Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riko Adisatya
"Passive Optical Network atau biasa disingkat PON merupakan salah satu teknologi dalam penerapan fiber optik yang banyak dipakai saat ini. Saat ini terdiri beberapa jenis PON yang tersedia dan ada beberapa yang masih dalam tahap pengembangan, salah satunya yakni XG-PON. XG-PON merupakan salah satu jenis PON hasil pengembangan dari G-PON, yang merupakan teknologi fiber optik yang kita pakai saat ini. Pada penelitian ini membahas mengenai teknologi atau konfigurasi XG-PON untuk FTTH dan perbandingannya dengan G-PON. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak Optisystem untuk menguji konfigurasi dari G-PON dan XG-PON sekaligus mengetahui performa XG-PON melalui nilai Q Factor dan BER dari hasil simulasi XG-PON yang dilakukan. Penelitian ini memperhitungkan konfigurasi XG-PON Downstream dan Upstream dengan menggunakan rasio splitter 1:32 dan 1:64. Dari simulasi yang telah dilakukan, didapat hasil untuk FTTH XG-PON 1:32 Downstream efektif pada jarak 40-41 km, FTTH XG-PON 1:64 Downstream efektif pada jarak 23 – 24 km, FTTH XG-PON 1:32 Upstream pada jarak 38 – 39 km, dan FTTH XG-PON 1:64 Upstream pada jarak 23-24 km. Dari hasil yang di dapat, ditemukan bahwa Q Factor terhadap penambahan jarak untuk XG-PON berbanding terbalik, sedangkan BER berbanding lurus terhadap penambahan jarak.

Passive Optical Network or commonly abbreviated as PON is one of the technologies in the application of optical fiber that is widely used today. Currently, there are several types of PON available and some are still in the development stage, one of which is XG-PON. XG-PON is a type of PON developed from G-PON, which is the optical fiber technology that we use today. This study discusses the technology or configuration of XG-PON for FTTH and its comparison with G-PON. This study uses Optisystem software to test the configuration of G-PON and XG-PON as well as to determine the performance of XG-PON through the Q Factor and BER values ​​from the XG-PON simulation results. This study takes into account the XG-PON Downstream and Upstream configurations using a 1:32 and 1:64 splitter ratio. From the simulations that have been carried out, the results obtained for FTTH XG-PON 1:32 Downstream effective at a distance of 40-41 km, FTTH XG-PON 1:64 Downstream effective at a distance of 23 – 24 km, FTTH XG-PON 1:32 Upstream at distance of 38 – 39 km, and FTTH XG-PON 1:64 Upstream at a distance of 23-24 km. From the results obtained, it is found that the Q Factor for the addition of distance for XG-PON is inversely proportional, while BER is directly proportional to the addition of distance"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Utami
"Persaingan di bidang industri telekomunikasi di Indonesia menjadi semakin ketat satu sama lainnya. Dimana terjadinya perubahan kebutuhan tidak hanya voice saja, tetapi berkembang ke arah layanan data. Perkembangan yang menuju ke arah pertumbuhan pangsa pasar yang sangat tinggi dalam kebutuhan broadband yang diiringi dengan pertumbuhan pendapatan yang relatif mendatar di sisi pendapatan untuk operator. Hal ini terjadi pula pada Telkom Flexi, oleh karena itu perlu dilakukan cost optimization agar tidak terjadi kerugian yang cukup besar.
Salah satu langkah optimasi biaya itu adalah optimasi pada jaringan mobile broadband yang bertumpu pada infrastruktur backhaul. Saat ini suatu BTS untuk mencapai BSC/RNC yang dimilikinya harus menggunakan approach link, yang dapat berupa link radio, HDSL, maupun OMUX. Akan tetapi selain biaya yang diperlukan baik untuk pengadaan baru maupun perawatan cukup mahal, kemampuannya pun hanya dapat untuk point-to-point. Selain itu jumlah gangguan pada BTS yang diakibatkan gangguan pada radio link mencapai 14% dari total seluruh gangguan, dengan MTTR sebanyak 20% dari MTTR total yang terjadi di Flexi pada tahun 2010.
