Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173574 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iqbal Jamalulail
"Tesis ini dilatarbelakangi adanya upaya pengembangan potensi dan kapabilitas santri dan masyarakat secara kolaborasi oleh Pesantren Al Baghdadi, sejak awal berdiri tahun 2012 hingga saat ini Pesantren Al Baghdadi tetap konsisten dalam hal pengembangan potensi dan kapabilitas. Adanya pengembangan potensi dan kapabilitas secara kolaborasi tersebut membuktikan bahwa Pesantren yang termasuk ke dalam Faith Based Organization tidak hanya piawai dalam hal urusan ajar-mengajar Agama akan tetapi juga mampu menciptakan sumberdaya manusia yang unggul dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan potensi dan kapabilitas santri yang berkolaborasi dengan komunitas lokal, tahap pemberdayaan oleh pesantren al baghdadi dalam meningkatkan potensi dan kapabilitas komunitas lokal, serta kemanfaatan dari kolaborasi pengembangan potensi dan kapabilitas santri dan komunitas lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif dan waktu penelitian selama empat bulan terhitung sejak bulan Januari hingga April. Wawancara dilakukan kepada lima belas orang informan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi berupa foto saat di lokasi penelitian. Pemilihan informan dilakukan berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pesantren Al Baghdadi dalam mengembangkan potensi dan kapabilitas santri dan komunitas lokal dengan mendayagunakan berbagai elemen dan potensi di pesantren dan lingkungannya, yaitu Pertama, secara internal, Pesantren Al Baghdadi melakukan pengembangan sumber daya santri baik dari segi keterampilan (kewirausahaan dan finansial) dan  keilmuan (Spiritual).  Kedua, Pesantren Al Baghdadi  melakukan  tahap-tahap yang bersifat konstruktif dan persuasif dalam setiap tahap pengembangan masyarakat. Di mana setiap tahapan yang dilakukan Pesantren Al Baghdadi bersifat kontinuitas. Ketiga,  berupaya untuk menekankan kemanfaatan kegiatan pesantren yang dapat meningkatkan keterampilan dan keilmuan sehingga masyarakat dapat berwirausaha dan terampil secara finansial, serta  mumpuni secara  spiritual. Adapun rekomendasi mengait penelitian ini yaitu Penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan potensi dan kapabilitas santri yang berkolaborasi dengan komunitas lokal berbasis Pesantren sebagai Faith Based Organization (FBO) dapat lebih menghadirkan kebaruan-kebaruan dalam penelitiannya, agar ilmu kesejahteraan sosial mengenai pemberdayaan masyarakat berbasis Pesantren dapat terus berkembang.

The thesis discussed santri and society’s potential development and capability based on collaboration in Al-Baghdadi Islamic boarding school, from 2012 until now. Al Baghdadi Islamic boarding school as Faith-Based Organization (FBO) is still consistent in developing the potency and capability of the santri. The materials in Al Baghdadi Islamic boarding school are not only about religion but also creating human resources who are excellent and creative in utilizing their potency. This research describes santri’s potential and capability in collaborating with local community. The approach of the research was the qualitative approach. The type of the research was the descriptive one. The data collection was undertaken in four months: i.e from January to April 2022. There were 15 informants has been interviewed. Informants has been selected purposively The result shows that Al Baghdadi Islamic boarding school develops and the community potency and capability. Firstly, Al-Baghdadi Islamic boarding school has been upgrading santri as human resources not only spiritual aspect, but also creative aspects (entrepreneur and financial). Secondly, Al Baghdadi Islamic boarding school undertook persuasive and constructive approaches in every human development. The society has been developed not only in entrepreneurship and financial skills, but also their spiritual aspect. Recommendations about this research is can present more novelties in their research, so that social welfare science regarding Islamic boarding school-based community empowerment can continue to develop."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Habibah
"Berinteraksi dengan lawan jenis merupakan suatu kebutuhan bagi para santri yang ada dalam masa remaja. Akan tetapi bagi santri di pesantren Al-Idris, interaksi lawan jenis tidak bisa mereka lakukan secara bebas, sebab ada aturan pesantren yang membatasi mereka. Selain itu di sana juga terdapat gendered space yang memisahkan wilayah santri putri dan santri putra, sehingga hanya dalam waktu tertentu para santri dapat berinteraksi dengan lawan jenisnya. Dalam penelitian ini, saya melihat hubungan interaksi lawan jenis santri dengan ruang di sekitar mereka. Saya ingin melihat cara para santri menciptakan embodied space yang mereka gunakan untuk berinteraksi dengan lawan jenisnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data dikumpulkan dengan cara observasi partisipan serta wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada lima tempat yang digunakan oleh para santri untuk menciptakan embodied space agar bisa berinteraksi dengan lawan jenis mereka. Tempat itu meliputi sekolah, warung, masjid, asrama, serta pohon di wilayah kuburan di luar pesantren. Kemudian dalam menciptakan embodied space ada berbagai cara yang dilakukan oleh para santri yang disesuaikan dengan tempat interaksinya.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya embodied space diciptakan oleh para santri karena adanya keinginan mereka untuk berinteraksi melebihi batasan interaksi yang ada, yang didukung juga oleh lemahnya kontrol sosial serta ada negosiasi santri terhadap aturan interaksi.

