polimer alam (bioplymer) mulai dikembangkan seperti getah karet latex dan kulit ikan hiu yang menurut hasil penelitian mampu mengurangi hambatan pada kapal. Pada penelitian ini digunakan lendir kulit belut (Monepterus Albus) yang ditempelkan sepanjang 25% panjang kapal pada bagian haluan kapal model.
Metode yang dilakukan adalah melakukan pengujian tarik kapal model pada kolam dengan variasi kecepatan melalui pengaturan voltase yaitu 75V, 85V, dan 100V serta sudut trim by stern 1,960 dan 2,840. Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui besarnya hambatan total kapal model pada kecepatan tertentu, kemudian dibandingkan dengan hambatan total kapal model kondisi tanpa penempelan kulit belut. Dengan melakukan perbandingan maka akan diketahui seberapa besar pengaruh penempelan kulit belut terhadap pengurangan hambatan total kapal model. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kulit belut berpengeruh terhadap pengurangan hambatan kapal model pada saat kecepatan kapal model lebih besar dari 0,85 m/s.

Global warming and energy crisis has prompted people to find ways to overcome them. Reducing fossil fuel consumption and application of green technolgy thriving today. On the ship has been investigated and found ways to reduce resistance such as microbubbles, surfactant, and polymer. The use of surfactants and polymer materials based on carbon chain sentesis which proved capable of reducing resistanc to the ship. However its have adverse environmental impacts, so that some natural polymers (bioplymer) began to be developed such as latex rubber latex and leather shark which, according to research results to reduce resistanceto the ship. In this study be used eel skin mucus (Monepterus Albus), which posted a 25% length of the ship on the bow of the ship model.
The method is carried out pulling tests on the model boat pond with a variation of speed through the voltage setting is 75V, 85V, and 100V and corner trim by stern 1.960 and 2.840. Pulling testing conducted to determine the resistance of the total ship model at a certain speed, then compared with total resistance vessel model without annealing conditions eel skin. By doing a comparison would show how much influence eel skin sticking to the reduction in total resistance model ships. From the research result shows that eel skins have influance on reducing resistance to the ship model ship model at speeds greater than 0.85 m /s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Qodir
"Indonesia sebagai negara salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia sangat membutuhkan kapal sebagi alat transportasi dan perdagangan. Kebutuhan kapal di Indonesia ditekankan pada aspek kapasitas muatan yang besar namun memiliki konsumsi bahan bakar rendah.
Skripsi ini membahas tentang studi tahanan total konfigurasi sidehull II atau lambung sisi terluar model lambung kapal pentamaran dengan variasi jarak melintang S/L : 0,375, 0,325," "0,275 dan variasi R/L : 0,25, 0,05, dan -0,15. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan konfigurasi dengan tahanan terendah sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar. Studi dilakukan dengan melakukan uji coba atau uji tarik di kolam/danau dengan kondisi air tenang (calm water) menggunakan data akuisisi dan simulasi menggunakan software ANSYS-Fluent.
Hasil penelitian menunjukkan kurva tahanan total dan koefisien tahanan total masing-masing konfigurasi. Koefisien tahanan total memiliki kecenderungan naik pada angka Froude, Fr = 0,1-0,3, kemudian kurva turun pada Fr = 0,4 dan naik lagi pada Fr = 0,5. Pada Fr > 0,5 kurva terus mengalami penurunan. Pada Fr = 0,1-0,4 konfigurasi 3c memiliki nilai koefisien terendah, sedangkan pada Fr = 0,4-0,5 konfigurasi 2a memiliki nilai koefisien terendah. Pada Fr > 0,5 semua konfigurasi berhimpit atau memiliki perbedaan yang sangat kecil.

Indonesia is one of the biggest archipelago in the world. Ships are the important things for the transportation tool and shipment in Indonesia. The needs of ship in Indonesia are focusing in the great load capacity, but with low fuel consumption.
This thesis discusses the total resistance studies of side-hull II configuration or the outer side of the pentamaran hull with transverse distance variation S/L: 0.375, 0.325, 0.275 and the longitudinal variation of R/L: 0.25, 0.05, and -0.15. This studies head for found out the optimum configuration which have the lowest resistance so it will reduce fuel consumption. Studies conducted by experiment or towing test at the towing tank or lake with calm water conditions using a data acquisition and simulation using ANSYS-Fluent software.
Results showed total resistance curve and the total resistance coefficient of each configuration. Total resistance coefficient has a tendency to rise on the Froude number, Fr = 0.1-0.3, then curves dropped at Fr = 0.4 and rose again at Fr = 0.5. At Fr > 0.5 the curve continues to decline. At Fr = 0.1-0.4, 3c configuration has the lowest coefficient value, while at Fr = 0.4-0.5, 2a configuration has the lowest coefficient. At Fr> 0.5 all configurations coincide or have a very small difference.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Maemunah
"Bakteri Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae resisten multiobat penghasil biofilm merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia, terutama di Indonesia sebagai negara dengan prevalensi bakteri Gram negatif resisten multiobat penghasil enzim beta laktamase tertinggi se-Asia Tenggara. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan metode deteksi dan mengetahui proporsi pembentukan biofilm dengan metode tabung eppendorf polypropylene yang mudah dikerjakan, reproducible dan efisien pada isolat simpan A. baumannii, P.aeruginosa dan K. pneumonia yang resisten multiobat penghasil biofilm di Laboratorium Mikrobiologi FKUI-RSCM pada periode Maret 2015-Oktober 2016. Sebanyak 71 isolat simpan yang menjadi sampel penelitian. Setiap isolat dilakuan uji deteksi pembentukan biofilm dengan media luria bertani, diinkubasi selama 30 jam, dibersihkan dari sisa sel planktonik dengan PBS steril dan diwarnai dengan crystal violet 0,1. Proporsi pembentukan biofilm pada Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginos dan Klebsiella pneumoniae masing-masing secara berurutan adalah 55,3, 53,3 dan 0. Metode deteksi pembentukan biofilm dengan tabung eppendorf polypropylene merupakan metode deteksi yang mudah dikerjakan, reproducible dan efisien, sehingga dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi klinik sederhana. Proporsi bakteri penghasil biofilm adalah lebih dari 50 non-Enterobactericeae resisten multiobat, tetapi tidak pada isolat K. pneumoniae resisten multiobat.

