Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138380 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hudy Ananta Putra
"Studi ini mengkaji perilaku “herding” di tingkat industri menurut IDX-IC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku “herding” di masa sebelum dan sesudah terjadinya pandemi wabah coronavirus (COVID-19). Dengan menggunakan studi dari Dhall & Singh (2020) yang menggunakan modifikasi dari model yang diusulkan oleh E.C. Chang et al. (2000) sebagai referensi utama untuk mendeteksi perilaku “herding”. Dengan menggunakan harga penutupan saham harian dari 90 perusahaan, yang termasuk di dalam 11 sektor industri menurut klasifikasi industri saham Jakarta dari 1 Juli 2015 hingga 1 Agustus 2021, hasil penelitian ini menunjukkan indikasi perilaku menggiring pada sektor industri yang berbeda sesuai dengan periode horizon investasi yang diamati dari keseluruhan. periode (1 Juli 2015 hingga 1 Agustus 2021), dan setelah periode wabah COVID-19 (2 Februari 2020 hingga 1 Agustus 2021). Lebih lanjut, studi ini mengkaji perilaku “herding” pada kondisi pasar bullish dan bearish, dimana hasilnya menunjukkan bahwa investor lebih rentan terhadap perilaku “herding” dalam kondisi pasar bullish, namun tetap melakukan “herding” di kondisi pasar bearish pada industri yang berbeda jika dilihat dari analisa sampel periode keseluruhan.

This study examines the herding behavior at the industry level according to the IDX Industrial Classification (IDX-IC). The purpose of this study is to examine the herding behavior during the pre-and post-coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic outbreak period. The research from Dhall & Singh (2020) which uses a modification of the model proposed by E.C. Chang et al. (2000) is used as the main reference of this research to detect the herding behavior. Using daily stock closing prices of 90 firms, which constitute 11 industrial sectors according to the Jakarta Stock Industrial Classification from 1 July 2015 to 1 August 2021, the results show indication of herding behavior in differing industry sectors subject to observed investment horizon period of the whole period (1 July 2015 to 1 August 2021), and after COVID-19 outbreak period (2 February 2020 to 1 August 2021). Furthermore, this study investigates the herd during bull and bear market conditions, whereby the results show that investors are more prone to the herding behavior under bullish market conditions, but also herd in different industry in bearish market conditions taken from the view of the whole period
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkia Darmawan
"Studi ini mengkaji perilaku “herding” di tingkat industri menurut IDX JASICA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku “herding” periode wabah pandemi penyakit pra dan pasca-coronavirus 2019 (COVID-19) dengan menggunakan studi dari Dhall & Singh (2020) yang menggunakan modifikasi dari model yang diusulkan oleh E.C. Chang et al. (2000) sebagai referensi utama untuk mendeteksi perilaku “herding”. Dengan menggunakan harga penutupan saham harian dari 76 perusahaan, yang termasuk di dalam 9 sektor industri menurut klasifikasi industri saham Jakarta dari 1 Januari 2015 hingga 1 Juni 2020, hasil menunjukkan indikasi perilaku menggiring pada sektor industri yang berbeda sesuai dengan periode horizon investasi yang diamati dari keseluruhan. periode (1 Januari 2015 hingga 1 Juni 2020), sebelum periode wabah COVID-19 (1 Januari 2015 hingga 29 Januari 2020), dan setelah periode wabah COVID-19 (30 Januari 2020). Lebih lanjut, studi ini mengkaji perilaku “herding” pada kondisi pasar bullish dan bearish, dimana hasilnya menunjukkan bahwa investor lebih rentan terhadap perilaku “herding” dalam kondisi pasar bearish.

