Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112016 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresia Betsy Kurniami Yitnaningtyas
"Kota Depok merupakan bagian dari kawasan aglomerasi metropolitan Jabodetabek dengan risiko banjir yang tinggi dan mengakibatkan lumpuhnya aktivitas perkotaan. Kejadian banjir pada awal tahun 2020 menimbulkan 90 titik banjir yang merupakan kejadian terbanyak dari sebelum-sebelumnya. Kota Depok telah mengadopsi konsep Smart City sejak tahun 2019, dimana di dalamnya terdapat faktor masyarakat cerdas yang ikut memperkuat sistem. Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatnya bencana banjir yang mengancam ketahanan kota itu sendiri. Tujuan akhir penelitian ini yaitu untuk menyusun strategi pengelolaan banjir melalui pendekatan partisipasi masyarakat cerdas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode campuran. Hasil riset ini yaitu peran masyarakat dan pemerintah sebagai key actor dalam pengelolaan banjir, hasil riset selanjutnya adalah terdapat hubungan antara partisipasi masyarakat dengan ketahanan masyarakat terhadap banjir. Strategi yang direkomendasikan pada riset ini untuk ketahanan kota terhadap banjir berbasis masyarakat cerdas adalah bersifat agresif pada kuadran 1, yaitu memanfaatkan kekuatan yang ada untuk mengambil peluang sebesar-besarnya. Pada tujuan terakhir, maka disusunlah perancangan prototipe aplikasi yang menggunakan konsep crowdmapping. Pemanfaatan kesediaan masyarakat dalam menyumbangkan informasi akurat mengenai kejadian banjir yang dialaminya secara langsung dapat ditampung pada sebuah wadah berbasis aplikasi ponsel pintar yang berbentuk pelaporan untuk ditindaklanjuti pihak yang berwenang dan sebagai data dan informasi yang terbuka secara publik. Selanjutnya, dengan adanya wadah yang sesuai fungsinya tersebut maka diharapkan dapat menjadi pembelajaran bencana dan dapat meningkatkan perbaikan mitigasi, respons serta pemulihan kota dari bencana banjir yang terjadi.

Depok City is part of the Jabodetabek metropolitan agglomeration area with a high risk of flooding and resulting in the paralysis of urban activities. The flood incident at the beginning of 2020 caused 90 flood points, which was the most occurrence of the previous years. The city of Depok has adopted the Smart City concept since 2019, in which there is a smart community factor that helps strengthen the system. The problem in this study is the increasing flood disaster that threatens the resilience of the city itself. The ultimate goal of this research is to develop a flood management strategy through a smart community participation approach. This study uses a quantitative approach with mixed methods. The results of this research are the role of the community and government as key actors in flood management, the results of further research are that there is a relationship between community participation and community resilience to floods. The strategy recommended in this research for urban resilience to flooding based on intelligent communities is to be aggressive in Quadrant 1, which is to take advantage of existing strengths to take as much opportunity as possible. At the last goal, the design of an application prototype using the crowdmapping concept was compiled. Utilization of the public's willingness to contribute accurate information about the flood events they experienced directly can be accommodated in mobile application which is the form of reporting to be followed up by the authorities and as a publicly open database. Furthermore, with the appropriate container for its function, it is hoped that it can become a disaster lesson and can improve the mitigation, response and recovery of the city from the flood disaster that occurred."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Musa
"Penelitian ini mengkaji resiliensi komunitas terhadap bencana banjir dalam panggung konsep smart city di salah satu kelurahan terpadat dan paling rawan banjir di DKI Jakarta. Penelitian-penelitian sebelumnya cenderung melihat smart city dari perspektif arsitektur kota berbasis infrastruktur teknologi. Namun, seiring waktu, semakin banyak studi yang mengangkat smart city dari sudut pandang sosial. Beberapa penelitian bahkan mulai mengaitkan smart city dengan konsep-konsep yang menekankan peran manusia, bukan hanya infrastruktur fisik kota. Meskipun demikian, studi-studi terdahulu belum banyak yang mengeksplorasi hubungan antara resiliensi komunitas terhadap bencana banjir dalam konteks smart city. Penelitian ini berargumen bahwa komunitas di Kampung Melayu yang terdampak banjir memiliki tingkat resiliensi yang meningkat seiring dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Resiliensi ini tidak dapat dipisahkan dari intervensi teknologi, informasi, dan komunikasi yang terintegrasi dengan pengetahuan lokal. Untuk menguji argumen ini, digunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas di Kampung Melayu memiliki pengetahuan lokal yang diperoleh dari pengalaman menghadapi banjir dan mereka berhasil mengintegrasikan pengetahuan tersebut dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Penelitian ini juga menemukan peran penting kepemimpinan lokal yang mendukung resiliensi komunitas melalui kepemimpinan yang adaptif dan reaktif. Dengan demikian, penelitian ini merefleksikan model konseptual smart city yang berpusat pada smart people di mana tidak selalu berkaitan dengan infrastruktur canggih, melainkan menekankan pentingnya pengetahuan lokal sosial, aset komunitas, dan partisipasi aktif warga dalam pengelolaan bencana banjir di Kampung Melayu.

