Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29469 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ingrid Anita Stacia D.
"Penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi mekanisme transgresi di ruang perkotaan, dan mengeksplorasi bagaimana pemetaan tindakan transgresi menjadi dasar pemahaman batas-batas arsitektur dalam suatu konteks yang dapat menjadi basis metode perancangan. Eksplorasi gagasan transgresi menunjukkan pemahaman akan arsitektur yang menerima ketidakstabilan dan negosiasi batas-batas yang ada dalam ruang kota dan masyarakat. Namun, saat ini kajian arsitektur yang membahas ragam dan peran transgresi dalam ruang kota masih terbatas. Kajian ini menginvestigasi dua puluh studi kasus transgresi arsitektur dalam konteks ruang derelict dan overlooked yang diambil dari beberapa literatur perkotaan terkini. Studi ini berusaha untuk mengkategorikan elemen transgresi dengan batasan sosial dan spasial yang dinegosiasikan, menyelidiki beberapa mekanisme yang memungkinkan manipulasi elemen-elemen tersebut. Tesis ini kemudian memformulasikan metode dan strategi perancangan arsitektur transgresif di ruang kota sebagai upaya menghadirkan petualangan melalui tubuh. Dari temuan yang ada, tulisan ini mencerminkan bagaimana pengetahuan tentang transgresi dapat menciptakan kontribusi penting untuk pengembangan desain pada diskursus arsitektur.

This paper identifies mechanisms of transgression in urban spaces, exploring how acts of transgression define architectural boundaries in such context as a basis of the design method. Understanding the idea of transgression demonstrates an understanding of architecture that appreciates instability and negotiation of limits that exist in space and society. However, there is currently limited exploration that explores the variety of transgressions and their role in urban spaces. This paper investigates twenty case studies of architectural transgression in derelict and overlooked contexts found in current urban literature. The study categorizes the elements of transgression and the social and spatial limitation it negotiates with, investigating the mechanisms that allow manipulation of such elements. Finally, this research formulates design methods and strategies of transgressive architecture in urban spaces as a way of generating adventure through the body. From the findings, this paper reflects how knowledge of transgression can contribute to design development in architectural discourse."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warda Lutfiah Roihana
"Ruang sakral dibentuk oleh manusia yang hendak merasakan keberadaan Tuhan dengan aturan-aturan menurut kepercayaan masing-masing. Aturan-aturan tersebut menciptakan tanda dan simbol yang bisa dikenali manusia serta dapat berkembang menjadi dasar sifat simbolis bangunan setempat. Hal tersebut bisa mengembangkan persepsi masyarakat sekitar terhadap kesakralan, dan memungkinkan adanya perubahan makna pada simbol itu sendiri. Pada Masjid Kudus terlihat adanya keterkaitan yang kuat antara sifat simbolis daerah setempat dengan proses pembentukan ruang sakral akibat banyaknya penggunaan simbol dan elemen arsitektur yang menyerupai kebudayaan sebelum Islam. Skripsi ini akan membahas bagaimana terbentuknya ruang sakral pada Masjid Kudus dilihat dari sudut pandang Islam dan bagaimana penggunaan dari simbol dan elemen arsitektur yang dipengaruhi oleh kebudayaan sebelum Islam sehingga dapat memperkuat kesakralan ruang yang terjadi.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Archipelago Press, 1998
720 ARC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Robi Sularto Sastrowardoyo
Cibulan: 1975
720.28 ROB b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Syakara
"Tari merupakan salah satu perwujudan ruang yang memanfaatkan gerak tubuh sebagai media utamanya. Seni penyampaian komunikasi melalui gerak tubuh manusia itulah yang menjadi wujud bahasa keruangan tari yang dinamis. Kosmos (semesta) adalah wujud ruang tanpa batas; ruang bagi bumi, ruang bagi pulau, ruang bagi bangunan, ruang bagi manusia. Kosmologi Bali mempercayai bahwa perwujudan semesta terdiri dari unsur dualitas makrokosmos dan mikrokosmos. Tubuh yang hadir dalam ruang skala besar (makrokosmos) adalah aktor dari ruang skala kecil (mikrokosmos). Dualitas makro-mikro terwujud karena adanya keterlibatan spiritual, yakni Dewa Siwa sebagai penjaga keharmonisan semesta. Tari kreasi Siwa Nataraja adalah pencerminan dari tarian kosmis konsep dwi tunggal Dewa Siwa sekaligus Nrtyamurti (kekuatan nari dan menata tari) tergabung menjadi sosok yang mewujudkan keseimbangan semesta. Studi kasus Tari Siwa Nataraja dikaji dengan pengetahuan akan tubuh, ruang, dan waktu penari tradisional Bali yang terjadi dalam keselarasan spiritual dan kosmologi Bali. Hasil dari studi kasus ini memperlihatkan bahwa adanya kehadiran ruang kosmologi tradisional Bali dalam wujud ruang tari tradisional Bali.