This study examines the herding behavior at the industry level according to the IDX JASICA. The purpose of this study is to examine the herding behavior during the pre-and post-coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic outbreak period. The research from Dhall & Singh (2020) which uses a modification of the model proposed by E.C. Chang et al. (2000) is used as the main reference of this research to detect the herding behavior. Using daily stock closing prices of 76 firms, which constitute 9 industrial sectors according to the Jakarta Stock Industrial Classification from 1 January 2015 to 1 June 2020, the results show indication of herding behavior in differing industry sectors subject to observed investment horizon period of the whole period (1 January 2015 to 1 June 2020), before COVID-19 outbreak period (1 January 2015 to 29 January 2020), and after COVID-19 outbreak period (30 January 2020). Furthermore, this study investigates the herd during bull and bear market conditions, whereby the results show that investors are more prone to the herding behavior under bearish market conditions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizal Dhiyas Resindra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah terdapat indikasi perilaku herding pada saat pandemi COVID-19 dan bagaimana dampak peningkatan harian kasus dan kematian akibat COVID-19 terhadap perilaku herding investor di negara-negara ASEAN-5 (Filipina, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand). Penelitian ini menggunakan sampel dari harga saham perusahaan yang terdaftar di indeks PSEi 30 (Filipina), indeks STI 30 (Singapura), indeks IDX 30 (Indonesia), indeks FTSE 30 (Malaysia), dan indeks SET 50 (Thailand) mulai 11 Maret 2020 s.d. 11 Maret 2021. Untuk mendeteksi adanya herding, digunakan CSAD (Cross Sectional Absolute Deviation). Model CSAD covid-dummy akan digunakan untuk melihat hubungan antara CSAD dari return dengan peningkatan harian kasus dan kematian COVID-19 di negara-negara ASEAN-5. Penelitian ini menunjukkan bukti empiris bahwa terjadi perilaku herding pada pasar saham Thailand, namun tidak terjadi di pasar saham ASEAN-5 lainnya. Peningkatan harian kasus COVID-19 juga berdampak pada perilaku herding pada pasar saham Thailand. Studi ini memfasilitasi investor untuk menyusun strategi perdagangan mereka dengan memahami karakteristik investor di negara-negara ASEAN-5 selama pandemi COVID-19.

The purpose of this study is to examine herding behavior during COVID-19 pandemic and the impact of increasing daily cases and deaths of COVID-19 on the herding behaviour of investors in the stock markets of ASEAN-5 countries (Philippines, Singapore, Indonesia, Malaysia, Thailand). This study uses a sample of the stock prices for firms listed on the PSEi 30 index (Philippines), STI 30 index (Singapore), IDX 30 index (Indonesia), FTSE 30 index (Malaysia), dan SET 50 index (Thailand) from March 11thththhth ththth, 2020 to March 11th, 2021. Herding behavior is measured using CSAD (Cross Sectional Absolute Deviation). CSAD covid-dummy model will be used to examine the correlation between CSAD of return and the increasing daily active cases and deaths of COVID-19 in ASEAN-5 countries. This study shows empirical evidence that during the COVID-19 pandemic herding behavior occurs in Thailand stock market but not in the stock markets of other ASEAN-5 countries. The increase in daily COVID-19 cases also has an impact on herding behavior in Thailand stock market. This study facilitates investors to devise their trading strategies by understanding the characteristics of investors in ASEAN-5 countries during the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hira Riga
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat investor attention, dengan menggunakan proksi Google search volume (GSV), terhadap aktivitas, tingkat likuiditas, dan volatilitas pasar modal Indonesia khususnya perusahaan LQ- 45 pada periode 2010 hingga 2016. Hasil yang diperoleh yaitu pada kebanyakan kasus ditemukan bahwa tingkat investor attention yang tinggi berpengaruh ada tingkat likuiditas dan volatilitas yang tinggi. Kemudian, tren yang terjadi pada perusahaan Indonesia tidak memiliki pola yang khusus pada sektor tertentu. Sementara itu, model penelitian yang mengacu pada penelitian di Perancis ditemukan bahwa model untuk perusahaan di Indonesia perlu ditambahkan untuk menjelaskan likuiditas, karena kebanyakan variabel tidak signifikan mempengaruhi.

