Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152066 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafiyah Nanda Pratiwi
"Fenomena quarter life crisis adalah krisis seperempat abad ketika seseorang mulai merasakan perasaan tidak stabil, ragu, takut, dan bimbang untuk melanjutkan kehidupan. Fenomena ini kemudian menjadi sebuah isu sosial yang marak terjadi pada generasi muda saat ini. Tindakan preventif untuk mengurangi dampak negatif dari quarter life crisis adalah dengan menerapkan coping mechanism sebagai strategi pertahanan diri. Lagu dengan muatan pesan tertentu dapat membantu proses dalam menghadapi atau mengatasi krisis seperti itu. Salah satunya adalah lagu Zombie (English Version) milik Day6. Studi ini menganalisis pemaknaan lagu Day6 Zombie (English Version) oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UI terhadap fenomena quarter life crisis. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan paradigma interpretif. Studi ini berkesimpulan bahwa setiap informan berada di posisi yang beragam ketika memaknai isi pesan dalam lagu Zombie (English Version). Pada informan yang sedang mengalami quarter life crisis cenderung memaknai lagu Zombie lebih spesifik dan mendalam, seperti mengaitkan lirik lagu dengan permasalahan pribadi, kelabilan, kebimbangan, dan mempertanyakan eksistensi kehidupan melalui lirik lagu Zombie. Lagu Zombie memiliki peran sebagai Katharsis untuk mekanisme koping dalam menyalurkan emosi dan perasaan pendengar yang konstruktif. Sedangkan informan yang belum mengalami quarter life crisis akan memaknai lagu Zombie secara lebih general seperti menceritakan kesedihan, kegagalan, kebimbangan pada umumnya.

The phenomenon of quarter life crisis is a phase when someone begins to feel unstable, doubtful, afraid, and indecisive to continue their life. Afterwards, this tendency developed into social issue that is prevalent among young generation these days. Preventive action to reduce the negative impact of the quarter life crisis is to utilize a coping mechanism as a self-defense strategy. A song with a specific message can help the process of dealing with or overcoming such a crisis. One of them is Day6's song Zombie (English Version). This study analyzes reception of the Day6’s song Zombie (English Version) among Communication Science students of University of Indonesia towards the quarter life crisis phenomenon. The study was carried out using qualitative methods and an interpretive paradigm. This study concludes that each informant is in various positions when interpreting the message content in the Zombie (English Version). Informants who are going through a quarter-life crisis tend to understand Zombie songs more profoundly and explicitly, connecting song lyrics with personal issues, instability, and lack of direction as well as querying the existence of life. A Zombie song can serve as a catharsis for coping strategies that help listeners convey their emotions and sentiments in a positive direction. Informants who haven't gone through a quarter-life crisis, however, will interpret the Zombie song more broadly, interpreting it as conveying grief, failure, and overall hesitation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Septiana
"Quarter life crisis merupakan fenomena yang terjadi pada usia 20-an dalam masa krisis yang mencakup ketidakstabilan yang ekstrem, perubahan terus menerus, ketidakberdayaan, ketidaktahuan, terisolasi, ragu pada kemampuan diri sendiri, dan takutnya akan kegagalan. Individu dengan self efficacy yang baik akan memiliki keyakinan yang kuat dalam menyelesaikan masalah, percaya dengan kemampuan diri, tidak takut gagal, senang dengan tantangan, dan senang dengan situasi baru. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan quarter life crisis pada mahasiswa S1 reguler tingkat akhir. Sampel penelitian ini berjumlah 101 mahasiswa tingkat akhir RIK UI dengan teknik non-probability sampling dan pendekatan accidental sampling. Desain penelitian ini berupa deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross-sectional. Penilaian ini menggunakan instrument The General Self Efficacy Scale (GSE) dan Quarter life Crisis Scale. Hasil penelitian melalui Uji Chi Square ditemukan adanya hubungan signifikan antara self efficacy dengan quarter life crisis pada mahasiswa S1 reguler tingkat akhir Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (nilai p< 0,000: α =0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan mahasiswa untuk awareness terkait dengan kesehatan mental terutama memperhatikan pikiran, motivasi, suasana hati, dan kesehatan jasmani maupun rohani seseorang untuk mengatasi permasalahan yang ada guna mencapai suatu tujuan.

