Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76618 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahran Athalla Zidane
"Di Indonesia, umumnya, limbah konstruksi tidak dimanfaatkan dengan baik. Untuk mencegah siklus kerusakan alam tersebut, diperlukan suatu inovasi. Inovasi yang dapat menjadi solusi dari limbah-limbah konstruksi yang terus bertambah dan untuk mengurangi dampak-dampak yang tidak diinginkan pada lingkungan. Selain itu, Hal ini dapat menjadi alternatif penggunaan agregat alami untuk perkerasan jalan yang terus menipis. Penelitian ini merencanakan penggunaan limbah beton sebagai pengganti agregat kasar pada campuran lapis aus (AC-WC) sebagai salah satu perwujudan inovasi terhadap solusi dari permasalahan limbah konstruksi yang ada di Indonesia. Pengujian skid resistance dilakukan kepada campuran lapis aus (AC-WC) modifikasi sebagai parameter pengaruh dan kelayakan penggunaan campuran pada dunia nyata.
Penelitian ini merencanakan campuran lapis aus (AC-WC) modifikasi dengan komposisi agregat kasar (batu split), agregat menengah (screening), agregat halus (abu batu) dan RCA. Kadar aspal optimum terbaik, Nilai skid resistance serta pengaruh limbah beton sebagai pengganti agregat kasar akan dibandingkan dengan sampel kontrol yaitu campuran lapis aus (AC-WC) dengan komposisi agregat kasar (batu split), agregat menengah (screening) dan agregat halus (abu batu). Pengujian skid resistance menggunakan alat British Pendulum Tester terhadap campuran lapis aus (AC-WC) modifikasi dan non modifikasi dengan KAO nya yaitu 9% dan 98. Berubahnya komposisi campuran lapis aus (AC-WC) mempengaruhi nilai skid resistance menjadi lebih tinggi.

In Indonesia, usually, construction waste is not put to good use. To prevent this cycle of destruction of nature, an innovation is needed. Innovations that can be a solution to the growing construction waste problems and to reduce the unwanted impacts on the environment. thus, it can be an alternative to the use of natural aggregates for road pavements that continue to thin out. This study plans the use of concrete waste as a substitute for coarse aggregates in wear-coated mixtures (AC-WC) as one of the manifestations of innovation to the solution to the problem of construction waste in Indonesia. Skid resistance testing is performed on modified wear-coated mixtures (AC-WC) as parameters of the influence and feasibility of using the mixture on the field.
This study planned a modified wear-coated mixture (AC-WC) with the composition of split stones as the coarse aggregates, screening as the intermediate aggregates, stone ash as fine aggregates and reclaimed concrete aggregates as the substitution of the coarse aggregates. The best optimum asphalt content, skid resistance value and the influence of concrete waste as a substitute for coarse aggregate will be compared with control samples, wear-coated mixtures (AC-WC) with a composition of coarse aggregate (split stone), medium aggregate (screening) and fine aggregate (stone ash). Skid resistance testing using the British Pendulum Tester tool against modified and non-modified wear-coated mixtures (AC-WC) with its KAO, namely 9% and 8%. Changes in the composition of the wear-coated mixture (AC-WC) affect the value of skid resistance to be higher.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafid Firmansyah
"Kondisi permukaan jalan merupakan salah satu penyebab penyumbang kecelakaan di jalan, skid resistance memiliki peran penting untuk menahan roda supaya tidak mudah tergelincir. Penelitian ini berfokus pada faktor limbah beton sebagai agregat menengah dan faktor suhu pada permukaan perkerasan jalan dengan tipe AC-WC batas tengah. Penelitian ini akan membandingkan pengaruh penggunaan limbah beton sebagai agregat menengah pada campuran AC-WC batas tengah dengan agregat alami pada campuran AC-WC batas tengah terhadap nilai skid resistance dengan perubahan suhu. Digunakan presentase limbah beton sebagai agregat menengah sebanyak 43%. Kadar aspal optimum yang digunakan untuk campuran agregat batuan sebanyak 8% dan untuk campuran limbah beton 9%. Pengujian ini digunakan alat british pendulum tester dengan variasi suhu yang digunakan pada penelitian adalah 26oC, 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, dan 50oC. Pengujian juga digunakan 2 kondisi berbeda, yaitu kondisi standart dan kondisi immersion dalam bak perendam selama 24 jam dengan suhu 60oC. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai skid resistance campuran limbah beton lebih tinggi dibandingan dengan campuran agregat batuan, dengan nilai skid resistance yang akan semakin menurun jika suhu permukaan semakin, tingkat korelasi antara nilai skid resistance dengan suhu adalah sedang.

