Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sichel, Deborah
New York: William Morrow and Company, 1999
616.89 SIC w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Carlson, Karen J.
London : Harvard University Press, 1997
616.89 CAR w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Limpah Kurnia
"Latar Belakang.
Tujuan dari operasi bibir sumbing adalah untuk memperbaiki celah bibir/ sumbing bibir dengan mencapai hasil yang baik yaitu bentuk bibir yang simetris kiri - kanan dan juga kualitas parut yang halus, dengan alasan tersebut maka keberhasilan operasi tidak hanya bergantung pada kemampuan teknik operasi yang baik dan peralatan serta benang yang digunakan dalam operasi tersebut melainkan juga perawatan luka pascaoperasi yang sangat berpengaruh terhadap kualitas .Perawatan luka pascaoperasi dilakukan oleh pengasuh anak yaitu ibu kandung yang memiliki peran penting dalam proses perawatan luka pascaoperasi. Pengetahuan ibu tentang tata cara perawatan luka dan status kejiwaan ibu memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Pada studi ini kami akan mencari hubungan diantara keduanya yaitu status kejiwaan ibu dan kualitas dari perawatan luka/ parut pascaoperasi bibir sumbing.
Bahan dan Metode
Studi ini adalah studi potong lintang, dilakukakn di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada periode Januari ? Desember 2014 dengan partisipasi dari ibu yang memiliki anak bibir sumbing yang secara sukarela menyetujui untuk dilakukan tindakan operasi bibir sumbing pada anak mereka yang dibuktikan dengan menandatangani lembar persetujuan. Partisipan diwawancarai dan mengisi kuisioner Self Reporting Quistionnaire-20 (SRQ-20) dan Mini International Neuropsychiatric Interview Versi on International Classification of Disease X ( M.I.N.I ICD X) yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai uji diagnosti untuk gangguan jiwa. Pemeriksaan pada ibu dilakukan sebelum operasi pada penderita bibir. Pada studi ini kami menggunakan The Stony Brook Scar Evaluation Scale sebagai nilai ukur terhadap kualitas parut.
Hasil
Didapatkan 5 orang ibu yang terdiagnosa menderita gangguan jiwa berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan Self Reporting Questioneer - 20 yang menjawab pertanyaan dengan jawaban "ya" yang mempunyai nilai lebih dari 5, dan kami melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan M.I.N.I ICD X untuk mengetahui jenis dari gangguan jiwa tersebut yang dilakukan 2 bulan pascaoperasi didapatkan hasil bahwa seluruh ibu yang awalnya terdiagnosa menderita gangguan jiwa dianggap sehat dan seluruh gejala klinis sebagai gangguan jiwa telah menghilang. Kualitas parut dari 22 operasi bibir sumbing didapatkan hasil 6 anak dengan parut yang memiliki kualitas kurang baik dengan nilai The Stony Brook Scar Evaluation Scale kurang dari 5 ( nilai 3 sebanyak 5 orang anak dan 1 orang anak memiliki nilai 4 ). Data dianalisa dengan menggunakan SPSS dan diuji dengan menggunakan Chi Square test ( Fisher's exact Test ), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kesehatan jiwa ibu dengan kualitas perawatan parut pascaoperasi bibir sumbing (Exact sig 1.00).

Background
The aim of cheiloplasty is correcting of cleft lip with the good quality to achieve symmetrical on left and right side and also with the finest scar. Hence those reason not only depend on excellent surgery procedural skill and materrial used by surgeon but also caring of wound after surgery which most influential the healing of scar. Postoperative wound care by mother as a caregiver. Mother participation as a caregiver for caring the wound is the most important thing. Mother knowledge of wound care and mental health of mother are both closely relationship. This study, we are looking for Relation between mental health of Mother and quality caring of scar after cheiloplasty.