This study examines community resilience to flood disasters within the framework of the smart city concept in one of the most densely populated and flood-prone urban villages in Jakarta. Previous research has tended to view smart cities from an urban architecture perspective based on technological infrastructure. However, over time, there has been a growing number of studies that approach smart cities from a social standpoint. Some studies have even started linking smart cities with concepts that emphasize the role of humans, rather than merely the physical city infrastructure. Nonetheless, earlier studies have not extensively explored the relationship between community resilience to flood disasters and the context of smart cities. This research argues that the community in Kampung Melayu, which is affected by floods, exhibits increased resilience with the implementation of information and communication technology. This resilience is inseparable from the integration of technology, information, and communication with local knowledge. To test this argument, a qualitative method with a case study design through in-depth interviews was employed. The results of the study show that the community in Kampung Melayu possesses local knowledge derived from their experience in facing floods, and they have successfully integrated this knowledge with the use of information and communication technology. The research also found the significant role of local leadership in supporting community resilience through adaptive and reactive leadership. Thus, this study reflects a conceptual model of a smart city centered on smart people, which is not always related to advanced infrastructure but emphasizes the importance of local social knowledge, community assets, and active citizen participation in flood disaster management in Kampung Melayu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fajrin
"ABSTRAK
Kota Padang diketahui rawan terhadap bencana alam banjir, berdasarkan kejadian banjir tahun 2012 yang berdampak luas di Kota Padang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan respon masyarakat yang berkaitan dengan banjir dengan wilayah studi Tabing Banda Gadang Kota Padang. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi adaptasi masyarakat terhadap dampak peristiwa alam ekstrim khususnya banjir, yang termasuk permasalahan serius di Kota Padang. Rumah tangga disurvei dengan teknik wawancara mendalam dan kuesioner yang dilakukan di wilayah terdampak banjir.
Hasil penelitian menunjukkan masyarakat wilayah studi melakukan adaptasi terhadap banjir meliputi strategi adaptasi struktural dan non struktural yaitu penggunaan kembali barang yang tidak rusak, memindahkan barang ketempat yang lebih tinggi, gotong royong, pinjaman keuangan informal, meninggikan rumah. Selain itu terdapat kendala dalam adaptasi struktural dan non struktural untuk kemungkinan perulangan banjir masa depan, hal ini dipengaruhi berbagai hambatan untuk beradaptasi antara lain adalah keuangan, teknologi konstruksi untuk terhindar dari dampak banjir, oleh karena itu untuk adaptasi struktural dan non struktural di anggap masih rendah. Selanjutnya relokasi sebagai strategi menghindari banjir didukung oleh masyarakat terutama yang berada pada bekas aliran sungai yang dianggap zona bahaya tinggi. Pengalaman banjir, tingkat kerusakan, dan persepsi bahaya terhadap banjir juga memainkan peran penting dalam strategi adaptasi ini.

