Ditemukan 132704 dokumen yang sesuai dengan query
Muhamad Rizal Dhiyas Resindra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah terdapat indikasi perilaku herding pada saat pandemi COVID-19 dan bagaimana dampak peningkatan harian kasus dan kematian akibat COVID-19 terhadap perilaku herding investor di negara-negara ASEAN-5 (Filipina, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand). Penelitian ini menggunakan sampel dari harga saham perusahaan yang terdaftar di indeks PSEi 30 (Filipina), indeks STI 30 (Singapura), indeks IDX 30 (Indonesia), indeks FTSE 30 (Malaysia), dan indeks SET 50 (Thailand) mulai 11 Maret 2020 s.d. 11 Maret 2021. Untuk mendeteksi adanya herding, digunakan CSAD (Cross Sectional Absolute Deviation). Model CSAD covid-dummy akan digunakan untuk melihat hubungan antara CSAD dari return dengan peningkatan harian kasus dan kematian COVID-19 di negara-negara ASEAN-5. Penelitian ini menunjukkan bukti empiris bahwa terjadi perilaku herding pada pasar saham Thailand, namun tidak terjadi di pasar saham ASEAN-5 lainnya. Peningkatan harian kasus COVID-19 juga berdampak pada perilaku herding pada pasar saham Thailand. Studi ini memfasilitasi investor untuk menyusun strategi perdagangan mereka dengan memahami karakteristik investor di negara-negara ASEAN-5 selama pandemi COVID-19.
The purpose of this study is to examine herding behavior during COVID-19 pandemic and the impact of increasing daily cases and deaths of COVID-19 on the herding behaviour of investors in the stock markets of ASEAN-5 countries (Philippines, Singapore, Indonesia, Malaysia, Thailand). This study uses a sample of the stock prices for firms listed on the PSEi 30 index (Philippines), STI 30 index (Singapore), IDX 30 index (Indonesia), FTSE 30 index (Malaysia), dan SET 50 index (Thailand) from March 11thththhth ththth, 2020 to March 11th, 2021. Herding behavior is measured using CSAD (Cross Sectional Absolute Deviation). CSAD covid-dummy model will be used to examine the correlation between CSAD of return and the increasing daily active cases and deaths of COVID-19 in ASEAN-5 countries. This study shows empirical evidence that during the COVID-19 pandemic herding behavior occurs in Thailand stock market but not in the stock markets of other ASEAN-5 countries. The increase in daily COVID-19 cases also has an impact on herding behavior in Thailand stock market. This study facilitates investors to devise their trading strategies by understanding the characteristics of investors in ASEAN-5 countries during the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Winarko Tio
"Penelitian ini menganalisis pengaruh kebijakan moneter terhadap perilaku herding pada pasar saham Indonesia sebelum dan setelah pandemi Covid-19. Dengan menggunakan data harian dari 3 Januari 2018 – 30 Desember 2022, terdapat bukti bahwa perubahan kebijakan moneter oleh the Fed dan Bank Indonesia menyebabkan perilaku herding. Perilaku herding dapat menjadi lebih buruk ketika the Fed dan Bank Indonesia memiliki arah kebijakan moneter yang berbeda. Oleh karena the Fed memiliki pengaruh yang besar terhadap pasar keuangan global maka kebijakan moneter Bank Indonesia sebaiknya selaras dengan the Fed.