Material and Methods
The study is cross sectional, in Cipto Mangunkusumo Hospital since on January - December 2014 with participant all of mother who agree her children to perfome cheiloplasty after informed consent. The participant Interviewed and quistionnaired by Self Reporting Quistionnaire-20 (SRQ-20) and of Mini International Neuropsychiatric Interview Versi on International Classification of Disease X ( M.I.N.I ICD X) by World Health Organization for diagnostic of mental health disorder on mother before perfome cheiloplasty. We use The Stony Brook Scar Evaluation Scale as parameter of scar quality.
Result
There are 5 mother's mental health disorder according examinated by Self Requesting Questioneer - 20 who answered "yes" above 5 point, and we perfomed advanced examination using M.I.N.I ICD X to knowing dygnoses of mental health disorder. Mother advaced examination perfomed over 2 month after cheiloplasty on children, and the result are all of clinical sign of mother disorder were disappeared. Quality of caring scar from 22 cheiloplasty, only 6 scar categorised not god below 5 point of The Stony Brook Scar Evaluation Scale (3 point 5 children and 4 point 1 child). Data Analysed by SPSS and tested by Chi Square test (Fisher's exact Test), there is no significance relationship between Mother?s mental health and Quality of caring scar after cheiloplasty (Exact sig 1.00).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Purbaning Tyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan dari kesehatan mental ibu terhadap kejadian stunting pada balita di Indonesia yang berkaitan dengan karakteristik ibu, anak, serta rumah tangga berdasarkan kelompok usia balita. Dalam penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan tahun 2014 dengan metode Regresi Logistik Biner (logit). Kesehatan mental ibu diukur menggunakan instrumen CESD-10. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kelompok balita usia 0-59 bulan dan 24-59 bulan, peningkatan total skor CESD-10 berhubungan dengan kejadian stunting pada balita setelah dikontrol dengan seluruh karakteristik. Sementara pada kelompok balita usia 0-23 bulan, peningkatan total skor CESD-10 tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Tinggi ibu, durasi menyusui, usia anak, berat lahir, dan lokasi tempat tinggal berhubungan dengan kejadian stunting di semua kelompok usia. Pendidikan ibu dan kuintil pengeluaran berhubungan dengan kejadian stunting di kelompok usia 0-59 bulan dan 24-59 bulan. Sementara terdapat dua variabel yang hanya berhubungan dengan kejadian stunting di satu kelompok usia balita saja, yaitu usia ibu (kelompok balita 0-59 bulan) dan kondisi sanitasi (kelompok balita 24-59 bulan).

This study aims to study the association of maternal mental health to stunting in children under five years old in Indonesia, which is related to the characteristics of mothers, children, and households based on the age group of children under five years old. This study uses longitudinal data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014 with the Logistic Regression method. Maternal mental health was measured using the CESD-10 instrument. The results showed that in the children's age group of 0-59 months and 24-59 months, an increase in the total CESD-10 score associated with stunting in children after being controlled by all the characteristics. In age 0-23 months, the increase in the total score of CESD-10 was not associated with stunting. Maternal height, duration of breastfeeding, child age, birth weight, and location of residence were associated with stunting in all age groups. Maternal education and expenditure quintiles were associated with stunting in the 0-59 months and 24-59 months age groups. Meanwhile, two variables only relate to the incidence of stunting in one age group of children under five, namely maternal age (0-59 months of children under five) and sanitary conditions (24-59 months of children under five)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Farizka Nadhirani
"Pandemi COVID-19 yang berlangsung dari awal tahun 2020 ini telah menyebabkan banyak terbitnya kebijakan-kebijakan baru seperti mewajibkan pekerja yang awalnya work from office menjadi bekerja di rumah. Selain itu, adanya pola hidup yang berubah sehingga menyebabkan meningkatnya pekerjaan tidak dibayar bagi wanita yang bekerja. Perubahan pada situasi pekerjaan ini menambah beban ganda wanita sehari-harinya, sehingga kemungkinan wanita untuk mangkir dari kerja dan mengalami gejala depresi meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan situasi pekerjaan wanita terhadap produktivitas wanita berdasarkan hari mangkirnya dan kesehatan mental berdasarkan adanya potensi gejala depresi. Temuan dari penelitian ini menjelaskan bahwa perubahan situasi pekerjaan berupa penurunan gaji membuat wanita berpeluang untuk tidak mangkir dari kerjanya. Selain itu, pergantian pekerjaan berpotensi menaikkan gejala depresi wanita. Wanita yang belum kawin dan belum memiliki anak juga lebih rentan untuk mengalami gejala depresi.

