Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159757 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Alem Sinatrya
"Dalam rangka pemenuhan tujuan pengembangan tata kelola air berdasarkan Rencana Induk Master Plan Kampus Baru UI Depok serta konservasi air dalam peningkatan kinerja sumber daya air, kualitas air Danau Mahoni harus memenuhi standar baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 kelas II untuk air danau. Studi ini dilakukan dengan maksud untuk menganalisis kondisi eksisting beban pencemar organik Danau Mahoni, mengembangkan model terkait pembebanan IPAL pencemar dan memprediksikan pembebanan organik IPAL tersebut sesuai dengan skenario yang digunakan. Salah satu variabel yang paling umum digunakan untuk menggambarkan kualitas badan air adalah Dissolved Oxygen (DO) dan jumlah material organik, yang biasa direpresentasikan dalam parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Parameter ini diukur dengan pengujian lab dan disimulasikan dalam sistem dinamis menggunakan software Vensim. Berdasarkan pengujian sampel yang telah dilakukan, konsentrasi DO telah memenuhi baku mutu dengan rentang nilai 4,1 – 6,2 mg/L, konsentrasi BOD belum memenuhi baku mutu dengan rentang nilai 5,16 – 8,76 mg/L dan konsentrasi COD belum memenuhi baku mutu di beberapa waktu pengambilan sampel dengan rentang nilai 21 – 31 mg/L. Berdasarkan hasil simulasi kondisi eksisting, konsentrasi DO mengalami fluktuasi dan mencapai keadaan steady state pada konsentrasi 5 mg/L, konsentrasi BOD mengalami fluktuasi dan mencapai keadaan steady state pada konsentrasi 6,71 mg/L dan konsentrasi COD mengalami penurunan dan mencapai keadaan steady state pada konsentrasi 15 mg/L. Berdasarkan hasil validasi model, tingkat akurasi model terhadap sistem nyata termasuk ke dalam kategori baik. Terdapat 2 skenario yang disimulasikan untuk meningkatkan kualitas air Danau Mahoni hingga memenuhi standar baku mutu DO, BOD dan COD untuk air danau. Skenario 1 mengaplikasikan IPAL di setiap fakultas sesuai dengan karakteristik pencemarnya dan Skenario 2 mengaplikasikan IPAL seperti Skenario 1 ditambah floating constructed wetland pada Danau Mahoni. Berdasarkan hasil simulasi kedua skenario, skenario yang memenuhi standar baku mutu DO, BOD dan COD air danau adalah Skenario 2.

To meet the objective of Universitas Indonesia New Campus Depok Master Plan water use as well as water conservation in improving the performance of water resources, Mahoni Lake water quality must meet the quality standards of Government Regulation No. 22 of 2021 class II for lake water. This study aims to analyze existing organic loading of Mahoni Lake, develop WWTP loading model and predict organic loading on used scenario. The variables that’s commonly used to represent water quality is Dissolved Oxygen (DO) and the amount of organic matter, represented in form of Biochemical Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD). These parameters are measured by lab testing and simulated in a dynamic system using Vensim software. Based on the tests, the DO concentration has met the quality standard with the value between 4,1 – 6,2 mg/L, the BOD concentration has not met the quality standard with the value between 5,16 – 8,76 mg/L and the COD concentration has not met the quality standard in several sampling times with the value between 21 – 31 mg/L. Based on the simulation, DO concentration fluctuated and reached a steady state at 5 mg/L, the BOD concentration fluctuated and reached a steady state at 6,71 mg/L and the COD concentration decline and reached a steady state at 15 mg/L. Based on model validation, the level of accuracy of the model on the real system is good. Two scenarios are simulated to improve the water quality of Mahoni Lake to meet the DO, BOD and COD quality standards for lake water. Scenario 1 applies WWTP in each faculty based on the characteristics of the pollutant and Scenario 2 applies WWTP as Scenario 1 and floating constructed wetland in Mahoni Lake. Based on the results of the scenario simulation, the scenario that meets the DO, BOD and COD quality standards for lake water is Scenario 2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kara Carolluna
"