ABSTRACT
Padang city has long been known to be at risk from flood hazard, based on the 2012 flood events that have a wide impact in the Padang city. This study is intended to gather public response and local knowladge relating to flood the study area in Tabing Banda Gadang. The main objective of this thesis is to analyze the adaptation strategy of local community against extreme natural events, especially the impact of the floods, which belong amongst the most serious problem in Padang city, especially in Tabing Banda Gadang. A households were surveyed by using in-depth interviews and questionnaires carried out in the flood affected areas.
The result of the study area various adaptation strategies have been adopted by the local community, structural and non structural adaptations include re-use material left undamaged, moving household equipment to higher place, mutual cooperation, informal financial loans and raise level of home. Meanwhile as for changes to the possibility future of flooding, the majority of respondents said their communities are unlikely to perform structural and non structural change to the possibility future of flooding, because it is influenced by a variety of barriers to change and adapt, among others, finance, construction technology to avoid the impact of flooding. Therefore, adaptation strategies to the structural and non-structural considered is remain low. On the other side of the relocation as a strategy to avoid flooding is supported by the communities, especially household those located are the former river channel that are considered high hazard zones. Flood experience, the level of damage, and individual flood danger perception also played an important role.
"
2016
T45240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Ahmad
"Skripsi ini membahas mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Lokal (Studi Deskriptif Bank Sampah "Poklili", Depok). Agar dapat menjelaskan hal tersebut maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif. Pada penelitian ini karakteristik informan yang ditetapkan adalah pengurus serta anggota Bank Sampah "Poklili".
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola partisipasi yang digambarkan berupa latar belakang partisipasi, bentuk partisipasi, tingkat partisipasi, faktor yang mendorong partisipasi anggota bank sampah dalam kegiatan pengelolaan sampah di Bank Sampah "Poklili".

This thesis discusses about Community Participation in Local Community-Based Waste Management (Descriptive Study "Poklili" Waste Bank, Depok). In order to explain more about it, this thesis uses qualitative approach with descriptive research design. Characteristics of the informants in this study were boards and members of "Poklili" Waste Bank.
The study result shows that community participation which appear are participation background, participation form, participation level, factors which encourage the community participation in waste management activity of "Poklili" Waste Bank.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andi Renald
"Bencana banjir adalah permasalahan yang mengancam keberlanjutan DKI. Jakarta. Banjir besar menunjukkan intensitas yang semakin tinggi akibat besarnya perubahan fungsi lahan, tingginya curah hujan, dan upaya mitigasi dilakukan belum memadai. Diperlukan peningkatan kapasitas kota yang siap menghadapi bencana. Kota perlu dirancang dengan baik untuk mewujudkan ketahanan bencana atau disebut dengan Resilient City. Tujuan penelitian untukmenganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan kota, menentukan faktor yang paling dominan, menganalisis indeks dan status keberlanjutan kota, serta membangun model adaptasi ketahanan kota untuk mewujudkan keberlanjutan DKI. Jakarta.
Hasil analisis keberlanjutan menggunakan metode Multi-Dimensional Scalling dengan softwareRap-Resilient Citymenunjukkan bahwa dimensi ekologi dan teknologi kurang berlanjut dan, dimensi sosialbudaya, ekonomi dan etika menunjukkan posisi cukup berlanjut. Hasil analisis menggunakan Structural Equations Model,ditemukan empat faktor yang mempengaruhi model adaptasi ketahanan kota rawan bencana DKI Jakarta, yaitu penataan ruang, inovasi teknologi, manajemen bencana, dan adaptasi bencana. Faktor yang paling berpengaruh terhadap model adalah faktor penataan ruang. Novelti penelitan ini adalah mengembangkan Model Ketahanan Kota Rawan Bencana Banjir.