The condition of the road surface is one of the causes of accidents on the road, skid resistance has an important role to keep the wheels from slipping easily. This research focuses on the recycle concrete aggregate factor as intermediate aggregate and the temperature factor on the surface of road pavement with the middle limit type AC-WC. This study will compare the effect of using recycled concrete aggregate as intermediate aggregate in the middle limit AC-WC mixture with natural aggregate in the middle limit AC-WC mixture on the value of skid resistance with temperature changes. The percentage of recycled concrete aggregate as an intermediate aggregate is used as much as 43%. The optimum asphalt content used for a mixture of rock aggregate is 8% and for a mixture of recycled concrete aggregate 9%. This test used a British pendulum tester with temperature variations used in this study were 26oC, 30oC, 35oC, 40oC, 45oC, and 50oC. The test also used 2 different conditions, namely standard conditions and immersion conditions in an immersion bath for 24 hours at a temperature of 60oC. From the results of the study, it was found that the skid resistance value of the recycled concrete aggregate mixture was higher than that of the natural aggregate mixture, with the skid resistance value decreasing as the surface temperature increased, the correlation level between the skid resistance value and the temperature was moderate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Ananda
"Perkembangan infrastruktur jalan di Indonesia akan membutuhkan banyak nya batuan dan pasir untuk membangun jalan nasional dan jalan tol, sehingga dapat mempengaruhi alam. Dengan itu muncul solusi pemakaian limbah beton sebagai agregat pada perkerasan jalan untuk mengurangi jumlah batuan alami dalam pembuatan jalan nasional dan jalan tol. Limbah beton dapat kita jumpai dimanapun, limbah beton dapat berupa bongkahan penghancuran bangunan, puing-puing proyek infrastruktur, dan limbah beton pabrik. Penggunaan limbah beton akan dipakai sebagai agregat kasar dengan variasi kadar aspal 7%, 7,5%, 8%, 8,5%, dan 9%. Lalu digunakan kadar aspal 6%, 6,5%, 7%, 7,5%, dan 8% untuk agregat batuan sebagai pebanding penggunaan limbah beton sebagai agregat kasar. Pengujian akan dilakukan dengan Marshall Standard dan Immersion. Hasil menunjukan bahwa limbah beton sebagai agregat kasar meningkatkan Stabilitas, Marshall Quotient, VMA, dan VIM lalu menurunkan nilai VFA, Flow, dan Indeks Kekuatan Sisa.

