Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isna Amalia Mutiara Dewi
"Hipertensi intradialitik merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis dengan prevalensi kejadian sebesar 38%, kejadian hipertensi intradialitik yang tidak diatasi dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi intradialitik pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 57 orang. Analisis data menggunakan Chi-square dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara transfusi darah saat hemodialiasis (p= 0,001), interdialytic weight gain (IDWG) (p= 0,002), laju ultrafiltrasi (UFR) (p= 0,037) dan pemberian erythropoetin stimulating agents (ESA) (p= 0,048). Hasil analis multivariat regresi logistik berdasar nilai Odd Ratio menunjukkan IDWG ≥ 3% dan transfusi darah saat hemodialisis merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi intradialitik pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dilakukan intervensi keperawatan terkait pembatasan cairan pada pasien hemodialisis sebagai salah satu upaya pencegahan kejadian hipertensi intradialitik.

Intradialytic hypertension is the most common complication in patients undergoing hemodialysis with a prevalence of 38%, untreated intradialytic hypertension can increase patient morbidity and mortality. This study aims to analyze the factors associated with the incidence of intradialytic hypertension in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. The design of this research is analytic cross sectional with a sample size of 57 people. Data analysis using Chi-square and Logistic Regression. The results showed that there was a relationship between blood transfusion during hemodialysis (p= 0.001), interdialytic weight gain (IDWG) (p= 0.002), ultrafiltration rate (UFR) (p= 0.037) and the administration of erythropoetin stimulating agents (ESA) (p= 0.048). ). The results of multivariate logistic regression analysis based on Odd Ratio values ​​showed IDWG 3% and blood transfusion during hemodialysis was the most associated factor with the incidence of intradialytic hypertension in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. Based on the results of this study, it is necessary to carry out nursing interventions related to fluid restriction in hemodialysis patients as an effort to prevent the incidence of intradialytic hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nera Djanuar
"Gagal Ginjal Kronis GGK adalah kondisi penurunan fungsi ginjal yang bersifat ireversibel yang artinya fungsi ginjal tidak dapat kembali seperti semula. Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat setiap tahunnya. Ansietas banyak dialami oleh pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh terapi self help group terhadap tingkat ansietas pasien Gagal Ginjal Kronis di Ruang Hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan quasy-experimental pre test-post test with control group. Tujuh puluh empat responden terlibat, terbagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat ansietas pasien menurun dari ansietas berat menjadi sedang, pasien dengan ansietas sedang menjadi ringan, dengan hubungan yang bermakna p = 0,000. Variabel yang berhubungan dengan dengan tingkat ansietas antara lain pekerjaan dan lama menjalani hemodialisis, sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah usia, penghasilan jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan p>0,005. Penelitian ini merekomendasikan terapi generalis dan self help group dalam menurunkan tingkat ansietas pasien Gagal Ginjal Kronis di unit hemodialisis.

Chronic Kidney Failure CKF is a condition of irreversible kidney dysfunction, which means that the kidney function can not go back to normal. The prevalence of chronic renal failure increases every year. Anxiety is experienced by many CKF patients undergoing hemodialysis. The objective of the study was to identify the influence of self help group therapy on the anxiety level of Chronic Kidney Failure patients in Hemodialysis Room. The research design used quasy experimental pre test post test with control group. Seventy four respondents were involved, divided into intervention groups and control groups.
The results showed that the patient 39 s anxiety level decreased from severe anxiety to moderate, patients with moderate anxiety to mild anxiety , with significant association p 0.000 . Variables associated with anxiety levels include occupation and duration of hemodialysis, while unrelated variables were age, income, gender, education, marital status. p 0.005. This study recommends generalist therapy and self help group in lowering the anxiety level of Chronic Kidney Failure patients in the hemodialysis unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nilasari
"Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan nyatanya tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah penduduk, akan tetapi juga turut mendorong masyarakat perkotaan mempromosikan gaya hidup tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat menjadi pemicu masyarakat perkotaan banyak mengalami hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dengan jumlah terbanyak yang menyebabkan gagal ginjal kronis hingga pasien harus menjalani terapi hemodialisis. Manajemen cairan berupa pembatasan cairan merupakan permasalahan yang sering dialami pasien hemodialisis. Pasien sering kali merasa tidak nyaman terhadap pembatasan cairan yang dianjurkan karena menyebabkan mulutnya terasa kering dan menimbulkan rasa haus. Akibat dari rasa haus yang dirasakan, maka pasien mengkonsumsi cairan tanpa batas yang jelas. Ketidakpatuhan manajemen cairan sangat berbahaya, peningkatan berat badan diantara sesi dialisis (IDWG) yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada kualitas hidupnya. Mengulum es merupakan salah satu intervensi untuk mengurangi gejala xerostomia pada pasien gagal ginjal kronis, sehingga membantu pasien dalam membatasi asupan cairan.