This study aims to analyze the influence of investor attention, using Google search volume (GSV) as the proxy, against the activity, liquidity, and volatility of capital markets in Indonesia, especially those included in LQ-45 from 2010 to 2016. The results obtained are in most cases found that the high level of investor attention affect high level of liquidity and volatility. Then, a trend that occurred in the Indonesian company does not have a particular pattern in a particular sector. Meanwhile, the research model which refers to a French study found that the model for companies in Indonesia need to be added to explain liquidity, since most variables are not significantly affecting.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aziz Muslim
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perilaku herding yang terjadi dalam bursa efek Indonesia selama periode covid-19 berlangsung. Herding merupakan suatu perilaku ikut-ikutan yang terjadi dalam pasar saham tanpa menghiraukan informasi dan analisis yang telah dimiliki sebelumnya. Herding juga merupakan salah satu bentuk dari behavioral finance yang dapat menyebabkan abnormal return karena bisa menyebabkan nilai saham menjauhi nilai wajarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang dikembangkan oleh Chiang dan Zheng serta metode Cross Sectional Standard Deviation yang dikembangkan oleh Christie dan Huang. Hasil yang didapatkan dari penelitian kali ini adalah terdapat indikasi terjadi perilaku herding yang dilakukan didalam pasar saat kondisi pasar ekstrem.

This research aims to examine the existence of herding behavior in Indonesian Stock Exchange during the Covid-19 outbreak period. Herding is behavior that occurs in the stock market to follow other decision without consider previously owned information and analysis. Herding is also a form of behavioral finance that can cause abnormal returns because it can cause stock values to move away from their fair value. In this research, I used methods developed by Chiang and Zheng in 2010 and Cross-Sectional Standard of Deviation (CSSD). The results that can obtained from this research are indications of herding behavior that is carried out during extreme market conditions under covid-19 outbreak."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Putri Miranti
"Pandemi Covid-19 telah menimbulkan reaksi panik irasional yang berdampak material yang memicu volatilitas di pasar saham akibat kekhawatiran atas risiko dan ketidakpastian di masa depan. Perilaku kawanan sering dikaitkan dengan kondisi pasar yang tidak stabil, di mana investor tidak melakukan analisis melainkan mengikuti euforia pasar dan merasa lebih aman mengikuti orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi perilaku herding sebelum dan pada saat terjadi pandemi Covid-19 dan melihat perbedaannya, serta menganalisa perilaku herding jika dikaitkan dengan tingkat volatilitas idiosinkratik. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional absolute deviation untuk mengukur perilaku herding dan single factor model untuk menghitung volatilitas idiosinkratik. Hasil empiris menunjukkan bahwa perilaku herding ditemukan sebelum pandemi Covid-19, namun tidak ditemukan pada periode saat terdapat pandemi Covid-19. Dalam lingkup sektoral, perilaku herding ditemukan pada subsektor industri telekomunikasi pada periode sebelum pandemi Covid-19 dan subsektor industri transportasi pada periode saat terjadi pandemi Covid-19. Selain itu, perilaku herding ditemukan pada portofolio dengan tingkat volatilitas idiosinkratik yang rendah dan tinggi pada periode sebelumpandemi Covid-19, namun tidak ditemukan pada seluruh portofolio dengan berbagai tingkat volatilitas idiosinkratik pada periode pandemi Covid-19.