Oleh karena itu Telkom Flexi mulai mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi backhaul GPON sebagai backhaul menuju BTS, yang diharapkan dapat mensolusikan gangguan yang terjadi pada radiolink, hemat biaya, maupun mampu memfasilitasi untuk roadmap menuju NGN dan juga memiliki kemampuan multipoint. Implementasi GPON ini membutuhkan investasi yang cukup besar sehingga harus diimbangi dengan analisa kelayakan investasi.
Pada tesis ini akan membahas aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek ekonomi, dalam hal ini profitability indicator, dimana implementasi GPON ini merupakan substitusi dari link sebelumnya.
Hasil yang didapatkan bahwa secara teknis maupun manajemen dan sumber daya manusia investasi implementasi GPON ini layak untuk dilakukan. Dan hasil yang didapatkan dari analisis financial menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki tingkat profibilitas yang cukup baik baik menggunakan optik eksisting maupun penarikan optik baru. Dengan melakukan analisis kelayakan implementasi ini, diharapkan implementasi GPON sebagai backhaul ini menjadi lebih tepat.

Competition in the telecommunication industry in Indonesia has become increasingly tight between each other. There is also changing needs from the customer, they are not only need voice service but also evolved toward data services. Development of market also brings to share broadband demand coupled with relatively flat revenue growth in revenue for the operators. Decreased revenue happens also in Telkom Flexi, therefore needs to do cost optimization to minimize losses.
Alternative solution for cost optimization is reducing cost of mobile broadband network that relies on the backhaul infrastructure. Currently, configuration of a BTS to reach BSC/RNC has had to use the approach link, which may consist of radio link, HDSL, OMUX, or etc. However, using of that type approach link may increase cost both for new procurement and maintenance, and its ability was only able to handle point to point connection also one of the cons. Besides of that, amount of failure that cause by interrupt in radio link has reach 14% of the total disorder with mean time to repair about 20% of the total time to repair in all failure in 2010.
Therefore Telkom Flexi began considering using GPON technology as substitution of backhaul solution to the BTS, which is expected to solve failure that occurs in radiolink, with more cost effectiveness and abl to facilitate the roadmap to NGN. GPON implementation will be substantial investment and should be balanced with investment feasibility analysis.
This thesis will discuss about technical aspects, management and human resources aspects and also economic aspect to deal with profitability indicator with consideration of substitusion of previous link.
The results of GPON implementation from technical, human resource management and financial aspect is feasible to implemented. And the result from the financial analysis shows which zona has a good level profitabilitas to be implemented. By the conclusion of analyzing the feasibility of this implementation can be used to assist management to choose right decision of using GPON as the backhaul.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31031
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sirmonadi
"Meningkatnya permintaan sena berkembangnya ragam baru layanan telekornunikasi menyebabkan perlunya perbaikan pada infi'astruktur jaringan untuk dapat memberikan layanan yang lebih baik terutama pada pelanggan bisnis sebagai sumber pemasukan terbesar penyelenggara Telekomunikasi.
Kemajuan teknologi telel-comunikasi yang begitu pesat telah memungkinkan pengelola telekomunikasi memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai dengan dinamika masyarakat yang serba ingin cepat ,tepat, mudah dan fleksibei. Khususnya di jaringan akses, jaringan telekomunikasi yang berhubungan Iangsung dengan pelanggan, telah ditemukan konsep bam unmk meningkatkan kualitas transmisi dan agar mampu mendukung berbagai ragam pelayanan telekomunikasi di tingkat akses.