Quarter life crisis is a phenomenon that occurs in the 20s during a crisis that includes extreme instability, continuous change, helplessness, ignorance, isolation, self-doubt, and fear of failure. Individuals with good self-efficacy will have strong beliefs in solving problems, believe in their own abilities, are not afraid of failure, are happy with challenges, and are happy with new situations. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and quarter life crisis in final year regular undergraduate students. The sample of this research was 101 final year students of RIK UI with non-probability sampling technique and accidental sampling approach. The research design is a correlational descriptive, quantitative approach, and cross-sectional design. This assessment uses the instrument The General Self Efficacy Scale (GSE) and the Quarter life Crisis Scale. The results of the study using the Chi Square Test found that there was a significant relationship between self-efficacy and quarter life crisis in regular undergraduate students at the end of the University of Indonesia Health Sciences Cluster (p value <0.000: α =0.05). Based on the research results, researchers recommend students to raise awareness related to mental health, especially paying attention to one's thoughts, motivation, mood, and physical and spiritual health to overcome existing problems in order to achieve a goal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saniyya Sridarmi
"Quarter life crisis adalah kondisi yang menggambarkan krisis atas identitas yang dirasakan oleh seorang individu dari mereka remaja dan kemudian beranjak menjadi seorang individu dewasa dengan sumber krisis yang berpusat pada belum siapnya individu dalam proses transisi antar status tersebut. Secara umum, dampak yang dihasilkan pada saat seseorang mengalami situasi krisis ini adalah mereka akan merasakan penurunan tingkat percaya diri, menarik diri secara sosial, cemas hingga depresi. Dalam menghadapi situasi ini, individu diharapkan memiliki sumber penguatan dari dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat quarter life crisis pada Individu dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis survei. Sampel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode probability sampling dengan teknik stratified random sampling, sedangkan untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Alat ukur dukungan sosial disusun dengan mengacu kepada teori oleh House (1981) tentang 4 aspek mengenai dukungan sosial, sedangkan untuk alat ukur quarter life crisis, peneliti mengadaptasi kuesioner oleh Hassler (2009) tentang quarter life crisis. Responden dalam penelitian ini berjumlah 85 mahasiswa yang seluruhnya terhimpun sebagai mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2019. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat quarter life crisis dengan arah hubungan antara keduanya adalah negatif (r=-0,686**) di mana semakin rendah dukungan sosial maka semakin tinggi tingkat quarter life crisis yang dialami oleh seseorang, dan berlaku untuk sebaliknya.

Quarter life crisis is an identity crisis phenomenon that occurs to the unpreparedness in the transition process from a teenager and then turns into an adulthood. The impact that is produced when someone experiences this crisis situation is that they will feel a decrease in their level of self-confidence, anxiety and depression. To dealing with this situation, individuals are expected to have a source of reinforcement from within themselves and their surroundings. Therefore, this study aims to determine the relationship between social support and quarter life crisis in early adulthood. This study uses a quantitative research approach with a survei type. The sample in this study was measured using the probability sampling method with stratified random sampling technique, while the research instrument used was a questionnaire. The measuring instrument for social support was prepared with reference to the theory by House (1981) regarding 4 aspects of social support, while for the measuring instrument for quarter life crisis, researchers adapted the questionnaire by Hassler (2009) about quarter life crisis. Respondents in this study totaled 85 students, all of whom were final year students at the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia class of 2019. The results showed that there was relationship between social support and the level of quarter life crisis. The direction of the relationship between the two was negative ( r=-0.686**). The lower the social support score, the higher the level of quarter life crisis experienced by a person, and vice versa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrelia Khana Khairunnisa
"Musik yang merupakan bagian dari keseharian banyak orang berfungsi sebagai sarana mengekspresikan diri. Musik indi populer di kalangan anak muda karena liriknya mengisahkan cerita yang banyak dialami oleh anak muda. Krisis seperempat abad adalah fenomena yang umumnya dialami oleh individu di usia dewasa awal. Penelitian ini akan membahas bagaimana krisis seperempat abad direpresentasikan dalam lagu karya Jannabi dan Okdal. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika untuk menggali lebih dalam maksud dari tanda dalam lagu yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah mengumpulkan data, kemudian makna yang ditemukan dianalisis menggunakan konsep krisis seperempat abad, lalu ditarik simpulannya berdasarkan analisis data yang telah dilakukan. Hasil penelitian menemukan bahwa krisis seperempat abad direpresentasikan melalui tipe locked-in dan locked-out