The development of road infrastructure in Indonesia will require a lot of rock and sand to build street roads and toll roads, sthe needs of those materials can affect nature. With that came the solution of using concrete waste as aggregate on road pavements to reduce the amount of natural rock in the construction of street roads and toll roads. We can find concrete waste anywhere, concrete waste can be obtaint from demolishing bulidings, infrastructure project debris, and factory concrete waste. Waste concrete will be used as coarse aggregate with variations in asphalt content of 7%, 7.5%, 8%, 8.5%, and 9%. Then used asphalt content of 6%, 6.5%, 7%, 7.5%, and 8% for natural aggregates as a comparison for the use of concrete waste as coarse aggregate. Tests will be carried out with Marshall Standard and Immersion. The results show that waste concrete as coarse aggregate increases Stability, Marshall Quotient, VMA, and VIM and then decreases VFA, Flow, and Residual Strength Index values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erditya Fajri
"Untuk mengurangi penggunaan material alam, limbah beton digunakan sebagai pengganti agregat batu alami. Penambahan limbah plastik LDPE dalam campuran aspal juga dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas aspal. Penggunaan material alternatif pada campuran aspal perlu memperhatikan aspek keselamatan yakni kemampuan agregat pada lapisan aspal untuk menahan gaya gelincir permukaan jalan pada segala kondisi cuaca. Dalam penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan agregat limbah beton dan penambahan plastik LDPE pada campuran aspal terhadap nilai skid resistance. Penelitian diawali dengan pembuatan benda uji campuran ACWC dengan agregat RCA pada variasi kadar aspal 7%, 7.5%, 8%, 8.5%, dan 9% yang dihasilkan KAO pada 9%. Untuk menghilangkan kadar mortar pada agregat RCA dilakukan peremajaan dengan pencucian dan penggosokan. Penelitian dilanjutkan dengan mencari kadar plastik optimum yang didapatkan pada kadar plastik sebesar 5%. Pengujian skid resistance dilakukan menggunakan alat British Pendulum Tester (BPT) pada variasi suhu 26˚C, 30˚C, 35˚C, 40˚C, 45˚C, dan 50˚C. Pengujian dilakukan dengan dua jenis uji yakni skid resistance standard dan immersion. Didapatkan hasil penggunaan agregat RCA dan penambahan plastik LDPE menaikan nilai skid resistance. Nilai SN tertinggi didapat 58,5 pada suhu normal (26˚C) dan nilai terendah 51,6 pada suhu tinggi (50˚C).

To reduce the use of natural materials, waste concrete can be used as a substitute for natural aggregates (NA). The addition of LDPE plastic waste in asphalt mixtures is also carried out to improve asphalt quality. The use of alternative materials in asphalt mixtures needs to pay attention to safety aspects, to withstand the sliding force of the road surface in all weather conditions. This study examines the effect of the use of concrete waste aggregates and the addition of LDPE plastic to the asphalt mixture on the value of skid resistance. The study began with the manufacture of a mixture of ACWC specimens with RCA aggregates at variations in asphalt content of 7%, 7.5%, 8%, 8.5%, and 9% produced by KAO at 9%. RCA aggregates have previously been rejuvenated by washing and rubbing to remove the mortar content. The research was continued by finding the optimum plastic content obtained at a plastic content of 5%. Skid resistance testing was carried out using the British Pendulum Tester (BPT) at various temperatures of 26 ˚C, 30 ˚C, 35 ˚C, 40 ˚C, 45 ˚C, and 50 ˚C. The test is carried out with two types of tests, standard skid resistance and immersion skid resistance. It was found that the use of RCA aggregate and the addition of LDPE plastic increased the value of skid resistance. The highest SN value was 58.5 at normal temperature (26˚C) and the lowest value was 51.6 at high temperature (50˚C)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fikri
"Limbah beton merupakan limbah yang dihasilkan dari pembangunan dan pembongkaran bangunan. Pembangunan yang dilakukan secara terus-menerus meningkatkan kebutuhan produksi beton yang nantinya juga akan menghasilkan pertambahan jumlah limbah beton. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah beton sebagai pengganti agregat menengah dalam campuran AC-WC dengan suhu pencampuran panas (HMA) terhadap nilai volumetrik marshall yang meliputi : Voids in Mixture (VIM), Voids in Mineral Aggregates (VMA), Voids Filled with Bitumen (VFB), Stabilitas, Kelelehan (flow), Marshall Quotient (MQ), dan Indeks Kekuatan Sisa (IKS). Limbah beton yang digunakan sebelumnya dilakukan peremajaan berupa pencucian dengan tujuan untuk mengurangi kandungan abu beton yang terdapat dalam limbah beton. Hasil penelitian ini menunjukkan dengan penggunaan jumlah limbah beton sebanyak 43% didapatkan peningkatan nilai dalam hal KAO, VIM, VMA, stabilitas, dan MQ serta penurunan nilai dalam hal VFB, kelelehan, dan IKS.