Konsep tersebut adalah penggunaan teknologi transmisi Syncrhonous Digital Hierarchy (SDH) yang dapat diintcgrasikan dengan teknologi serat optik Passive Oprical Network (PON) yang akan memeberikan banyak keunggulan baik dari peningkamn kapasitas, kualixas jaringan maupun umuk rnngantisipasi layanan baru B-ISDN, disamping Iayanan POTS, 64 Kbit/s, payphane, leased line/ 2Mbit/s, ISDN-BRA, ISDN-PRA dll."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eria Tri Utamy
"Jaringan optik adalah jaringan telekomunikasi berkapasitas tinggi dengan menggunakan teknologi dan komponen optik. Di Indonesia, CWDM biasanya digunakan pada jaringan optik di daerah urban, hal ini dikarenakan CWDM memiliki bandwidth yang lebar dan sesuai dengan kebutuhan daerah urban yang hanya butuh jarak yang pendek. Machine learning (ML) merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang sangat cocok untuk menangani masalah kompleks yang sulit dijawab dalam waktu yang wajar. Prediksi Quality of Transmission (QoT) yang akurat sebelum pembentukan koneksi sangat penting untuk penyediaan layanan dan pemanfaatan sumber daya jaringan. Model Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM) yang digunakan jaringan sesuai dengan standar ITU-T G.694.2 yaitu splitting sebesar 20nm, pada wavelength yang terdaftar pada standar yaitu 1551 nm, 1571 nm, 1591 nm, dan 1611 nm. Pendekatan yang digunakan adalah algoritma jenis linear regression dengan akurasi 82,47%, k-nearest neighbor regression dengan akurasi 77,18%, support vector regression dengan akurasi 83,88%, random forest regression 91,44%, dan deep learning ANN regression dengan akurasi 94,52%. Algoritma machine learning yang paling baik dalam memprediksi kualitas transmisi adalah random forest regressor. Algoritma ini tidak lebih baik dari deep learning yaitu, ANN regression. Namun waktu komputasi pada ANN regression cenderung lebih lama yaitu 12,451 ms sedangkan pada random forest regression hanya 1,9098 ms.

An optical network is a high-capacity telecommunications network using optical technology and components. In Indonesia, CWDM is usually used on optical networks in urban areas, this is because CWDM has a wide bandwidth and is in accordance with the needs of urban areas that only need a short distance. Machine learning (ML) is a branch of artificial intelligence that is very suitable for dealing with complex problems that are difficult to answer in a reasonable time. Accurate Quality of Transmission (QoT) prediction prior to connection establishment is critical for service provision and utilization of network resources. The Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM) model used by the network complies with the ITU-T G.694.2 standard, which is 20nm splitting, the wavelengths registered in the standard are 1551 nm, 1571 nm, 1591 nm, and 1611 nm. The approach used is a linear regression type algorithm with an accuracy of 82.47%, k-nearest neighbor regression with an accuracy of 77.18%, support vector regression with an accuracy of 83.88%, random forest regression of 91.44%, and ANN deep learning regression. With an accuracy of 94.52%. The best machine learning algorithm for predicting transmission quality is the random forest regressor. This algorithm is no better than deep learning i.e., ANN regression. However, the computational time for ANN regression tends to be longer, namely 12.451 ms, while for random forest regression it is only 1.9098 ms. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Prasetya
"Pertumbuhan ekonomi global mengharuskan perusahaan untuk bertransformasi menciptakan nilai kompetitif. PT Indosat M2 menjadi salah satu perusahaan yang memiliki kesempatan untuk bertransformasi dan menciptakan nilai kompetitif. Transformasi itu tercermin dari pembangunan infrastruktur Fiber to the Home FTTH sebagai strategi bisnis terbaru yang menjadi Key Performance Indicator KPI utama perusahaan. Untuk mencapai KPI dibutuhkan investasi dan pemilihan teknologi yang tepat. Salah satu investasi teknologi tersebut adalah menerapkan Software Defined Networking/Network Functions Virtualization SDN/NFV pada jaringan core FTTH untuk standarisasi, simplifikasi dan otomatisasi fungsi dan perangkat jaringan. Penerapan SDN/NFV diperkirakan dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut untuk mengukur manfaat dan kelayakan bisnis yang mendukung manajemen dalam memutuskan investasi tersebut.Untuk melihat lebih lanjut manfaat dan kelayakan bisnis dari investasi SDN/NFV pada jaringan core FTTH, dilakukan pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Data