This study analyzes the effect of monetary policy on herding behavior in Indonesia Stock Market before and after the Covid-19 pandemic. By using daily data from 3 January 2018 – 30 December 2022, there is evidence that changes in monetary policy by the Fed and Bank Indonesia caused herding behavior. Herding behavior could be exacerbated if the Fed and Bank Indonesia had different direction of monetary policy. Since the Fed has strong influence in the global financial market then Bank Indonesia’s monetary policy should align with that of the Fed."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Eka Mandala
"Penelitian memiliki tujuan untuk menganalisis dampak pandemi COVID-19 pada performa pasar saham di negara ASEAN-5 dengan menggunakan pendekatan Bayesian Structural Time Series. Sampel pada penelitian ini menggunakan data harian indeks pasar saham di negara ASEAN-5 dan sektor yang terdapat di pasar saham tersebut. Penelitian memiliki rentang waktu penelitian antara 1 Oktober 2019 hingga 30 Juni 2020. Hasil penelitian menunjukkan adanya dampak negatif signifikan yang diberiakn pandemi COVID-19 pada performa pasar saham di negara ASEAN-5 maupun sektor yang terdapat di pasar saham tersebut. Selain itu penelitian juga melihat bahwa pemulihan pasar saham hanya terdapat di tiga negara ASEAN-5 yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
This study aims to analyze the impact of the COVID-19 pandemic on stock market performance in ASEAN-5 countries using the Bayesian Structural Time Series approach. The sample in this study uses daily stock market index data in ASEAN-5 countries and the sectors contained in the stock market. This research has a research time span between October 1, 2019 to June 30, 2020. The results show that there is a significant negative impact that the COVID-19 pandemic has had on stock market performance in ASEAN-5 countries and sectors in the stock market. In addition, the study also saw that stock market recovery was only found in three ASEAN-5 countries, namely Indonesia, Malaysia, and Thailand."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hudy Ananta Putra
"Studi ini mengkaji perilaku “herding” di tingkat industri menurut IDX-IC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku “herding” di masa sebelum dan sesudah terjadinya pandemi wabah coronavirus (COVID-19). Dengan menggunakan studi dari Dhall & Singh (2020) yang menggunakan modifikasi dari model yang diusulkan oleh E.C. Chang et al. (2000) sebagai referensi utama untuk mendeteksi perilaku “herding”. Dengan menggunakan harga penutupan saham harian dari 90 perusahaan, yang termasuk di dalam 11 sektor industri menurut klasifikasi industri saham Jakarta dari 1 Juli 2015 hingga 1 Agustus 2021, hasil penelitian ini menunjukkan indikasi perilaku menggiring pada sektor industri yang berbeda sesuai dengan periode horizon investasi yang diamati dari keseluruhan. periode (1 Juli 2015 hingga 1 Agustus 2021), dan setelah periode wabah COVID-19 (2 Februari 2020 hingga 1 Agustus 2021). Lebih lanjut, studi ini mengkaji perilaku “herding” pada kondisi pasar bullish dan bearish, dimana hasilnya menunjukkan bahwa investor lebih rentan terhadap perilaku “herding” dalam kondisi pasar bullish, namun tetap melakukan “herding” di kondisi pasar bearish pada industri yang berbeda jika dilihat dari analisa sampel periode keseluruhan.
This study examines the herding behavior at the industry level according to the IDX Industrial Classification (IDX-IC). The purpose of this study is to examine the herding behavior during the pre-and post-coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic outbreak period. The research from Dhall & Singh (2020) which uses a modification of the model proposed by E.C. Chang et al. (2000) is used as the main reference of this research to detect the herding behavior. Using daily stock closing prices of 90 firms, which constitute 11 industrial sectors according to the Jakarta Stock Industrial Classification from 1 July 2015 to 1 August 2021, the results show indication of herding behavior in differing industry sectors subject to observed investment horizon period of the whole period (1 July 2015 to 1 August 2021), and after COVID-19 outbreak period (2 February 2020 to 1 August 2021). Furthermore, this study investigates the herd during bull and bear market conditions, whereby the results show that investors are more prone to the herding behavior under bullish market conditions, but also herd in different industry in bearish market conditions taken from the view of the whole period"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rizkia Darmawan
"Studi ini mengkaji perilaku “herding” di tingkat industri menurut IDX JASICA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku “herding” periode wabah pandemi penyakit pra dan pasca-coronavirus 2019 (COVID-19) dengan menggunakan studi dari Dhall & Singh (2020) yang menggunakan modifikasi dari model yang diusulkan oleh E.C. Chang et al. (2000) sebagai referensi utama untuk mendeteksi perilaku “herding”. Dengan menggunakan harga penutupan saham harian dari 76 perusahaan, yang termasuk di dalam 9 sektor industri menurut klasifikasi industri saham Jakarta dari 1 Januari 2015 hingga 1 Juni 2020, hasil menunjukkan indikasi perilaku menggiring pada sektor industri yang berbeda sesuai dengan periode horizon investasi yang diamati dari keseluruhan. periode (1 Januari 2015 hingga 1 Juni 2020), sebelum periode wabah COVID-19 (1 Januari 2015 hingga 29 Januari 2020), dan setelah periode wabah COVID-19 (30 Januari 2020). Lebih lanjut, studi ini mengkaji perilaku “herding” pada kondisi pasar bullish dan bearish, dimana hasilnya menunjukkan bahwa investor lebih rentan terhadap perilaku “herding” dalam kondisi pasar bearish.