Concrete waste are waste that are produced from construction works and demolitions. Construction works that keeps increasing create the needs for concrete production that will eventually increase the amount of concrete waste. This research was conducted to know the effects of using recycled concrete aggregates (RCA) as replacement for medium aggregates in an AC-WC HMA mixture to the marshall volumetric values that includes : Voids in Mixture (VIM), Voids in Mineral Aggregates (VMA), Voids Filled with Bitumen (VFB), Stability, Flow, Marshall Quotient (MQ), and Residual Strength Index. Before using the RCA, treatment was given by washing the RCA to reduce the amount of cement that are contained within the RCA. The result shows from using 43% of RCA there is an increase in terms of OAC, VIM, VMA, stability, and MQ as well as a reduction in terms of VFB, flow, and Residual Strength Index."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Dodi
"ABSTRAK
Proyek konstruksi menghasilkan sejumlah besar limbah yang tidak ramah lingkungan
dan merugikan untuk anggaran proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya limbah konstruksi, dan untuk
mengetahui respon apa saja yang dilakukan dalam upaya mengurangi limbah
konstruksi. Metode penelitian yang digunakan adalah survey, dengan pengolahan
datanya menggunakan metode statistik. Analisa resiko yang digunakan untuk menguji
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap timbulnya limbah konstruksi adalah ISO
31000. Output dari penelitian ini adalah 3 sumber resiko yang paling dominan dalam
waste management dari 2 kategori terhadap timbulnya limbah konstruksi. Dua
sumber resiko untuk kategori material yaitu: (X7) Melakukan pekerjaan plesteran dan
pengecoran langsung di site dan (X6) Pemanfaatan potongan material yang kurang
efektif. Satu sumber resiko untuk kategori Metode yaitu: (X14) Kontraktor tidak
mempunyai peralatan untuk mendaur ulang limbah. Penelitian ini juga memberikan
respon apa saja yang dilakukan terhadap penyebab timbulnya resiko. Respon tersebut
berupa pencegahan maupun koreksi yang harus dilakukan.

ABSTRACT
The construction project produces a large amounts of waste that are not friendly to
environmentally, and disserve to the budget of project. This research aim to know
what the factors are causing the generation of construction waste, and to know the
respons of waste management in reducing construction waste industri. The research
methodology employed in this study is a survey, which data will be run by using a
statistical method. The risk analysis used to test the variables which have an influence
on the performance is the ISO 31000. The output of this research are three most
dominant sources of risk of the two categories in waste management with causing the
generation of construction waste. Two sources of risk for material categories, namely:
(X7) Do plaster work and concrete on site and (X6) Utilization of pieces of material
that are less effective. One source of risk for the method categories: (X14) The
contractor does not have the equipment to recycle waste. This research also give the
respons of the risk causes. The respons by preventive and corective action."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Fadhel Ramadhanu
"Limbah aspal RAP dan limbah beton merupakan salah satu limbah yang sulit diuraikan dan masih dapat dimanfaatkan kembali untuk mengurangi penggunaan agregat baru dalam campuran aspal AC-WC. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan agregat RAP dan agregat limbah beton terhadap nilai volumetrik marshall seperti VMA, VIM, VFB, serta nilai Marshall Quotient dari campuran tersebut. Benda Uji yang dibuat menggunakan spesifikasi AC-WC atau lapis aus yang kemudian akan diuji dengan pengujian Marshall Standard dan Marshall Immersion.
Pengujian diawali dengan pengujian karakteristik agregat, aspal pen 60/70, dan bitumen RAP. Untuk mendapatkan bitumen RAP dilakukan ekstraksi yang menggunakan kedua metode, yaitu metode Centrifuge dan metode Reflux untuk mengatahui kadar aspal dan kadar agregat yang terkandung dalam RAP. Bitumen RAP yang telah didapatkan kemudian akan ditambahkan oli bekas untuk mengembalikan sifat aspal ke sifat semula lalu akan di uji karakteristiknya. Setelah itu akan dibuat benda uji yang akan diuji dengan pengujian Marshall Standard dan Marshall Immersion untuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum, dan nilai indeks kekuatan sisa.