Peningkatan efisiensi penggunaan air secara signifikan dan meminimalkan pelepasan polutan dan bahan kimia yang berbahaya merupakan salah satu agenda tiap negara yang perlu dicapai pada 2030. Air limbah domestik dengan fosfat yang berlebih membuat kadar oksigen terlarut berkurang dan terciptanya kondisi anoksik pada badan air karena eutrofikasi. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis proses dan kondisi optimum presipitasi fosfat pada air limbah domestik dengan menggunakan kalsium dari abu lumpur aktif pada keadaan ideal serta memperoleh nilai koefisien laju reaksinya. Variasi konsentrasi optimum diperoleh dari analisis Visual-MINTEQ dengan memasukan data tipikal kalsium, fosfat, pH, dan suhu. Analisis presipitasi reaktor batch dengan variasi konsentrasi kalsium abu lumpur aktif pada skala laboratorium dilakukan dalam mengidentifikasi konsentrasi pengurangan fosfat dengan metode spektrofotometri menggunakan spektrofotometer DR2000. Sebanyak 30,86% komponen anorganik lumpur aktif dan 5450,6 mg/kg abu lumpur aktif yang menjadi karakteristik sampel lumpur aktif yang digunakan. Data laboratorium menunjukkan bahwa penyisihan fosfat optimum pada air limbah dengan pH 6,8 yang mengandung 7,79 mg TP/L dibutuhkan 70 mg/L kalsium abu lumpur aktif atau setara dengan 6,4 gram abu lumpur aktif. Intervensi kandungan organik, senyawa ligan, zat tersuspensi (TSS), karbonat, dan logam, seperti Al (81700 mg/kg) dan Fe (65500 mg/kg) berdampak pada pengikatan fosfat oleh kalsium karena faktor produk reaksi dan pH yang dapat mengurangi pembetukan Ca-P. Permodelan reaksi memperoleh koefisien laju reaksi terbesar pada reaktor dengan kalsium paling banyak (k = 0,00692/menit) yang dilakukan pada 2 reaktor seri sebagai desain paling efisien. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kalsium abu lumpur aktif, semakin besar penyisihan fosfat dan koefisien laju reaksinya dengan mempertimbangkan intervensi dari kandungan organik, TSS, senyawa ligan air limbah domestik serta kandungan logam pada abu lumpur aktif.


Significantly increasing the efficiency of water use and minimizing the release of harmful pollutants and chemicals is one of the agendas of each country that needs to be achieved by 2030. Domestic wastewater with excess phosphate reduces dissolved oxygen levels and creates anoxic conditions in water bodies due to eutrophication. This study aims to analyze the process and optimum conditions for phosphate precipitation in municipal wastewater using calcium from activated sludge ash under ideal conditions and obtain the value of the reaction rate coefficient. Optimum concentration variations were obtained from Visual-MINTEQ analysis by entering data on typical calcium, phosphate, pH, and temperature. Batch reactor precipitation analysis with varying concentrations of activated sludge calcium ash on a laboratory scale was carried out in identifying the concentration of phosphate reduction by spectrophotometric method using a DR2000 spectrophotometer. As much as 30.86% of the inorganic component of activated sludge and 5450.6 mg/kg of activated sludge ash which is characteristic of the activated sludge samples used. Laboratory data shows that the optimum phosphate removal in wastewater with a pH of 6.8 containing 7.79 mg TP/L requires 70 mg/L calcium activated sludge or equivalent to 6.4 grams of activated sludge ash. Intervention of organic compounds, ligand compounds, suspended matter (TSS), carbonates, and metals, such as Al (81700 mg/kg) and Fe (65500 mg/kg) has an impact on the binding of phosphate by calcium due to reaction product factors and pH which can reduce the formation of Stamp. The reaction modeling obtained the largest reaction rate coefficient in the reactor with the most calcium (k = 0.00692/minute) which was carried out in 2 series reactors as the most efficient design. The experimental results show that the higher the calcium concentration of activated sludge ash, the greater the phosphate removal and the reaction rate coefficient by considering the intervention of organic content, TSS, domestic wastewater ligand compounds and metal content in activated sludge ash.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremia Aledakruistan Japp