This study examines the herding behavior at the industry level according to the IDX JASICA. The purpose of this study is to examine the herding behavior during the pre-and post-coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic outbreak period. The research from Dhall & Singh (2020) which uses a modification of the model proposed by E.C. Chang et al. (2000) is used as the main reference of this research to detect the herding behavior. Using daily stock closing prices of 76 firms, which constitute 9 industrial sectors according to the Jakarta Stock Industrial Classification from 1 January 2015 to 1 June 2020, the results show indication of herding behavior in differing industry sectors subject to observed investment horizon period of the whole period (1 January 2015 to 1 June 2020), before COVID-19 outbreak period (1 January 2015 to 29 January 2020), and after COVID-19 outbreak period (30 January 2020). Furthermore, this study investigates the herd during bull and bear market conditions, whereby the results show that investors are more prone to the herding behavior under bearish market conditions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aninda Putri Miranti
"Pandemi Covid-19 telah menimbulkan reaksi panik irasional yang berdampak material yang memicu volatilitas di pasar saham akibat kekhawatiran atas risiko dan ketidakpastian di masa depan. Perilaku kawanan sering dikaitkan dengan kondisi pasar yang tidak stabil, di mana investor tidak melakukan analisis melainkan mengikuti euforia pasar dan merasa lebih aman mengikuti orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi perilaku herding sebelum dan pada saat terjadi pandemi Covid-19 dan melihat perbedaannya, serta menganalisa perilaku herding jika dikaitkan dengan tingkat volatilitas idiosinkratik. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional absolute deviation untuk mengukur perilaku herding dan single factor model untuk menghitung volatilitas idiosinkratik. Hasil empiris menunjukkan bahwa perilaku herding ditemukan sebelum pandemi Covid-19, namun tidak ditemukan pada periode saat terdapat pandemi Covid-19. Dalam lingkup sektoral, perilaku herding ditemukan pada subsektor industri telekomunikasi pada periode sebelum pandemi Covid-19 dan subsektor industri transportasi pada periode saat terjadi pandemi Covid-19. Selain itu, perilaku herding ditemukan pada portofolio dengan tingkat volatilitas idiosinkratik yang rendah dan tinggi pada periode sebelumpandemi Covid-19, namun tidak ditemukan pada seluruh portofolio dengan berbagai tingkat volatilitas idiosinkratik pada periode pandemi Covid-19.
The Covid-19 pandemic has caused an irrational panic reaction with a material impact that triggers volatility in the stock market due to concerns over risks and uncertainties in the future. Herd behavior is often associated with unstable market conditions, where investors do not do analysis but follow the market euphoria and feel safer following others. This study aims to detect herding behavior before and during the Covid-19 pandemic, the difference, and analyze herding behavior whether it is associated with the level of idiosyncratic volatility. This study uses a cross-sectional absolute deviation method to measure herding behavior and a single factor model to calculate idiosyncratic volatility. Empirical results show that herding behavior was found before the Covid-19 pandemic, but not during the period when there was a Covid-19 pandemic. In the sectoral scope, herding behavior was found in the telecommunications industry sub-sector before the Covid-19 pandemic and the transportation industry sub-sector during the Covid-19 pandemic. In addition, herding behavior was found in portfolios with low and high levels of idiosyncratic volatility in the period before the Covid-19 pandemic, but not in all portfolios with various levels of idiosyncratic volatility during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Aziz Muslim
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perilaku herding yang terjadi dalam bursa efek Indonesia selama periode covid-19 berlangsung. Herding merupakan suatu perilaku ikut-ikutan yang terjadi dalam pasar saham tanpa menghiraukan informasi dan analisis yang telah dimiliki sebelumnya. Herding juga merupakan salah satu bentuk dari behavioral finance yang dapat menyebabkan abnormal return karena bisa menyebabkan nilai saham menjauhi nilai wajarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang dikembangkan oleh Chiang dan Zheng serta metode Cross Sectional Standard Deviation yang dikembangkan oleh Christie dan Huang. Hasil yang didapatkan dari penelitian kali ini adalah terdapat indikasi terjadi perilaku herding yang dilakukan didalam pasar saat kondisi pasar ekstrem.
