Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reyhan Fadilaputra Nurhadian
"Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja ekonomi suatu proyek bangunan berdasarkan umurnya. Metode yang lazim digunakan adalah dengan menggunakan analisis Life Cycle Cost yang digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan beberapa alternatif proyek. Net present value (NPV) digunakan untuk menentukan profitabilitas suatu proyek jika diinvestasikan dengan menghitung arus kas (arus masuk dan arus keluar) selama periode waktu tertentu. Untuk proyek bangunan, memperkirakan NPV adalah alternatif analisis yang baik karena mempertimbangkan tingkat diskonto, yang memberikan jumlah biaya yang jelas saat investasi didiskontokan hingga saat ini. Laporan ini menguraikan biaya siklus hidup metode konstruksi tradisional beton dan sistem hibrida. Metode sistem hybrid yang digunakan untuk bangunan tiga lantai adalah kombinasi perakitan pod modular dan produk prefabrikasi. Perbandingannya adalah untuk menganalisis nilai investasi tergantung pada nilai sekarang bersih yang diperoleh dari analisis tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk memvalidasi argumen konstruksi off-site apakah memiliki biaya modal tinggi atau mengurangi biaya dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran konstruksi off-site.

There are several methods that can be conducted to evaluate the economic performance of a building project based on their expected life. A simple method is to use the cost benefit analysis which is used to determine the strengths and weaknesses of project options. Net present value (NPV) is used to determine the profitability of a project if it was invested by calculating the cashflows (inflow and outflow) over the period of time. For a building project, estimating the NPV is a good analysis alternative as it considers the discounted rate, which gives a clear number of cost when an investment is discounted to the present. This report outlines the life cycle costing of traditional concrete in-situ method and hybrid systems. The hybrid systems method used for the three-story building are a combination of assembling modular pods and prefabricated products. The comparison is to analyze the investment worth depending on the net present value obtained from the analysis. This research is conducted to validate the arguments of off-site construction whether has high capital cost or reduce costing in hope to raise awareness of the off-site construction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Rizqi Fitriansyah
"Jembatan Selat Sunda (JSS) merupakan mega proyek dengan dana terbesar di Indonesia. Peran jembatan ini sangat penting sebagai fungsi transportasi penghubung Jawa dan Sumatra. Permasalahan baru timbul akibat rendahnya tingkat pengembalian investasi jembatan jika hanya mengandalkan dari pendapatan lalu-lintas. Sebuah gagasan untuk meningkatkan fungsi dari jembatan ini telah diteliti pada penelitian sebelumnya melalui penambahan fungsi energi dan pariwisata. Dari penelitian ini didapat desain konseptual struktur JSS dengan penambahan fungsi energi dan pariwisata serta estimasi Life Cycle Cost sebesar Rp 201,07 Trilyun di tahun 2017.

Sunda Strait Bridge (SSB) is a mega project with the largest funds in Indonesia. This has an important role as a bridge connecting Java and Sumatra. A new problems appears due to the low rate of return on investment if only rely on bridge traffic revenue. An idea to improve the function of the bridge has been investigated in previous research through the addition of energy and tourism functions. This research shows conceptual design SSB structure with the addition of energy and tourism functions and Life Cycle Cost estimated of Rp 201.07 trillion in 2017.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Purnamasari
"Penerangan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia dimanapun berada, karena dengan adanya penerangan itu akan sangat membantu aktivitas dan produktivitas manusia. Semakin banyak jumlah manusia kebutuhan akan penerangan itu pun juga bertambah. Hal tersebut berarti berbanding lurus dengan kebutuhan listrik. Seiring dengan perkembangan teknologi, muncul produkproduk lampu hemat energi. Kebenaran daya lampu hemat energi tersebut perlu diuji apakah benar lampu tersebut hemat, dan seberapa persen penghematannya. Pada penelitian ini dilakukan pengecekan daya lampu dan perhitungan penghematan lampu hemat energi menggunakan metode LCCA dari 2 alternatif lampu yang direkomendasikan. Lampu yang diteliti adalah TL, CFL, dan lampu LED. Hasilnya, lampu LED terpilih menjadi lampu pengganti TL dengan tingkat penghematan biaya sebesar 11% dan penghematan daya sebesar 87% dari lampu TL yang digunakan di banguna-banguan FT UI.

