Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182763 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989
302 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Donny Budhi Utoyo
"Fenomena hacker dan hacking tidak bisa sekedar dikaji dari sudut pandang ilmu komputer saja. Sebagai makhluk individual dan makhluk sosial, seorang hacker tidak pernah lepas dari proses interaksi sosial dengan hacker lainnya. Interaksi antar hacker tersebut menggunakan sebuah sarana komunikasi berbasis Internet. Salah satu hal yang membuat hacker tertarik untuk menggunakan Internet adalah karena Internet memungkinkan setiap individu untuk berinteraksi dengan individu tanpa harus menunjukkan jati diri sebenamya (anonimitas). Interaksi sosial yang menggunakan Internet tersebut akan membentuk suatu kelompok sosial atau komunitas yang sifatnya maya. Pole komunikasi dalam kelompok hacker memiliki hubungan yang unik terhadap kegiatan hacking. Pergeseran makna terminologi hacker itu sendiri diakibatkan antara lain karena pengaruh industri hiburan dan media massa Amerika.
Responden hacker yang tergabung dalam suatu kelompok hacker tertentu dan menggunakan sarana komunikasi real-time, dapat membentuk sebuah kelompok sosial maya (komunitas maya). Komunitas maya tersebut diimplementasikan dalam bentuk sebuah chat room. Hacker yang tergabung dalam chat room tersebut akan memiliki kecenderungan lebih termotivasi melakukan hacking. Hacking tersebut dalam artian mengubah atau memodifikasi tampilan sebuah situs atau isi sebuah server. Secara kognitif, hacker tersebut akan belajar dan mengadopsi norma-norma kelompok hacker yang berlaku. Dengan melihat percakapan di rang maya publik atau membaca topik chat room IRC tentang keberhasilan seorang hacker, yang diikuti dengan pujian hacker lainnya, akan memberikan pemahaman tentang nilai sebuah aktifitas hacking. Kemudian secara afektif, mereka para hacker tersebut akan memuji rekan hacker yang lain dan menanyakan teknik teknik hacking yang digunakan. Kelompok hacker di sini akan dikategorisasi berdasarkan pads teori penyimpangan perilaku.
Penelitian ini memiliki implikasi praktis pada pemahaman masyarakat umum tentang pola interaksi hacker dan pemahaman lebih jauh tentang kelompok hacker yang intensif menggunakan IRC. Penelitian ini menegaskan kenyataan bahwa chat room merupakan cawan petri pertumbuhan hacker dan tempat yang memungkinkan terjadi proses pembelajaran dan motivasi kegiatan hacking. Matra tidak heran apabila aparat penegak hukum di manca negara telah memberikan perhatian khusus atas chat room hacker.
Penelitian ini memiliki implikasi akademis pada pemahaman tentang hacker dari sudut pandang komunikasi interpersonal dalam pembentukan kelompok sosial atau komunitas. Secara khusus penelitian ini akan berimplikasi pada pemahaman tentang teori self disclosure (membuka diri) yang dijelaskan melalui Johari Window. Konsepsi tentang "terbuka" dalam Johari Window jika ingin diimplementasikan pada komunitas maya, haruslah mengabaikan unsur-unsur kedekatan fisik, komunikasi face-to-face dan jati diri. Dalam komunitas maya, perwujudan diri diwakili dengan nickname, bahasa mimik muka diwakili dengan emoticon (smiley face) dan tingkah lake diwakili oleh simulasi aksi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Alexander
