Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Nugraha
"Place branding adalah suatu perencanaan pembangunan wilayah dengan cara memperkuat identitas tempat dan membangun suatu diferensiasi dengan tempat lainnya. Kegiatan pariwisata di Kepulauan Seribu belum mempunyai brand yang kuat sehingga akan lebih mudah tersaingi oleh objek wisata sejenis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan brand pariwisata di Kepulauan Seribu dengan cara mengetahui ruang identitas pariwisata di sana dan bagaimana kaitan citra para wisatawan terhadap identitas tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan analisis spasial. Hasil dari penelitian ini terdapat empat identitas pariwisata di Kepulauan Seribu yaitu: (1) “Peninggalan sejarah”, (2) “Pantai yang indah”, (3) ”Fasilitas dan konservasi alam”, (4) “Eksotisme dan privasi pulau”. Hasil nilai citra wisatawan terhadap identitas tersebut menunjukkan bahwa identitas pariwisata yang memiliki diferensiasi sebagai bentuk wisata aktualisasi diri, direkomendasikan lebih besar. Jumlah kedatangan wisatawan di Kepulauan Seribu saat ini lebih besar dipengaruhi oleh faktor jarak pulau dari dermaga keberangkatan, bukan berdasarkan besarnya nilai identitas pariwisata.

Place branding is one of planning method by which it builds distinctive identity for places. Tourism in Kepulauan Seribu has not had strong brand of place. So that it will be surpased easily by another more attractive tourism place. This research aims to evaluate implementation of tourism branding in Kepulauan Seribu by determine the areas of tourism identity and how they interact each other in order to influence place image for tourist. This research conducted qualitative method with spatial analysis approach. Research finding showed that there are four tourism identities in Kepulauan Seribu: (1) “Inheritance”, (2) “Attractive beach”, (3) “Facilities and natural resources conservation”, (4) “Exotic island and its privacy”. The result from tourist image toward identity shows that tourism identity which has distinction as a tourism for self-actualization is more recommended. The number of tourists in Kepulauan Seribu today is more depended on distance from harbour rather than the significace of tourism identity value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Septia Andi Akbarsyah
"ABSTRAK
Penelitian ini menyajikan gambaran lengkap mengenai partisipasi masyarakat yang dilakukan dalam pengembangan pariwisata yang berlangsung di Pulau Pramuka. Keberadaan pariwisata di Pulau Pramuka saat ini tidak lepas dari keterlibatan secara aktif masyarakat setempat. Penelitian ini membahas mengenai proses partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat Pulau Pramuka untuk melihat sejauh mana masyarakat berperan penting dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di suatu kawasan. Penelitian ini juga berfokus pada pengetahuan dan perspektif yang dibentuk oleh masyarakat Pulau Pramuka (emic) dengan menggunakan metode etnografi dan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan partisipasi observasi. Melalui data-data tersebut nantinya akan menjadi penting dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan selama ± 40 hari di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

ABSTRACT
This research presents a comprehensive picture regarding community participation in the development of tourism that takes place on Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. The existence of tourism on Pulau Pramuka is currently inseparable from the involvement of local community. This study discusses the participation process carried out by local community of Pulau Pramuka in which they play important role in the development of community-based tourism in stated area. This research also focuses on the knowledge and perspective created by the local community of Pulau Pramuka (emic) using ethnographic methods with in-depth interviews and participatory observation data colections techniques. Furthermore, these data will be important in this study. Data collection was carried out for ± 40 days on Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naurah Kamilah
"ABSTRAK
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah salah satu kawasan prioritas pembangunan pariwisata di Indonesia (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Adanya peningkatan dalam sektor pariwisata ini memicu terjadinya peningkatan kebutuhan energi listrik sebagai salah satu kebutuhan primer kegiatan berwisata. Sementara itu, potensi energi terbarukan dapat menjadi sumber energi yang dimanfaatkan di Kepulauan Seribu. Penelitian ini membuat proyeksi kebutuhan energi untuk sektor wisata di setiap pulau yang dibandingkan dengan rencana pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energinya. Pulau yang memiliki proyeksi konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan rencana pemenuhannya diangap sebagai wilayah defisit energi yang kemudian dikaji wilayah kesesuaian sistem energi terbarukan menggunakan Spatial Multicriteria Analysis. Hasil menunjukan wilayah defisit energi untuk kebutuhan sektor pariwisata terdiri dari Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Ayer, dan Pulau Putri. Berdasarkan hasil analisis spasial multicriteria untuk menentukan wilayah kesesuaian Turbin Angin dan Sistem Photovoltaic, sistem energi terbarukan yang berpotensi dikembangkan di wilayah defisit tersebut adalah Sistem PV, sementara sistem turbin angin tidak sesuai untuk dikembangkan di wilayah defisit tersebut. Hasil pemetaan wilayah menunjukan besar potensi energi yang dapat dihasilkan oleh sistem photovoltaic berdasarkan luasan wilayah yang sangat sesuai untuk sistem PV mampu memenuhi kurangnya supply energi yang dibutuhkan di wilayah defisit energi pada tahun 2022.