Dance is a manifestation of space that uses body movement as its main medium. The art of communicating through human body movements is the form of dance’s spatial language. Cosmos (universe) is a form of infinite space; space for earth, space for islands, space for buildings, space for humans. Balinese cosmology believes that the universe contains the duality of macrocosmos and microcosmos. Human bodies that exist in a large-scale space (macrocosmos) are actors from a small-scale space (microcosmos). The duality of macro-micro is involved by the spiritual existence, namely, Lord Shiva, as the guardian of the harmony of the universe. The traditional dance “Siwa Nataraja'' reflects the dual concept of Lord Shiva’s cosmic dance as well as Nrtyamurti (the power of dancing and arranging dance) combined into a figure that embodies the balance of the universe. This Siwa Nataraja Dance case study is approached with the knowledge of human body, space, and time within traditional Balinese dancers that is in tune with the spiritual and Balinese cosmology concept. Results of this case study show that there is the existence of the traditional Balinese cosmology concept within the form of Balinese traditional dance’s space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Silviamalia
"Pengembangan moral anak-anak pada usia emas sangat penting, terutama melalui aktivitas bermain karena dapat meningkatkan kecerdasan sosial dan motorik. Namun, hal ini terkadang terabaikan oleh kalangan menengah kebawah karena ketidaktahuan mereka akan pengembangan moral tersebut dan terbatasnya fasilitas yang mendukung.
Tugas akhir ini membahas pembentukan ruang berdasarkan gerakan dan persepsi anak-anak usia dini ketika bermain serta membentuk ruang belajar sebagai fasilitas pengembangan moral yang memadai. Rumah Susun Marunda Jakarta Utara merupakan hunian vertikal yang ditujukan untuk warga korban banjir Pluit dimana sebagian besar dari mereka berasal dari kalangan menengah kebawah.Ketika melakukan survey disana didapati bahwa interaksi antar orang tua dan anak mengenai pengembangan moral sangat kurang serta 'ruang' bermain sebagai penunjang tidak memadai.
Dari dua kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan sebagai bentuk dasar untuk melakukan intervensi dalam pembentukan ruang yang dapat mewadahi proses pengembangan moral dan memperkaya pola bermain anak-anak rusun Marunda. Persepsi ruang oleh anakanak usia dini di Rusun Marunda dari sudut pandang affordancesdan pergerakan akan menjadi dasar pengembangan desain sehingga penciptaan ruang belajar dan bermain yang kontekstual mendukung pengembangan moral sebagai titik awal pemicu penularan kebahagiaan.

Children's moral development in golden age is quite important, particularly through playing activities because it can increase their social and motoric intellegence. However, this sometimes is ignored by middle-low society because of their unknowledgement of this moral development and the limit of supporting facilities.
This final project studies about space forming based on movement and perception of children in early age when they play while forming space of study as an adequate moral development facility. Marunda Flat in North Jakarta is a vertical dwelling aimed for the victims of Pluit flood who most of them are from middle-low society. When I did field observation there, it is found that interaction between parents and their children about moral development is lack also space for playing as supporting facilities is not adequately available.
From those two conditions, this research is done as a base form that furthermore can be input an intervention in space forming that contains the processes of moral development and enrich the playing patterns of children at Marunda Flat. The perception of space by early childhood at Marunda Flat from affordances and movement perspectives become the foundation of design development so that the creation of contextual learning and playing space will support the moral development as a starting point of the happiness contagion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariesta Okke Sukmi
"Arsitektur seringkali dilihat dari tampilan luar, yang tercermin melalui fasad bangunan. Tidak jarang orang menilai arsitektur hanya dari pengalaman visual ketika pertama kali melihatnya, yang erat kaitannya dengan estetika. Perancangan arsitektur juga harus mempertimbangkan aspek fungsional dan struktural.
Bangunan arsitektur memiliki dua jenis ruang, yakni ruang interior dan eksterior. Fasad membatasi kedua ruang tersebut dengan memberikan tampilan terhadap ruang eksterior. Secara visual, fasad dapat terlihat sebagai kulit bangunan yang berdiri sendiri dan terpisah dari isi bangunan maupun sebagai kulit bangunan yang mencerminkan fungsi dan filosofi ruang di baliknya.
Analisis studi kasus menunjukkan bahwa keterkaitan fasad dan ruang interior tidak hanya dilihat dari tampilan form secara visual, melainkan juga pemaknaan form melalui pengalaman ruang interior. Keterkaitan fasad dan ruang interior tidak dapat diukur secara pasti karena elemen arsitektur bersifat tidak terbatas dan sejalan dengan pemikiran manusia yang dinamis. Ruang interior dapat dikatakan sebagai ekstensi diri manusia sehingga fasad dapat mempertegas proyeksi eksistensi manusia tersebut. Sebagai transisi inside dan outside, fasad menjembatani kedua kondisi di dalam maupun luar bangunan melalui penekanan yang terkait dengan metode desain.