Flood disaster is the problem that could threaten the sustainability of Jakarta.The major flooding that occurred increasingly shows high intensity, it is due to the magnitude of changes in land use, high rainfall, and inadequate mitigation effort undertaken. It is necessary to increase the capacity of the city to face disasters. The city needs to be well designed to achieve a state of city disaster-resistancy or may be called by the Resilient City. The purpose of the study is to analyze the influencing factors against the resilience of flood-prone city of Jakarta, determine the dimension factors of the most dominant in the city of Jakarta, analyze the index and sustainability status of Jakarta City, as well as to build adaptation model of resilience flood-prone city to actualize sustainability of the city of Jakarta.
The analytical result of the sustainability utilized by Multi-Dimensional Scaling, which uses software-resilient Rap-Resilient City and it is shows that the ecological and technological dimensions less continued, while the social dimension of culture, economics and ethics show the position the position of achieving sustainability.Furthermore, the results of analysis using Structural Equations Model, it was found four factors affecting the adaptation model resilience of disaster-prone cities of Jakarta, namely spatial planning, technological innovation, disaster management, and disaster adaptation fund. The factors that most influence on the model is the factor of spatial management. The novelty of this research is the creation of a Model of Flood Disaster Prone City Resilience.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriadi Dimastanto
"Kampung pesisir seperti di Kamal Muara, Jakarta Utara, menghadapi masalah yang sangat kompleks karena terancam kenaikan permukaan air laut, pasang surut air laut, dan keberadaan muara sungai dan delta, yang menyebabkan risiko tinggi terhadap banjir. Kendati demikian masyarakat kampung tetap hidup di tengah banjir yang melanda kampungnya dengan beradaptasi. Hanya saja, adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat belum mampu mengurangi risiko secara signifikan. Untuk mengurangi risiko, diperlukan upaya peningkatan kapasitas adaptif masyarakat dan lingkungannya, melalui desain kampung yang adaptif. Desain yang adaptif didasarkan pada karakter hidup dan adaptasi masyarakat yang ada, diharapkan mampu menciptakan masyarakat dan lingkungan yang resilient baik secara fisik, sosial maupun ekonomi.

Coastal Kampung such as in Kamal Muara, North Jakarta, facing a very complex problem due to the threat of sea level rise, high tides, and the existence of estuaries and deltas, which causes a high risk of flooding. Yet people still live in Kampung by adapting to the flood. However, the adaptation actions have not been able to reduce the risk significantly. To reduce the risk, it needs to increase the adaptive capacity of the communities and the environment as well, through the design of adaptive Kampung. The adaptive design is based on the existing adaptation character of the community, is expected to create resilient communities, in terms of physically, socially and economically."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ahsan Putra Igor
"ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk di daerah Jakarta menyebabkan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Keterbatasan lahan yang ada menyebabkan pentingnya melakukan pengelolaan yang tepat terhadap RTH itu sendiri. Salah satu jenis RTH yaitu hutan kota, lokasi hutan kota pada daerah DKI Jakarta yang bersinggungan langsung dengan permukiman masyarakat membuat partisipasi masyarakat dan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan hutan kota menjadi penting. Pengelolaan hutan kota terdiri dari perencanaan, pemeliharaan, pemanfaatan dan pemantauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan hutan kota dan menganalaisa tingkat partisipasi masyarakat serta faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan hutan kota. Lokasi penelitian ini terletak di empat hutan kota yaitu Hutan Kota Rawa Malang, Hutan Kota Srengseng Sawah, Hutan Kota Rawa Buaya, dan Hutan Kota Pondok Kelapa.  Pada setiap hutan kota terdapat 3 klaster permukiman yaitu satu permukiman dekat dengan hutan kota dan dua permukiman lainnya jauh dari hutan kota. Untuk melihat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan hutan kota, maka penelitian ini membandingkan variabel jarak masyarakat terhadap hutan kota, persepsi masyarakat, pendapatan masyarakat dan tingkat pendidikan masyarakat. Melalui 90 kuesioner yang di sebar di setiap hutan kota dengan teknik Scoring system dan analisis regresi linier berganda diperoleh hasil bahwa variabel tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat tidak mempengaruhi partisipasi. Variabel jarak dan persepsi masyarakat cukup besar pengaruhnya terhadap partisipasi pengelolaan hutan kota. Berdasarkan temuan, kondisi hutan kota merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan hutan kota.