Interacting with members of the opposite sex is a necessity for students who exist in adolescence. However, for students in Al-Idris Islamic boarding schools, the interaction of the opposite sex cannot be done freely, because there are pesantren rules that limit them. In addition there is also a gendered space that separates the female students and male students, so that only within a certain time the students can interact with the opposite sex. In this research, I see the interaction between the opposite sex types of students with the space around them. I want to see the way the students create an embodied space that they use to interact with the opposite sex.
This study uses a qualitative method with an ethnographic approach. Data were collected by participant observation and in-depth interviews.
The results of the study show that there are five places used by students to create embodied space in order to interact with their opposite sex. The place includes schools, stalls, mosques, dormitories, and trees in the area of ​​the cemetery outside the pesantren. Then in creating embodied space there are various ways that are done by the students that are adjusted to the place of interaction.
This study also shows that the actual embodied space was created by the students because of their desire to interact beyond the limits of interaction, which is also supported by weak social control and students' negotiations on the rules of interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Annisa Meiwindah
"Hate crime berupa penutupan paksa Pondok Pesantren Al-Fatah harus dialami oleh para santri waria yang berada di dalamnya. Hate Crime tersebut merenggut hak atas religious freedom dan freedom for expression yang dimiliki para santri waria. Hate crime yang  dilakukan oleh Front Jihad Islam tersebut dilatarbelakangi oleh anggapan terhadap para santri waria sebagai individu yang menyimpang dan menyalahi kodrat. Timbulnya anggapan tersebut tidak terlepas dari paham patriarki, heteronormativitas, serta stigma yang mengakar dalam masyarakat. Penutupan paksa yang terjadi menimbulkan respon dari para santri waria. Setelah mengalami trauma, mereka bangkit dan menunjukan kemampuan resistensinya. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa para santri waria memiliki kemampuan untuk melawan dan berdaya terhadap hate crime yang dialami. Penelitian ini menggunakan teori queer criminology dengan teknik analisis naratif melalui kisah yang mereka tuturkan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa budaya patriarki, heteronormativitas, serta stigma terhadap kelompok LGBTQ merupakan akar terjadinya hate crime terhadap santri waria. Penutupan paksa Pondok Pesantren tersebut justru membangun kemampuan resistensi santri waria untuk berdaya di tengah situasi yang diskriminatif.  Resistensi yang dilakukan didasari oleh agensi atau kesadaran para santri waria untuk mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Resistensi yang dilakukan menjadikan para santri waria sebagai penyintas hate crime berupa penutupan Pondok Pesantren Al-Fatah Yogyakarta.

Hate crime in the form of the forced closure of the Al-Fatah Islamic Boarding School experienced by santri waria who are in it. The hate crime took away the right to religious freedom and freedom for expression that belongs to santri waria. The hate crime by the Front Jihad Islam was motivated by the perception of santri waria as individuals who deviate and violate nature. Those assumption is inseparable from patriarchy, heteronormativity, and the stigma rooted in society. The forced closure occurred a response from santri waria. They did not give up. After experiencing trauma, they show their resistance abilities. This research aims to explain that santri waria have the ability to empowered against hate crimes in the form of the closure of Islamic boarding schools. This research uses the theory of queer criminology with narrative analysis techniques through the stories they tell. The results of the data analysis show that the patriarchal culture, heteronormativity and the stigma against LGBTQ groups is the root cause of hate crimes against santri waria. They shows the resistance ability to be empowered in a discriminatory situation. The resistance carried out was based on agency or the awareness of santri waria to change their lives for the better. The resistance then made the santri waria as survivors of hate crime."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Puji Hartati
"