yang sudah terkumpul dilakukan identifikasi untuk memperoleh manfaat bisnis berdasarkan tabel Ranti rsquo;s Generic Information Systems/Information Technology IS/IT Business Value. Proses identifikasi manfaat bisnis akan dilanjutkan dengan proses membuat diagram pemodelan menggunakan pendekatan System Dynamic dan dikuantifikasi untuk mendapatkan nilai finansialnya yang mengacu pada Metrik Teknologi Informasi TI . Nilai hasil kuantifikasi manfaat bisnis tersebut dilakukan penghitungan kelayakan finansial untuk investasi SDN/NFV dengan menggunakan metode Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA. Penelitian dengan pendekatan tersebut di atas menghasilkan nilai manfaat yang mendukung kelayakan bisnis investasi SDN/NFV pada jaringan core FTTH. Ada 3 tiga manfaat bisnis yang diperoleh, yakni mengurangi biaya dari biaya kegagalan layanan, meningkatkan pendapatan disebabkan oleh meningkatkan kepercayaan pelanggan, dan menghindari biaya dari biaya pemeliharaan, serta diperoleh hasil keuangan positif untuk kelayakan bisnis berdasarkan EVA dan MVA. Hasil keuangan yang positif dari EVA dan MVA tersebut menunjukkan investasi SDN/NFV pada jaringan core FTTH layak untuk dilaksanakan dan pelaksanaannya dapat mendukung perusahaan untuk mencapai KPI.

Global economic growth requires companies to transform in order to create competitive value. PT.XYZ becomes one of the companies that has the opportunity to transform and create competitive value. The transformation is reflected in the development of Fiber to the Home FTTH infrastructure as the newest business strategy which becomes major Key Performance Indicator KPI of the company. To achieve KPI requires investment and selection of appropriate technology. One of the technology investments is implementing Software Defined Networking Network Functions Virtualization SDN NFV in FTTH core network for standardization, simplification and automation of network functions and devices. The implementation of SDN NFV is expected to improve the performance and efficiency so a further analysis is required to measure the benefit and feasibility to support management in deciding on the investment.To determine further analysis of business value and feasibility on the investment of SDN NFV in FTTH core network, data collection is conducted through interviews and literature reviews. The collected data are identified to obtain the business values based on Ranti rsquo s Generic Information Systems Information Technology IS IT Business Value table. The process of identifying the IS IT business values will be continued with the process of creating a model diagram using System Dynamic and it is quantified by referring to the Information Technology IT Metric approach. The results of the business values quantification are calculated for the financial feasibility of the SDN NFV investment by using Economic Value Added EVA and Market Value Added MVA methods.The research with the approaches mentioned above has resulted the business values that supported the feasibility of SDN NFV investment in FTTH core network. There are 3 three business values obtained from the SDN NFV investment, i.e., 'reducing cost of service failure cost' , 'increasing revenue caused by increasing customer trust' , and 'avoiding cost of maintenance cost' , as well as obtained positive financial results of the business feasibility based on calculation of EVA and MVA. The positive financial results of EVA and MVA have shown that the investment of SDN NFV in FTTH core network is feasible to be implemented and its implementation can support the company to achieve the KPI."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hilalia
"Telah dibuat suatu rangkaian antar muka dari sensor infra merah yang ditampilkan dalam komputer berupa data output tegangan. Jenis sensor ini termasuk sensor pasif yang tidak memancarkan sinar infra merahnya sendiri. Sistem pendeteksi kendaraan ini bekerja berdasarkan perbedaan temperatur, antara temperatur lingkungan dengan temperatur objek yang melaluinya. Dengan menggunakan ADC, data sensor diubah menjadi data digital dan dikirim ke komputer melalui port printer paralel PC serta diolah menggunakan perangkat lunak berbasis VB 6.0. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan jarak benda dari sensor mempengaruhi sinyal keluaran sensor. Perubahan jarak disimulasikan sebagai ukuran atau jenis kendaraan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sensor yang digunakan tidak dapat menentukan besar atau jenis kendaraan.