"Komunikasi pemasaran terpadu merupakan paradigma baru dunia pemasaran yang berorientasi pada apa yang dibutuhkan konsumen serta memanfaatkan segala bentuk saluran komunikasi yang dianggap memiliki potensi untuk menjangkau konsumen termasuk melihat kemungkinan kemungkinan dimanfaatkannya media baru. Satah satu media baru yang memiliki perkembangan sangat pesat adalah Internet, suatu jaringan interaktif infonnasi global yang mampu menghubungkan pemakainya tanpa mengenal batas wilayah dan waktu. Pengguna Internet merupakan khalayak aktif di mana ia dapat berperan sebagai komunikator sekaligus komunikan dan mampu menentukan sendiri jenis informasi yang ingin diperolehnya. Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan Internet, diam waktu yang tidak lama lagi Internet diramalkan akan mampu menjadi salah satu media informasi terdepan. Hal ini tentunya harus diantisipasi oleh produsen mengingat jumlah pengguna yang semakin banyak tersebut membuka peluang untuk memanfaatkannya sebagai media komunikasi pemasaran. Namun sesuai dengan kecenderungan kegiatan komunikasi pemasaran di era 90'an, produsen harus mengetahui apakah produk yang hendak ditawarkan cocok apabila hendak ditawarkan melalui Internet dan apakah sesuai dengan kebutuhan khalayak yang menjadi pengguna Internet. Ini artinya produsen harus mengetahui siapa sajakah orang yang menggunakan Internet. Fokus penelitian ini adalah berusaha mencari kesesuaian antara produk yang cocok untuk ditawarkan melalui Internet dengan karakteristik khalayak. Mengingat dari sifat khalayaknya yang aktif untuk memperoleh informasi maka harus dilihat pula kecenderungan bagaimana mereka memanfaatkan media ini dalam memperoleh informasi atau sering disebut poa navigasi. Untuk itu maka diadakan suatu penelitian lapangan dengan menggunakan sampel sebanyak 100 responden. Para responden adalah pelanggan lndosatnet, salah satu penyedia jasa Internet terbesar di Indonesia. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna Internet adalah laki-laki berusia dewasa dengan pendidikan tinggi dan sudah bekerja. Selain itu mereka memiliki orientasi yang kuat terhadap aspek sosial dan hiburan dari Internet. Sedangkan Kecenderungan pola navigasi responden adalah searching di mana mereka sudah merencanakan terlebih dahulu informasi apa yang hendak dicari atau sudah mengetahui situs-situs yang akan dituju. Mereka menilai Web sebagai sumber informasi yang panting dan berharga karena mampu memberikan informasi secara lebih mendalam. Adapun produkproduk yang dicari oleh pengguna web tergolong dalam jenis high involvement product. Berdasarkan karakteristik khalayak dan kecenderungan pola navigasinya maka dapat disimpulkan bahwa produk yang paling cocok untuk dipromosikan melalui web adalah produk dengan tingkat keterlibatan tinggi (high involvement product) yang terutama ditujukan kepada khalayak laki-laki dewasa, berpendidikan tinggi dan sudah bekerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S4216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasmiati
"Kajian mengenai wanita perajin tapis di Gedongtataan Lampung menunjukkan perubahan yang sangat mendasar seiring masuknya nilai ekonomi di sektor ini. Di satu sisi, perkembangan kerajinan tapis saat ini memberikan peluang yang lebih besar bagi wanita untuk memperoleh pendapatan, karena sektor ini terbukti telah menyumbang pendapatan yang riil pada perempuan.
Di sisi lain, dilihat dari perspektif sejarah, wanita perajin mengalami proses marginalisasi, karena dipinggirkan dari segi status dan kontrol. Mereka tidak lagi memiliki akses maupun kontrol atas hasil pekerjaan yang dilakukan, bahkan keberadaannya dinilai setara dengan buruh yang tergantung pada pihak lain. Dalam pada itu, masuknya perempuan dalam kegiatan ekonomi ternyata tidak selalu dibarengi dengan perubahan pola hubungan gender.

Tapis Worker Women in Gedongtataan Lampung: The Activity and Her ProblemThe research about tapis worker women in Gedongtataan Lampung shows the basic change together with the present of economy value in this sector. In the other side, nowadays the development of tapis industry gives bigger chance for women to get income, because this sector has proven that this sector has given real income for women.