Architecture is often seen from the outside view, which is reflected through the building's facade. Most of people perceive architecture just from the first visual experience, which is closely related with aesthetic. Architectural design should also consider the functional and structural aspects.
The building's architecture has two spaces, the interior and exterior spaces. Facade separate the two spaces by giving the exterior look of the space. Visually, facade can be seen as a stand-alone building skin and separated from the inside. Facade also can reflect the function of the skin and a philosophy behind it.
Case study analysis shows that the linkage facade and interior space is not only seen visually as form, but also the meaning of form through the experience of interior space. Linkage facade and interior spaces can not be measured with certainty because of the architectural elements is not limited and in line with the dynamic human thought. The interior space can be regarded as extensions of human self so that the facade can reinforce the projection of human existence. As the transition inside and outside, facade bridge on the conditions in inside and outside the building through emphasis associated with the design method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Sari Trihadiningsih
"Skripsi ini membahas bagaimana pencahayaan yang terdapat di ruang interior game center memberi pengaruh terhadap pengalaman ruang virtual yang berasal dari game dan dirasakan oleh pemain. Pada saat bermain, pemain yang secara fisik bertempat di dunia nyata, yaitu di dalam game center dapat memindahkan kesadarannya sehingga dapat “masuk” ke dalam ruang yang hanya terdapat di dalam game. Namun, pada saat bermain, pemain tidak dapat membatasi visual field-nya hanya kepada game, sehingga ruang interior sekitar juga akan menjadi stimulus visual bagi otak. Stimulus visual ini amat erat kaitannya dengan pencahayaan, karena cahayalah yang membuat ruang sekitar dapat terlihat oleh mata pemain. Oleh karena itu, pencahayaan di ruang interior game center akan memiliki dampak terhadap bagaimana pemain dapat merasakan ruang virtual yang diperoleh dari game, karena keadaan fisik pemain, terutama dari segi visual tidak lepas dari dunia nyata yang berada di sekitarnya.

This paper discusses how lighting system in interior space of a game center affects gamers’ virtual space experience that the games created. When playing game, technically the gamer is in the game center - exists in the real world, while his mind can shift into the space within the game - virtual space. But visual field of gamer can’t be limited to the screen of the game he’s playing, so the elements of interior space will still become visual stimulus to his brain. The most influential element is lighting, because the gamer can see the environment only if there is light in the room. So, lighting system in the game center will give impact to the gaming experience, related to the virtual space that exists in the game, because the physical condition of the gamer, especially in visual aspect, is inseparable with the real environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Mahardika
"Skripsi ini berfokus pada pengalaman ruang dalam aktivitas tattoo dengan menggunakan pendekatan estetika. Masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah penggunaan estetika untuk lebih memahami pengalaman dalam sebuah ruang. Ruang yang dibahas adalah sebuah ruang aktivitas tattoo, sebuah seni yang dianggap tabu oleh masyarakat. Metode penulisan yang digunakan adalah metode studi kasus. Terdapat dua objek studi kasus dalam tulisan ini, pertama adalah aktivitas tattoo di Studio Durga Tattoo, Jakarta dan di Uma Mentawai. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu pengamatan dan wawancara. Hasil dari skripsi ini merupakan simpulan tentang manfaat estetika untuk memahami pengalaman dalam sebuah ruang.

This thesis focuses on the experiential space in the tattoo activity with aesthetic approaches. The problem research is based on how the aesthetic experience influence people?s experiential space. The space, is a space of tattoo activity, an art which is taboo by society. The researches method of this thesis is the case study method. There are two objects of the case studies in this thesis: tattoo activity in Durga Tattoo Studio and Uma Mentawai. The methods of data collection are observation and interview. The conclusion is understanding an aesthetic benefits by the experiential space."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S47737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cherina La Rubatt
"ABSTRAK
Adanya kendala perizinan mendirikan gereja memicu umat Kristen mencari
alternatif pengadaan tempat ibadah. Salah satunya dengan menginsersikannya ke
dalam bangunan yang sudah ada. Skripsi ini mengangkat studi kasus Gereja Kristen
Indonesia (GKI) Jatibening yang bertempat di rumah jemaatnya secara bergantian.
Permasalahan yang dibahas yaitu proses gereja tersebut diproduksi, dan perubahan
pola ruang dalam (interior) apa saja yang terjadi. Dari temuan didapat kesimpulan
bahwa dalam proses produksi gereja mandiri lebih didominasi simbol dan bentuk
fisik atas relasi manusia dengan Tuhan. Sedangkan pada gereja di rumah, terdapat
perbedaan kualitas ruang yang secara mendasar disebabkan oleh jarak, yang
walaupun menjadi keterbatasan, tetapi di sisi lain menghadirkan peluang
berinteraksi dan membina relasi antar pelaku kebaktian.

ABSTRACT
The existence of permit constraints for building a church led the Christians in
Indonesia to seek an alternative way in providing a space to worship. One of the
methods is by inserting the worship place within the existing buildings. This thesis
will discuss the case study of Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jatibening
congregation, which takes place inside the houses of its Christian adherent. Issues
that will be discussed centered on production processes of congregation and the
changes of pattern within the inner space (interior). The findings on this case study
concluded that production process of standalone congregation is dominated by
symbols and physical form of human and God relationship. While for the
congregation inside a house, there’s a fundamental difference of spatial quality as
result of distance that has become a limit, but on the other hand, it creates a chance
for interaction and initiate relation between the worshiper"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>