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan flora, fauna serta manusia yang ada disekitarnya. Pengembangan ekosistem mangrove menjadi ekowisata merupakan salah satu cara untuk keberlanjutan ekosistem mangrove agar tidak berdampak negatif terhadap kehidupan makhluk hidup disekitarnya. Kabupaten Karawang memiliki ekosistem mangrove dengan luas 275 hektar yang tersebar di 8 desa yaitu Desa Tambaksari, Sedari, Pusakajaya Utara, Pasir Putih, Sukakerta, Rawagempol Kulon, Muara Baru dan Muara. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya tarik dan persepsi masyarakat dalam pengembangan ekowisata mangrove di Kabupaten Karawang dan menganalisis potensi pengembangan ekowsiata mangrove di Kabupaten Karawang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan perhitungan menggunakan bobot dan skoring. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial untuk melihat persamaan dan perbedaan daya tarik, persepsi dan potensi pengembangan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa yang memiliki nilai daya tarik sangat menarik berada pada Desa Sukakerta yang memiliki fasilitas lengkap dengan jumlah banyak, sedangkan yang memiliki daya tarik rendah yaitu Desa Rawagempol Kulon dan Tambaksari dengan ketersediaan fasilitas yang terbatas. Persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata mangrove didominasi dengan persepsi setuju dan hanya satu desa yang memiliki persepsi tidak setuju yaitu Desa Muara. Berdasarkan daya tarik dan persepsi masyarakat dapat diketahui potensi pengembangan ekowisata mangrove memiliki klasifikasi cukup berpotensi dan hanya terdapat satu desa yang kurang berpotensi yaitu Desa Rawagempol Kulon. 


Mangrove ecosystem is one of the ecosystems that is very important for the life of flora, fauna as well as the people around it. Development of mangrove ecosystems into ecoturism is one way to sustainability of mangrove ecosystem so that have a negative impact on the lives of their creatures. Karawang Regency has a mangrove ecosystem with an area of 275 hectares spread across 8 villages, that is Tambaksari, Sedari, North Pusakajaya, Pasir Putih, Sukakerta, Rawagempol Kulon, Muara Baru and Muara Villages.. This research was conducted to analyze the attractiveness and perception of the community in the development of mangrove ecotourism in Karawang Regency and to analyze the non-physical potential of mangrove ecotourism in Karawang Regency. The method used in this research is to do calculations using weights and scoring. The analysis used in this study is a spatial analysis to see the similarities and differences in attractiveness, perceptions and non-physical potential of mangrove ecotourism development. The results showed that villages that had very attractive attractiveness value were in Sukakerta village which had complete facilities with large numbers, while those that had low attractiveness were the villages of Rawagempol Kulon and Tambaksari with limited availability of facilities. Community perception of the development of mangrove ecotourism is dominated by the perception of agree and only one village that has a perception of disagreeing is the village of Muara. Non-physical potential of ecotourism development has a potential category and there is only one village that has no potential, that is Rawagempol Kulon village

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Nurhayati
"Personal hygiene merupakan faktor penting kesehatan individu. Perilaku personal hygiene dipengaruhi pengetahuan, sikap dan sarana kebersihan yang memadai. Pondok pesantren merupakan lingkungan dengan populasi yang besar dan fasilitas terbatas. Mengabaikan personal hygiene dapat memicu masalah kesehatan sehingga mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku personal hygiene santri di pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 104 santri di pondok pesantren Kabupaten Bogor dengan tehnik stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa santri yang memiliki pengetahuan baik (52,9%), sikap yang baik (55,8%) dan perilaku yang baik (51%). Penelitian ini merekomendasikan perawat meningkatkan pengetahuan santri mengenai kebersihan diri melalui promosi kesehatan seperti penyuluhan kesehatan.

