Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Buku ini berisi kisah 46 guru istimewa yang memiliki komitmen tinggi dan pengabdian luar biasa terhadap profesinya. Mulai dari guru yang tidak tamat SD (tapi terpaksa jadi guru karena di desanya tidak ada guru), atau Pak Muhammad Dahlan yang mendadak guru (karena prihatin melihat kemiskinan di daerahnya), lalu guru SMP Cibatu (Deny Suwarja) yang mendapatkan penghargaan dari ?Asia Europe Classroom? karena ide penelitiannya yang keren (Science Beyond the Classroom), sampai pada para professor yang sampai di masa tuanyapun tetap mengajar walau dengan segala keterbatasan.
Membaca kisah para guru ini membawa kita pada kesadaran (lagi) betapa profesi ini sangat mulia, sekaligus sangat mengenaskan. Diantara ke 46 kisah ini, mungkin hanya Ibu Rosi dan Rian (si kembar yang terkenal dengan julukan ?Guru Kolong Jembatan Tol?) yang hidup berkecukupan.
Bukan karena gaji mereka gede sebagai guru di kolong jembatan, tapi memang dari sononya mereka sudah berkecukupan. Suami dan keluarganya memag orang-orang berpunya. Yang lain?
Prof. Apul Panggabean, sampai di hari tuanya pun belum punya rumah. Beliau masih numpang di perumahan dosen USU Medan, dimana sewaktu-waktu harus siap angkat kaki jika universitas membutuhkan rumah itu. Padahal sederet jabatan pernah dijabatnya semasa aktif. Begitu juga dengan guru-guru yang lain.
Hidup mereka sangat bersahaja, bahkan penuh kekurangan?
Hebatnya, jika sewaktu-waktu mereka mendapatkan rejeki atau penghargaan, bukannya digunakan untuk kepentingan diri sendiri, tapi untuk keperluan sekolah yang dibinanya. Ada yang dapat penghargaan dari pemerintah setempat sebesar 3 juta rupiah. Alih-alih digunakan untuk kepentingan dirinya karena hidupnya juga sangat memprihatinakn, tapi uang itu malah dibuat untuk beli seng buat atap sekolah?
Guru, rasanya tidak beralasan untuk tidak menghormatinya. Walau di sudut lain, ada segelintir guru yang tidak layak dihormati?.. tapi guru tetaplah harus digugu.
---------------------------------
Risendi oleh: Kalarensi Naibaho"
Jakarta: Kompas, 2005
371.1 GUR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Darmawan
"Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah berdiri sejak tahun 1945. Semenjak kelahirannya, PGRI senantiasa berusaha untuk memajukan, meningkatkan, dan memperjuangkan nasib guru Indonesia. Tujuan itu tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PGRI, tetapi sampai tahun 1998, permasalahan nasib guru belum memperoleh kejelasan. Undang-Undang Guru belum disusun dan ditetapkan.
PGRI sebagai organisasi profesional yang menjadi pelindung para guru dapat menjadi pos terdepan dalam memperjuangkan nasib guru. Dalam usahanya untuk memperjuangkan nasib guru, tidak selamanya PGRI memperoleh kesuksesan dan berjalan dengan lancar. PGRI mengalami pasang surut dalam memperjuangkan nasib guru Indonesia.
Berdasarkan kajian terhadap track record PGRI selama tahun 1945-1998, terdapat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menyebabkan PGRI mengalami pasang surut dalam memperjuangkan nasib guru Indonesia. PGRI yang dianggap sebagai organisasi para birokrat dibidang pendidikan sebenarnya dapat menjadi strenght (kekuatan) bagi PGRI untuk memperjuangkan nasib guru Indonesia dengan dikeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut kesejahteraan guru. Namun duduknya para birokrat dalam PGRI dapat juga menjadi weakness (kelemahan) PGRI dalam memperjuangkan nasib guru, karena para birokrat akan lebih terfokus pengabdiannya pada pemerintah daripada organisasi (PGRI). Jika mengandalkan pada keanggotaan PGRI yang mencapai 1,4 juta jiwa, keanggotaan PGRI dapat menjadi kekuatan dan peluang (opportunity) secara intern (organisasi) untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Caranya dengan mengelola potensi yang ada dalam diri anggota dan iuran keanggotaan yang terkumpul dapat dijadikan modal usaha yang keuntungannya dapat diberikan kepada anggota. Peluang lain, masuknya PGRI dalam organisasi serikat sekerja membuka PGRI untuk lebih berani menuntut perbaikan nasib buruh termasuk guru di dalamnya. Begitu juga dengan lembaga pendidikan (sekolah-sekolah dari Tk - PT) yang telah dirintis oleh PGRI, hasil penyelenggaraannya dapat menjadi faktor pendukung untuk membantu kesejahteraan guru. Sementara itu, PGRI yang selalu mengikuti arus pemerintahan dengan menjadi organisasi pendukung dari pemerintah yang berkuasa, seperti Orde Lama dengan Nasakom-nya yang memunculkan PGRI Non-vaksentral dan Orde Baru dengan Golkarnya, akan memberikan image (citra) buruk dan ketidakpercayaan anggota terhadap PGRI. Hal itu terbukti ketika terjadi Reformasi pada tahun 1998, telah bermunculan organisasi guru di luar PGRI. Kehadiran mereka, seperti Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Kesatuan Dosen dan Guru Swasta Seluruh Indonesia (KDGSSI), tidak menutup kemungkinan dapat menjadi threat (ancaman) atas keberadaan PGRI yang tidak tegas dalam memperjuangkan nasib guru Indonesia.
Adanya kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada diri PGRI tersebut membuat perjuangan PGRI mengalami pasang surut dalam memperjuangkan nasib guru Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarwan Danim
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011
371.1 SUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bina Rena Pariwara , 1991
336.2 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bedjo Sujanto
Jakarta: Sagung Seto, 2007
371.100 9 BED g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Supriadi
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 1998
371.1 DED m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi keberagaman kemampuan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Dalam waktu yang sama mereka dihadapkan pada target yang sama, yaitu harus lulus uji kompetensi untuk mendapatkan legalitas sertifikasi sebagai pendidik profesional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keberhasilan PLPG dalam meningkatkan kompetensi akademik dan pedagogik guru. Populasi penelitian adalah semua guru PAUD peserta PLPG tahun 2013 dengan menggunakan metode ex post facto. Teknik analisis data menggunakan t-test. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada tingkat signifikansi 95% ternyata PLPG dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD tetapi tidak berhasil untuk meningkatkan kompetensi akademik."
JURPEND 15:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soegondo
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1998
371.100 SOE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soegondo
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993
371.100 SOE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: The World Bank, 2009
371.159 8 TEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>