The COVID-19 pandemic that has been going on since the beginning of 2020 has led to the issuance of many new policies, such as requiring workers who initially work from office to work at home. In addition, there is a changing lifestyle that causes an increase in unpaid work for working women. These changes in work situations add to the double burden of women on a daily basis, so that women are more likely to be absent from work and experience symptoms of depression. This study aims to examine the effect of changes in women's work situations on women's productivity based on days absent and mental health based on the potential for symptoms of depression. The findings of this study explain that changes in the work situation in the form of a decrease in salary make women have the opportunity not to be absent from work. In addition, job change has the potential to increase women's depressive symptoms. Women who are not married and have not had children are also more prone to experiencing symptoms of depression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Xaveria Cindyanawati
"ABSTRAK
Depresi pada kehamilan merupakan salah satu gangguan psikologis ibu hamil yang dapat membawa dampak buruk bagi ibu, janin dan bayi yang dilahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat depresi dan risiko depresi pada ibu hamil di kota depok. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan Cluster Sampling. Penelitian dilakukan di tiga UPT puskesmas kota Depok dengan jumlah sampel 108. Instrumen yang digunakan adalah Antenatal Risk Questionnaire ANRQ terjemahan dan Edinburgh Postpartum Depression Scale EPDS versi Indonesia yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 19,4 ibu menunjukkan gejala depresi dan 22,2 ibu berisiko mengalami depresi maternal. Tingginya angka ibu hamil dengan gejala depresi dapat dipertimbangkan untuk memasukkan program psikoedukasi dalam pelayanan pemeriksaaan ibu hamil.

ABSTRACT
Depression in pregnancy is one of the psychological disorders of pregnant women that can bring a negative impact on the mother, fetus and babies born. This study aims to describe levels of depression and risk of depression of pregnant women in Depok. This study was a descriptive design using Cluster Sampling. The study was conducted in three health center in the Depok city involving 108 samples. Instrument used in this study consistied of Antenatal Risk Questionnaire ANRQ and Edinburgh Postpartum Depression Scale EPDS modified. The results showed that 19.4 of mothers showed symptoms of depression and 22.2 of women were at risk for maternal depression. The high prevalance of depression in pregnant women can be considered to enter the program psycoeducation on antenatal care. "
2015
S66674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nirmala Sari
"Secara global, termasuk di Indonesia, ibu hamil merupakan populasi rentan untuk mengalami gejala kecemasan dan depresi. Apabila kedua gejala tersebut tidak teridentifikasi dan ditata laksana selama kehamilan akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan ibu seperti, depresi pascapersalinan, pre eklampsi, bahkan bunuh diri, dan kesehatan anak seperti, prematur dan berat badan lahir rendah. Oleh karena itu, skrining gejala kecemasan dan depresi pada ibu hamil sangat penting dilakukan. Indonesia telah memiliki kebijakan penilaian kesehatan jiwa dalam antenatal care (ANC) sejak Juli 2021. Indonesia juga sedang melakukan transformasi kesehatan digital untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Namun, Indonesia belum memiliki instrumen dan protokol skrining gejala kecemasan dan depresi dalam pelayanan antenatal baik secara konvensional maupun pemanfaatan teknologi digital. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem skrining gejala kecemasan dan depresi pada ibu hamil berbasis expert system dalam ANC. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap ke-1 menguji validitas dan reliabilitas instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) versi bahasa Indonesia pada 125 ibu hamil secara daring melalui penyebaran formulir Google. Tahap ke-2 menilai kemampuan skrining instrumen EPDS dibandingkan dengan instrumen MINI-International Neuropsychiatric Interview (MINI) sebagai gold standard pada 298 ibu hamil. Tahap ke-2 ini dilakukan di Kota Depok (Puskesmas Beji, Cipayung, Jati Jajar, dan Pancoran Mas). Penilaian MINI dilakukan secara daring oleh dua orang enumerator terlatih. Tahap ke-3 dilakukan pengembangan prototipe sistem skrining gejala kecemasan dan depresi berbasis expert system. Analisis statistik pada tahap 1 dengan berbagai jenis uji validitas dan reliabilitas. Tahap ke-2 dilakukan penilaian sensitivitas dan spesifisitas. Tahap ke-3 dilakukan evaluasi terhadap akurasi expert system dan fisibilitas prototipe. Penelitian ini menghasilkan instrumen EPDS versi bahasa Indonesia yang terbukti valid dan reliabel untuk digunakan pada populasi ibu hamil. Instrumen ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas > 90% untuk skrining gejala kecemasan dan depresi kehamilan. Proporsi akurasi pada expert system > 90%. Ibu hamil menyatakan prototipe ini mudah, waktu penilaian singkat, dan bermanfaat untuk digunakan. Prototipe berbasis expert system yang disebut BMoms, layak dan mampu laksana untuk skrining gejala kecemasan dan depresi pada ibu hamil dalam ANC. Oleh karena itu, prototipe BMoms dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi siap dan tepat guna sehingga menjadi solusi inovatif untuk skrining kesehatan jiwa pada ibu hamil.

Globally, including Indonesia, pregnant women are vulnerable population to experience symptoms of anxiety and depression. If these two symptoms are not identified and treated during pregnancy, it will have an impact on maternal and child health, such as suicide, pre-eclampsia, postpartum depression, premature, and low birth weight. Therefore, screening for symptoms of anxiety and depression in pregnant women is very important. However, Indonesia does not yet have instruments and protocols for screening symptoms of anxiety and depression in pregnant women in antenatal care (ANC) both conventionally and the use of digital technology. In fact, Indonesia already has a mental health assessment policy in ANC since July, 2021 and is currently carrying out a digital health transformation to improve the quality of health services. This study aimed to develop a screening system for symptoms of anxiety and depression in pregnant women based on an expert system in ANC.

The study consists of three stages. Phase 1 tested the validity and reliability of the Indonesian version of the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) instrument on 125 pregnant women online through the dissemination of Google forms. Phase 2 assessed the screening ability of EPDS instrument compared to MINI-International Neuropsychiatric Interview (MINI) instrument as gold standard in 298 pregnant women. This 2nd phase was carried out in Depok City (Beji, Cipayung, Jati Jajar, and Pancoran Mas public health centre). The MINI assessment was carried out online by two trained enumerators. The 3rd stage was carried out by developing a prototype of an anxiety and depression symptom screening system based on expert system. Statistical analysis at stage 1 employed various types of validity and reliability tests. The 2nd stage was carried out to test sensitivity and specificity. The 3rd stage was evaluated on the accuracy of the expert system and the feasibility of the prototype. This study produced an Indonesian version of the EPDS instrument that was proven to be valid and reliable for use in the population of pregnant women. This instrument had a sensitivity and specificity of > 90% for screening for symptoms of pregnancy anxiety and depression. The proportion of accuracy in expert systems was > 90%. Pregnant women state that this prototype was easy, short assessment time, and useful to use. The prototype based on expert system called BMoms, was feasible and able to be carried out for screening symptoms of anxiety and depression in pregnant women in ANC. The BMoms prototype can be further developed into a ready and appropriate application so that it becomes an innovative solution for mental health screening in pregnant women."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Touchstone Book, 1992
613.042 44 NEW
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Taylor and Francis, 1995
362.2 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ussher, Jane M.
New York: Harvester Wheatsheaf, 1991
616.890 82 USS w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>