"Metode degradasi limbah cair menggunakan reaktor ozonasi injeksi berganda microbubble dan nanobubble adalah teknik pengolahan limbah tekstil yang berpotensi besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja reaktor ozonasi injeksi berganda microbubble dan nanobubble dalam mengolah limbah cair Remazol biru dan memperoleh kondisi operasi optimum degradasi limbah. Degradasi limbah cair dilakukan dengan proses ozonasi, di mana limbah yang disirkulasikan ke dalam reaktor menggunakan pompa akan didegradasi oleh ozon yang diinjeksikan melalui nosel nanobubble dan microbubble. Variabel tetap dalam penelitian ini adalah volume limbah cair sebanyak 20 L, konsentrasi limbah cair sebesar 100 ppm, dan pH 5. Variabel bebas yang divariasikan adalah laju alir limbah cair, laju alir udara yang diinjeksikan, jenis fluida gas yang diumpankan, dan metode injeksi ozon yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi RBB-R optimum didapatkan pada kondisi tegangan pompa 10 V, laju alir gas 4 L/menit, jenis fluida gas oksigen, dan metode injeksi ozon ganda, yaitu sebesar 97,22%. Selain itu, total COD yang berhasil disisihkan menggunakan metode ini adalah sebesar 55,8 mg/L, kadar warna (Pt-Co) yang disisihkan sebesar 741,41 mg/L (89,26%), kandungan nitrat yang dihasilkan sebesar 88,55 mg/L, dan konsentrasi ozon terlarut dalam air mencapai 0,3896 mg/L.

Liquid waste degradation using ozone microbubble and nanobubble reactor with double injections is a method with great potential to be developed. This experiment aims to test the performance of ozone microbubble and nanobubble reactor with double injection system in treating Remazol Blue waste and obtain its optimum operating conditions. Degradation is carried out by ozonation, in which liquid waste circulated into the reactor using a pump is degraded by ozone injected through the nanobubble and microbubble nozzles. The controlled variables in this experiment are the liquid waste volume of 20 L, liquid waste concentration of 100 ppm, and a pH of 5. The independent variables manipulated in this experiment are the flow rate of liquid waste, flow rate of air injected, type of gas injected, and method of ozonation used. The results showed that the optimum degradation of RBB-R was obtained under conditions of 10 V pump voltage, 4 L/minute gas flow rate, oxygen gas, and double injection method, which was 97.22%. The total COD removed was 55.8 mg/L, the color (Pt-Co) removed was 741.41 mg/L (89.26%), the nitrate produced was 88.55 mg/L, and the concentration of dissolved ozone was 0.3896 mg/L."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Dwiyanti Suryono
"Limbah domestik merupakan salah satu pencemar yang sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama limbah domestik yang berasal dari tangki septik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kota-kota besar di Indonesia sudah tercemar oleh buangan toilet (black Water), yang diperkirakan 70-80% dari limbah ini langsung mencemari air tanah dangkal.
Berdasarkan kenyataan tersebut kebutuhan fasilitas pengolahan limbah tangki septik harus diperhatikan, karena kualitas efluen hasil pengolahan di dalam tangki septik ternyata masih berpotensi untuk mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif penyelesaian untuk memperbaiki kualitas efluen limbah tangki septik.
Penelitian pengaruh bahan starter terhadap efektivitas pengolahan limbah tangki septik ini dilakukan sebagai alternatif untuk menyelesaikan masalah pengolahan limbah tangki septik. Dengan penambahan bahan starter, berarti ada penambahan sejumlah mikroorganisme ke dalam sistem pengolahan limbah tangki septik yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengolahannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan starter M-Bio dan isi rumen terhadap efektivitas penurunan kadar parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli, serta untuk membandingkan pengaruh kedua bahan starter tersebut dalam berbagai variasi dosis.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Penambahan bahan starter M-Bio dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, P043- N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli,