The Covid-19 pandemic has caused an irrational panic reaction with a material impact that triggers volatility in the stock market due to concerns over risks and uncertainties in the future. Herd behavior is often associated with unstable market conditions, where investors do not do analysis but follow the market euphoria and feel safer following others. This study aims to detect herding behavior before and during the Covid-19 pandemic, the difference, and analyze herding behavior whether it is associated with the level of idiosyncratic volatility. This study uses a cross-sectional absolute deviation method to measure herding behavior and a single factor model to calculate idiosyncratic volatility. Empirical results show that herding behavior was found before the Covid-19 pandemic, but not during the period when there was a Covid-19 pandemic. In the sectoral scope, herding behavior was found in the telecommunications industry sub-sector before the Covid-19 pandemic and the transportation industry sub-sector during the Covid-19 pandemic. In addition, herding behavior was found in portfolios with low and high levels of idiosyncratic volatility in the period before the Covid-19 pandemic, but not in all portfolios with various levels of idiosyncratic volatility during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana Damayanti
"Penelitian ini mempelajari mengenai pola transaksi dan kinerja investasi pada saham yang terdaftar dalam pengumuman saham suspend dan saham unsuspend di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-2017 berdasarkan berbagai tipe investor dan juga mengkaji keberadaan price reversal pada periode tersebut. Dengan menggunakan data transaksi harian yang dibagi kedalam beberapa tipe investor lokal dan asing detail, didapatkan hasil bahwa, perilaku herding lebih kuat terjadi pada investor asing dibandingkan dengan investor lokal. Pada kategori tipe investor lokal dan asing detail, tipe investor perusahaan efek lokal memiliki perilaku herding paling kuat pada kedua periode suspensi. Kinerja investasi secara kumulatif investor asing lebih baik daripada investor lokal dan kinerja investasi terbaik didapatkan oleh tipe investor perusahaan efek lokal. Investor lokal memiliki pola investasi information-based model, sedangkan investor asing memiliki pola investasi value investing pada periode sebelum suspend dan information-based model pada periode setelah unsuspend. Untuk tipe investor detail yang memiliki pola investasi behavioral-based model pada kedua periode suspensi adalah investor individual lokal, investor perusahaan asing, dan investor bank asing. Sedangkan untuk pola value investing adalah investor individu asing. Investor asuransi lokal, investor lainnya lokal, dan perusahan efek asing memiliki pola investasi information-based model pada kedua periode suspensi. Berdasarkan analisa uji ANOVA didapatkan bahwa telah terjadi indikasi price reversal pada periode pengumuman sebelum suspend dan setelah unsuspend.

This research examines trading patterns and performance of stock before and after suspension announcement in Indonesia Stock Exchange during 2016 to 2017 based on investor type and also examines the existence of price reversal. By using the daily transaction data of domestic and foreign investor detail, proved that herding behavior is stronger in foreign investor than domestic investor in both suspension period. Based on detail investor category, securities company domestic investors have the strongest herding in both suspension period. Investment performance of foreign investors are better than domestic investors and the best investment performance are securities domestic investors. Domestic investors have information-based model as an investing pattern, while foreign investor has value investing model in before suspension and information-based model after suspension. For investor type that have behavioral-based model are individual domestic, corporate foreign, and bank foreign investors. Whereas, for value investing model is individual foreign investor. Insurance domestic, other domestic, and securities company foreign investors have information-based model investing pattern in both suspension period. Based on ANOVA analysis showed that there has been a price revesal indication in before suspend announcement and after unsuspend announcement period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Puspita Kadarman Wicaksono
"Perilaku herding terjadi ketika investor mengabaikan informasi yang dimiliki dan mengimitasi perilaku investor lainnya. Tujuan dari studi ini untuk melihat pengaruh kebijakan moneter BI dan The Fed terhadap perilaku herding di pasar modal Indonesia. Beta Herding digunakan sebagai pengukuran level perilaku herding dan VECM digunakan untuk melihat hubungan kebijakan moneter perilaku herding. Hasil studi menyatakan bahwa kebijakan moneter konvensional dan non-konvensional BI memiliki pengaruh yang kecil terhadap perilaku herding di pasar modal, sedangkan perilaku herding terjadi akibat guncangan kebijakan moneter The Fed, terutama pada periode GFC. Hal ini menggambarkan kredibilitas BI dan The Fed dalam membentuk ekspektasi dan sentimen investor.