The increasing number of people in urban area, in fact not only impact on improving the population, but also encouraging urban resident promote unhealthy lifestyle. Unhealthy lifestyle leads to the community undergo hypertension. Hypertension is degenerative disease with the most number of causing chronic kidney failure to patients should be hemodialsis theraphy. Management of fluid restriction becomes obstacles among these patients. Patients often feel discomfort to limit fluid intake. Sensation of thirst and dry mouth make the patient disobey from fluid restriction. Fluid management leads to increase in weught gain between dialysis (IDWG), thus it effects on bad quality of life. Sucking ice is one of intervention to relieve the symptoms of xerostomia in patients kidney failure chronic underging hemodialisis, then can help patients to limit fluid intake."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Yaruntradhani Pradwipa
"Latar belakang: Hipertensi pulmonal (HP) telah banyak dilaporkan terjadi pada populasi hemodialisis (HD). Namun data mengenai insidensi HP serta bagaimana mekanisme terjadinya masih sangat sedikit. Beberapa faktor risiko dan protektif terjadinya HP telah diidentifikasi melalui studi-studi di mancanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan penggunaan penghambat kanal kalsium dengan kejadian hipertensi pulmonal pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis.
Metode: Penelitian potong lintang dilakukan terhadap 100 pasien HD rutin di unit HD RSCM yang sedang mengkonsumsi penghambat kanal kalsium jenis dihidropiridin (nifedipin, amlodipin, felodidpin) 1x sehari per oral selama minimal 1 tahun. Hipertensi pulmonal dinilai dengan menggunakan ekokardiografi doppler yang dilakukan 1 jam pasca HD oleh satu orang operator independen yang tidak mengetahui latar belakang klinis pasien. Selanjutnya dilakukan analisis uji statistik chi square dengan batas kemaknaan < 0.05, serta analisis multivariat dengan regresi logistik antara variabel penghambat kanal kalsium dengan hipertensi pulmonal untuk mendapatkan Crude OR, antara variabel perancu dengan hipertensi pulmonal untuk mendapatkan nilai P < 0.25, dan antara variabel penghambat kanal kalsium dengan variabel perancu untuk mendapatkan fully adjusted OR.
Hasil: Dari 100 subyek penelitian, HP didapatkan pada 27 subjek (27%). Pada kelompok pasien HP, 21 subjek (29.2%) memiliki akses fistula AV di brakial, TAP rata-rata 36 ± 20.6 mmHg, curah jantung ³ 5 l/min sebanyak 13 subjek (28.8%) dengan fraksi ejeksi ³ 50% sebanyak 18 subjek (20.7%). Etiologi PGK terbanyak pada kelompok HP adalah nefropati DM dengan 10 subjek (37%). Setelah dilakukan adjustment dengan disfungsi diastolik ventrikel kiri, fraksi ejeksi dan diabetes melitus sebagai faktor perancu, penggunaan penghambat kanal kalsium berhubungan dengan penurunan risiko terjadinya hipertensi pulmonal (adjusted OR 0.258; IK 95% 0.085 – 0.783; nilai P 0.017).
Kesimpulan: Penggunaan penghambat kanal kalsium berhubungan dengan penurunan risiko terjadinya hipertensi pulmonal pada pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialis.