It has been made an interface circuit from infrared sensor and visualized in to a computer as a digital output voltage data. This sensor is a passive sensor that doesn’t emit its own infrared light. This vehicle system works based on temperature differences between the ambient temperatur and the temperatur of the object. The data which resulted from sensor are converted to be digital data by a convertion ADC 0809 and it transfered to the PC by parallel printer port. This system is controlled by a software using VB 6.0. The results give conclusion that many various of distances from the object to sensor and temperatur variations are affecting the output signal of sensor. Those variations of distances are simulated as a size and a type of vehicles. From the results of this experiment, this sensor can not used to determine the size or the type of vehicle."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5690
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Erlangga Rayhan
"Dalam lima tahun terakhir, terjadi peningkatan signifikan dalam penggunaan bandwidth global, mendorong kebutuhan akan kecepatan internet yang terus meningkat. Penelitian ini berfokus pada perancangan jaringan FTTx dengan konfigurasi TWDM-PON yang memiliki data rate asimetris 64 Gbps downstream dan 50 Gbps upstream untuk aplikasi di daerah industri. Desain TWDM-PON ini menggunakan protokol data rate asimetris dengan rasio splitter 1:64, empat kanal spektrum berbeda, dan jarak minimal 40 km. Studi ini menganalisis pengaruh berbagai variabel pada kualitas transmisi jaringan optik pasif. Rangkaian dirancang atas dasar standar ITU G.989.1 yang diimprovisasi pada tingkat data rate dan disimulasikan menggunakan aplikasi Optisystem. Hasil simulasi dibandingkan dan divalidasi dengan literatur terkait. Pengolahan data meliputi pencatatan, pemetaan, dan analisis data dengan fokus pada faktor Q maksimum. Jenis modulasi adalah variabel penting dalam PON, dan target spesifikasi faktor Q minimum tercapai, dengan beberapa percobaan melebihi angka 25.

In the last five years, there has been a significant increase in global bandwidth usage, driving the need for continuously increasing internet speeds. This research focuses on designing an FTTx network with a TWDM-PON configuration featuring an asymmetric data rate of 64 Gbps downstream and 50 Gbps upstream for industrial area applications. This TWDM-PON design employs an asymmetric data rate protocol with a 1:64 splitter ratio, four different spectral channels, and a minimum distance of 40 km. The study analyzes the impact of various variabels on the transmission quality of the passive optical network. The network design designed based on ITU G.989.1 standard and simulated using Optisystem application. Simulation results are compared and validated with related literature. Data processing includes recording, mapping, and analyzing data with a focus on the maximum Q-Factor. Modulation is a critical variabel in PON, and the target specification of the minimum Q-Factor is achieved, with some experiments exceeding a Q-Factor of 25."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Julian Maulana
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang perencanaan desain jaringan FTTH di gedung fakultas di Universitas Indonesia. Fiber to the Home (FTTH) merupakan suatu format transmisi sinyal optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan fiber optik sebagai media penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi fiber optik yang dapat menggantikan penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah layanan Triple Play Services.
Universitas Indonesia yang terletak di kota Depok terdiri dari 10 fakultas dan memiliki 74 gedung. UI memiliki luas mencapai 320 hektar. Kebutuhan layanan service untuk selruh fakultas ialah 3183 port internet. Dari kebutuhan service tersebut dan denah tiap gedung maka dapat dibuat rancangan jaringan Metro FTTH di wilayah kampus.
Dari hasil rancangan, didapatkan kebutuhan perangkat FTTH sejumlah 2 GPON OLT, 2 ODC port 288, 2 buah passive splitter dengan ratio 1:16, 27 ODP port 12 dan 24, serta 319 ONU. Perangkat penunjang lainnya dicantumkan pada Bill of Material yang selanjutnya dapat dibuat Bill of Quantity untuk mengetahui jumlah biaya keseluruhan yang dibutuhkan. Dari hasil analisis link power budget menunjukkan bahwa desain telah memenuhi standar dengan kualitas yang baik.

