Ditemukan 121476 dokumen yang sesuai dengan query
Anastasia Rembulan Kinasih
"Kriminalitas menjadi salah satu permasalahan kota yang tak dapat dihindari. Hal inilah yang kemudian memicu inisiatif warga komunitas non-gated untuk menerapkan portal dan gerbang yang biasanya dilakukan oleh gated community di kawasan perumahannya. Penerapan portal dan gerbang yang ada dalam gated community sejatinya akan berbeda dengan kawasan yang sejak awal dirancang sebagai perumahan terbuka. Lingkungan sosial kedua komunitas ini, gated dan non-gated tentunya juga menjadi faktor pembeda. Oleh karena itu, kajian ini akan berfokus pada bagai mana kemudian non-gated community ini mendapatkan rasa aman yang mungkin dipengaruhi oleh sistem gated community yang kian makin marak terjadi maupun faktor penentu lainnya. Dengan adanya kajian ini, diharapkan dapat membuka wawasan mengenai bagai mana faktor spasial dapat ikut serta dalam meminimalisir kriminalitas.
Crime is one of the urban problems that happens often. It triggers the non-gated community to take an initiative in making changes in their residential areas. Portals and gates are implemented on their private road. However, their presence in a gated community will be different in an area that was originally designed as an open housing complex. Based on different types of community, gated and non-gated, neighborhood aspect will determine their distinctive in using portals and gated. Therefore, this study will focus on how this non-gated community gets a sense of security which may be influenced by gated community and other determinants. Hopefully, this study can open the knowledge about how spatial factors can participate in minimizing crime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fathiyah Nur Fadhilah
"Mencegah dan bertahan merupakan dua bentuk upaya manusia dalam melindungi diri maupun harta benda yang dimiliki. Begitu pula dengan mereka yang tinggal dalam hunian yang berada di dalam non-gated community. Ketiadaan fasilitas pengamanan yang diberikan oleh kawasan membuat hunian dalam nongated community membutuhkan sebuah desain hunian yang tidak hanya mampu mendukung aktivitas penghuninya, namun juga menghadirkan ruang berlindung dari ancaman tindak kejahatan yang sewaktu-waktu mungkin datang. Berdasarkan sebab-sebab yang mendasari kecenderungan pelaku tindak kejahatan dalam memilih target, didapat lima prinsip desain arsitektur yang berfungsi melindungi penghuni yakni menutup kesempatan terjadinya tindak kejahatan. Kelima prinsip tersebut berupa desain dengan penegasan batas teritori secara jelas (territoriality), desain yang menghadirkan upaya pengawasan (surveillance), desain yang menghadirkan pengontrolan akses (control access), desain yang memberikan kesan positif dan terawat melalui pengelolaan area teritori hunian (image and maintenance), serta lokasi hunian terhadap area disekitarnya (milieu/safe area). Kemudian, dalam menghadirkan desain arsitektur preventif yang tepat guna, dibutuhkan pemahaman mengenai permasalahan/titik kelemahan target, karakter masing-masing prinsip desain, dan kemungkinan terjadinya keterbatasan efektivitas desain terhadap waktu.
Prevent and survive are the two forms of human?s effort to protect themselves and their property. So does with the people who live in unprotected residential area (non-gated community). The absence of security facilities (that provided by a residential area manager) makes the residents need more than a design that able to support resident's activities, but also a design that could protect them from the threat of crime. Based on the causes of criminal's tendency in selecting target, there are five principles of architectural protection strategy which have function to block, to prevent residents from the crime opportunity. The five principles are: design with a clear assertion of territorial boundaries (territoriality), design that supports surveillance activity (surveillance), design that creates control of the access (access control), design that creates a positive, a well-maintained image to an outsider through the territoriality maintenance of the building (image and maintenance), and the residential location from its surrounding (milieu/safe area). Thus, in order to get an effective architectural preventive design, it needs a comprehensive understanding of the problem (the cause that creates crime opportunity), the character of each principle, and the possibility of limited design effectiveness due to the environmental changes over time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56910
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maria Lestari Olivia
"
ABSTRAKGated Community adalah area yang dikelilingi oleh penghalang fisik berupa dinding, pagar atau lanskap pada area tempat tinggal pribadi, jalan, trotoar, dan fasilitas di dalamnya. Batasan tersebut berperan dalam menjaga keamanan dan membatasi akses umum untuk masuk. Sehingga mencegah non-penghuni dapat menembus dan membuat intervensi di dalamnya. Setiap gated community mempunyai karakteristik berbeda-beda yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan dan keadaan sosial masyarakat di daerah tersebut. Kota Wisata merupakan bentuk gated community yang berkonsep wisata. Pengaruh konsep ini menyebabkan batasan yang dimiliki perumahan Kota Wisata menjadi gagal dalam membatasi dan melarang akses publik untuk masuk. Hal ini juga berpengaruh pada pembentukan fasilitas publik yang dapat digunakan secara umum oleh masyarakat luar Kota Wisata. Tujuan skripsi ini adalah untuk menelusuri implikasi spasial dan sosial dari penerapan gated community pada perumahan dengan konsep berwisata pada Perumahan Kota Wisata.
ABSTRACTGated community is an area surrounded by physical boundaries such as walls, fence or landscape in private housing area, street, sidewalk and other facilities. The boundaries are used for keeping security and limiting entrance for public access to prevent from non-residents or stranger come through that causes intervention. Each gated community has various characterisctics whose backgrounds are from culture and social environment. Kota Wisata is gated community with tourism concept. This concept causes the boundaries inside Kota Wisata fail to work which are limiting and prohibiting public access to come. This concept also influences the forming of public facilities that are accessible for people who do not dwell in Kota Wisata. The purpose of this thesis is to figure out spatial and social implication from gated community implementation in private housing with tourism concept in Kota Wisata residence."