2. Penambahan bahan starter isi rumen dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli.
Penelitian eksperimental dilakukan dalam skala laboratorium dengan rancangan penelitian acak lengkap yang disusun secara faktorial, yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan, FTUI. Pengamatan dilakukan dengan interval waktu pengamatan 8 jam, yaitu 0, 8, 16, 24, 32, 40, dan 48 jam, serta pengamatan dilakukan hingga 72 dan 96 jam. Variasi dosis bahan starter,yakni M-Bio dan isi rumen adalah 2,5 ml/L, 5 ml/L, dan 7,5 ml/L, kemudian setiap pengamatan dibandingkan terhadap kontrol. Sampel limbah tangki septik diambil dari asrama mahasiswa UI, Depok. Parameter utama yang diukur adalah COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA, dan rumus kinetika reaksi biokimia M-Bio dan isi rumen.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata bahan starter M-Bio meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik yang ditunjukkan dengan penurunan bermakna terhadap konsentrasi parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli. Sedangkan bahan starter isi rumen tidak dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, PO43-, N03-, NO2-, padatan tersuspensi, bahan starter isi rumen hanya dapat meningkatkan efektivitas penurunan parameter E. coli.
Perhitungan konstanta kinetika reaksi biokimia M-Bio menghasilkan laju penguraian bahan organik (rsu) antara 6,7552-90,4693 mg/L/jam, dan pertumbuhan bersih mikroorganisme antara 0,0852-0,4011 sel/jam. Sedangkan, perhitungan konstanta kinetika reaksi biokimia isi rumen menghasilkan laju penguraian bahan organik (rsu) antara 1,6735-10,6951 mg/L/jam, dan pertumbuhan bersih mikroorganisme antara 0,0078-0,0852 sel/jam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Penambahan bahan starter M-Bio dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik yang ditunjukkan oleh penurunan terhadap konsentrasi parameter COD, P043-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli.
2. Penambahan bahan starter M-Bio memberikan tingkat efisiensi penurunan konsentrasi parameter COD sebesar 83,06%, P043- sebesar 86,76%, N03- sebesar 65,14%, N02- sebesar 73,40%, padatan tersuspensi sebesar 71,15%, dan E. coli sebesar 83,78%.
3. Penambahan bahan starter M-Bio pada dosis 5 ml/L menunjukkan tingkat penurunan yang paling tinggi dibandingkan dosis lainnya pada parameter COD, P043-, N03-, N02-, dan padatan tersuspensi, sedangkan tingkat penurunan parameter E. coli yang paling tinggi ditunjukkan oleh bahan starter M-Bio dosis 7,5 ml/L.
4. Penambahan bahan starter isi rumen tidak dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap konsentrasi parameter COD, P043-, N03-, NO2-, padatan tersuspensi, tetapi hanya efektif untuk menurunkan jumlah E. coli.
5. Laju Pertumbuhan bersih mikroorganisme (µ) dan laju penguraian substrat (rsu) pada pengolahan limbah tangki septik dengan dosis 5 ml/L adalah µ = 0,4011/jam dan rsu = 90,4693 mg/L/jam.

Starter Influence on Domestic Wastewater Treatment Affectivity (A Case Study on Septic Tank Wastewater of Indonesia University Dormitory, Depok) Domestic wastewater is one of the pollutants that caused environmental pollution, especially septic tank wastewater. The surveys show that some of city of Indonesia has been polluted by septic tank wastewater (black water), that estimated 70-80% polluted directly the ground water.
Based on this condition, the necessity of septic tank wastewater treatment facility should be attended, because the effluent quality as result of a treatment in septic tank still have chance to pollute the environment. So that, the solving alternative is needed to make septic tank wastewater effluent quality better. This research about starter influence on septic tank wastewater treatment affectivity was conducted as an alternative to solve septic tank wastewater treatment problem. By the starter addition, it means there are a number of microorganisms were added into septic tank wastewater treatment system to increase that treatment affectivity.
The aim of this research is to understand the starter influence of M-Bio and paunch manure on removal affectivity of parameters COD, P043 N03, N02-, suspended solid, and E. coil, and to compare the various dose of both of starter influence.
The hypotheses of this research are:
1. The addition of M-Bio starter increase the treatment affectivity of septic tank wastewater on parameters COD, P043-, N03-, N02-, suspended solid, and E. coli
2. The addition of paunch manure starter increase the treatment affectivity of septic tank waste on parameters COD, PO43-, N03-, N02-, suspended solid, and E coli.