Music, a part of many people's daily lives has a function as a medium of self-expression. Indie music is popular among young people because the lyrics tell stories that many young people can relate to. Quarter life crisis is a phenomenon commonly experienced by individuals in early adulthood. This research discusses how quarter life crisis is depicted in Jannabi's and Okdal's songs. The researcher uses a qualitative research method with a semiotic approach to dig deeper into the meaning of the signs in the songs to be studied. This research is conducted by collecting data, then the meaning found is analyzed by using the concept of the quarter life crisis. Then, conclusions are drawn based on the data analysis that has been done. The results found that Jannabi's and Okdal's songs represents quarter life crisis through locked-in and locked-out types."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Maulana Nugroho
"Kehidupan seksual merupakan bagian dari diri setiap individu yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Kehidupan seksual dapat dikaji melalui kualitas kehidupan seksual dan kompulsivitas seksual. Penelitian terkait masalah seksual banyak dilakukan pada individu dengan masalah kesehatan, namun individu sehat seperti mahasiswa juga memiliki kehidupan seksual yang layak untuk terpenuhi demi menggapai kualitas hidup yang baik. Penelitian kuantitatif dilakukan pada 301 mahasiswa Universitas Indonesia dari 17 fakultas/ sekolah/program studi dengan pendekatan potong lintang.
Hasil penelitian menunjukkan median kualitas kehidupan seksual mahasiswa 70,91. Mayoritas mahasiswa 98,3 memiliki kompulsivitas seksual rendah. Kualitas hidup dan kualitas kesehatan mahasiswa secara umum biasa-biasa saja hingga memuaskan/baik. Kehidupan seksual memengaruhi beberapa domain kualitas hidup mahasiswa. Hal ini ditengarai juga karena banyak faktor termasuk kesibukan mahasiswa menjalani sistem pendidikan, dan norma di Indonesia yang masih tabu untuk membahas seksualitas.

Sexual life is a part of every individual that can affect the quality of life. Sexual life can be studied through the sexual quality of life and sexual compulsivity. Research related sexual problem is mostly done on individuals with health problems, but healthy individuals like students also have a decent sexual life to fulfill in order to achieve a good quality of life. A quantitative research was conducted on 301 University of Indonesia students from 17 faculties schools study programs with a cross sectional approach.
The results showed the median quality of student sexual life 70.91. Most of the students 98.3 had lower sexual compulsivity scale. The quality of life and health quality of students, in general, is moderate to satisfied good. Sexual life affects several domains of student quality of life. This is also suspected because many factors including the students rsquo activities undergoing education system, and norms in Indonesia are still taboo to discuss sexuality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Tasya
"Peralihan dari masa remaja menuju dewasa dinilai krisis karena individu mengalami banyak perubahan. Individu yang tidak dapat mengatasi perubahan ini dapat menyebabkan individu bingung hingga menimbulkan rasa cemas, khawatir, dan takut terhadap kegagalan. Kondisi tersebut dikenal dengan quarter life crisis. Individu dapat mempersiapkan diri menghadapi quarter life crisis jika mengetahui faktor-faktor yang dapat menjelaskan quarter life crisis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjelaskan quarter life crisis serta menganalisis profil dari mahasiswa yang memiliki tingkat quarter life crisis yang tinggi. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara online kepada 250 mahasiswa aktif S1 Departemen Matematika FMIPA UI tahun ajaran 2021/2022 semester genap yang terpilih menjadi sampel menggunakan metode sampling proportionate stratified random sampling. Untuk mencapai tujuan, metode analisis data yang digunakan adalah metode Partial Least Square (PLS) dan Classification and Regression Tree (CRT). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor yang menjelaskan quarter life crisis secara signifikan adalah variabel self-awareness, self-esteem, dan jenis kelamin. Selain itu, hasil analisis profil untuk mahasiswa yang memiliki tingkat quarter life crisis yang tinggi adalah apabila mahasiswa memiliki self-awareness yang rendah atau mahasiswa memiliki self-awareness yang tinggi dan self-esteem yang rendah atau mahasiswa memiliki self-awareness yang tinggi, self-esteem yang tinggi, serta berjenis kelamin perempuan.