Lighting is one of the primary needs of human beings everywhere, because with the lighting that will greatly assist human activity and productivity. The more the number of people will need that information was also increased. It means directly proportional to the demand for electricity. Along with technological developments, emerging products of energy saving lamps. Truth is power energy saving lamp needs to be tested whether the saving lamps, and how much percent savings. In this study done checking power saving lamps and energy-efficient lighting calculations using the LCCA of two alternative lights recommended. Studied the TL lamps, CFL, and LED lights. The result, the LED replacement lamp TL was elected to the rate of 11% cost savings and power savings of 87% of TL lamps used in buildings of FT-UI."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1963
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Herlingga
"Proses pengeljaan suatu ptoyek bungunnn diawali dengun berbagai tahapan pengexjafm. Hal pertarna yang harus djkexjakan sebelum suatu proyek bexjalun udalah dengan menciptakzm suntu gagusan/konseptual tentung pereneanaan pcmbzmgunan proyek lersebul. Selelah itu, tnhap pengumpulzm data dan diikuti dengan pendesainan. Kemudian, setelah SEITIUB lalwpau sclesai proyek baru dupal dilaksanaknn sesuni dengan penjadwalan yang teluh ditentuknn dan dengan prosw pemeliharun dan opemsional bangunan terebut.
Penggambaran proses lersebut mempaknn sistem kelja yang tmjadi dulam induslri konstruksi. System kerja yang dini]ni sukses udnlah sys!em yang dapat memberikan hasil yang optimum dengan biaya dan beban kexja sedikit. Oleh karenanya dnlnm mengelola system kerja yang baik hams merrq>erhnlikan metoclologi kezja yang sesuai dengan yang dibxuuhkan.
Dalam industri konstruksi, metodologj kerja yang dapat menyesuuikan system kelja deugau apa yang dibutuhknnnya adnlah metodologi value engineering. Uniuk mengatur keseluruhnn perencanaan proyek, pereneana sebajknya rnemasukan prinsip value engineering unluk mendapatkan perencanann yang optimum. Dengnn value engineering, selmuh biaya proyek yang tidal; diperlnkan (Umxecessary cost) dapat dihilangkan ,karena dengan value engineering perencana dapat mengembangkan berbagui altematif penyelesaian untuk mendaputkan biaya yung mumh dengan kuzllitas yang lmrnpir same.
Dalam value engineering, unluk mengetahui sebempa besar ketidak efek1iEun biayu yang ierpakai adnlah dengan mengguunknn rnetode Life Cycle Costing Analisis. Mewde ini dupul memberikan annlisispcdmndingan eslimnsi nilai dari selunxh pendcsaiuan nltematif _ Hnsil yang diambil merupakan pilihan terbaik dari segi efisiensi waktu, material, pemlataxg konslruksi, perlengknpun dan metode.
Tahup penumn dari melode ini ndnluh dengun memecnh proyek menjadi bebempa komponen. Setelah itu mendefinisikan keseluruhan biaya-biaya yang termnsuk kedalnm musing-musing kompouen. Tahap kedun ini menlpukan mlmp cstimnsi nilni. Dcngun adnnyn eslinmsi nilai ini perencana dapat melnbandhmgkan estimasi seluruh aitematif kornponen-komponen yang lelah dinnalisis.
Keselumlmnn proses ini merupaknu proses yang panjnng dan memakan waktu apabila dikerjakan secara manual. Oleh karenanya, tujuan daripndn skripsi ini adnluh uniuk meneliti bugnimnnn proses pengambilan keputusnn yang dibuntu dengan program kompuier dapat menenluknn biaya siklus hidup proyek yang paling ekonomis dan efiisien.

There are many steps to have a successlill in project development. And it begin in many kinds of procedural steps that should be work with the right procedure. Every projects have a part frame of work such as Concept, Planning, Development planning (Design), Construction, Operation, and Maintenance. All of these parts are related one each other, and the result can be success if these parts work correctly.