The experimental study with factorial testing used complete random design and was conducted in the Environmental Laboratory of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with interval time of observation 8 hours, that is 0, 8,16, 24, 32, 40, and 48 hours, and the observation was still conducted until 72 and 96 hours. The various dose of both of starter, that is M-Bio and paunch manure is 2,5 ml/L, 5 ml/L, and 7,5 ml/L, and then each observation was compared with control. Septic tank waste samples were taken from Indonesia University dormitory, Depok. The main parameters that were measured were COD, P043-, N03-, N02-, suspended solid, and E. coli. The data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and standard formula to find kinetic constants of M-Bio and paunch manure biochemical reactions.
The final result of both of starter influenced indicate, that M-Bio starter increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, and E. coli. While, paunch manure starter not increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, paunch manure starter just can increase parameters E. coli. The calculation for kinetic constant of M-Bio biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (rsu) was between 6,7552-90,4693 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism was between 0,0852-0,4011 cells/hour. While, the calculation for kinetic constant of paunch manure biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (rsu) was between 1,6735-10,6951 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism was between 0,0078-0,0852 cells/hour.
The conclusions of this study are:
1. M-Bio starter increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, N03-, NO2-, suspended solid, and E. coli.
2. The removal efficiency of COD result in 83,06%, PO43- = 86,76%, NO3- = 65,14%, N02- = 73,40%, suspended solid = 71,15%, and E. coli = 83,78%.
3. The most effective dose for parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid is 5 ml/L. And, the most effective dose for parameter E. coli is 7,5 ml/L.
4. The addition of paunch manure starter can not increase the treatment affectivity of septic tank waste on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, but paunch manure effectively increase on E. coli.
5. The rate of decomposition of organic material (r) for dose 5 ml/L is 90,4693 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism (µ) is 0,4011 cell/hours. While, The rate of decomposition of organic material (rsu) for dose 7,5 ml/L is 6,7552 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism (µ) is 0,1582 cells/hour."
2001
T7118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Fahri Wibowo
"Penelitian ini dilakukan untuk menilai kinerja kombinasi ozon (O3), O3+TiO2, dan O3+UV-Vis dalam mengolah limbah cair fenol dalam bentuk tingkat toksisitas dari limbah sisa yang dihasilkan dengan mengacu pada hasil penelitian dari Gimeno et al tahun 2005. Senyawa antara yang ditinjau adalah katekol, hidrokuinon, dan benzokuinon yang dibuat secara sintetik terhadap biota uji Daphnia magna.
Data dianalisis uji ANOVA dilanjutkan uji Probit menggunakan Minitab 14 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Berdasarkan LC50 24 jam (aliran statis), senyawa hidrokuinon diketahui lebih toksik dikuti dengan benzokuinon > katekol > fenol. Kadar toksisitas setiap limbah sisa meningkat lebih toksik dari senyawa awalnya karena adanya pengaruh senyawa intermediet yang bersifat aditif terhadap fenol.
Ditinjau dari nilai toksisitasnya, penyisihan fenol dengan metode ozon+UV/Vis menghasilkan limbah sisa dengan toksisitas paling rendah dibandingkan dengan metode ozon+TiO2 dan metode ozon tunggal. Limbah sisa metode ozon+TiO2 lebih toksik dari metode ozon tunggal hanya pada saat waktu penyisihan 20 menit karena pengaruh konsentrasi fenol dan senyawa antaranya yang lebih tinggi

ABSTRACT
This study was conducted to assess the performance of the combination of ozone (O3), O3+TiO2, and O3+UV-Vis in phenol wastewater treatment. The form of phenol residual waste is generated by referring to the results of Gimeno et al, 2005. The intermediate compounds are catechol, hydroquinone, and benzoquinone made synthetically to tested with Daphnia magna as bioassay.
Data were analyzed by ANOVA followed by Probit Analisys using Minitab 14 with a significance level α = 0.05. Based on a 24-hour LC50 (static flow), the most toxic compounds known is hydroquinone followed by benzokuinon> catechol> phenol. The effluent toxicity levels increased than initial compounds because of the influence of intermediate compounds that are additive to the phenol.