The transition from adolescence to adulthood is considered a crisis because individuals experience many changes. Individuals who cannot overcome these changes can cause individuals to be confused to cause anxiety, worry, and fear of failure. This condition is known as a "quarter-life crisis." Individuals can prepare themselves to face quarter life crisis if they know the factors that can explain quarter life crisis. Therefore, this study aims to analyze the factors that explain the quarter life crisis and the profiles of students who have a high level of this crisis. The data used is primary data obtained through the distribution of questionnaires online to 250 active students of the Mathematics Department of FMIPA UI academic year 2021/2022 even semester selected as a sample using the proportionate stratified random sampling method. To achieve goals, the data analysis method used are the Partial Least Square (PLS) and Classification and Regression Tree (CRT) methods. The results obtained indicate that the factors that significantly explain the quarter life crisis are self-awareness, self-esteem, and gender variables. In addition, the results of the profile analysis for students who have a high level of quarter life crisis are if students have low self-awareness or students have high self-awareness and low self-esteem or students have high self-awareness, high self-esteem, and female"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itsa Nabila
"Penggunaan turban—salah satu variasi model hijab kontemporer yang berbentuk seperti sorban; terbuat dari kain yang dililit pada bagian kepala—menjadi fenomena tren mode hijab abad ke-20. Penelitian ini berisi tentang penggunaan turban pada wanita muslim sebagai salah satu bentuk perkembangan gaya hijab di Universitas Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan sejarah turban, perkembangan turban sebagai tren mode hijab, hingga tren hijab gaya turban pada kalangan mahasiswi di Universitas Indonesia. Hasil wawancara meliputi; inspirasi informan dalam menggunakan turban, hal yang membuat informan tertarik mengenakan turban, makna turban bagi informan, hingga tanggapan yang diterima dari masyarakat kepada informan. Penelitian ini disusun menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui teknik wawancara dan studi kepustakaan. Adapun wawancara dilakukan dengan lima orang informan yang merupakan pengguna hijab gaya turban dan mahasiswi aktif Universitas Indonesia. Sementara studi kepustakaan dilakukan dengan mencari sumber referensi seperti artikel, jurnal, skripsi, dan buku yang berkaitan dengan turban dan perkembangannya di dunia mode hijab kontemporer.

 

Kata kunci: Hijab; Turban; Wanita; Mahasiswi; Universitas Indonesia


The use of turban-a variation of the contemporary hijab which style is look alike male turban; made of scarf wrapped around the head-became a phenomenon of 20th century hijab fashion trends. The focus of this study is about the use of turban in moslem women as a form of hijab style development at Universitas Indonesia. The purpose of this study is to explain the history of turban, turban development as a hijab fashion trend, and the turban hijab trends among female students at Universitas Indonesia. The result of the interview including; the informant`s inspiration in using turban, things that made the informant interested in wearing a turban, the meaning of turban according to informant, and the responses they received from the public. This research was compiled using descriptive qualitative methods through interview techniques and literature study. Also, the interviews were conducted with five informants who are wearing turban and active students of Universitas Indonesia. While the literature study is carried out by looking for reference source such as articles, journals, theses, and books related to turban and its development in the world of contemporary hijab fashion."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Rivaldi Raflian Syach Yusuf
"Kajian filosofis ini bertujuan untuk memahami secara mendalam fenomena quarter-life crisis ini melalui pandangan filosofis Epicurus yang memandang keinginan manusia sebagai akar dari semua masalah. Selama beberapa tahun terakhir, Quarter-life crisis telah memicu banyak diskusi, mulai dari para profesional psikologi dan dokter hingga orang awam sekalipun. Di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, fenomena tersebut dapat dengan mudah mempengaruhi lebih banyak orang melalui teknologi media sosial. Kemajuan teknologi, khususnya media sosial, telah menciptakan keinginan-keinginan hampa yang memicu rasa takut bawaan seseorang, menyebabkan mereka mempertanyakan keputusan, pencapaian, dan kondisi mereka dalam hidup. Hal ini pada akhirnya akan membawa mereka pada perasaan iri, benci, dan putus asa, yang merupakan katalisator dari fenomena krisis paruh baya. Dalam makalah ini, saya sebagai penulis akan memperdalam pemahaman dan penyebab dari fenomena ini melalui pandangan filosofis epilureanisme dari Epikurus sebagai sudut pandang utama dari keinginan sia-sia manusia terhadap dampak dari fenomena quarter-life crisis yang terjadi di era kemajuan teknologi ini, khususnya di internet dan platform media sosialnya. Tujuan dari studi ini menguak bahwa konsep keinginan hampa dari pemikiran Epikurus merupakan akar dari permasalahan fenomena quarter-life crisis ini.

