Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97203 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maesayu Aurea
"Gedung Filateli merupakan B.C.B kelas A yang dahulu berfungsi sebagai Kantor Pos pertama di Indonesia terhitung berdiri sebagai simbol perjuangan PT Pos yang senantiasa mengabdi pada pelayanan publik selama 275 tahun sejak 1746. Pada 2021, konservasi Gedung Filateli menjadi Pos Bloc ruang ekonomi kreatif bagi komunitas musik, mode dan kriya menimbulkan isu otentisitas karena perubahan fungsi dan rumpang nya narasi nasionalisme masa lampau. Penelitian bertujuan mengidentifikasi metode konservasi yang telah diterapkan untuk selanjutnya menemukan pengaruh perubahan aspek terhadap nilai otentisitas konservasi Pos Bloc. Penelitian kualitatif komparatif dengan metode instrumen Nara Grid melalui kajian perubahan aspek otentisitas (bentuk & desain, material, fungsi, teknik & tradisi, lokasi dan spirit) berdasarkan nilai otentisitas (artistik, historis, sosial dan ilmiah) yang walhasil digabungkan menjadi satu tabulasi Nara Grid untuk dilakukan sintesa final pengaruh dan nilai otentisitas Pos Bloc. Penelitian turut didukung kajian jejak sejarah, observasi dan wawancara sebelum menyusun analisa otentisitas.Sintesa dari tabulasi Nara Grid menemukan bahwa Konservasi Pos Bloc merupakan gabungan dari metode pemeliharaan (preservasi), pemugaran (restorasi) dan pengembangan (adaptasi) yang berpengaruh pada nilai-nilai otentisitas. Nilai artistik yaitu bangunan BOW pertama yang memadukan seni Art Deco dan Arsitektur Industri / transportasi. Nilai historis yaitu kantor pos pertama di Indonesia yang eksistensi nya dirayakan sebagai Hari Lahir Pos Indonesia. Nilai sosial yaitu sebagai generator dan inisiator bidang ekonomi kreatif (UMKM) di Pasar Baru pasca era reformasi 1997 dan Nilai ilmiah yaitu berperan aktif sebagai studi pembelajaran BCB dengan penerapan konstruksi bentang lebar adaptasi arsitektur industri yang menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia.

Jakarta Philatelic Building was a class A cultural heritage building which formerly operated as the first Post Office in Indonesia that has been here for 275 years and counting since 1746. It’s a representation of PT Pos Indonesia's combat against colonizers and constant public service. In 2021, It was conserved into Pos Bloc, a public space for creative activities such as fashion, music and art. Hence, issues of authenticity have surfaced that enclose the lack of past nationalism narrative due to interventions that accommodate new functions. This research aims to identify conservation methods that have been applied to further find the effect of changes in authenticity aspects based on authenticity values of Pos Bloc’s conservation. Qualitative comparative research with Nara Grid method to study changes in aspects of authenticity such as (form & design, material, function, techniques, location and spirit) based on authenticity values (artistic, historical, social and scientific). Which will be combined into one Nara Grid tabulation to determine final synthesis of the influence and authenticity values of Pos Bloc. The research was supported by historical study, observations and interviews. The synthesis finds that Pos Bloc Conservation is a combination of methods of maintenance (preservation), restoration (restoration) and development (adaptation) that influence the values of authenticity. Artistic value represents the first BOW building that combines Art Deco & Industrial Architecture / Transportation. Historical value represents the first post office in Indonesia whose existence is celebrated annually as the Birthday of Pos Indonesia. Social value plays a role of creative economy generator and initiator in Pasar Baru after the 1997 reform era and Scientific value finds a role as a study of wide range construction of industrial architecture alteration to Indonesia's tropical climate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Wardhana
"Konsep Healthy Building merupakan generasi selanjutnya dari Green Building, dimana konsep yang tidak hanya mencakup tanggung jawab terhadap dampak lingkungan, namun juga kesehatan dan kinerja penghuninya. Namun, konsep ini masih belum banyak diterapkan terutama di Indonesia karena persepsi bahwa terdapat peningkatan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan bangunan konvensional ataupun Green Building. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan desain eksisting berupa rancangan Green Building untuk mewujudkan konsep Healthy Building dengan mempertimbangkan nilai ekonomi bangunan. Studi kasus, analisis life-cycle-cost dan analisis benefit-cost ratio dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan Green Building ke Healthy Building dapat dilakuakan dengan peningkatan desain kualitas udara dalam ruang, kelembaban udara dan penerapan pengendalian hama terpadu. Healthy Building membutuhkan tambahan biaya investasi sebesar 1,44% dari Green Building dan 9,02% dari bangunan konvensional. Namun dapat memberikan nilai B/C ratio sebesar 4,29 dari bangunan konvensional dan 7,08 dari Green Building.