Based on the value of Toxicant Unit (TU), the effluent of O3+UV-Vis method is less toxic than O3+TiO2method and followed by single ozone method. Effluent from O3+TiO2 method slightly more toxic than the single ozone method only at 20 minutes due to the influence of the higher phenol and intermediate compounds concentrations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakki Rosmi Mubarok
"Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi polutan dalam perairan yang salah satunya disebabkan oleh limbah cair tekstil dengan menggunakan teknik ozonasi katalitik. Digunakan UV254nm dan katalis GAC (Granular Carbon Active) batok kelapa serta batu bara yang akan meningkatkan prosentase penyisihan fenol dan turunannya dalam limbah cair industri tekstil. Perlakuan terbaik untuk penggunaan GAC batok kelapa adalah konfigurasi ozon+GAC100+UV dengan prosentase penyisihan fenol sebesar 95,87%, TOC 29,49% (dari 50,53 mg/L menjadi 35,6 mg/L), dan penyisihan COD 59,46% sedangkan ozon+GAC100 lebih rendah dengan penyisihan fenol sebesar 78,07%, TOC 13,39%, dan COD 58,97%. Sedangkan perlakuan terbaik untuk penggunaan GAC batu bara adalah konfigurasi ozon+GACC50+UV dengan prosentase penyisihan fenol sebesar 88,56%, TOC 32,52% (dari 50,53 mg/L menjadi 34,1 mg/L), dan penyisihan COD 59,63% sedangkan ozon+GACC50 lebih rendah dengan penyisihan fenol sebesar 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%.

The research goal is decreasing water pollution using catalytic ozonation technique because of textile effluent. Adding UV254nm with GAC (Granular Carbon Active) coconut and charcoal in configuration will increase percentage phenol elimination and derivate in textile effluent which got sedimentation tank (active sludge treatment). The result for GAC coconut is ozon+GAC100+UV configuration with percentage phenol elimination 95,87%, TOC 29,49% (from 50,53 mg/L into 35,6 mg/L), and COD 59,46%. In other hand, ozon+GAC100 configuration lower than adding UV with percentage phenol elimination 78,07%, TOC 13,39%, and COD 58,97%. another GAC (charcoal) had a best result is ozon+GACC50+UV with percentage phenol elimination 88,56%, TOC 32,52% (from 50,53 mg/L into 34,1 mg/L), and COD 59,63%. In the fact, without adding UV, ozon+GACC50 has less percentage phenol elimination 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Maulida Windiani
"Indonesia sebagai negara yang terletak pada garis ekuator dan diapit oleh dua samudera besar menjadikan perubahan iklim berlangsung relatif cepat sehingga pembangunan berketahanan iklim sangat penting. Dampak negatif yang terjadi dapat berupa kerugian fisik, material dan adanya peluang hilangnya mata pencaharian masyarakat. Perubahan iklim juga mempengaruhi sistem pengolahan limbah cair, khususnya daerah yang kerap tergenang air laut pasang seperti Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Jakarta Utara memiliki daratan yang lebih rendah daripada wilayah DKI Jakarta lainnya yaitu 0-2 mdpl. Dengan demikian, kemungkinan untuk terdampak kenaikan muka air laut akan lebih besar dan permasalahan yang dihadapi tidak hanya perbaikan sistem pembuangna limbah cair domestik saja, perencanaan SPAL yang tahan perubahan iklim juga perlu dilakukan. Oleh karena itu dilakukannya penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting sistem pengolahan limbah cair domestik di Jakarta Utara dan mengidentifikasi pilihan sistem pengolahan limbah cair domestik yang berketahanan kenaikan muka air laut. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif, didapatkan dari penelitian terdahulu, hasil observasi lapangan, wawancara dengan metode in-depth interview responden. Hasil yang didapatkan belum ada pengolahan limbah cair domestic yang dilakukan di RT5 RW22 dan di RW001 hanya 65% responden memiliki jamban, dengan sistem yang disarankan yaitu SPALD-S.