This philosophical study aims to deeply understand this Quarter-life crisis phenomenon through Epicurus' epicureanism philosophical view that views peoples' desires as the root of all problems. During the past few years, the Quarter-life crisis has sparked much discussion, from psychology professionals and doctors to even ordinary people. In this era of technological advancement, the phenomenon can easily affect more people through social media technology. The passage of technology, especially social media, has created vain desires that triggered people's innate fear, causing them to question their decisions, achievements, and conditions in life. This will eventually lead them to the feeling of envy, hate and hopelessness, the catalyst for this quarter-life crisis phenomenon. In this paper, I, as the writer of this study, will deepen the understanding and cause of this phenomenon through Epicurus' epicureanism philosophical view as the main point of view from human's vain desire to the effect of the Quarter-life crisis phenomenon that has been happening in this era of technological advancement, especially in the internet and its social media platform, that reveals vain desire fromEpicurus' philosophical view is the root of this quarter-life crisis phenomenon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Novianti
"Self-compassion merupakan salah satu cara adaptif untuk bersikap terhadap diri sendiri ketika sedang berada pada kondisi krisis terutama krisis pada masa dewasa awal atau emerging adult yang disebut quarter-life crisis (QLC). Periode emerging adult atau dewasa awal merupakan masa paling rentan untuk mengalami krisis yang tinggi disebabkan karakteristik- karakteristik dari mereka yang masih merasa belum menjadi dewasa sepenuhnya sehingga membutuhkan proses yang penuh lika-liku untuk memenuhi tugas perkembangan. Proses tersebut seringkali menyebabkan adanya perasaan negatif terhadap diri, putus asa, hingga kewalahan akan tujuan hidup sehingga akhirnya terjadi quarter-life crisis. Dengan itu, self-compassion dapat berperan sebagai penyangga terhadap emosi negatif, adanya penerimaan diri serta membuat seseorang lebih mungkin untuk mengambil tanggung jawab dalam situasi sulit tersebut (Leary dkk., 2007; Neff, 2007a). Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-compassion terhadap quarter-life crisis pada usia dewasa awal yang berusia 18-29 tahun di Indonesia (N =109) menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-compassion memiliki peran yang signifikan terhadap quarter-life crisis (R2 = 0,468, F (1, 107) = 93,96, p < 0,001). Nilai R² sebesar 0,468 berarti bahwa variabel self-compassion berperan sebesar 46,8% dari quarter-life crisis dengan arah peran self-compassion terhadap quarter-life crisis adalah negatif, artinya semakin tinggi tingkat self-compassion, maka semakin rendah tingkat quarter-life crisis (β = - 0,684, p < 0,001).

Self-compassion is an adaptive response when people are in a crisis, particularly an adult identity crisis known as a quarter-life crisis (QLC). Emerging adulthood is the most vulnerable period for a high risk of experiencing such crisis due to the characteristics of those who still experiencing a difficult transition from late adolescence to adulthood, and do not feel fully grown yet, so they require a process full of ups and downs to accomplish developmental tasks. This process often causes negative feelings towards oneself and hopelessness, to the point of being overwhelmed with future life goals, which leads to a quarter-life crisis. With that, self-compassion can act as a buffer against negative emotions, and self-acceptance also makes it more likely to take responsibility in these difficult situations. The purpose of this study is to investigate the role of self-compassion on quarter-life crisis tendencies in emerging adulthood (aged 18-29 years) in Indonesia (N = 109) using a simple linear regression analysis technique. The findings suggest that self-compassion played a significant role in emerging adulthood quarter-life crisis (R2 = .468, F (1, 107) = 93.96, p < .001). The R² value of 0.468 indicates that the self-compassion variable explains 46.8% of quarter-life crisis, with the negative direction of the role of self-compassion toward quarter-life crisis. That is, the higher the level of self-compassion, the lower the level of a quarter-life crisis (β = -0.684, p <0.001)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sulistyorini Muslim
"Pemanfaatan celebrity endorser sebagai sumber dalam periklanan dapat memberikan pengaruh yang besar namun belum tentu berpengaruh kepada konsumen yang memiliki lebih banyak pengetahuan mengenai suatu produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dimensi celebrity endorser terhadap citra merek dan menentukan dimensi apa yang paling berpengaruh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 mahasiswa dengan analisa eksplanatif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa celebrity endorser memengaruhi respon konsumen sebesar 22.3% dan dimensi genuine support merupakan dimensi yang paling berpengaruh.

Using Celebrity endorser as a source on a brand advertising can give a great influence but not necessarily for consumer who has more knowledge about product. The objective of this research is to analyze how celebrity endorser with its dimensions can effect brand image and determine the most influental. This research applied quantitative approach by distributing questionnaire to 100 students with explanative analysis and multiple linear regressions. Celebrity endorser explained by seven dimensions which is trustworthiness, expertise, match of image and values, genuine support, reference group, exclusivity, and atractivenesss. This reaserch result proves that celebrity endorser has influence towards brand image by 22.3 % and genuine support is the most influential dimension."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>