Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kwik, Kian Gie
Jakarta: Balitbang PDI Perjuangan, 1999
324.2 Kwi p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Saptono
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi (ISAI), 1996
324.2 IRA m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Saptono
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi(ISAI), 1998
324.2 IRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Saptono
Jakarta: ISAI, 1996
322.4 IRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bahar, 1964-
Yogyakarta: Pena Cendekia, 1996
920.72 AHM b (2);920.72 AHM b (2);920.72 AHM b (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati Soekarnoputri, 1947-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996
920.725 98 MEG b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Robin
"Penelitian ini menarik karena kontradiksi atas kemenangan PDI Perjuangan pada Pemilu 1999, terjadi manakala Megawati tidak terpilih sebagai Presiden RI. Pada tahun 2001, PDI Perjuangan menghantar Megawati sebagai Presiden Rl periode 2001-2004. Hal itu terjadi setelah meIalui serangkaian proses di lingkungan Iegislatif Pada tahun 2004, PDI Perjuangan menjadikan Megawati sebagai calon Presiden mclalui Pemilihan Presiden Iangsung, Semua itu tidak Iepas dari Strategi dan taktik memenangkan Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan yang di jalankan.
Penelitian ini difokuskan pada histori politik PDI Perjuangan, kemudian pemilu 1999 dan Pemilu 2004. Permasalahan yang diajukan mengenai Strategi dan taktik PDI Perjuangan dalam menghantar dan mendukung Megawati sebagai Presiden RI. Untuk menjawab permasalahan tersebut. digunakan teori system pemilu dengan tujuan membandingkan system PemiIu 1999 dan 2004. Kemudian diikuti dengan teori partai politik guna melihat tipologi partai PDI perjuangan. Dan terakhir adalah konsep strategi dan taktik. Maurince Duverger mengatakan, rencana perjuangan ini merupakan strategi; unsur-unsur yang berbeda di dalamnya -tindakan melawan musuh dan jawaban terhadap reaksinya merupakan taklik. Aplikasi teori digunakan adalah analisis SWOT.
Dengan menggunakan pendekatan kuaIitatif dengan kasus. melalui studi dokumentasi dan pustaka, sekaIigus juga wawancara dengan beberapa informan. Dari analisis ditemukan bahwa: tipe system Pemilu 1999 adalah pemilihan presiden tidak Iangsung sedangkan Pemilu 2004, menggunakan pemilihan presiden langsung. Faktor kegagalan strategi dan taktik PDI perjuangan dalam memenangkan pemilihan presiden adalah (1) Arogansi PDI Perjuangan ketika menjadi partai penguasa. (2) Akumulasi konflik kepentingan elit PDI Perjuangan. (3) Kurang terbukanya sistem partai terhadap sesuatu yang baru. (4) Strategi yang digunakan masih berkisar pada tingkat kepercayaan pada pemilih tradisional dan meninggalkan strategi pemenangan yang lebih modern. (5) Tidak adanya fungsi Public Relations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Listyaningrum
"ABSTRAK
Bahasa adalah alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Ketika berkomunikasi seseorang harus memperhatikan bahasa yang digunakannya. Di antara beberapa bentuk komunikasi, pidato adalah satu satu bentuk komunikasi yang membutuhkan penggunaan bahasa yang tepat. Namun, dalam kenyataannya banyak orator cenderung untuk mencampurkadukan berbagai bahasa dalam berpidato. Tulisan ini mencoba membahas campur kode yang muncul dalam pidato-pidato Bacharuddin Jusuf Habibie dan Megawati Soekarnoputri dalam Hari Pancasila pada 2011 dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Bacharuddin Jusuf Habibie dan Megawati Soekarnoputri pada pidato Peringatan tersebut melakukan campur kode dalam bentuk kata, frasa, kalimat, bahkan singkatan. Peristiwa campur kode ini terjadi antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, bahasa Indonesia dengan bahasa Jerman, bahasa Indonesia dengan bahasa Belanda, dan bahasa Indonesia dengan bahasa Sansekerta. Hal itu dilakukan karena latar belakang yang dimiliki, ingin menekankan maksud tertentu, menghormati pendengar, maupun mempermudah dalam menyampaikan maksud. Saat proses pembelajaran berpidato di sekolah peristiwa campur kode jelas sangat berpengaruh karena pada umumnya siswa menguasai lebih dari satu bahasa. Tentunya mereka saat berpidato besar kemungkinan mencampuradukan bahasa yang mereka kuasai. Padahal, seharusnya siswa wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika sedang berpidato. Dengan demikian pengenalan campur kode dalam berpidato ini sangat diperlukan dalam materi berpidato maupun dalam pembelajaran bahasa Indonesia."
Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
400 DIAL 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bimoadi Wicaksono
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S9752
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>