Ditemukan 93901 dokumen yang sesuai dengan query
Netiasa Adab
"Indonesia memiliki daya tarik wisata pantai yang beragam. Salah satunya di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap pantai memiliki nama yang digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan satu pantai dari pantai yang lain. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan eksplanasi atas asal-usul serta pola penamaan dan pemaknaan nama pantai tersebut sehingga budaya dan keadaan alam setempat turut diketahui. Terdapat delapan belas nama pantai yang menjadi data penelitian, yakni pantai yang terdaftar di Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul serta pantai tambahan yang disebutkan oleh pegawai kelurahan dan masyarakat. Teori yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah teori makna praanggapan yang disampaikan oleh Nyström (2016). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan asal-usul nama pantai dan mengklasifikasikannya pada kategori makna. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah studi pustaka melalui kamus bahasa Jawa-Indonesia dan KBBI, wawancara secara daring dan luring, serta observasi. Sementara itu, metode yang digunakan untuk mengolah data adalah identifikasi dan klasifikasi untuk mengidentifikasi kecenderungan nama pada klasifikasi makna kategorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nama-nama pantai di Kabupaten Bantul didominasi oleh kategori keadaan geografis. Di samping itu, asosiasi positif yang dominan adalah asal-usul nama pantai dan hal-hal yang ada di wilayah pantai; sedangkan asosiasi negatif yang dominan adalah prostitusi. Sementara itu, emosi positif didominasi emosi biasa saja dan emosi negatif didominasi emosi kecewa
. Indonesia has a variety of coastal tourist attractions. One of them is in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region. The name of each beach is used to identify and distinguish one beach from another. This research was conducted to provide an explanation of the origin, the naming pattern, and the meaning of the beaches' names so that the culture and local natural conditions are known. Eighteen names of beaches become the research data, namely the beaches registered in the Bantul Regency Tourism Office and additional beaches mentioned by village officials and the community. The theory used to process the data is the theory of presuppositions of meaning from Nytröm (2016). This study uses a qualitative approach to explain the origin of beach names and classify them into categories of meaning. The method used to collect data is a literature study through the Javanese-Indonesian dictionary and the KBBI, online and offline interviews, and observation. Meanwhile, the method used to process the data is identification and classification to identify the tendency of names to classify categorical meanings. The results show that the names of beaches in Bantul Regency were dominated by the category of geographical conditions. In addition, the dominant positive association is the origin of beach names and things in the coastal area; while the dominant negative association is prostitution. Meanwhile, positive emotions are dominated by ordinary emotions and negative emotions are dominated by disappointed emotions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
"Dusun Cemara Lawang Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo merupakan daerah tujuan Wisata kawasan Gunung Bromo. Sebagai daerah tujuan wisata , didaerah penelitian ini terdapat sarana penunjang pariwisata berupa penginapan yang disebut homestay...."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Andari Ayu
"Pesisir selatan Kabupaten Pacitan merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan memiliki sebuah teluk bernama Teluk Pacitan. Proses erosi dan sedimentasi perlu diketahui untuk melihat kondisi fisik pantai. Ukuran dan diameter butir sedimen merupakan bagian dari sifat-sifat sedimen yang dapat memberikan informasi tentang proses transport sedimen. Distribusi sedimen memberikan gambaran mengenai asal sedimen, sejarah transportasi, dan kondisi pengendapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan sedimentasi dan menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap diameter butir sedimen. Metode pengambilan sampel daerah acak berstrata pada setiap segmen sepanjang 150x150 meter untuk pengumpulan sampel sedimen dan data kemiringan gisik pantai. Pengelompokkan sedimen dari hasil pengayakan yang dilakukan di laboratorium P2O LIPI berdasarkan skala Wentworth dan dilakukan uji granulometri. Arus pantai dan energi geombang diperoleh dari sumber data BMKG Ocean Forecast System. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen dengan jenis pasir mendominasi di semua pantai. Nilai mean pada pantai hadapan samudera berkisar antara -0.18 ndash; 2.43, sorting adalah well sorted hingga poorly sorted, skewness adalah very fine skewed hingga very coarse skewed, dan kurtosis adalah very leptokurtic dan extremely leptokurtic. Pantai hadapan teluk, nilai mean 2.20 ndash; 4.49 dari sisi barat hingga timur, sorting adalah very well sorted hingga moderately sorted, skewness adalah very fine skewed hingga coarse skewed, dan kurtosis adalah very leptokurtic dan extremely leptokurtic. Hasil uji statistik dengan Analisis Regresi Linier Berganda diperoleh hasil arus pantai, energi gelombang, dan keimiringan gisik pantai berpengaruh secara simultan terhadap diameter butir sedimen.