Personal hygiene is an important factor in individual health. Personal hygiene behavior is influenced by knowledge, attitudes and adequate hygiene facilities. Islamic boarding schools are environments with large populations and limited facilities. Neglecting personal hygiene can trigger health problems and thus affect learning achievement. This research aims to provide an overview of the level of knowledge, attitudes and personal hygiene behavior of students in Islamic boarding schools. This research uses a cross-sectional quantitative descriptive method. This research was conducted on 104 students in Islamic boarding schools in Bogor Regency using stratified random sampling techniques. The results showed that students had good knowledge (52.9%), good attitudes (55.8%) and good behavior (51%). This research recommends that nurses increase students' knowledge regarding personal hygiene through health promotion such as health education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Septiani
"Tulisan ini membahas mengenai peran AII dalam peningkatan rasa nasionalisme pada diri santri pesantren Syamsul ‘Ullum di Sukabumi tahun 1931-1946. Pada abad ke- 20 muncul sebuah gerakan pembaruan islam di Indonesia. Gerakan ini melahirkan dua golongan pemikirian islam yang saling berseberangan yaitu islam modern dan tradisionalis. Dampak dari adanya gerakan pembaruan ini memunculkan beberapa tokoh ulama dan organisasi yang menegakkan kebaharuan tersebut. Kondisi seperti inipun juga terjadi di Sukabumi, dua aliran keagamaan tersebut menjadi ajang perpecahan antar ulama tradisionalis dan juga ulama modernis. Meskipun demikian, di Sukabumi sendiri lahir seorang ulama yang bisa dikatakan sebagai ulama tradisionalis-modernis. Ulama ini adalah KH. Ahmad Sanusi. Pemikiran keagamaan yang di anut KH. Ahmad Sanusi juga di tuangkan kepada organisasi dan pondok pesantren yang KH. Ahmad Sanusi dirikan yaitu organisasi Al-Ittihadiyatul Islamiyyah dan Pondok Pesantren Syamsul ‘Ullum. Organisasi dan lembaga pendidikan yang KH. Ahmad Sanusi bentuk ini saling berhubungan terutama dalam menyebarkan pencerahan keagamaan yang ada di Sukabumi. Selain itu, organisasi AII juga berperan dalam peningkatan rasa nasionalisme para santri di pondok pesantren Syamsul ‘Ullum dengan berbagai macam pendidikan yang diberikan oleh pengajar AII di pondok pesantrean Syamsul ‘Ullum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa organisasi AII dan lembaga pendidikan yang didirikan KH. Ahmad Sanusi yaitu pondok pesantren Syamsul ‘Ullum ini memiliki hubungan yang erat, terkhusus mengenai penyebaran keagamaan islam di Sukabumi. Organisasi AII membantu KH. Ahmad Sanusi dan pondok pesantrennya dalam menyebarkan dakwah dan pendidikan islam untuk mencerdaskan muslim di Sukabumi. penyebaran pendidikan agama islam ini dilakukan oleh lembaga keguruan yang dibentuk oleh AII yaitu Ittihad Maddaris Islamiyya (IMI) yang juga membantu KH. Ahmad Sanusi mengajar di pondok pesantren Syamsul ‘Ullum. Selain itu, pendidikan yang diberikan oleh AII secara tidak langsung membawa peningkatan kesadaran kebangsaan dan rasa nasionalisme pada diri masyarakat Sukabumi khususnya para santri. Hal ini terlihat pada masa kemerdekaan Indonesia para santri ikut berjuang melawan sekutu dan merebut paksa wilayah Sukabumi dari tangan pemerintah militer Jepang. Berbeda dari kajian -kajian sebelumnya yang membahas peran organisasi AII secara umum, penelitian ini lebih berfokus pada peran organisasi secara AII dalam peningkatan rasa nasionalisme pada diri santri pesantren Syamsul ‘Ullum di Sukabumi tahun 1931-1946.