ABSTRACT
This script discusses the design planning FTTH networks in building the faculty at the University of Indonesia. Fiber to the Home (FTTH) is a format of an optical signal transmission center provider (provider) to the user by using optical fiber as a medium of delivery. Technology development is inseparable from the progressive development of fiber optic technology that can replace conventional wiring. And also motivated by the desire to obtain the services known as Triple Play Services.
University of Indonesia, located in Depok city consists of 10 faculties and has 74 buildings. UI has an area reached 320 hectares. Service to service the needs of faculty selruh internet port is 3183. Of service needs and plans of each building can be designed so Metro FTTH network in the campus area.
From the results, found the need for OLT GPON FTTH number 2, 2 ODC 288 port, 2 passive splitter with a ratio of 1:16, 27 ODP ports 12 and 24, and the ONU 319. Other supporting devices listed on the subsequent Bill of Materials Bill of Quantity can be made to determine the overall cost of the required amount. From the analysis of link power budget shows that the design meets the standards of good quality."
2012
S43360
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Afidjati
"ABSTRAK
Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak kedua karena kanker pada perempuan di Indonesia dan insidensinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyebab utama kanker paru adalah merokok, namun hal ini tidak berlaku pada perempuan, terutama di Asia dan Indonesia. Kanker paru terjadi karena multifaktor, dan sekitar 10 -15 kasus kanker paru di dunia dijumpai pada bukan perokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berkaitan dengan terjadinya kanker paru pada perempuan di RSUP Persahabatan. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dan melibatkan 46 subjek pada kelompok kasus serta 62 subjek pada kelompok kontrol di Poli Paru RSUP Persahabatan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perokok pasif p=0,038; OR=2,613; 95 CI: 1,038-6,575 dan usia p=0,002; OR=5,378; 95 CI: 1,698-17,029 . Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku merokok p = 0,569; OR = 0,889; 95 CI: 0,236-3,351 , riwayat kanker di keluarga p = 0,858; OR = 0,917; 95 CI: 0,354-2,373 , dan riwayat penyakit paru kronis p = 0,231; OR = 0,508; 95 CI: 0,165-1,560 terhadap kejadian kanker paru pada perempuan. Dari analisis multivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara perokok pasif p=0,047; aOR=2,639; 95 CI: 1,012-6,878 dan usia p=0,005; aOR=5,417; 95 CI: 1,685-17,412 . Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usia di atas 40 tahun dan perokok pasif merupakan faktor yang paling berhubungan dengan terjadinya kanker paru pada perempuan.

ABSTRACT
Lung cancer is the second leading cause of cancer specific death among women in Indonesia and the incidence increases continuously from year to year. The main cause of lung cancer is smoking, but it is unlikely occured in women, especially in Asia and Indonesia. Lung cancer is caused by multifactor, and about 10 15 of lung cancer in the world are found in nonsmokers. This study aims to determine the risks factors associated with the occurence of lung cancer in women in Persahabatan Hospital. A case control study was done and involved 46 subjects with lung cancer as well as 62 subjects with no lung cancer at Poli Paru Persahabatan Hospital. The result of bivariate analysis showed that there is a significant association between passive smoker p 0.038, OR 2.613 95 CI 1.038 6.575 and age p 0.002 OR 5.378 95 CI 1.698 17.029 . There are no significant association between active smoking p 0.569 OR 0.889 95 CI 0.236 3.351 , family history of cancer p 0.858 OR 0.917 95 CI 0.354 2.373 , and history of chronic lung disease p 0.231 OR 0.508 95 CI 0.165 1.560 with lung cancer in women. From multivariate analysis, it was found that there was a significant association between passive smoker p 0.047, aOR 2.639, 95 CI 1.012 6.878 and age p 0.005 aOR 5.417 95 CI 1.685 17.412 . From these results it can be concluded that age above 40 years and passive smoker are the factor most associated with the occurrence of lung cancer in women."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>