The southern coast of Pacitan regency is one of the areas directly adjacent to the Indian Ocean and has a bay called Pacitan Bay. The process of erosion and sedimentation should be known to see the physical condition of the beach. The size and diameter of the sediment grains are part of the sedimentary properties that can provide information about the sediment transport process. Sediment distribution provides an overview of the origin of sediments, transportation history, and deposition conditions. This study aims to analyze the sedimentation environment and analyze the variables that have the most influence on the diameter of the sediment grains. Methods of sampling stratified random areas on each segment along 150x150 meters for collection of sediment samples and slope data of coastal gradients. The grouping of sediments from the sieving result conducted in LIPI P2O laboratory based on Wentworth scale and granulometry test. Coastal currents and wave energy are obtained from BMKG Ocean Forecast System data source. The results showed that sediment with sand types dominates on all beaches. Mean values on oceanfront beaches range from 0.18 2.43, sorting is well sorted to poorly sorted, skewness is very fine skewed to very coarse skewed, and kurtosis is very leptokurtic and extremely leptokurtic. Beachfront bay, mean value 2.20 4.49 from west to east side, sorting is very well sorted to moderately sorted, skewness is very fine skewed to coarse skewed, and kurtosis is very leptokurtic and extremely leptokurtic. The result of statistical test with Multiple Linear Regression Analysis showed that coastal currents, wave energy, and the slope of the coastal gradient influence simultaneously to the diameter of the sediment grains."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andini Dwi Khairunnisa Daulay
"Pengembangan Kawasan Mandalika yang berada di Kabupaten Lombok Tengah berkaitan erat dengan penentuan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK Mandalika) dan pengoperasian Sirkuit Internasional Mandalika. Potensi pariwisata yang menjadi ciri khas, tidak terlepas dari berbagai objek wisata pantai yang terletak di KEK dan penyangga, yakni Pantai Kuta yang berada di kawasan inti KEK dan Pantai Selong Belanak yang berada di kawasan penyangga KEK. Pengembangan kawasan dilihat melalui kemunculan kawasan bisnis yang ditandai dengan menjamurnya fasilitas secara spasial sehingga membentuk pola keruangan Kawasan Bisnis Rekreasional atau Recreational Business District (RBD) dengan tiga komponen yaitu Large Shopping Center (LSC), Commercial Pedestrian Street (CPS), dan Urban Leisure Area (ULA). Metode kuantitatif berupa Analisis Tetangga Terdekat/ Nearest Neighbour Analysis (NNA) dan analisis densitas atau kepadatan titik melalui Kernel Density Estimation (KDE), serta besar pengaruh jarak dari pusat kota dan atraksi yang diukur melalui Regresi Linier. Pantai Kuta memiliki RBD lebih signifikan dengan 605 titik fasilitas dan Pantai Selong Belanak 103 titik. Pola keruangan RBD Pantai Kuta dan Selong Belanak memiliki kategori LSC dan CPS yang cenderung memadat pada bentuk medan asal laut (wilayah pesisir) dan penggunaan lahan pertanian yang semula dimanfaatkan sebagai perkebunan. Melalui fungsi jalannya, pola keruangan RBD Pantai Kuta dengan kategori LSC dan CPS cenderung memadat secara linier di jalan kolektor, sedangkan Pantai Selong Belanak di jalan lokal. Pengaruh pengembangan Kawasan Mandalika menunjukkan nilai >75% yang berpengaruh kuat, dimana semakin dekat jarak RBD dengan pusat atraksi dan pusat kota menyebabkan jumlah fasilitas semakin banyak dan membentuk kawasan bisnis padat dan sebaliknya
The development of the Mandalika Area in Central Lombok Regency is closely related to the determination of the Mandalika Special Economic Zone (SEZ) and the operation of the Mandalika International Circuit. The characteristic tourism potential is inseparable from the various beach tourism objects in the SEZ and its buffers, namely Kuta Beach, which is in the core area, and Selong Belanak Beach in the SEZ's supporting area. Regional development is seen through the emergence of business facilities spatially to form a Recreational Business District (RBD) spatial pattern. RBD consists of three components; Large Shopping Center (LSC), Commercial Pedestrian Street (CPS), and Urban Leisure Area (ULA). Quantitative methods include Nearest Neighbor Analysis (NNA) and density analysis or point density through Kernel Density Estimation (KDE), as well as the influence of distance from the city center and attractions measured by Linear Regression. Kuta Beach has a more significant RBD with 605 facility points, and Selong Belanak Beach has 103 points. The spatial pattern of the RBD of Kuta Beach and Selong Belanak has LSC and CPS categories which tend to condense in the shape of the terrain originating from the sea (coastal areas) and the use of agricultural land that was originally used as plantations. Through its road function, the spatial pattern of Kuta Beach RBD with LSC and CPS categories tends to condense linearly on collector roads, while Selong Belanak Beach is on local roads. The effect of the development of the Mandalika area shows a value of >75% means it has a strong influence, where the closer the RBD is to the center of attractions and the city center, the more facilities will form a denser business area"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
I Nyoman Putera Indrawan
"Wilayah Pesisir Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Seririt, Kecamatan Banjar, danKecamatan Buleleng berada di bagian barat Kabupaten Buleleng, Bali. Wilayah pesisir di ke-empat kecamatan tersebut rawan terkena abrasi dan akresi. Abrasi danakresi merupakan fenomena alam yang berjalan seimbang. Faktor manusiamenyebabkan fenomena tersebut mengalami perubahan keseimbangannya sehingga dapat menimbulkan kerugian pada manusia sendiri. Tujuan penelitian iniadalah menganalisis pengaruh perubahan garis pantai yang disebabkan oleh abrasidan akresi terhadap perubahan luasan penggunaan tanah di wilayah pesisir.