Biofilm forming multidrug resistant Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa and Klebsiella pneumoniae are a major cause of health problems in hospitalized facilities in the world, especially in Indonesia as the highest prevalence of the multidrug resistant Gram negative bacteria in Southeast Asia. The aim of this study is to get the method of detection and proportion of biofilm formation using polypropylene eppendorf tube because easy to do, reproducible and efficient from stock culture isolates of multidrug resistant A. baumannii, P.aeruginosa and K. pneumonia at clinical microbiology laboratory of FKUI RSCM during March October 2016. The are 71 stock culture isolates from the total sample, medium for biofilm cultivation was Luria Bertani, incubated for 30 hrs, washed with sterile phosphat buffer saline and stained with crystal violet 0,1. Proportion of biofilm producing of multidrug resistant Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa and Klebsiella pneumoniae were respectively 55.3, 53.5 and 0. Detection of biofilm formation using polypropylene eppendorf tube could perfom in simple clinical microbiology laboratory because easy to do, reproducible and efficient. The proportion of biofilm producing showed that more than 50 of multirug resistant of non Enterobactericeae, but no one of K. pneumoniae isolate.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadhil
"Ketahanan korosi SS 316L pada variasi konsentrasi lingkungan NaCl diinvestigasi dengan menggunakan pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Perlakuan panas dilakukan pada suhu 1100oC. Pengamatan struktur mikro menggunakan Optical Microscope. Larutan NaCl mensimulasikan kondisi air laut tempat pengaplikasian SS316L, variasi konsentrasi larutan NaCl yaitu ; 1%, 2%, 3,5%, 4%, dan 5%. Ion klorida pada NaCl dapat menyerang lapisan pasif pada permukaan SS. Penetrasi ion klorida ini yang bepengaruh terhadap ketahanan korosi pada SS316L.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada konsentrasi 3,5% NaCl memiliki ketahanan korosi yang paling rendah. Kelarutan oksigen dalam air paling optimum pada ion Cl 3-3,5%. Pengamatan perubahan struktur mikro menggunakan larutan 3,5% NaCl sebagai pembanding ketahanan korosi sebelum dan setelah dilakukannya perlakuan panas. Hasilnya menunjukkan ketahanan korosi sesudah diberikan perlakuan panas jauh lebih rendah. Struktur mikro saat sesudah mengalami sensitasi pada batas butirnya dan ketidaksamaan besar butir.

Corrosion resistance of Austenitic Stainless Steel 316L in variation of NaCl environment was investigated using Electochemical Impedance Spectroscopy test. Heat treatment was done at temperature 1100oC. The microstructure was studied by Optical Microscopy. NaCl solution demonstrated seawater environment, conctentrations varying from 1% to 5%. Ion chloride can penetration through passive film. The penetration of chloride affected corrosion resistance of SS316L.
The result showed that the corrosion resistance of concentration of 3,5% NaCl had the lowest corrosion resistance. Optimum oxygen dissolved occured in concentration 3 ? 3,5% NaCl. The studied of changed of microstructure used 3,5% NaCl solution to compared corrosion resistance of before and after heat treatment. The result demonstrated tha corrosion resistance after heat treatment was lower than the before one. The microstructure after heat treatment suffered sensitization and dissimilarity of grain on microstructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Kurniadhi
"Latar belakang: Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Diluar dari faktor risiko konservatif yang sudah diketahui berhubungan PJK ternyata didapatkan pula sejumlah faktor non konservatif yang berhubungan dengan PJK, salah satu faktor risiko yang paling menonjol adalah resistensi insulin. Data penelitian yang melihat peranan dan hubungan antara resistensi insulin dengan kejadian dan beratnya PJK masih menjadi kontrovesi, dimana sejumlah penelitian menunjukkan hasil yang bertentangan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai resistensi insulin pada pasien PJK dan tersangka PJK yang menjalani angiografi koroner dan korelasi antara resistensi insulin dengan beratnya PJK, yang dinilai dengan derajat stenosis arteri koroner.
Metode: Resistensi insulin dinilai dengan menggunakan HOMA IR sedangkan beratnya derajat stenosis koroner dinilai dengan sistem skoring dari Gensini.
Hasil: Sebanyak 39 subyek yang menjalani angiografi koroner karena PJK dan tersangka PJK mengikuti penelitian ini. Nilai HOMA IR pada penelitian ini tidak mengikuti distribusi normal, dengan nilai median 4,63 (0,73 – 26,9). HOMA IR menunjukkan korelasi yang bermakna dengan beratnya derajat stenosis arteri koroner dengan arah korelasi positif dan kekuatan korelasi sedang (r: 0,44, p < 0,05). Korelasi ini tetap bermakna meskipun telah dilakukan penyesuaian dengan sejumlah variabel perancu.
Kesimpulan: Terdapat korelasi bermakna antara resistensi insulin dengan beratnya PJK yang dinilai dengan Gensini skor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>