The Healthy Building concept is the next generation of Green Building, where the concept includes not only responsibility for environmental impacts, but also the health and performance of its occupants. However, this concept is still not widely applied, especially in Indonesia due to the perception that there is a greater increase in costs when compared to conventional buildings or Green Buildings. This study aims to improve the existing design in the form of a Green Building design to actualize the Healthy Building concept by considering the economic value of the building. Case studies, life-cycle-cost analysis and benefit-cost ratio analysis were carried out to achieve the research objectives. The results showed that the improvement of Green Building to Healthy Building can be done by improving the design of indoor air quality, air humidity and the application of integrated pest management. Healthy Building requires additional investment costs of 1.44% of Green Buildings and 9.02% of conventional buildings. However, it can provide a B/C ratio value of 4.29 from conventional buildings and 7.08 from Green Building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Nurmaraya
"ABSTRAK
Memori kolektif dapat dipertahankan melalui konservasi bangunan cagar budaya, karena sejatinya memori kolektif dapat terekam pada objek arsitektur. Pelestarian sejarah, bentuk arsitektur, dan memori yang terkait dengan bangunan dan masyarakat dianggap perlu, sehingga semua aspek tersebut dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Ketika bangunan cagar budaya dirusak secara fisik, akan muncul sebuah fenomena hilangnya hubungan antara bangunan dan memori kolektif masyarakat terhadap bangunan tersebut. Fenomena ini adalah sebuah contoh dari teror terhadap sebuah bangunan. Tulisan ini membahas teror dalam konteks yang sedikit berbeda, terutama ketika sebuah bangunan bersejarah dihancurkan secara fisik dan memori bangunan tersebut diserang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara perusakan bangunan cagar budaya dengan memori kolektif masyarakat.

Studi kasus yang dipelajari pada skripsi ini adalah Pasar Johar Semarang. Sebagai sebuah bangunan cagar budaya, Pasar Johar Semarang merupakan salah satu bangunan yang mengalami beberapa perubahan dan kemalapetakaan, seperti peristiwa kebakaran yang terjadi pada tahun 2015. Teori yang digunakan untuk menjadi landasarn adalah teori yang berhubungan dengan memori kolektif serta teror dalam arsitektur. Pasar Johar mengalami fenomena teror dalam keberlangsungan bangunan bersejarah di Indonesia, karena memori pasar ini perlahan-lahan dihilangkan melalui perubahan fisik dan mengalami peristiwa kebakaran, sehingga menyebabkan memori kolektif masyarakat akan Pasar Johar jadi menghilang.


ABSTRACT
History and collective memory can be maintained through heritage building conservation, because collective memory is represented through architectural object. It is important to preserve the whole story of the building, the architectural form, and the memory related to the building and the society so that all of those aspects can be passed down to the next generation. When a certain heritage building is physically destroyed, for sure the connection between the building and the collective memory of people for the building and some events related to the building also vanishes and this is an example of terror phenomenon. This writing will discuss terror in a slightly different context, especially when the building is slowly destroyed, and the memory is attacked. The aim of the paper is to investigate whether there are any linkages between the heritage building terrorism and collective memory of the society. This study appoints Pasar Johar Semarang as a study case, since it is a heritage building that experienced some changes and misfortunes such as fire incident in 2015. In order to do so, this paper will connect some theories on heritage building conservation, collective memory, and terror in architecture. This writing concludes that Pasar Johar encounters terror to its memory because the building is slowly damaged by physical intervention and fire incident, therefore causing the collective memory of society for the market disappears."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dodi Priyono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T24383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 2001
691 FRI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Adlan Tedja
"Dalam dunia konstruksi, perubahan ruang lingkup (variation order) merupakan hal yang sering terjadi, banyak faktor yang menyebabkan variation order yang tidak dapat dihindarkan, salah satunya terjadi akibat pihak konsultan. Karena tugas utama konsultan  memberikan representasi grafis dan tertulis dalam bentuk dokumentasi gambar dan dokumen laporan yang memungkinkan pihak kontraktor dan subkontraktor mengubah konsep dan gagasan menjadi realitas fisik, kesalahan desain, desain kurang memadai ataupun kurangnya koordinasi merupakan penyebab yang biasa dilakukan oleh pihak konsultan.Dibutuhkan strategi dalam sebuah proses perancangan yang baik agar meminimalisir terjadinya variation order. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tahapan proses perancangan, mengidentifikasi peristiwa risiko yang terjadi ditahap perancangan yang menyebabkan terjadinya variation order, serta strategi untuk menurunkan variation order yang disebabkan oleh pihak konsultan perencana.Sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pihak pemangku kepentingan khususnya perencana dalam menghasilkan karya yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan media bantu kuisioner.  Berdasarkan penelitian sebelumnya hasil penelitian merupakan adanya kesalahan dalam mempersiapkan dokumen yang dilakukan oleh pihak konsultan sehingga hal ini yang memicu terjadinya variation order.