Hasil pengujian didapatkan bahwa kadar aspal dalam RAP sebanyak 5,6%,kadar oli yang perlu ditambahkan ke dalam RAP adalah sebanyak 15% dari total berat bitumen yang terkandung dalam RAP, nilai KAO untuk campuran rap dan agregat baru sebesar 8,5%, dan KAO untuk campuran dengan tambahan RCA sebesar 9%. Berdasarkan hasil Indeks Kekuatan Sisa, didapatkan bahwa nilai IKS campuran yang menggunakan RCA lebih kecil dibandingkan yang tidak menggunakan RCA.

RAP asphalt and concrete waste are wastes that are difficult to decompose and can still be reused to reduce the use of new aggregates in the AC- WC asphalt mixture. This study aims to see the effect of adding RAP aggregate and waste concrete aggregate to the marshall volumetric values such as VMA, VIM, VFB, and the Marshall Quotient value of the mixture. The test object is made using the AC-WC specification or wear layer which will then be tested with Marshall Standard and Marshall Immersion tests.
The test begins with testing the characteristics of aggregate, asphalt pen 60/70, and bitumen RAP. To obtain RAP bitumen, extraction was carried out using both methods, namely the Centrifuge method and the Reflux method to determine the asphalt content and aggregate content contained in the RAP. The RAP bitumen that has been obtained will then be added with used oil to restore the asphalt properties to their original properties and then the characteristics will be tested. After that, a test object will be made to be tested by using the Marshall Standard and Marshall Immersion tests to obtain the optimum asphalt content value, and the residual strength index value.
The test results show that the asphalt content in the RAP is 5.6%, the oil content that needs to be added to the RAP is 15% of the total weight of the bitumen contained in the RAP, the KAO value for non-RCA mixtures is 8.5%, and KAO for the RCA mixture by 9%. Based on the results of the Residual Strength Index, it was found that the mixed IKS value using RCA was smaller than those not using RCA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Wijanto
"Munculnya construction waste pada pelaksanaan proyek konstruksi tidak dapat dihindari. Munculnya construction waste pada proyek konstruksi ini tentunya berdampak pada kinerja biaya proyek. Apabila construction waste dalam pelaksanaan proyek konstruksi tidak dikendalikan, maka dapat terjadi pembengkakan biaya proyek. Untuk itu perlu adanya suatu usaha untuk mengendalikan munculnya construction waste ini. Salah satu usaha dalam mengendalikan munculnya construction waste adalah dengan penerapan Waste Management Plan. Dalam kaitannya dengan konsep konstruksi ramping (lean construction), Waste Management Plan diharapkan tidak hanya terfokus pada masalah waste dalam bentuk material saja. Tetapi juga perlu dilihat waste dalam bentuk kehilangan waktu, tenaga kerja yang tidak produktif dan penggunaan peralatan yang tidak efektif dan efisien. Data diperoleh dengan penyebaran kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling dengan bantuan program SmartPLS. Hasil dari pengolahan data tersebut berupa matriks dampak ? penyebab dan grafik pola hubungan dampak - penyebab.

Construction waste in the construction project can not be avoided. This condition is certainly has an impact to the project cost performance. If construction waste are not controlled, they can make cost overrun. Therefore, there needs to be an effort to control construction waste during the proses of construction. Waste Management Plan is one of the way to control the construction waste. In relation to the concept of lean construction, Waste Management Plan is expected to not only focus on the problem of material waste, but also needs to be seen in time loses, labour productivity and equipment that's not effective and efficient. Quesionner used to collect the data from the responden. Data analysis uses Structural Equation Modeling with tool SmartPLS. The result is shown by the matrix of impact-causes and pattern graphic of impact-causes relation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awal Maulia
"Industri Konstruksi sebagai pelaku utama yang bergerak dalam pembangunan sarana dan prasarana fisik kerap kali menyebabkan masalah pada lingkungan, misalnya limbah dari sisa-sisa bahan konstruksi. Pada umumnya, solusi yang diambil untuk mengatasi limbah tersebut adalah dengan membuang atau menimbun limbah tersebut. Untuk penanganan limbah konstruksi, metoda yang dapat digunakan terdapat dalam hirarki pengelolaan limbah. Hirarki pengelolaan limbah merupakan skala prioritas dan tanggung jawab untuk membimbing pemikiran tentang upaya untuk mengelola segala macam bahan buangan non-produk dari suatu kegiatan.
Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik proses yang menyertai aliran material perubuhan bangunan rumah. Karakteristik tersebut meliputi bagaimana suatu material mulai dibongkar, kemudian dikumpulkan, diangkut ketempat penyimpanan untuk disimpan atau diolah untuk dijual kembali. Dimana aliran dari setiap material yang berbeda mempunyai aliran yang berbeda pula. Karakteristik proses yang menyertai aliran material ini dilihat dari setiap tahap proses pengelolaan limbah yaitu yang mencangkup penghasilan, penanganan, pengumpulan, pengangkutan serta pengelolaan limbah termasuk perencanaan dari aliran mulai limbah itu dihasilkan sampai tempat pembuangan atau digunakan kembali. Kata kunci : limbah konstruksi dan perubuhan, aliran material, karakteristik aliran material"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Darmawan
"Setiap industri konstruksi pasti menghasilkan limbah. Umumnya limbah tersebut hams dibuang karena tidak dipakai lagi walaupun ada sebagian yang masih bisa digunakan kembali. Limbah konstruksi membawa beberapa dampak. Dari segi ekonomi limbah rnerupakan biaya yang terbuang yang berarti pemborosan biaya, sedangkan bagi lingkungan berpengaruh pada menurunnya kelestarian lingkungan Upaya pengelolaan limbah perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah di atas.
Pengelolaan limbah yang baik dapat mengurangi limbah yang teljadi yang berarti akan menghemat biaya, dan kelestarian lingkungan akan lebih terjaga. Untuk mendapatkan metode pengelolaan limbah yang baik diperlukan langkah awal yaitu pengidentifikasian limbah konstruksi tersebut. Apa saja sumber-sumber limbah konstruksi dan apa penyebab terjadinya limbah tersebut.
Data untuk penelitian ini diperoleh dengan survey lapangan, baik dengan pengamatan langsung maupun dengan kuisioner disertai wawancara. Pengamatan dilakukan pada proyek pekerjaan rumah di daerah selatan Jakarta.
Proses pemotongan material merupakan kegiatan yang paling sering rnenimbulktn limbah berupa potongan-potongan material. Jika dilihat dari sisi penyebab terjadinya limbah, perubahan-perubahan desain merupakan faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya limbah. Sedangkan jika dilihat dari pengaruh faktor penyebab terjadinya limbah terhadap kegiatan konstruksi, maka faktor manusia merupakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya limbah.

Each construction industry surely yield the waste. Generally the waste have to be thrown because unused although there are some which still can be re-used. Construction waste bring some impact. From economic side waste represent the expense which castaway meaning expense extravagance, while for environment have an effect decreasing environmental continuity. Strive the waste management require to be done to solve the problem above.
Good waste management can lessen the waste that happened that will cost effective, and environmental continuity will be more be preserved. To get the good waste management method needed early step V that is the construction waste identifying. What are source of construction waste and what cause the happening ofthe waste.
Data for the research is obtained by field survey , wheter by the direct perception and also by lruisioner with the interview. Observation is committed at house work project in southem Jakarta.
Process the material cut represent the most activity often generate the waste in the form of materials cutting. From cause side the happening of waste, changes of desain represent the most factor often cause the happening of waste. While from influence of cause factor of the happening of waste to construction activity, hence factor of human being represent the most influencing factor the happening of waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>