First, innovation are the most important things to have a great result, a good innovation can create a successful development project planning. Secondly, are the steps when the consultant should collecting data and do the design. And finally if all of those procedural steps is done, the project can be started as it schedule before, and ending by doing maintenance and using the result.
The description of those process are work system in construction industry. A success work system is a system that give an optimum result with a less cost. For the reason, in managing a work system a consultant should really pay attention in the methodologies work matching with which is required.
In construction industry, activity methodologies able to accomodate system work by what requiring of it to be is methodologies of value engineering. To arranging a project planning, a plan should have a value engineering principal that can help to get an optimum result. With a value engineering all of the project cost that not needed (unnecessary cost) can be eliminated, with value engineering the can be develop in various altemative ways of solution so we have the most less of cost with a good quality of result.
Value engineering also can show the effectiveness cost that already used by using Life Cycle Costing Analysis. This method can show analysis comparison of value estimation from all altemative design. The asses result of which is taken which is represent best choice of time efficiency facet, material, equipment, construction, method and supply.
First phase of this method is by breaking project become some component. Afterwards define the overall of costs which including into each component. this [bothf second] Phase represent value estimation phase. With existence of estimation assess this planner can compare estimation entire/all components altemative which have been analyzed.
Overall of this process represent long process and eat time if done manually. For the reason, target of than this slaipsi is to check how assisted decision-making processes with computer program can detennine the expense of cycle live the project of most economic and emsien.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Williem Susanto
"Dengan hanya melakukan perbaikan jalan ketika luas kerusakan sudah membesar, dana yang dikeluarkan akan menjadi boros dan tidak efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya pemeliharaan untuk jalan lingkar luar Universitas Indonesia dengan menggunakan metode Life Cycle Cost Analysis (LCCA) dan menentukan strategi pemeliharaan jalan yang paling cost-effective berdasarkan analisis biaya pemeliharaan jalan. Berdasarkan tiga skenario pemeliharaan jalan, didapatkan hasil bahwa strategi pemeliharaan jalan yang paling cost-effective adalah skenario pertama berupa pemeliharaan jalan setiap dua tahun sekali memiliki nilai Net Present Value (NPV) terendah yaitu sebesar Rp 23.490.602,00. Hasil perbandingan nilai NPV menunjukkan potensi penghematan biaya sebesar Rp 18.826.750,00 dari anggaran biaya pemeliharaan jalan dengan cara overlay di jalan lingkar luar Universitas Indonesia jika strategi skenario pertama diterapkan.
By simply doing pavement repairs when the area of damage has been enlarged, the amount of cost expended would be wasteful and ineffective. This study aims to determine the pavement maintenance cost for outer ring road of University of Indonesia using Life Cycle Cost Analysis (LCCA) method and determine the most cost-effective maintenance strategies based on the analysis of pavement maintenance costs. Based on three three pavement maintenance scenarios, the result shows thatthe most cost-effective maintenance strategy is the first scenario, pavement maintenance every two years, with the lowest value of Net Present Value (NPV) Rp 23.490.602,00. The comparison result of NPV value shows potential reduced cost Rp 18.826.750,00 from University of Indonesia?s pavement maintenance budget using overlay work if the first scenario strategy is implemented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wijoyo Mahardhiko
"ABSTRAK
Penggantian motor induksi dilakukan bertujuan untuk meningkatkan keefisienan dan keefektifan dari penggunaan motor induksi. Terdapat dua kemungkinan penggantian untuk motor induksi yaitu penggantian dengan HP yang lebih sesuai dan penggantian dengan menggunakan motor high efisiensi namun memiliki HP yang sama. Penilaian keefisienan penggantian dilakukan dengan metode life cycle cost untuk mengetahui nilai investasi yang paling efisien dan menguntungkan. Dimana perhitungan life cycle cost juga akan meningkatkan kefektifan dari motor induksi melalui plan perawatan dan perbaikan serta inspeksi yang digunakan terhadap motor induksi. Berdasarkan perhitungan metode life cycle cost didapatkan bahwa penggantian dengan menggunakan penyesuaian HP memiliki nilai investasi lebih efisien dan menguntungkan yaitu sebesar IDR 14.588.547.004,24 dari pada penggantian dengan menggunakan motor high efisiensi dengan HP yang sama pada motor awal yang membutuhkan investasi sebesar IDR 15.354.595.839,77.