In the other side, based on the perspective history, the craft women experience the marginalization process, because they are put aside from status and control side. They do not have access or control of their work anumore, in fact their existence is evaluated as same as a labor that is dependent to the other side. In fact, the participation of women in economy activity is not always together with the change of gender relationship pattern.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Indrias Tutik
"Motivasi pengguna NAPZA untuk tetap mcnjalankan rehabilitasi perlu dijaga oleh keluarga melalui komunikasi. Penelitian terkait menyatakan bahwa motivasi yang kuat akan mendukung proses pemulihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola komunikasi keluarga terhadap motivasi pengguna NAPZA untuk sembuh.
Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang dilakukan pada 35 responden yajm pengguna NAPZA di Panti Sosial Pamardi Putra yang memenuhi kriteria. Data dikumpulkan dari pcnyebaran kuisioner.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pola komunikasi keluarga terhadap motivasi (P value 0,128 > cr 0,05). .jumlah responden yang sedikit merupakan salah satu keterbatasan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang sama dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi pengguna NAPZA untuk sembuh."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5500
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mustopa
"Penelitian ini berangkat dari fenomena warga Tionghoa yang memeluk Islam. Tidak sebagaimana agama Hindu atau Katolik, beralihnya warga keturunan Tionghoa pada agama Islam melahirkan ragam wacana dan pendapat, terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Peralihan agama yang dilakukan sebagian komunitas ini menyisakan sejumlah persoalan terutama karena masih kuatnya kesenjangan pergaulan antara warga keturunan Tionghoa dengan warga pribumi. Sebagian orang kemudian mempertanyakan, benarkah orang-orang Tionghoa telah memeluk Islam?
Meski tema dan wacana pembauran sudah jauh ditinggalkan secara akademis, namun tema ini tetap menjadi agenda bahasan sebagian warga keturunan Tionghoa yang selama ini masih mendapat sangkaan-sangkaan buruk dan perlakuan diskriminatif dari masyarakat pribumi Indonesia. Dalam kaitan dengan pembauran ini sebagian kalangan menilai, bahwa di antara media yang paling bisa mempertemukan dan mendekatkan warga Tionghoa dengan penduduk pribumi adalah dengan menjadi Muslim. Alasannya sederhana, bahwa dengan memeluk agama yang dipeluk mayoritas pribumi, warga Tionghoa dengan sendirinya akan diterima dengan baik dan juga diperlakukan secara baik dan alamiah oleh warga pribumi. Alasan demikian mengemuka karena Islam menjadikan seorang Muslim sebagai saudara bagi Muslim lainnya.
Masalah kemudian muncul. Fakta di lapangan menunjukkan, bahwa dengan menjadi Muslim tidak serta merta warga Tionghoa diterima dan disambut dengan baik oleh warga pribumi. Sebagian memang merasa senang dan menerima dengan tangan terbuka warga Tionghoa yang sudah menjadi Muslim. Namun, sebagian warga pribumi yang lain tidak menganggap sama sekali kelslaman warga Tionghoa. Kalangan ini menilai, bahwa pasti ada sesuatu yang disembunyikan warga Tionghoa terkait dengan Islam yang mereka peluk. Sebagian warga pribumi ini lantas mencurigai dan mempertanyakan keislaman warga Tionghoa di Indonesia.
Dan pihak Tionghoa sendiri terungkap, bahwa tidak semua dari warga keturunan ini memeluk Islam karena alasan dan keyakinannya pada agama tersebut. Sebagian memang memeluk Islam karena faktor hidayah (petunjuk) yang diterima orang Tionghoa yang bersangkutan. Namun, ada beberapa juga dari mereka yang memeluk Islam bukan karena alasan Islam semata, atau karakul tertarik dengan ajaran-ajarannya, tapi karena ada kepentingan lain di balik itu. Alasan yang lazim mengemuka dalam lslamnya warga Tionghoa dalam kasus ini adalah soal perkawinan, atau agar urusan dan kepentingan bisnis mereka menjadi lancar.
Kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah ini adalah teori hubungan antar suku bangsa. Teori tersebut dikembangkan oleh karena jalinan hubungan yang tercipta di antara mereka, sepanjang sejarahnya, melahirkan stereotip dan prasangka pada masing-masing pihak. Stereotip dan prasangka inilah yang kemudian dijadikan acuan penilaian masing-masing pihak dalam memandang, memahami dan mengikapi komunitas yang dianggap berbeda, yakni warga Tionghoa terhadap warga pribumi, dan warga pribumi terhadap warga Tionghoa. prasangka ini sendiri, sebagaimana diterangkan Mclemore, dilatarbelakangi oleh sejumlah factor. Di antara factor utama yang melatarbelakangi stereotip adalah transmisi budaya, pengalaman pribadi, dan identitas group atau etnosentrimse.
Dan situ kemudian terlihat, bahwa ktsangsian warga pribumi terhadap keislaman warga Tionghoa dilatarbelakangi oleh kuatnya stereotip dan prasangka yang bersarang dalam kesadaran warga pribumi. Kesadaran demikian dimiliki warga pribumi dan tertanam kuat dalam budaya yang mereka miliki dan sekaligus menjadi media penilaian mereka saat berinteraksi dengan warga Tionghoa. Dengan kata lain. kesadaran yang tidak baik ini menjadi modal yang kuat bagi warga pribumi untuk menilai siapa dan bagaimana sesungguhnya warga Tionghoa, dan bagaimana pula Islam yang mereka anut.
Menjelaskan pendapat Suparlan (2004), Islam dalam hal ini karenanya bukanlah media yang bisa mencairkan hubungan warga pribumi dengan warga Tionghoa. Islam dalam kerangka ini hanya menjadi media yang berpotensi menciptakan pembauran dan kedekatan warga pribumi dan Tionghoa. Menjadi Islam, dengan kata lain, tidak otomatis meneiptakan kcdekatan warga pribumi dengan etnik Tionghoa. Elemen sejati yang bisa menciptakan kedekatan dan mencairkan kebekuan hubungan warga pribumi dengan warga Tionghoa adalah pergaulan dan komunikasi yang inten di antara mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiyanne Diah P. Saad
"Kegiatan Future Trading mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana lindung nilai (hedging) dan sebagai salah satu bentuk investasi. Dalam pengambilan keputusan pada kegiatan ini seorang peserta pasar, baik sebagai, hedger maupun sebagai investor, harns memperhatikan pergerakan harga yang terjadi, karena fluktuasi harga cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa dan meramal pola pergerakan harga komoditi yang akan datang berdasarkan pendekatan teknis, dimana variabel yang dianggap relevan adalah data historis dari harga komoditi tersebut. Dimana seorang teknisi percaya bahwa pergerakan harga di pasar merupakan pola-pola pengulangan yang pernah terjadi di masa sebelumnya. Sehingga dengan menganalisa dan mengidentifikasi pola-pola secara tepat maka dengan mudah dapat diambil keputusan yang sesuai, dengan harapan bahwa pola tersebut akan terea1isir di kemudian waktu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan dan penelitian lapangan untuk pengumpulan dan analisa data. Komoditi yang dianalisa adalah Soybean, Rubber, dan Cotton, yang merupakan major commodities. Hasil penelitian yang dilakukan dengan pendekatan analisa te1cnis menunjukkan bahwa harga ketiga komoditi menunjukkan suatu trend yang menurun, dan ketika dikonfinnasikan dengan model peramalan ARIMA dengan metode" Box - Jenkins diperoleh hasil yang sama. Kesimpulan dari proses analisa gabungan di atas, adalah bahwa prakiraan harga komoditi dengan menggunakan metode tersebut memberikan hasil yang cukup baik dan cukup infonnatif bagi pengambilan keputusan mengenai penentuan posisi perdagangan. Saran dari hasil penelitian antara lain dalam melakukan analisa sebaiknya data deret berkala mempunyai dimensi waktu dan periode yang berlainan~ untuk tidak menggunakan hasil prakiraan yang terlalu jauh~ untuk selalu menambah data harga barn yang terakhir muncul~ dan disarankan agar selalu mengkaitkan proses di atas dengan metode" dan perangkat tambahan lainnya untuk memperoleh infonnasi yang lebih lengkap."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>