Background and Aim of Study: Pulmonary hypertension (PH) has been reported in hemodialysis (HD) patients. However data regarding its incidence and mechanism are scarce. Many published journal abroad had been identify the risk and protective factors in this syndrome. This study evaluated the use of Calcium Channel Blocker (CCB) on Pulmonary Hypertension at End-Stage Renal Disease (ESRD) patients who undergo hemodialysis.
Methods: A Cross – Sectional study conducted on hundreds HD patients in RSCM who consumed CCB for at least a year with oral single dose. PH was screened by Doppler echocardiography one hour following dialysis done by one independent operator without knowing clinical background of the patients. Furthermore, statistical analysis was done using chi square and define as significance if the value is <0.05. Moreover, multivariate analysis with logistic regression between CCB and PH variable in order to get Crude OR, between confounder variables and PH in order to get P value < 0.25, and between CCB and confounder variables in order to get fully adjusted OR.
Results: Out of 100 HD patients, PH was detected in 27 patients (27%). Of those with PH, brachial AV shunt was seen in 21 patients (29.2%), mean PAP was 36 ± 20.6 mmHg, and cardiac output ³ 5 l/min was seen in 13 patients (28.8%) with EF ³ 50% seen in 18 patients (20.7%). The common etiology of CKD in group of PH was diabetic nephropathy seen in 10 patients (37%). The used of CCB is associated with lower risk of PH (adjusted OR 0.258; 95% CI 0.085 – 0.783; P value 0.017) after adjusted with variable left ventricular diastolic dysfunction, ejection fraction, and diabetes melitus as confounders.
Conclusion: This study demonstrates that the use of CCB is associated with lower risk of PH in ESRD patients with hemodialysis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinontoan, Rosnah
"ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit ginjal kronis PGK merupakan penyakit yang perlu menjalani Hemodialisis HD . HD merupakan suatu prosedur yang bersifat katabolik, sehingga memerlukan asupan energi dan protein yang adekuat untuk menghindari risiko malnutrisi.Kasus: Total pasien PGK dalam serial kasus ini berjumlah empat orang, berusia 36 ndash;54 tahun, telah menjalani HD dalam rentang waktu yang berbeda. Seluruh pasien mempunyai riwayat asupan protein
ABSTRACT Introduction As one of primary treatment for end stage renal disease patients, hemodialysis HD is a catabolic procedure. Unless having adequate energy and protein intake, dialysis patients will be at risk for malnutrition. Cases Four dialysis patients in this case series, aged 36 54, have undergone HD at different timescales. All patients had high risk of malnutrition, due to protein intake "
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Camelia Fitri
"Latar Belakang: Pasien penyakit ginjal kronis (PGK) memiliki risiko lebih tinggi untuk jatuh ke dalam frailty karena berbagai perubahan fisiologis terkait penyakit dan berisiko mengalami dampak kesehatan yang lebih buruk. Pemahaman mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian frailty pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis  sangat di perlukan untuk menginformasikan pengetahuan dan mendapatkan solusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi frailty pada pasien hemodialisis dan faktor yang berhubungan dengan terjadinya frailty pada pasien hemodialisis.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer. Sembilan puluh satu pasien dari unit hemodialisis RSCM dari berbagai kelompok demografis disertakan dalam studi. Sampling menggunakan metode total sampling. Frailty dinilai dengan kuesioner Frailty Index 40 item. Riwayat medis diperoleh dari rekam medis RS dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dilakukan uji bivariat menggunakan Chi-Square terhadap usia, jenis kelamin, lama dialisis, status gizi, adekuasi dialisis, hemoglobin, CRP, albumin, kalsium darah, fosfat darah, dan Charlson Comorbidity Index (CCI). Identifikasi faktor yang berhubungan dengan terjadinya frailty dilakukan dengan uji binary regression dengan metode backward stepwise regression.
Hasil: Dua puluh enam (28,6%) pasien mengalami frailty. Faktor yang berhubungan dengan kejadian terhadap frailty pada pasien hemodialisis yaitu jenis kelamin perempuan (PR 1,064; IK 95% 1,064-1,065), skor CCI (PR 27,168; IK 95% 3,838-192,306), lama (vintage) hemodialisis (PR 1,227; IK 95% 1,226-1,227), hemoglobin (PR 3,099; IK 95% 1,325-7,254), albumin (PR 1,387; IK 95% 1,386-1,388), CRP (PR 1,432; IK 95% 1,431-1,433), dan fosfat (PR 1,110; IK 95% 1,110-1,111).
Kesimpulan: Prevalensi frailty pada populasi studi ini yaitu 28,6%. Jenis kelamin perempuan, peningkatan skor CCI, lama (vintage) hemodialisis, anemia, hipoalbuminemia, dan fosfat yang rendah ditemukan sebagai faktor yang berhubungan secara signifikan  terhadap kejadian frailty pada pasien hemodialisis di RSCM.