Universitas Indonesia,. Fakultas Teknik, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Mustofa
Depok: FISIP UI Press, 2007
364 MUH k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Adiatma Pradipta
"Jemaat Ahmadiyah Indonesia merupakan kelompok minoritas Agama Islam yang mendapatkan diskriminasi oleh Pemerintah Republik Indonesia salah satunya merupakan kebijakan oleh Pemerintah Daerah yaitu Peraturan Gubernur Jawa Barat No 12 Tahun 2011 tentang Larangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat. Kebijakan yang dibentuk dengan dasar perlindungan terhadap kelompok Jemaat Ahmadiyah Indonesia merupakan bentuk diskriminasi melihat konten dalam kebijakan tersebut berusaha melakukan kriminalisasi terhadap kelompok Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Kebijakan yang dibentuk dengan tujuan untuk melindungi sebenarnya merupakan sebuah bentuk usaha kriminalisasi dan diskriminasi, hal ini menghasilkan terbentuknya konstruksi kejahatan terhadap kelompok Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang ada di Provinsi Jawa Barat. Konstruksi kejahatan yang dibentuk terhadap kelompok minoritas terus mengkriminalisasi dan mendiskriminasi biarpun tujuan dari pembentukan Peraturan Gubernur Jawa Barat No 12 Tahun 2011 tidak lagi relevan dengan kondisi yang terjadi pada masyarakat Indonesia.
The Indonesian Ahmadiyya is a Islamic religious minority group that gets discriminated by the Government of the Republic of Indonesia one of which is a policy by the Regional Government namely the West Java Governor Regulation No. 12 of 2011 on Prohibition of Activities Indonesian Ahmadiyya in West Java. The policy established on the basis of the protection of the Indonesian Ahmadiyya is a form of discrimination to see the content in the policy seeking to criminalize the The Indonesian Ahmadiyya. The policy established with the aim of protecting is actually a form of criminalization and discrimination, resulting in the construction of crimes against the Ahmadiyya in West Java Province. The construction of crimes against minority groups continues to criminalize and discriminate even if the objectives of the formation of the West Java Governor Regulation No. 12 Year 2011 are no longer relevant to the conditions of the Indonesian people."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Harvey, Gill
Jakarta: Primamedia Pustaka, 2004
364 Har k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sykes, Gresham M.
New York: Random Hoese, 1963
364 SYK c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nilna Amanatul Zakiyah
"Serangan teror yang menargetkan pusat perbelanjaan merupakan tindak kejahatan yang masih terjadi hingga saat ini, terakhir kasus serangan teror dengan target pusat perbelanjaan diantaranya terjadi pada tahun 2001 di Plaza Atrium Jakarta, tahun 2002 di Mall Cijantung jakarta, tahun 2013 di Westgate Mall Kenya, tahun 2015 di ITC Depok, tahun 2016 di Baghdad Mall Iraq, dan tahun 2017 di Big C Mall Thailand. Konsentrasi akan keramaian dan minimnya sistem pengamanan di pusat perbelanjaan menjadikannya sebagai soft target serangan teror. Sistem pencegahan kejahatan perlu untuk diterapkan guna mencegah terjadinya serangan teror. Dengan menggunakan teori situational crime prevention, implementasi upaya pencegahan serangan teror berdasar pada minimalisir peluang atau kesempatan yang dapat digunakan oleh pelaku. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam situational crime prevention yang relevan untuk diimplementasikan dalam pencegahan serangan teror di pusat perbelanjaan. Teknik yang digunakan adalah screen exits atau entry/exit screening melalui pemeriksaan kendaraan dan pemeriksaan pengunjung dan barang bawaan, reduce anonymity melalui penggunaan pintu parkir otomatis yang dilengkapi dengan CCTV, strengthen formal surveillance melalui penempatan petugas keamanan, extend guardianship melalui penambahan jumlah petugas keamanan, dan penerapan perimeter melalui standar minimum jarak standoff. Melalui implementasi teknik-teknik tersebut, pusat perbelanjaan dapat menutup peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan serangan teror.
Terrorist attacks that specifically target shopping centers still occur in the current time. Some instances of such cases happened in 2001 at Plaza Atrium Jakarta, 2002 at Cijantung Mall Jakarta, 2013 at Westgate Mall Kenya, 2015 at ITC Depok, 2016 in Baghdad Mall Iraq, and 2017 at Big C Mall Thailand. The crowded condition and lack of security systems in shopping centers make them a soft target for terrorist attacks. A crime prevention system needs to be implemented to prevent terrorist attacks from occurring. With situational crime prevention theory, the implementation of efforts to prevent terrorist attacks is based on minimizing the opportunities that perpetrators can take advantage of. This study uses several techniques in situational crime prevention that are relevant in the prevention of terrorism attacks in shopping centers. The techniques used are screen exits or entry/exit screening through the vehicle, visitors, and luggage inspection, reduce anonymity using automatic parking doors equipped with CCTV, strengthen formal surveillance through the placement of security officers, extend guardianship by increasing the number of security officers, and usage of perimeter by establishing the minimum standard of standoff distance. The implementation of these techniques may result in shopping centres lowering their chances of being exploited for terrorist attacks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Felson, Marcus
London: Pine force Press, 1998
364.04 Fel c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nettler, Gwynn
New York: McGraw-Hill, 1979
364 NET e (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library