Penelitian ini menggunakan citra Landsat 5, 7, dan 8 dengan kurun waktu 3 periode, yaitu periode 1990 dan 1997, periode 1997 dan 2007, dan periode 2007 dan 2017. Metode penelitian dengan menghitung perubahan panjang, perubahan lebar pantai, dan luas abrasi dan akresi. Selanjutnya hasilnya dihubungkan dengan perubahan penggunaan tanah di wilayah pesisir. Hasil penelitian ini menunjukkan perubahan garis pantai terjadi di sepanjang wilayah penelitian. Perubahan tersebut dibuktikan dengan adanya salah satu abrasi yang menghancurkan bangunan di Desa Gerokgak.
Gerokgak, Seririt, Banjar, and Buleleng coastal areas are located in the west of Buleleng Regency, Bali. These area are prone to abrasion and accretion. Abrasion and accresion is a natural phenomenon thats occur balanced. Human behavior is a factor that may cause harm to humans if it disrupts the balance. The purpose of theresearch were to analyze influece of coastline change that caused by abrasion andaccretion toward land use wide at coastal area. The research used Landsat 5, 7, and 8 images with 3 periods which were 1990 and 1997, 1997 and 2007, and the last period was 2007 and 2017. The data were processed by calculating the change ofthe coastlines length and width, and measuring the abrasion and accretion. The result then was combined with the land use change at coastal area. The result showed that coastline change happened along the coastal areas in research area. It evidence with one of abrasion area destroyed a building at Gerokgak Village."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wospakrik, Martina
"Pembangunan sektor pariwisata dihadapkan pada situasi yang cukup dilematis. Disatu sisi pembangunan sektor ini telah menjadi suatu keharusan karena merupakan sektor yang cukup unggul dalam menghasilkan devisa negara dan mendistribusikan pendapatan kepada masyarakat. Akan tetapi di sisi lain sektor pariwisata dikhawatirkan akan membawa dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat Irian Jaya pada umumnya dan masyarakat Manokwari pada khususnya.
Konsekuensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Manokwari adalah kesiapan pemerintah dan lapisan masyarakat untuk dapat mempersiapkan mental, perilaku dan masyarakat sadar wisata sedini mungkin agar dalam menghadapi datangnya wisatawan mancanegara masyarakat siap menerima segala kemungkinan yang terjadi dengan baik dan selektif. Pariwisata sebagai salah satu sektor yang mendatangkan penghasilan, maka perlu suatu penanganan yang sungguh-sungguh yaitu mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai.
Pengembangan pariwisata menaruh perhatian besar terhadap beberapa obyek wisata yang potensial antara lain Pulau Mansinam dan Pasir Putih serta potensi-potensi yang lain yang dianggap memiliki daya tarik untuk dikembangkan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat sebagai pengganti sektor pendapatan lain yang telah dilakukan selama ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10184
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dian Novia Indrianti
"Pesatnya pertumbuhan pariwisata diiringi dengan munculnya pertanyaan mengenai alasan orang-orang melakukan kegiatan wisata. Alasan yang menyebabkan seseorang melakukan perjalanan wisata disebut sebagai motivasi wisata. Yogyakarta menjadi daerah tujuan para wisatawan asing yang jumlahnya selalu meningkat setiap tahun. Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman menjadi dua daerah tujuan wisata favorit dibanding tiga kabupaten lainnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini mengkaji alasan yang mendorong para wisatawan asing melakukan perjalanan ke Yogyakarta sehingga dapat dikaitkan dengan tingginya jumlah wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan spasial dan analisa deskriptif. Dari hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa motivasi wisatawan asing di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman tidak dipengaruhi oleh jenis wisata yang ada di daerah tujuan.