Background: Patients with chronic kidney disease (CKD) have a higher risk of falling into frailty due to various physiological changes related to the disease and are at risk for worse health impacts. Understanding the factors that correlate with the incidence of frailty in CKD patients undergoing hemodialysis is needed to inform knowledge and obtain solutions. This study aims to determine the prevalence of frailty in hemodialysis patients and predictors of frailty in hemodialysis patients.
Methods: This study is a cross-sectional study using primary data. Ninety-one patients from the RSCM hemodialysis unit from various demographic groups were included in the study. Sampling using the total sampling method. Frailty is assessed with a 40-item Frailty Index questionnaire. Medical history was obtained from hospital medical records, and laboratory examinations were carried out. A bivariate test using Chi-Square was performed on age, sex, duration of dialysis, nutritional status, dialysis adequacy, hemoglobin, CRP, albumin, blood calcium, blood phosphate, and the Charlson Comorbidity Index (CCI). The binary regression test with the backward stepwise regression method identifies factors associated with frailty.
Results: Twenty-six (28.6%) patients experienced frailty. Factors related to the incidence of frailty in hemodialysis patients were female gender (PR 1.064; 95% CI 1.064-1.065), CCI score (PR 27.168; 95% CI 3.838-192.306), duration (vintage) of hemodialysis (PR 1.227; 95% CI 1.226-1.227), anemia (PR 3.099; 95% CI 1.325-7.254), albumin (PR 1.387; 95% CI 1.386-1.388), CRP (PR 1.432; 95% CI 1.431-1.433), and phosphate (PR 1.110; CI 95% 1.110-1.111).
Conclusion: The prevalence of frailty in this study population is 28.6%. Female gender increased CCI score, old (vintage) hemodialysis, anemia, hypoalbuminemia, and low phosphate were factors significantly related to the incidence of frailty in hemodialysis patients at RSCM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Fajarwati
"Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia yang menyebabkan berbagai komplikasi salah satunya gagal ginjal kronik. Hipertensi dapat menjadi penyebab ataupun manifestasi klinis dari gagal ginjal. Tekanan darah yang tidak terkontrol diatas 180/90 mmHg meningkatkan risiko 15 kali seseorang terkena gagal ginjal kronik stadium 5. Target tekanan darah bagi pasien dengan gagal ginjal kronik adalah < 130/80 mmHg. Namun, hal ini sulit dicapai pada pasien yang sudah mengalami resisten hipertensi (tekanan darah masih diatas normal dengan 4 macam obat). Oleh karena itu, dapat dilakukan kombinasi terapi non farmakologi berupa teknik relaksasi napas dalam dan inhalasi aromaterapi ylang-ylang sebagai upaya menurunkan tekanan darah pada kondisi hipertensi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengarah kombinasi terapi non farmakologi berupa teknik relaksasi napas dalam dan inhalasi aromaterapi ylang-ylang pada pasien hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal kronik dalam mengontrol tekanan darah. Hasil analisis pada kasus kelolaan menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 6,14 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 4,71 mmHg. Sosialisasi mengenai penggunaan teknik relaksasi napas dalam dan inhalasi aromaterapi ylang ylang sebagai terapi non farmakologi diperlukan untuk membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal kronik.

Hypertension become health problem throughout the world that causes various complications, one of which is chronic kidney failure. Hypertension can be a cause or clinical manifestation of kidney failure. Uncontrolled blood pressure increases the risk of 15 times chronic kidney failure. The target of blood pressure for patients with chronic kidney failure is <130/80 mmHg. However, this is difficult to achieve in patients who have experienced hypertensive resistance (blood pressure is still high with 4 types of drugs). Therefore, a combination of non-pharmacological therapy can be carried out in the form of deep breathing relaxation techniques and ylang-ylang aromatherapy inhalation. This case study aims to identify the effect of a combination of non pharmacological therapies deep breathing relaxation techniques and aromatherapy ylang-ylang inhalation in hypertensive patients with chronic renal failure in controlling blood pressure. The results showed a decrease in systolic blood pressure of 6.14 mmHg and a diastolic blood pressure of 4.71 mmHg. The socialization regarding the use of deep breathing relaxation techniques and aromatherapy inhalation ylang-ylang as non pharmacological therapy is needed to help reduce blood pressure in hypertensive patients with complications of chronic renal failure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Napsan Junaidi
"Gagal Ginjal Terminal GGT adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan memerlukan penatalaksanaan berupa terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis HD untuk mempertahankan kondisi kesehatan. Berbagai permasalahan dan komplikasi bisa timbul pada pasien yang menjalani HD, sehingga pasien harus melakukan manajemen yang berhubungan dengan GGT. Salah satu manajemen yang harus dilakukan adalah self-care. Self-care masih menjadi masalah yang dihadapi pasien GGT yang menjalani HD saat ini, sehingga dengan kondisi tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan self-care pada pasien GGT.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis komparatif kategorik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian adalah pasien GGT di rumah sakit Muhammad Yunus Bengkulu.
Dari analisis univariat didapat kurang dari separuh dari responden dengan Self-care baik, hasil analisis bivariat didapat tak ada hubungan antara self-care dengan usia, tingkat Pendidikan, lama HD, Pendapatan keluarga, penyakit komorbid, tingkat pengetahuan, depresi dan akses pelayanan kesehatan, akan tetapi tererdapat hubungan yang signifikan antara self-care dengan efikasi diri dan jenis kelamin. Analisis multivariat didapat faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap self-care adalah efikasi.
Disimpulkan Efikasi diri adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi self-care. Sangat penting bagi perawat untuk meningkatkan efikasi diri pasien GGT dengan cara memberikan edukasi tentang GGT dan hemodialisis.