In the world of construction, changes in scope (variation orders) are a frequent occurrence, many factors cause unavoidable variation orders, one of which occurs due to the consultant. Because the main task of the consultant is to provide graphic and written representations in the form of drawing documentation and report documents that allow contractors and subcontractors to turn concepts and ideas into physical reality, design errors, inadequate designs or lack of coordination are common causes for consultants.It takes a strategy in a good design process in order to minimize the occurrence of variation orders. This study aims to identify the stages of the design process, identify risk events that occur at the design stage that cause variation orders, as well as strategies to reduce variation orders caused by the planning consultant.So that it can provide satisfaction for stakeholders, especially planners in producing work that can be accounted for. Methods This research uses a qualitative method by using a questionnaire as a media. Based on previous research, the results of the study were an error in preparing documents made by the consultant so that this triggered the variation order.

 

"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Edriawan
"Sektor rumah tangga adalah konsumen energi terbesar di Indonesia. Instrumen yang menggunakan energi paling besar pada sektor ini adalah sistem penyejuk udara sebagai akibat dari iklim tropis Indonesia yang membuat temperatur udara lebih tinggi daripada temperatur standar kenyamanan termal. Phase change material (PCM) berpotensi mengurangi konsumsi energi dengan menurunkan besar envelope heat transfer rate yang masuk ke dalam bangunan. Pemilihan PCM serta konfigurasi integrasinya dengan material bangunan krusial dalam menentukan performanya. Pemilihan didasarkan pada kondisi iklim tempat pengaplikasian PCM. Penelitian ini akan menguji performa termal beberapa PCM yang diintegrasikan dengan material bangunan bata beton ringan memanfaatkan simulasi numerikal pada peranti lunak EnergyPlus. Integrasi material bangunan bata beton ringan dengan satu jenis PCM bernama RT 35 yang diproduksi oleh Rubitherm Technologies GmbH, menghasilkan reduksi envelope heat gain transfer rate paling baik. Konfigurasi integrasi yang menempatkan PCM pada lapisan tengah material bangunan memiliki performa yang lebih baik jika dibandingkan konfigurasi yang menempatkan PCM pada lapisan luar serta dalam tembok bangunan. Hal tersebut terjadi karena penempatan PCM pada lapisan tengah memberikan perbedaan temperatur PCM yang lebih rendah dengan sekitarnya. Analisis sifat termal terhadap PCM RT 35 dengan ketebalan 20 mm yang ditempatkan pada lapisan tengah menghasilkan peningkatan hambatan termal tembok sebesar 0,141 m2-K/W.