ABSTRACT
Replacement of the induction motors has purpose to increase efficiency and effectiviness of operational induction motors. There are two possibility of replacement induction motors. First, replacement of induction motors with power output (HP) that more appropriate and second, replacement induction motor with high efficiency induction motors but, same power output with existing induction motors. Efficiency assessment of replacement induction motors were applied using life cycle cost method for knows the investments value of the most efficient and profitable. On the other side, life cycle cost method also will increase effectiviness of operational induction motors through maintenance and inspection plans. From calculations with life cycle cost method, the replacement with power output (HP) that more appropriate has investation value more efficient and profitable (IDR 14.558.547.004,24) than replacement with high efficiency motors and same power output (HP) with existing motor (IDR 15.354.595.839,77).
;"
2016
S65283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Ansori
"Pada penelitian ini dilakukan pendekatan analisis life cycle cost (LCC) pada Kereta Cepat Indonesia yang mempertimbangkan analisis Reliability, Availability, Maintainability & Safety (RAMS). Analisis RAMS ini akan memberikan cara untuk mengoptimalkan strategi maintenance dengan mempertimbangkan kebutuhan anggaran jangka pendek serta biaya kepemilikan jangka panjang. Untuk mencapai tujuan RAMS dan LCC keseluruhan dari sistem, diperlukan tindakan RAMS dan LCC yang sistematis diseluruh siklus hidup (life cycle) sistem. Dikarenakan kereta cepat indonesia masih dalam tahap desain, maka analisis RAMS dan LCC kereta cepat ini ada pada fase desain dan implementasi pada siklus hidup produk. Fase ini menjadi penting dikarenakan sebagai analisis awal dari RAMS dan LCC kereta cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan pendekatan untuk membuat keputusan maintenace yang efektif berdasarkan analisis RAMS dan LCC
Metode yang digunakan dalam analisis RAMS ini mengikuti siklus hidup sistem sampai dengan tahap desain dan implementasi yaitu dimulai dengan penentapan ruang lingkup kegiatan. Penetapan ruang lingkup ini merupakan penentuan sistem, subsistem beserta komponen kereta cepat yang akan dianalisis. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang berasal dari kombinasi antara pengambilan data pembanding dari data kereta cepat yang beroperasi di negara lain, pengambilan data dari para ahli kereta, serta pengambilan data dari perhitungan masa pakai komponen. Setelah pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis risiko. metode analisis risiko mengacu pada standar ISO 31000 yang dimulai dengan identifikasi hazard, analisis risiko dengan Failure Mode & Effect Criticality Analysis (FMECA) dan evaluasi risiko berdasarkan FMECA. Langkah selanjutnya adalah penentuan persyaratan dan target RAMS. Target reliability dan availability ditetapkan sebesar 95% berdasarkan kesepakatan dengan PT INKA. Setelah target ditetapkan, selanjutnya melakukan program RAMS yang meliputi perhitungan reliability, availability, maintainability dan hazard rate. Setelah melakukan program RAMS didapatkan rekomendasi waktu maintenance setiap subsistem. Rekomendasi ini dipakai dalam perhitungan LCC.
Untuk analisis LCC mengacu pada standar internasional BS 15686-5 tentang Life Cycle Costing. Biaya-biaya yang dihitung meliputi biaya konstruksi, biaya maintenance, biaya operasional dan end of life cost.
Hasil yang diperoleh adalah nilai reliability sistem kereta cepat Indonesia dalam kurun waktu 1 tahun (6000 jam) yaitu 0,1550 artinya untuk mencapat target reliability total sebesar 0,95 diperlukan upaya maintenance sebelum 1 tahun beroperasi. Untuk nilai availability semua sistem kereta cepat diatas target yaitu 0,95 artinya waktu repair dari setiap subsistem dan sistem secara keseluruhan sudah memenuhi standar. Sedangkan nilai maintainability setiap subsistem diantara 95% – 100%.
