Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Artikel ini disusun berdasarkan penelitian yang bertujuan mengembangkan model pengembangan kemampuan pra-membaca-menulis berbasis pendidikan karakter di TK. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan penelitian pengembangan melibatkan guru-guru dan anak-anak di tiga TK Kabupaten Jombang. Prosedur penelitian terdiri atas dua tahap, yakni studi pendahuluan dan pengembangan model. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner dan uji validasi pakar, serta hasilnya dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru membutuhkan panduan dan model pengembangan kemampuan pra-membaca-menulis berbasis karakter, serta skenario kegiatan pengembangan. Model pengembangan yang dihasilkan memungkinkan anak mengenal tulisan dan mengembangkan kemampuan pra-membaca-menulis melalui cerita. Model pengembangan memuat nilai karakter pada komponen perencanaan, meliputi: tujuan, materi, dan kegiatan, serta pada pelaksanaan meliputi: pendahuluan, inti, dan penutup."
JPUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Charles Edward
"Peningkatan Gas-gas Rumah Kaca (GRK) akibat kegiatan manusia alamiah dapat menyebabkan perubahan iklim bumi yang memberi pengaruh merugikan pada lingkungan hidup dan kehidupan manusia.
Peranan konsentrasi GRK yang stabil di atmosfir mempunyai arti yang sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan di bumi, di mana adanya GRK khususnya CO2. dan CH4 yang berlebihan akan dapat meningkatkan panas bumi, dengan meningkatnya panas bumi akan dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut. Bila hal ini terjadi maka akan dapat mengancam kehidupan negara kita sebagai negara kepulauan dimana pemukiman, pertanian dan lain-lainnya berada di kawasan pesisir.
Indonesia mempunyai peranan strategis dalam struktur iklim geografis dunia karena sebagai negara tropis equator yang mempunyai hutan tropis basah terbesar kedua di dunia dan negara kepulauan yang memiliki laut terluas di dunia mempunyai fungsi sebagai penyerap GRK yang besar.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk :
1. Mendapatkan suatu cara prakiraan rosot dan emisi C02 di sektor kehutanan sesuai kondisi hutan tropis Indonesia.
2. Mendapatkan suatu model komputer untuk meramalkan rosot dan emisi C02 di masa mendatang sesuai dengan kondisi hutan Indonesia.
3. Mendapatkan suatu pilihan mitigasi untuk memperoleh net C02 yang lebih besar di sektor kehutanan.
Dari permasalahan tersebut, hipotesa yang diajukan adalah :
1. Ada kecenderungan Total rosot C02 dan Total emisi C02 meningkat akibat kegiatan manusia dan alam.
2. Peningkatan net C02 di sektor kehutanan lebih besar, bila dilakukan minimisasi emisi C02.
Metode.
Untuk menghitung besar Rosot CO2. dan Emisi C02 di Sektor Kehutanan dipakai model diagram alir Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dengan teknik pengambilan sampel lnventori, sementara untuk meramalkan besar rosot CO2 dan emisi C02 tersebut dipakai model komputer Program Powersim yang dimodifikasi dari diagram alir model IPCC (1995) tersebut di atas.
Hasil Inventori
Perhitungan Rosot dan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dipakai dengan metode IPCC (1995) di Sektor Kehutanan dengan tahun basis 1990 yang membagi 3 (tiga) kegiatan yaitu: 1. Perubahan stok biomassa dan hutan; 2. Konversi hutan dan alang-alang; 3. Pengelolaan lahan yang diabaikan.
1. Perubahan Stok Biomassa dan Hutan
Hasil perhitungan Rosot CO2. dan Emisi CO2 diperoleh emisi sebesar 1.569.519,73 kiloton CO2. (kt. C02).
Pemisahan (sequestration) CO2 dari pertumbuhan kembali hutan produksi dan konversi pada tahun 1990 sebesar 93% dipisahkan dan dan hutan tanaman industri hanya 4%, dengan demikian hutan dapat merupakan rosot CO2. Dalam studi ini, biomassa yang dipakai sebagai kayu bakar diasumsikan 10% dari produksi biomassa hutan tanaman, 15% dan produksi hutan produksi dan konversi serta 15% dari produksi hutan bakau.
Jumlah biomassa untuk kayu bakar yang sebesar 10% tersebut adalah 2.541,12 kilo ton (kt).
Selanjutnya, komsumsi kayu untuk kegunaan lainnya pada tahun 1990 sebanyak 22.632,25 kt, jika ditambahkan dengan komsumsi kayu bakar= 2.541,12+ 22.632,25 kt= 25.173,37 kt, sedang kayu yang diambil dari penebangan hutaan sekitar 24.726,13 kt, jadi total komsumsi kayu dari Stok= 447,24 kt atau total komsumsi kayu- total kayu tebangan, jadi Pemisahan Karbon= 428.050,84 kt yang ekivalen dengan 428.050,84 x 44/12 kt CO2= 1.569.51,73 kt CO2.