Indonesia, as a country that lies on the equator and is flanked by two large oceans, makes climate change occur relatively quickly, so climate resilience development is very important. The negative impacts that occur can be in the form of physical and material losses and opportunities for the loss of people's livelihoods. Climate change is also affecting the liquid waste treatment system, especially in areas that are often inundated by high tides, such as Penjaringan District, North Jakarta. North Jakarta has lower land than other DKI Jakarta areas, namely 0–2 meters above sea level. Thus, the possibility of being affected by sea level rise will be greater, and the problems faced include not only the improvement of the domestic liquid waste disposal system but also the planning of SPALs that are climate change resistant. Therefore, the purpose of this final project is to analyze the existing conditions of the domestic wastewater treatment system in North Jakarta and identify options for domestic wastewater treatment systems that can withstand sea level rise. The approach used is a qualitative one, obtained from previous research, field observations, and in-depth interviews with respondents. The results obtained showed that there was no domestic wastewater treatment carried out in RT5 and RW22, and in RW001, only 65% of respondents had latrines, with the suggested system being SPALD-S."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Akila Naurelia
"Mikroplastik merupakan merupakan fragmen dari plastik yang terdegradasi dan memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu kurang dari 5 mm dan dapat terakumulasi pada air dan sedimen. Akumulasi mikroplastik dapat menyebabkan pencemaran pada badan air yang juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia. Dari segi pencemaran mikroplastik di badan air, IPAL menjadi salah satu instrumen penting dalam mencegah terlepasnya mikroplastik ke lingkungan. Penelitian kali ini berfokus pada salah satu IPAL di Jakarta Selatan yaitu SPAL Interceptor Waduk Brigif yang menggunakan pengolahan biologis dengan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) yang memiliki sumber air limbah grey water. Grey water merupakan air limbah yang berasal dari kegiatan mencuci dan mandi yang langsung dibuang ke saluran drainase maupun perairan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, karakteristik berdasarkan bentuk, warna, ukuran, dan material, mengukur efisiensi penyisihan mikroplastik pada unit di SPALD Interceptor Waduk Brigif, serta melakukan korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan parameter insitu dan kandungan solid. Objek penelitian ini adalah air limbah dan sedimen lumpur yang diambil dari 5 titik yaitu inlet, bak ekualisasi, kolam MBBR, bak sedimentasi, dan kolam outlet. Pengujian analisis kelimpahan mikroplastik dilakukan dengan metode NOAA. Sementara itu, untuk mengetahui jenis polimer mikroplastik dilakukan uji FTIR. Total kelimpahan mikroplastik pada inlet di hari kerja dan libur berada di angka 942 partikel/L dan 675 partikel/L. Sedangkan, pada outlet hari kerja dan libur berturut-turut berada di angka 290 partikel/L dan 211 partikel/L. Sehingga, didapatkan total efisiensi penyisihan mikroplastik dari kedua hari sebesar 69%. Sedangkan, pada lumpur total kelimpahan mikroplastik pada hari kerja dan libur berturut-turut berada di angka 954 partikel/100 gram dan 939 partikel/100 gram. Identifikasi jenis dikategorikan menjadi beberapa bentuk yaitu foam, fragment, fiber, film, dan microbead dengan jenis yang mendominasi adalah fragment. Identifikasi warna dibagi menjadi 6 warna yaitu putih dan transparan, kuning, merah, biru, hijau, dan hitam dengan warna yang mendominasi adalah hitam. Material polimer yang ditemukan pada sampel adalah PVFM, PVB, PVA, Silikon, dan POM. Kandungan solid terbukti memiliki korelasi yang kuat terkait kelimpahan mikropastik yang terdapat pada air limbah.