Selanjutnya hasil dari analisis LCC dengan menggunakan metode Uniform Present Value Modified (UPV*) dengan nilai escalation rate (e) 3,27% dan discount rate (i) 4,96% selama periode (n) 30 tahun, maka didapatkan nilai present value total sebesar 79.073,96 milyar rupiah jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai estimasi revenue terendah yaitu 443.799,16 milyar rupiah. Dengan demikian proyek kereta api cepat jakarta surabaya dinilai menguntungkan.

In this study, a life cycle cost (LCC) analysis approach was carried out on the Indonesian High-Speed ​​Train which took into account the analysis of Reliability, Availability, Maintainability & Safety (RAMS). This RAMS analysis will provide a way to optimize the maintenance strategy by considering short-term budget requirements as well as the long-term cost of ownership. To achieve the overall RAMS and LCC objectives of the system, systematic RAMS/LCC actions are required throughout the life cycle system. Because the Indonesian high-speed train is still in the design stage, the RAMS and LCC analysis of this high-speed train is in the design and implementation phase of the product life cycle. This phase is important because it is the initial analysis of the high-speed train RAMS and LCC. This research aims to develop an approach to making effective maintenance decisions based on RAMS and LCC analysis analysis
The method used in this RAMS analysis follows the system life cycle up to the design and implementation stages, starting with determining the scope of activities. Determination of this scope is the determination of the system, subsystem, and components of the high-speed train to be analyzed. Furthermore, data collection comes from a combination of taking comparative data from data on high-speed trains operating in other countries, collecting data from train experts, and collecting data from calculating component life. After data collection, continued with risk analysis. The risk analysis method refers to the ISO 31000 standard starting with hazard identification, risk analysis with Failure Mode & Effects Criticality Analysis (FMECA), and risk evaluation based on FMECA. The next step is to determine the RAMS requirements and targets. The reliability and availability targets are set at 95% based on an agreement with PT INKA. After the target is set, then perform the RAMS program which includes the calculation of reliability, availability, maintainability, and hazard rate. After performing the RAMS program, the recommended maintenance time for each subsystem is obtained. This recommendation is used in the calculation of the LCC.
The LCC analysis refers to the international standard BS 15686-5 concerning Life Cycle Costing. The calculated costs include construction costs, maintenance costs, operational costs, and end-of-life costs.
The results obtained are the reliability value of the Indonesian high-speed rail system within 1 year (6000 hours) which is 0.1550, meaning that to achieve a total reliability target of 0.95, maintenance efforts are needed before 1 year of operation. For the availability value of all high-speed train systems above the target, which is 0.95, it means that the repair time of each subsystem and the system as a whole has met the standard. While the maintainability value of each subsystem is between 95% - 100%.