This paper discusses the role of AII in increasing the sense of nationalism in the students of Syamsul ‘Ullum Islamic boarding school in Sukabumi in 1931-1946. In the 20th century there was a movement of Islamic renewal in Indonesia. This movement gave birth to two opposing groups of Islamic thought, namely modern and traditionalist islam. The impact of this renewal movement gave rise to several clerical figures and organizations that enforce the novelty. Conditions like this also occur in Sukabumi, the two religious sects into a split between traditionalist cleric and modernist cleric. Nevertheless, in Sukabumi was born a cleric who can be said to be a traditionalist-modernist cleric. This cleric is KH. Ahmad Sanusi. Religious thought in KH. Ahmad Sanusi also poured to organizations and boarding schools that KH. Ahmad Sanusi founded the organization Al-Ittihadiyatul Islamiyyah and Pondok Pesantren Syamsul ' Ullum. Organizations and educational institutions that KH. Ahmad Sanusi this form is interconnected, especially in spreading religious enlightenment in Sukabumi. In addition, the AII organization also plays a role in increasing the nationalism of the students at Syamsul ‘Ullum Islamic boarding school with various kinds of education provided by AII teachers at Syamsul ‘Ullum Islamic boarding school. The method used in this study using the historical method which consists of four stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. From the results of the study can be seen that AII organizations and educational institutions established KH. Ahmad Sanusi, Syamsul ‘Ullum Islamic boarding school, has a close relationship, especially regarding the spread of islam in Sukabumi. The organization AII helped KH. Ahmad Sanusi and his boarding school in spreading da'wah and Islamic education to educate Muslims in Sukabumi. the spread of Islamic religious education was carried out by the teacher training institute formed by All, namely Ittihad Maddaris Islamiyya (IMI) which also helped KH. Ahmad Sanusi teaches at Syamsul ‘Ullum Islamic boarding school. In addition, the education provided by AII indirectly brought an increase in national awareness and a sense of nationalism to the people of Sukabumi, especially the students. This can be seen during the independence of Indonesia, the students fought against the allies and forcibly seized the Sukabumi region from the hands of the Japanese military government. Different from previous studies that discussed the role of AII organization in general, this study focuses more on the role of AII organization in increasing nationalism in students of Syamsul ‘Ullum Islamic boarding school in Sukabumi in 1931-1946."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Hidayatullah
"ABSTRAK
Studi ini dilakukan untuk mengemukakan strategi bisnis santri serta implementasi nilai-nilai salafiyah (ekonomi syariah) dalam bisnis modern yang dilakukan oleh pesantren tradisional. Metode kualitatif digunakan untuk mengungkapkan fakta-fakta menarik di dalamnya, yang temuannya mengindikasikan bahwa, pesantren tradisional dapat mentransformasikan nilai-nilai tradisional pesantren ke dalam kehidupan bisnis modern tanpa harus merubah struktur dasar pesantren, sehingga strategi pengembangan ekonomi yang demikian, mampu menjawab keraguan banyak kalangan bahwa pesantren tradisional dengan pelajaran-pelajaran Islam klasik bukanlah penghambat kemajuan sebuah lembaga, justeru di sanalah nilai-nilai integrity, transparency, dan professionalisme diperlihatkan secara rasional dalam praktik ekonomi.

ABSTRACT
The study will uncover application of syari‟ah economic values in the context of modern economic activities, including their expansion strategies, practiced by the traditional Islamic boarding school. By using the qualitative method, it has been found that the traditional Islamic boarding school has been able to transform Islamic values to economic activities without rearranging the existing social structures (social structure of the Islamic boarding school). The economic development of the traditional Islamic boarding school has shown that the Islamic values applied by the traditional Islamic boarding school will not impede, but strongly contribute to economic enhancement. The traditional Islamic boarding school has extremely supported and applied values of economic activities for instance integrity, transparency, and professionalism."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Nurul Hidayah
"Resiliensi akademik adalah kemampuan untuk bertahan pada kondisi yang sulit, beradaptasi secara positif, serta kemampuan menghadapi hambatan dan tantangan dalam konteks akademik. Perbedaan karakteristik yang terdiri atas usia, jenis kelamin, masa studi, dan prestasi akademik, serta kesejahteraan spiritual mampu menjadi prediksi terbentuknya resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik dan kesejahteraan spiritual dengan resiliensi akademik mahasiswa santri di pondok pesantren. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif-korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 111 mahasiswa santri tingkat satu dan dua pondok pesantren di Depok diambil sebagai sampel menggunakan teknik stratified random sampling. Berdasarkan hasil analisis hubungan, ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik usia (p=0,908), jenis kelamin (p=0,361), dan masa studi (p=0,519) dengan resiliensi akademik. Hasil analisis korelasi Pearson, peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan bermakna positif antara karakteristik prestasi dengan resiliensi akademik (p=0,048) dan kesejahteraan spiritual dengan resiliensi akademik (p=0,001). Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang pengembangan pendidikan dan penelitian keperawatan.