Microplastics Microplastics are fragments of degraded plastic that are very small, measuring less than 5 mm, and can accumulate in water and sediments. The accumulation of microplastics can cause pollution in water bodies and may lead to health issues in humans. Regarding microplastic pollution in water bodies, wastewater treatment plants (WWTP) are crucial in preventing the release of microplastics into the environment. This study focuses on one of the WWTP in South Jakarta, specifically the SPALD Interceptor Waduk Brigif, which uses biological treatment technology known as the Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) and sources its grey water wastewater. Grey water is wastewater from activities like washing and bathing, which is directly discharged into drainage systems or public waters. The aim of this research is to determine the abundance and characteristics of microplastics based on shape, color, size, and material, measure the microplastic removal efficiency at the SPALD Interceptor Waduk Brigif unit, and correlate the abundance of microplastics with in-situ parameters and solid content. The study objects are wastewater and sludge sediment collected from five points: the inlet, equalization tank, MBBR pond, sedimentation tank, and outlet pond. The analysis of microplastic abundance was conducted using the NOAA method, while FTIR testing was performed to identify the polymer types of microplastics. The total abundance of microplastics at the inlet on working days and holidays was 942 particles/L and 675 particles/L. At the outlet, the abundance was 290 particles/L and 211 particles/L on working days and holidays, resulting in a total microplastic removal efficiency of 69%. In the sludge, the total abundance of microplastics on working days and holidays was 954 particles/100 grams and 939 particles/100 grams. The identification of microplastic types was categorized into several shapes: foam, fragment, fiber, film, and microbead, with fragments being the most dominant. The identification of colors was divided into six categories: white and transparent, yellow, red, blue, green, and black, with black being the most dominant. The polymer materials found in the samples were PVFM, PVB, PVA, silicone, and POM. Solid content was proven to have a strong correlation with the abundance of microplastics in wastewate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haqal Aufarassya Anwar
"Fat, oil, and grease telah menjadi permasalahan baru terhadap kesehatan lingkungan. Fatbergs, yang dikenal juga sebagai fat, oil, and grease deposits dapat menyebabkan dampak merugikan bila pengelolaan fatberg tidak diterapkan. Co-digestion fatberg melalui anaerobic digestion (AD) sangat bermanfaat untuk memitigasi dampak negatif yang dihasilkan oleh fatberg. Pre-treatment fatberg secara fisik seringkali dipelajari dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi biogas pada anaerobic digestion. Untuk mengoptimalkan co-digestion AD, kinerja reaktor AD dianalisa. Studi ini dilakukan dengan menganalisa parameter kunci dari AD. Tiga metode pre-treatment dilakukan kepada fatberg melalui pencacahan mekanis (M) hingga memiliki ukuran dibawah <2mm, pre-treatment secara termal (T) dengan memanaskan pada 90°C selama satu jam, dan dilengkapi dengan kombinasi kedua metode (MT). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pH melewati batas optimum (melebihi 8.0) mengindikasikan inhibisi oleh ammonia, degradasi COD dan VS meningkat hingga 22.66% dan 23.44% secara berturut-urut, rasio C/N sudah ideal sekitar 25 – 30, konsentrasi VFA juga meningkat sebanyak 48.4%, disertakan peningkatan produksi biogas dan persentasi metana sebanyak 25.52% dan 36.35 berturut-urut. Dari seluruh metode pre-treatment yang dilakukan, kombinasi mekanis dan termal merupakan metode paling baik untuk co-digestion fatberg untuk AD.

Fat, oil, and grease, has become a recent concern in environmental issues. Fatbergs, also known as fat, oil, and grease deposits will cause detrimental effects internationally if proactive measures are not implemented. Co-digestion of fatbergs for anaerobic digestion (AD) is highly beneficial in reducing the detrimental effects of FOG. Phyiscal pre-treatment of fatberg has been studied and developed to enhance biogas production for anaerobic digestion. In order to optimize co-digestion of AD, the optimal reactor performance is analyzed. This study is conducted by analyzing the key parameters of AD. Three pre-treatment methods were applied to fatbergs being mechanical treatment (M) by shredding the fatbergs <2mm in size, thermal treatment (T) by heating at 90°C for 1 hour, and a combination of both methods (MT). Results show that pH went beyond the optimum range (above 8.0) indicating ammonia inhibition, COD and VS degradation show an increase up to 22.66% and 23.44% respectively, the C/N ratio was ideal ranging from 25 – 30, VFA concentration also show an increase up to 48.84%, alongside an increase in biogas yield and methane content up to 25.52% and 36.35% respectively. Among all the pre-treatment methods conducted, the combined mechanical and thermal pre-treatment resulted best for co-digestion of fatbergs through anaerobic digestion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>