ABSTRACT
Kepulauan Seribu Regency is one of the priority tourism development areas in Indonesia (National Tourism Strategic Area). An increase in tourism sector will increase energy needs as one of the primary needs of tourism activities. Meanwhile, the potential of renewable energy can be an energy source used to be utilized in Kepulauan Seribu. The purpose of this study is to know the projection of energy demand for the tourism sector on each island that will be compared with the government's plan of the energy supply for each tourist destination island. Those islands that have a higher consumption projection compared to their planned fulfillment are considered as energy deficit areas which are then assessed for the suitability of renewable energy systems using Spatial Multicriteria Analysis method. The results show that the energy deficit region for the needs of the tourism sector consists of Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Ayer and Pulau Putri. Based on the results of the spatial multicriteria analysis to determine the suitability of Wind Turbines and Photovoltaic Systems, Photovoltaic system has the potential to be developed in the deficit area, while the wind turbine system is not suitable to be developed in those deficit region. The results of regional mapping show that the potential of energy that can be generated by photovoltaic systems based on the area that is very suitable are able to fulfill the insufficiency of energy supply needed in 2022."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Syamtasiyah Ahyat
"ABSTRAK
Sejak zaman Kerajaan Pajajaran, dengan pelabuhannya Sunda Kelapa, pulau-pulau di
kepuiauan Seribu sudah menarik perhatian para pedagang yang akan menuju ke pelabuhan Sunda Kelapa untuk ternpat singgah atau beristirahat, misalnya untuk memperhaiki kapal, perahu, mengambil air tawar can sebagainya Kemudian Juqa pada zaman VOC, pulau- pulau yang terdekat dengan pelabuhan Batavia dijadikan tempat untuk memperbaiki kapal-kapal mereka, bahkan juga dijadikan pertahanan mereka dengan mendirikan benteng-benteng di sana. Selanjutnya pada masa Pemerintanan Hindia Belanda, pulau-puIau di kepulauan Seribu tetap difungsikan. Daerah-daerah kepulapan Seribu dijadikan wilayah Afdeeling Stad en Voorsteden van Batavia gang dikepalai oleh Asisten Residen.
Saat kini Daarah Kepulauan Seribu merupakan wilagah Jakarta-Utara, dengan penduduknya menyebar di berbagai pulau dari kepulauan Seribu, misal di pulau Pangqang, Pramuka. Tidunq, Kelapa, Kelapa ll, Untung Jawa. Dengan penduduknya terdiri dari berbagai suku di Indonesia, khususnya suku Bugis dan Mandar. Pulau-pulau ini sejak abad ke-19 sudah dihuni
oleh berbagai penduduk dari seluruh Indonesia.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Koosmarlinah Soeparto Kramadibrata
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Sakti Pratama, Author
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas kapabilitas pengembangan kepariwisataan di Pulau Tidung
dari sisi kelembagaan. Kegiatan kepariwisataan yang ada di Pulau tidung
merupakan wisata nelayan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
perekonomian dengan mengandalkan potensi bahari. Dalam kurun waktu yang
tidak lama, wisata nelayan Pulau Tidung menjadi destinasi yang digemari
wisatawan. Masyarakat lokal meresponnya dengan gencar membuka beragam jasa
wisata namun justru bersifat ekploitasi atas potensi yang ada.Penelitian ini
menggunakan pendekatan post-positivistikyang dilandasi teori kapabilitas
kelembagaan yang dikemukakan oleh Shabbir Cheema (1981). Hasil penelitian
menunjukan bahwa ambisi besar masyarakat sangat didasari motif ekonomi dan
kurang memperhatikan kualitas jasa wisata itu sendiri. Pada sisi lain pemerintah
yang seharusnya melaksanakan strategi pembangunan ekonomi pariwisata
masyarakat dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan profesionalisme,
belum memiliki masterplan yang jelas sehingga setiap program Pemerintah yang
bersentuhan dengan pembangunan pariwisata Pulau Tidung belum terintegrasi
antara satu dengan yang lainnya.

ABSTRACT
This thesis discussed about tourism development capability of Tidung Island from
institutional aspect. Tourism activities in Tidung Island called “fisherman
tourism” which held to improve the economy by relying on maritime potential. In
a short times, Tidung Island became a popular tourist destination and local
responded with opening various of tourist servisces highly but it was exploitation
of local potentials. The study uses post-positivist approach which based on
institutional capability theory by Shabbir Cheema (1981). The result showed that
local ambitions based on economic motives and given less attention to tourist
services quality. On the other hand, government whom should to implement
development strategy of local tourism by focusing on sustainability and
professionalism, it doesn’tgiven a clear master plan, so regional tourism program
in Tidung Island are not integrated with each other.
"
2014
S56050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Kurniawan
"Pulau Untung Jawa adalah pulau dengan peruntukan fungsi pulau sebagai pulau pemukiman dalam gugusan Kepulauan Seribu. Namun diluar itu, terdapat aset pariwisata yang telah dikembangkan oleh masyarakat sekitar berupa pantai yang menjadi atraksi utama. Adanya jumlah fasilitas primer yang berjumlah lebih dari satu memungkinkan penggunaan tanah untuk pembangunan fasilitas penunjang pariwisata ada yng mengelompok dan tidak mengelompok. Penelitian ini bersifat deskriftif dengan pendekatan fungsi fasilitas. Dari hasil dan embahasan didapatkan fakta bahwa pola ruang wisata pantai di Pulau Untung Jawa mempunyai bentuk yang serupa dengan pola yang digambarkan oleh Lavery dan Barret dan dicirikan dengan adanya tiga zona penggunaan tanah yang berbeda karakteristik dari jenis fasilitas yang ada.

Untung Jawa Island is a part of Kepulauan Seribu which is fuctioning as a setelment of civil society. Biside that, the place is a tourism asset that had develop by Untung Jawa civil as the most attractive object. With the number of primary faciliy that more than one are possible to build a tourism stuff, that could be a cluster or not. The research can prove that the spatial pattern of Untung Jawa Beach tourism have a similar form with Lavery?s and Barret?s pattern and has three zones landuse which is different characteristic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
GEO.027/08 Kur p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawati Darmojuwono
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>