Herding behavior occurs when investor suppressed their own information and imitate other’s action. The aim of this study is to analyze the effect of monetary policy on herding behavior in Indonesia stock market. Beta Herding was used as the measure of herding behavior and VECM was used to analyze the relationship between monetary policy and herding behavior. This study indicated that both BI monetary policy had small effect on herding behavior, while it is affected by Fed monetary policy shocks, especially on GFC period. This also capture the credibility of BI and The Fed in managing investor expectation and sentiment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desimaini Jamain
"Integritas dan kredibilitas Pasar Modal merupakan bagian terpenting dalam menarik minat para pemilik modal untuk menginvestasikan dananya di Pasar Modal Indonesia. Minat pemodal tersebut akan sangat tergantung kepada rasa aman atas dana yang diinvestasikan dan hal ini akan ditentukan oleh seberapa tinggi peraturan perundang-undangan beserta pelaksanaannya mampu melindungi para pemodal terutama dalam hal perdagangan dan transaksi efek (khususnya saham) di Pasar Modal. Semakin tinggi jaminan perlindungan terhadap pemodal dalam perdagangan saham akan semakin tinggi pula minat para pemodal untuk menginvestasikan dananya di Pasar modal. Permasalahan utama yang timbul dari perlindungan dan kepastian hukum bagi para pemodal dalam perdagangan saham di Pasar modal adalah bagaimana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 dan peraturan-peraturan pelaksanaannya bisa berlaku efektif untuk tujuan perlindungan tersebut. Dari misi yuridis sesungguhnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 beserta peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam sesuai dengan kewenangannya telah memberikan perlindungan kepada pemodal dari hal-hal yang merugikan melalui pengaturan terhadap proses penawaran umum, prospektus, keterbukaan informasi, transaksi yang memiliki benturan kepentingan, praktek penipuan dan manipulasi pasar, praktek perdagangan orang dalam, pengambilalihan perseroan dan perilaku penasihat investasi serta pengaturan lainnya guna mencegah praktek perdagangan saham yang merugikan. Kewenangan Bapepam untuk mengatur, mengawasi dan bahkan melakukan pemeriksaan dan penyidikan serta kewenangan memberi sanksi telah memberikan landasan yang kuat untuk menciptakan kondisi Pasar Modal yang wajar dan efesien serta terlindunginya kepentingan pemodal dalam perdagangan saham di Pasar Modal. Konsistensi pelaksanaan terhadap peraturan perundang-undangan itulah yang menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif yang hasilnya sebagaimana tersaji dalam tesis ini."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Devito Valerian
"Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis keberadaan herding behavior di pasar saham Indonesia pasca penutupan broker summary selama jam bursa. Peneliti berfokus untuk mengungkapkan apakah masih ada indikasi indikasi herding behavior pasca penutupan broker summary selama jam bursa sejak 6 Desember 2021. Peneliti melakukan penelitian pada perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam indeks PEFINDO25 untuk periode 2021-2023 yang terdiri dari 53 perusahaan untuk keseluruhan periode. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya indikasi herding behavior pasca penutupan broker summary selama jam bursa. Hasil tersebut dapat dijadikan pertimbangan atas kebijakan penutupan broker summary telah efektif menurunkan herding behavior di pasar saham Indonesia. Dengan begitu, harapannya kedepan investor dan BEI dapat secara bersama-sama memajukan pasar saham Indonesia, terutama dalam menurunkan herding behavior di Indonesia.

This study aims to analyze the presence of herding behavior on the Indonesian stock market after the closing of the broker summary during market hours. The researcher focuses on revealing whether there are any indications of herding behavior after the closing of the broker summary during stock exchange hours since December 6th 2021. The researcher conducted research on companies included in the PEFINDO25 index for the period 2021 - 2023 which consists of 53 companies for the entire period. The results showed that there was no indication of herding behavior after closing the broker summary during trading hours. These results can be used as a consideration for the policy of closing broker summaries which has effectively reduced herding behavior on the Indonesian stock market. That way, it is hoped that in the future investors and BEI can jointly advance the Indonesian stock market, especially in reducing herding behavior in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>