This research aims to examine the existence of herding behavior in Indonesian Stock Exchange during the Covid-19 outbreak period. Herding is behavior that occurs in the stock market to follow other decision without consider previously owned information and analysis. Herding is also a form of behavioral finance that can cause abnormal returns because it can cause stock values to move away from their fair value. In this research, I used methods developed by Chiang and Zheng in 2010 and Cross-Sectional Standard of Deviation (CSSD). The results that can obtained from this research are indications of herding behavior that is carried out during extreme market conditions under covid-19 outbreak."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yusuf Kresna
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risisko likuiditas terhadap performa saham pada masa pandemi Covid-19 pada negara ASEAN-5 untuk periode 2020. Penelitian ini dilaksanakan sehubungan dengan adanya wacana integrasi pasar modal di Asia Tenggara. Integrasi pasar modal bisa memiliki dampak baik dimana modal bisa tersalurkan secara lebih efisien, tetapi kekurangannya adalah perambatan krisis bisa terjadi lebih cepat. Likuiditas dipercaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perambatan dari krisis keuangan. Ruang lingkup penelitian dibagi berdasarkan karakter investor mengambil keputusan berinvestasi, yaitu negara ASEAN-5 yang lebih maju dan yang masih berkembang. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 149 saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
cross section dengan teknik estimasi
ordinary least square regression. Penelitian ini menemukan bahwa risiko likuiditas tidak berpengaruh signifikan pada dua ruang lingkup penelitian. Pengaruh tidak signifikan secara positif ditemukan pada negara ASEAN-5 yang lebih maju dan pengaruh tidak signifikan secara negative ditemukan pada negara ASEAN-5 yang masih berkembang.
This research aims to analyse liquidity risk impact on stock performance during the Covid-19 pandemic at ASEAN-5 countries for period of 2020. This research hold due to the capital market integration plan at South East Asia. Capital market integration could positively impact the capital market due to the higher efficiency of capital channelling process, but it could also negatively impact the capital market if crisis occurs where the crisis may spread more quick than it used to be. Liquidity is expected to be one of the factor that impact the spread of the crisis. Scope of this research divided into two parts on how the investor’s characteristic on determining their investment decision. There are divided into the more developed ASEAN-5 countries and developing ASEAN-5 countries. This research use 149 stocks observation. This research uses cross sectional data with ordinary least square regression method. Result of this research is that liquidity risk doesn’t impact the stock performance significantly at both of the research scope. Positively unsignificant impact found on more developed ASEAN-5 countries, while negatively unsignificant impact found on developing ASEAN-5 countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ananda Chairunnisa
"Akhir–akhir ini, berkembang fenomena influencer saham oleh influencer terkenal yang tampaknya mengarah pada bias perilaku pada pasar saham. Harga saham berubah secara signifikan setelah influencer saham membagikan informasi atau merekomendasi saham tertentu. Kami mengumpulkan data dari 132 investor individu yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kami melakukan pengumpulan data melalui kuesioner dengan menggunakan 5 skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas influencer memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku herding. Namun, tidak ada bukti yang signifikan bahwa literasi keuangan memoderasi pada hubungan tersebut. Menariknya, kami menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada perilaku herding antara investor millennial dan non millennial.
Recently, there is a phenomenon in Indonesia’s capital market that famous influencers seem to lead to behavioral bias in the stock market. Stock price changes significantly after those stock influencers share information or recommend certain stocks. This research examines how the stock influencer’s credibility affects investors’ intention to invest in recommended stock. We collect data from 132 individual investors who participate in the research. We use a questionnaire with a 5-Likert scale. The result shows that an influencer’s credibility has a significant influence on investors’ herding behavior. However, there is no significant evidence that financial literacy matters in that relationship. Interestingly, we found there is no significant difference in herding behavior between millennial and non-millennial investors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aditya Andika Putra
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perilaku herding di dalam pasar saham Indonesia dan Singapura, bentuk perilaku herding asimetris dan herding spillover diantara pasar saham kedua negara. Penelitian ini menggunakan metode CCK untuk menguji eksistensi perilaku herding. Untuk menguji bentuk asimetris herding, penelitian ini menguji pada berdasarkan tiga kondisi pasar yang berbeda, yakni berdasarkan return, volume perdagangan dan volatilitas pasar. Dengan menggunakan data harian populasi saham di pasar saham Indonesia dan Singapura pada periode 1996-2015, peneliti menemukan bukti bahwa terdapat perilaku herding di Indonesia dan Singapura. Peneliti juga menemukan adanya bentuk herding asimetris berdasarkan volume perdagangan dan volatilitas pasar. Tidak terdapat herding spillover baik dari pasar saham Indonesia kepada Singapura, maupun dari pasar saham Singapura kepada Indonesia.
ABSTRACTThis research aims to examine the existence of herding behavior in Indonesia and Singapore stock markets, asymetric herding behavior and herding spillover between the two countries. This research uses CCK method to test the existence of herding behavior. To test the asymmetrical shape herding, researcher examine on the basis of three different market conditions, which are based on the market return, trading volume, and volatility. By using daily data of the stock population in Indonesia and Singapore stock exchange on the period of 1996-2015, researcher found evidences of herding behavior in Indonesia and Singapore. Researches also found an asymmetrical herding by trading volume and market volatility. There are no herding spillover both from the Indonesia to Singapore stock market and from Singapore to Indonesia stock market.
;"
2016
S64699
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library