Furthermore, the results of the LCC analysis using the Uniform Present Value Modified (UPV*) method with an escalation rate (e) of 3.27% and a discount rate (i) of 4.96% throughout (n) 30 years, the present value is obtained. a total of 79,073.96 billion rupiahs, much lower than the lowest estimated revenue value of 443,799.16 billion rupiahs. Thus, the Jakarta-Surabaya high-speed rail project is considered profitable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine
"Kondisi perekonomian yang semakin kompetitif saat ini mengharuskan perusahaan untuk mengambil keputusan bisnis secara tepat. Hal ini hanya dapat dilakukan jika perusahaan mendasarkan keputusannya pada informasi struktur biaya yang akurat dan menyeluruh. Sistem biaya daur hidup (life cycle costing) merupakan suatu alternatif pendekatan sistematik yang dapat digunakan perusahaan untuk mengelola biaya sepanjang daur hidup produk/ jasa/ projek. Menyadari manfaat penggunaan pendekatan ini dalam sistem akuntansi biaya suatu perusahaan, penulis mencoba menerapkan konsep biaya daur hidup produk di PT "X", suatu perusahaan manufaktur kamera. Pengumpulan data dilakukan dengan metode penelitian lapangan dan metode penelitian kepustakaan. Perhitungan biaya daur hidup dilakukan dengan membentuk cost breakdown structure (CBS) untuk mengidentifikasi setiap biaya yang timbul selama daur hidup produk, dari awal pengembangannya sampai penarikan dari pasar. CBS dibentuk untuk tiap kategori utama biaya, kemudian dalam masing-masing CBS ini diidentifikasi sub kategori biaya dan elemen-elemen biaya. Selanjutkan FT "X" harus mengestimasi besarnya masing-masing elemen biaya tersebut sepanjang daur hidup pemasaran (untuk jenis kamera "Z" yang dijadikan bahan penelitian, dibutuhkan waktu enam tahun dari dimulainya pengembangan sampai penarikan dari pasar). Untuk itu perusahaan harus meneliti perilaku biaya (cost behavior), yaitu apakah untuk tahun-tahun mendatang suatu elemen biaya akan konstan, meningkat, atau menurun sesuai volumenya. Dengan diperolehnya informasi life cycle cost, perusahaan dapat menentukan harga dan pendapatan daur hidup (life cycle revenue) berdasarkan tingkat laba yang diinginkan. Oleh karena itu, pendekatan biaya daur hidup mendorong perusahaan untuk memaksimalisasi laba selarna daur hidup produk, tidak semata-rnata mengejar laba jangka pendek yang akan bersifat counterproductive bagi perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mendorong segenap karyawan memiliki horison jangka panjang, perusahaan harus mengukur prestasi kerja mereka dengan ukuran kinerja (performance measures) yang bersifat jangka panjang pula."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yelna Yuristiary
"Permasalahan Jakarta berupa banjir dan kemacetan mengusung sebuah rancangan desain infrastruktur PRASTI (Public Railway and Stormwater Infrastructure) yang merupakan sebuah tunnel mutifungsi dimana salah satu fungsinya adalah mengalirkan air luapan Banjir Kanal Barat (BKB). Studi kelayakan proyek ini menginisiasi pembangunan unit pengolahan air (Water Treatment Plant, WTP) PRASTI Tunnel yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi tambah desain infrastruktur ini. Sebelum dilakukan pembangunan WTP, studi kelayakan proyek sangat diperlukan untuk melihat kelayakan investasi agar nantinya investor dapat bergabung membangun infrastruktur nasional ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan infrastruktur dengan menggunakan metode Life Cycle Cost (LCC) dengan memerhatikan komponen biaya pembangunan, operasional, perawatan serta pendapatan yang diperoleh dari rentang waktu 2014-2045. Analisis biaya diperoleh dari hasil benchmarking ke beberapa negara dan penerapan teknologi yang berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kelayakan investasi dari sebuah proyek WTP sangat dipengaruhi oleh kondisi lapangan (kebutuhan listrik dan bahan kimia) yang akan digunakan. Perbedaaan skema biaya operasional dan perawatan yang dilakukan pada analisis Life Cycle Cost pada proyek WTP PRASTI mengindikasikan bahwa proyek ini layak secara finansial dengan IRR sebesar 23% (optimis) dan memiliki nilai IRR sebesar 8% (pesimis).

Jakarta’s problems, flooding and congestion raised an infrastructure design PRASTI (Public Railway and Stormwater Infrastructure) Tunnel which a multifunction tunnel to overflow water from Banjir Kanal Barat (BKB). Feasibility study of the project initiated a water treatment plant (WTP) PRASTI Tunnel which has aim as value added for the infrastructure. Before to construct WTP, feasibility study is an important thing to analyze because a feasible financial investment will attract investors to join in this national infrastructure.
This research aim to analyze feasibility investment with Life Cycle Cost (LCC) based on initial cost, operational and maintenance cost and revenue in period 2014-2045. Cost analysis taken from benchmarking on some country which adapted different technology.
Based on output of this research, feasibility investment from WTP project influenced by field situation (such as electricity needed and chemicals). The different of operational and maintenance cost indicated a viable scheme with IRR 23% (optimis scheme) and IRR 8% (pessimis scheme).
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>