The rapid growth of tourism followed by the emergence of questions about the reasons people do tourist activities. Reasons that cause a person to travel referred to as tourist motivation. Yogyakarta became the destination of foreign tourists whose number is increasing every year. Yogyakarta city and Sleman district into two favorite tourist destination compared to three other districts in the province of Yogyakarta.This study examines the reasons that encourage foreign tourists to travel to Yogyakarta so it can be attributed to the high number of foreign tourists come to Yogyakarta. The method of analysis used in this study is the approach of spatial and descriptive analysis. From the research, it was concluded that the motivation of foreign tourists in the city of Yogyakarta and Sleman District was not influenced by the type of tourism in the destination."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53294
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
JTH 1(1-2) 2010 (1)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Kholis Ernawati
"Tambak terlantar merupakan man made breeding places pada daerah endemis malaria di ekosistem pantai Pengelolaan habitat perindukan vektor dapat memutuskan rantai penularan malaria Penerapan manajemen terpadu yaitu manajemen kasus dan manajemen lingkungan dalam pengendalian malaria merupakan key alternative terutama pada daerah endemis dengan jumlah habitat perindukan vektor berupa tambak terlantar yang luas Pengelolaan tambak terlantar perlu menerapkan prinsip berkelanjutan yaitu mempertimbangkan aspek ekologi ekonomi sosial kelembagaan dan teknologi Tujuan penelitian ini adalah merumuskan model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor berkelanjutan Lokasi penelitian adalah desa Sukarame Sukamaju dan Kampung Baru Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung Metode yang digunakan untuk pemilihan alternatif pengelolaan tambak terlantar berkelanjutan yaitu Analytical Network Process ANP Penyusunan model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor menggunakan metode System Dynamics Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan alternatif pengelolaan tambak terlantar agar tidak menjadi habitat perindukan vektor yang mempertimbangkan aspek aspek keberlanjutan adalah budi daya ikan Nila Bandeng 27 Budi daya udang 22 rehabilitasi mangrove 18 mengeringkan tambak 12 mengalirkan air laut ke tambak 10 dan membersihkan ganggang atau lumut 9 Urutan kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan alternatif pengelolaan tambak terlantar adalah aspek lingkungan 26 sosial 24 Teknologi 18 Kelembagaan 17 dan ekonomi 15 Skenario terbaik pada model pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor berkelanjutan dilakukan dengan intervensi predator 60 dan rehabilitasi mangrove 10 Pengelolaan tambak terlantar membutuhkan keterlibatan lintas sektor yaitu instansi Dinas Perikanan 70 pengusaha tambak 80 peran serta aktif masyarakat 50 dan keterlibatan instansi Dinas Kesehatan 70 dalam manajemen kasus malaria Pengendalian malaria melalui pengelolaan habitat perindukan vektor berkelanjutan dapat menurunkan habitat perindukan vektor 8 28 kepadatan larva Anopheles sp 55 2 nyamuk Anopheles sp 11 68 dan kasus malaria 25 78
Derelict ponds are man made breeding places in endemic areas in coastal ecosystems Vector breeding habitat management can break the chain of transmission of malaria Implementation of the integrated management of case management and environmental management in malaria control is a key alternative especially in endemic areas by the number of vector breeding habitats such as ponds abandoned areas Management of abandoned farms need to apply sustainable principles that consider the ecological economic social institutional and technological The purpose of this study is to formulate a model of malaria control through sustainable management of vector breeding habitats The research location is the village Sukarame Sukamaju and Kampung Baru Punduh Pedada subdistrict Pesawaran district Lampung province The method used for the selection of alternative sustainable management of derelict ponds were Analytical Network Process ANP Modeling the control of malaria through vector breeding habitat management using System Dynamics The results showed that the sequence of alternative farm management so as not to be stranded vector breeding habitats that considers aspects of sustainability are Tilapia aquaculture Milk 27 shrimp cultivation 22 rehabilitation of mangroves 18 dry ponds 12 sea water flowing into the pond 10 and cleaning algae or moss 9 The order of the criteria to be considered in the selection of alternative to derelict farm management are environment 26 social 24 technology 18 institutional 17 and economy 15 The best case scenario in a model of malaria control through sustainable management of vector breeding habitat is done by the intervention predators 60 and mangrove rehabilitation 10 Management of abandoned farms that require cross sector involvement Fisheries agencies 70 farm employers 80 public participation 50 and the Public Health Service agency involvement 70 in malaria case management Control of malaria vector breeding habitat through sustainable management can reduce vector breeding habitats of 8 28 density of larval Anopheles sp 55 2 the mosquito Anopheles sp 11 68 and decrease malaria cases of 25 78 "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Samsuridjal Djauzi
Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1997
303.4 SAM p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library