ABSTRACT


Increase in the population in the Jakarta area has led to the construction of Green Open Space (RTH) being one of the main focuses of the DKI Jakarta Provincial Government. The limited land that exists causes the importance of proper management of the green space itself.One type of green open space, which is urban forest, the location of urban forest in the DKI Jakarta area which is directly in contact with community settlements, makes community participation and community perceptions of urban forest management important. The management consists of planning, maintenance, protection, utilization and monitoring. This study aims to determine the spatial pattern of community participation in urban forest management and analyze the level of community participation and factors that influence community participation in urban forest management. The location of this research is located in four urban forests, namely Rawa Malang Urban Forest, Srengseng Sawah Urban Forest, Rawa Buaya Urban Forest and Pondok Kelapa Urban Forest. The urban forest was divided into three clusters, i.e : one cluster located close to the urban forest and two other clusters located farther away from the urban forests. To see community participation in urban forest management, this study compares the variables of community distance to urban forests, community perceptions, community income and the level of community education. Through 90 questionnaires distributed in each urban forest with Scoring system technique and multiple linear regression analysis, it was found that the level of education and income of the community did not affect to participation.Variable distance and community perception have a significant influence on the participation of urban forest management. Based on the findings, the condition of urban forests is a factor that influences people's perception and participation in urban forest management
"
2018
T52068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James Marisi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suatu model bisnis yang dapat digunakan untuk menjalankan bisnis PLTSa pembangkit listrik tenaga sampah dengan memperhatikan faktor donasi dari masyarakat khususnya bagi masyarakat Kota Depok yang merupakan wilayah proyek PLTSa dalam penelitian ini. Sistem pengolahan sampah yang dilakukan pada tesis ini menggunakan sistem Landfill Gas yang menggunakan membran bioreaktor yang dapat mengolah sampah organik untuk menghasilkan gas metana CH4 . Gas metana yang dihasilkan tersebut dapat digunakan sebagai penggerak turbin PLN untuk menghasilkan listrik. Oleh karena itu, pemanfaatan sampah sebagai energi waste to energy merupakan suatu pengolahan sampah yang sangat menguntungkan. Model pembiayaan dan operasional PLTSa tersebut menggunakan skema pendanaan dari masyarakat. Selanjutnya, bentuk organisasi atau bisnis entitas yang akan dibangun untuk menjalankan proyek ini yang akan dinilai dari sumber pendanaan, metode pengumpulan donasi, regulasi dan perundang-undangan mengenai TPA PLTSa, regulasi dan perundang-undangan mengenai badan organisasi bisnis entitas .

ABSTRACT
This research is intended to determine an business model that can be used to run the PLTSa business by taking into account the donation factor from the Public of Depok City which is the PLTSa project area in this research. Waste processing system conducted in this thesis using Landfill Gas system that uses Membrane Bioreactor which can be organic waste to produce methane gas CH4 . This produced methane gas can be used as a driving turbine for electricity. Therefore, the utilization of waste as energy waste to energy is a very profitable waste treatment. The PLTSa operational and operational cost model uses the scheme from public participation. Then, the form of organization or business of the entity to be built to undertake this project which is part of business activities, regulations and legislation on TPA PLTSa, regulations and legislation concerning to the organizational body."
2017
T48512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>