End stage renal disease ERSD are uncurable condition and the patient was need treatment to maintain optimal health status. Hemodialysis must be attend by patient to to survive. Many problems can rise and must managing on by them. Purpose The aim of this study was to examine factors related to self care on ERSD patients.
Methods this study design was comparative categorical analysis by cross sectional approach, recruited 92 hemodialysis patients and was conducted at hemodialysis unit of Dr. Muhamad Yunus Hospital Bengkulu.
Results showed that there were 44 respondent had good self care level. Bivariate analysis by Chi Square test found there was no correlation between age, sex, education level, HD duration, family income, and depression with self care, on the other hand there was significant correlation between self efficacy and sex with self care. Multivariate analysis found that self efficacy was the influencing factor on self care.
Conclusion self efficacy is the most dominant influencing factor to self care, it is important to increase the self efficacy among these patients by providing education program about ERSD and hemodialysis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sari
"Keluarga yang merawat anak dengan gagal ginjal kronik terutama yang mendapat terapi hemodialisis memiliki masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga dalam merawat anak gagal ginjal kronik yang mendapat terapi hemodialisis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan cara wawancara mendalam kepada 7 partisipan. Partisipan adalah keluarga yang merawat anak selama minimal 1 bulan terakhir dan sedang menjalani terapi hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Data dianalisis dengan menggunakan teknik Collaizi dan menghasilkan 5 tema, yaitu 1) respon keluarga terhadap perawatan anak, 2) strategi koping yang dibangun keluarga, 3) dampak merawat anak bagi keluarga,, 4) upaya dukungan sosial yang diberikan keluarga, 5) perubahan pada anak yang menjalani terapi hemodialisis menurut persepsi keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga yang merawat anak memiliki permasalahan yang kompleks. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar untuk mengembangkan program dalam menerapkan asuhan yang berpusat pada keluarga.

Families who care for children with chronic renal failure who received therapy will have vulnerable occurrence problem. This study aim to explore the experience of families in caring for children with chronic renal failure receiving hemodialysis therapy. This research method is using descriptive phenomenological approach with in-depth interviews to 7 participants. Participants are families who care for the child for at least one month past is undergoing hemodialysis therapy in Cipto Mangunkusumo hospital. Data was analyzed by Collaizi so as to obtain 5 themes, namely the family's response to child care, family coping strategy, the impact of child care for families, family support and changes of children undergoing hemodialysis therapy related to family perception. These results indicate that the families who care for children have complex problems. This study endorse to develop program based on familycentered care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fauziatun Nikmah
"Gagal ginjal kronik merupakan penyakit terminal yang progresif dan ireversibel. Fungsi ginjal meliputi regulasi cairan, detoksifikasi serta produksi hormon. Pasien dengan GGK harus menjalani hemodialisis rutin sebagai terapi penggantian ginjal sementara. Pasien yang sedang menjalani hemodialisis seringkali mengalami masalah overload cairan, dimana harus melakukan pembatasan cairan untuk menghindari kelebihan cairan. Masalah overload cairan dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya bahkan dapat berujung dengan kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan program pembatasan cairan yang efektif dan efisien melalui upaya pemantauan intake output cairan untuk mencegah komplikasi. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus dengan tujuan menggambarkan metode pemantauan intake output cairan pasien GGK dengan menggunakan fluid intake output chart. Pemantauan tersebut terbukti efektif untuk menangani overload cairan pada klien, dibuktikan dengan berkurangnya manifestasi overload cairan pada klien.

Chronic Kidney Disease is a progressive and irreversible terminal disease. Kidney function includes fluid management, detoxification and hormone production. Patients with Chronic Kidney Disease should replace hemodialysis as a temporary kidney replacement therapy. Patients who are trying to solve the problem of excess fluid, which must do fluids to avoid excess fluid. The problem of excess fluid can cause health problems. Therefore, an effective and efficient fluid program is needed to overcome the problem, which is issued through an fluid intake output monitoring. This scientific study was a case study method with the aim of evaluating the intake method for patients with CKD by using a fluid intake output chart. This monitoring has proven to be effective in dealing with excess fluid in the client, evidenced by the reduction in manifestations of excess fluid in the client."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>