Household sector consumes the largest amount of energy compared to other sectors in Indonesia. The most consuming instrument is the air conditioning (AC) system as the tropical climate of Indonesia yields outdoor temperature that is higher than the standardized temperature for thermal comfort. Phase change material (PCM) possesses potential to reduce the employment of energy for the AC system by reducing the total envelope heat transfer rate incorporated into a building through the walls. However, the selection of PCM and its configuration of integration with the building materials are subjected to the climate environment. This study conducted examination of the thermal performance of some PCMs that are integrated with lightweight concrete through numerical simulation using EnergyPlus software. The integration of lightweight concrete with a PCM titled RT 35 manufactured by Rubitherm Technologies GmbH company yield the highest envelope heat gain transfer rate reduction. Meanwhile, the configuration that placed the PCM in the middle layer of the building material performs better than the configurations that placed the PCM on the outer and the inner surface of the wall. This is due to the PCM being imposed to a smaller temperature difference with its surroundings. Analysis of the thermal properties of the 20 mm thick PCM RT 35 that is placed on the middle layer of the walls also yields thermal resistance value of the wall which is 0.141 m2-K/W.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mardjoko
Jakarta : Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1989,
R 624.1 Uni a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraha Putra Hutama
"Pemindahan Ibu Kota Indonesia dari DKI Jakarta menuju ke Ibukota Nusantara (IKN) pertama kali disampaikan pada Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 16 Agustus 2019. Kegiatan ini dilanjutkan dengan serangkaian proses baik secara hukum serta undang-undang sehingga secara resmi Ibukota Negara telah berpindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Pembangunan IKN telah dimulai sejak tahun 2022 dan selesai secara fungsional pada 17 Agustus 2024 untuk menggelar upacara kemerdekaan pertama di Ibukota Nusantara. Kesuksesan penyelenggaraan ini adalah hasil dari kerja keras dan komitmen yang tinggi dari seluruh komponen stakeholder serta insinyur-insinyur terbaik bangsa termasuk didalamnya peran vital seorang Site QHSE Manager. Tujuan dari laporan ini adalah untuk melaporkan peran seorang Site QHSE Manager dalam menyelesaikan Gedung Sekretariat Presiden di IKN dengan hasil konstruksi yang berkualitas dan mengedepankan aspek K3L. Keberhasilan ini dicapai dengan menerapkan Metode PDCA (Plan, Do, Check, Action) sehingga proyek pembangunan Gedung Sekretariat Presiden ini sukses untuk mendukung terlaksananya Upacara Bendera 17 Agustus pertama di Ibukota Nusantara. Pembangunan IKN tidak hanya sekedar selesai, namun pembangunan juga dikerjakan secara profesional, memperhatikan kode-kode etik keinsinyuran serta terbukti berhasil dengan mendapatkan pencapaian Zero accident, P2HIV oleh Kemenaker dan Gubernur Kaltim, serta mendapatkan predikat Bangunan Gedung Hijau (BGH) Utama dalam Perencanaan.

The relocation of Indonesia’s capital city from Jakarta to Ibu Kota Nusantara (IKN) was first announced during the State Address at the Annual Session of the People's Consultative Assembly of the Republic of Indonesia by President Joko Widodo on August 16, 2019. This initiative was followed by a series of legal and regulatory processes, officially transferring the capital city from DKI Jakarta to East Kalimantan. The construction of IKN began in 2022 and was functionally completed on August 17, 2024, in time to hold the first Independence Day ceremony of Indonesia in the Nusantara Capital. This success is the result of hard work, strong commitment from all stakeholders and the nation’s best engineers, including the vital role of a Site QHSE Manager. The purpose of this report is to highlight the role of a Site QHSE Manager in completing the Presidential Secretariat Building in IKN with high-quality construction that prioritizes K3L (Occupational Health, Safety, and Environment) aspects. This achievement was made possible by implementing the PDCA (Plan, Do, Check, ction) method, ensuring the successful construction of the Presidential Secretariat Building to support the first Independence Ceremony of Indonesia on August 17 in the Nusantara Capital City. The project was not only completed successfully but also executed professionally, adhering to engineering ethical codes. The results were proven with remarkable achievements, including Zero Accident, P2HIV awards from the Ministry of Manpower and the Governor of East Kalimantan, and the Bangunan Gedung Hijau (BGH) Utama predicate for Planning for Green Building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniah Fijriyani
"Beberapa pembangunan gedung kantor di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami keterlambatan dalam penyelesaian proyek. Hal tersebut disebabkan proses pengendalian pembangunan gedung kantor belum belum berjalan dengan baik dengan memperhatikan risiko yang dapat mempengaruhi kinerja waktu. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian yang disebarkan kepada responden dan dilakukan validasi oleh pakar. Analisa risiko kualitatif dilakukan pada penelitian untuk mengetahui faktor risiko yang ada selama siklus hidup pembangunan gedung dan mengembangkannya dengan manajemen risiko berbasis PMBOK edisi keenam. Hasil dari penelitian ini berupa faktor risiko tinggi dan respon risiko untuk pengembangan pedoman pengendalian proyek pembangunan gedung kantor yang ada di lingkungan BPJS Ketenagakerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerja waktu proyek.

Several office building constructions within BPJS Ketenagakerjaan during the last 5 (five) years have experienced delays in project completion. This is because the control process for the construction of office buildings has not gone well by taking into account the risks that can affect time performance. This study used a questionnaire as a research instrument distributed to respondents and validated by experts. Qualitative risk analysis was carried out in research to determine the risk factors that exist during the building construction life cycle and develop them with risk management based on PMBOK sixth edition. The results of this study are in the form of high-risk factors and risk responses for developing guidelines for controlling office building construction projects within the Employment BPJS to improve project time performance."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>