Academic resilience is the ability to survive in difficult conditions, adapt positively, and deal with obstacles as well as challenges in academic contexts. The difference in characteristics, including age, gender, study year, academic achievement, and spiritual well-being, can predict resilience. This study aims to identify the relationship between characteristics and spiritual well-being with the academic resilience of Islamic boarding school students. This study used descriptive-correlation with a cross-sectional approach. A total of 111 first- and second-year undergraduate students of Islamic boarding school in Depok were taken as samples using a stratified random sampling technique. The result showed that there was no significant relationship between characteristics of age (p=0.908), gender (p=0.361), and study year (p=0.519) with academic resilience. Pearson correlation test found that there was a significant positive relationship between the characteristic of academic achievement and academic resilience (p=0.048) also spiritual well-being and academic resilience (p=0.001). The results of this study can be used for nursing education and research development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspita Sari
"Kejadian penyakit kulit pada santri di pondok pesantren masih banyak terjadi. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan santri mengenai kebersihan diri dan lingkungan sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan dengan perilaku perawatan diri santri di pondok pesantren X Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 107 sampel yang diambil menggunakan stratified random sampling. Penelitian ini juga menggunakan lembar observasi mengenai sanitasi lingkungan untuk mendukung hasil penelitian. Analisis statistik menggunakan chi-square mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan memiliki hubungan yang sangat bermakna dengan perilaku perawatan diri p=0,001; OR=5,924. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan melalui promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan.

The incidence of skin diseases in students at boarding schools is still common. It was because the students have poor knowledge about personal hygiene and environment so it can affect the behavior of self care. Research aimed to analize relationship between level of knowledge of personal hygiene and environment with Self Care in Students at Boarding School X Bogor Regency. The research used design cross sectional with 107 samples which is chosen by stratifed random sampling. This research also used an observation sheet on environmental sanitation to support the research results. Statistic analized used chi square with the result that level of knowledge of personal hygiene and environment had correlation with self care practice p 0,001 OR 5,924. This study recommended the nurses to improved the knowledge of personal hygiene and environment with heath promotion in order to avoid skin disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Hanifatur Ruslana
"Praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tidak baik pada santri merupkan fenomena yang telah lama terjadi dan hampir dijumpai di seluruh pesantren di Indonesia. Pesantren merupakan institusi pendidikan Islam yang berbeda dengan sekolah umum dimana santri belajar 24 jam dan dituntut hidup mandiri. Pesantren memiliki kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat luar pesantren salah satunya dalam aspek kesehatan. Praktik PHBS yang buruk menyebabkan munculnya berbagai penyakit pada santri dan mengganggu aktivitas belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik PHBS santri. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan teknik stratified random sampling. Partisipan sebanyak 100 orang santri. Pengukuran menggunakan instrumen penelitian yang disusun berdasar modifikasi penelitian sebelumnya, studi literatur, dan fenomena sosial. Uji statistik menggunakan uji korelasi. Hasil: Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, nilai-nilai kebudayaan, sikap, dan dukungan sosial dengan praktik PHBS santri. Sedangkan usia, tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman mengikuti penyuluhan, tingkat kepadatan aktivitas, dan ketersediaan sarana prasarana tidak memiliki hubungan signifikan dengan praktik PHBS. Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan menjadi dasar perawat sekolah memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan sosial budaya untuk mengatasi praktik PHBS yang buruk pada santri.

Poor Clean and Health Living Behavior (CHLB) practices among Islamic boarding school students (santri) are a phenomenon that has long happened and almost found in all Islamic boarding school (pesantren) in Indonesia. Pesantren is an Islamic educational institution different from public schools. Santri study 24 hours and are required to live independently. Pesantren has a different culture from the community outside the pesantren, one of which is in the health aspect. Poor CHLB practices among santri cause illness and disturb learning activities. This research aims to discuss the factors related to CHLB practices among santri. Method: The research design used descriptive-analytic with a stratified random sampling technique. Participants were 100 students. Research measurements used instruments that are prepared based on previous research modifications, study literature, and social phenomena. Statistical tests used correlation tests. Results: The results of the analysis showed a significant relationship between gender, cultural values, attitudes, and social support with the practice of CHLB practices. While age, level of education, knowledge, counseling experience, level of activity density, and availability of infrastructure has no significant relationship with CHLB practices. Recommendation: This research is expected to be the basis for school nurses to provide nursing care with a socio-cultural approach to overcome poor CHLB practices in students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>