2. Konversi Hutan dan Alang-alang
Hasil inventori untuk konversi hutan Alang-alang diperoleh sebesar 1055,16 Kha.
Emisi CO2 dari Pembakaran hutan alang-alang, Proses pembusukan dan Pelepasan karbon tanah, untuk jati dan non jati, kebanyakan biomassanya dibakar di luar hutan (umumnya dipakai sebagai bahan bakar kayu) besarnya sekitar 24.726,13 kiloton karbon (kt.C) dan Pembakaran di dalam hutan 2.541,12 kt.C. Bila digabungkan keseluruhan maka komsumsi kayu bakar sekitar 24.726,13+ 2.541,12= 27.267,25 kt.C.
Menurut survei Departemen Kehutanan tahun 1977, komsumsi rerata kayu bakar= 0,81 m3/tahun/orang, jika massa jenis kayu bakar= 0,45 t/m3. Maka dengan populasi Indonesia yang berjumlah sekitar 180 juta jiwa, total konsumsi kayu bakar- 0,81x 0,45x 180.000.000= 65.610 kt. Bila ditaksir komsumsi kayu bakar dalam perhitungan ini sebesar 27.267,25 kt, maka berarti sekitar 42% atau 7.267,251 65.610 x 100%= 42%.
Total karbon yang dilepas dari pembakaran biomassa di luar dan di dalam hutan sekitar 10.014,08 kt.C dan 21.048,25 kt.C . Selanjutnya karbon yang dilepaskan dari proses pembusukan dihitung sebesar 16.617 kt.C dan dart tanah sekitar 21.776,62 kt.C. Jadi total karbon yang dilepaskan dari hutan alang-alang yang dikonversi sekitar 69456,94 kt.C atau ekivalen dengan 69456,94 x 44112 = 254676,87 kt. CO2.
Di dalam perhitungan Karbon yang dilepaskan dari tanah, diasumsikan bahwa kandungan karbon tanah 1,7% dan semua jenis tanah adalah tanah mineral. Kenyataannya ada tanah hutan yang mempunyai tipe tanah gambut sekitar 50- 60%.
3. Pengelolaan Lahan yang Diabaikan
Perhitungan pengambilan karbon oleh pohon pada program afforestration lebih besar daripada reforestration yaitu, sebesar 19,66 kt.C/tahun untuk program afforestration dan 16,59 kt.C/tahun untuk program reforestration.
Pengambilan karbon dari biomassa permukaan tanah pada program afforestration dan lahan yang diabaikan di bawah 18 tahun atau sekitar 3 (tiga) kali dari reforestration yang terjadi. Total pengambilan karbon dari lahan yang diabaikan sekitar 78.722,05 kt atau ekivalen dengan 78.722,05 x 44112 kt. CO2= 228.830,85 kt. CO2.
Dalam analisis ini, laju pertumbuhan tahunan biomassa di atas permukaan tanah untuk afforestration diasumsikan sama dengan laju pertumbuhan Acacia Spp. dan untuk reforestration sama dengan laju pertumbuhan Pinus Spp. Hal ini dimotivasi dari spesies yang dominan di hutan tersebut.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa hutan Indonesia berpotensi sebagai rosot CO2. Total pengambilan karbon sekitar 437.388,55 Gg yang ekivalen dengan 1.603 juta ton CO2.
Dengan memodefikasi diagram alir model IPCC (1995) dibentuk model komputer Program Powersim, kernudian dilakukan simulasi model dengan memakai data hasil inventori model IPCC dengan tujuan untuk meramalkan besar Rosot CO2. dan Emisi CO2. di masa mendatang dan menentukan pilihan mitigasi untuk memperoleh Net CO2 yang lebih besar.
Di dalam model ini Net CO2 dipengaruhi 2 (dua) variabel utama yaitu, Rosot CO2 dan Emisi CO2, jadi untuk memperoleh Net CO2 yang besar ada 2 (dua) pilihan yaitu Maksimasi Rosot CO2 dan Minimisasi Emisi CO2.
Kesimpulan
1. Ada kecenderungan Rosot C02 dsn Emisi C02 meningkat akibat kegiatan manusia di sektor kehutanan
2 .Net C02 diperoleh lebih besar, bila dilakukan Minimisasi Emisi C02, sehingga pilihan mitigasi diperoleh dengan minimisasi C02
Hal ini dipilih karena dengan pelipatgandaan data yang sama dari besaran yang sensitip mempengaruhi Rosot dan Emisi diperoleh Net CO2 yang besar pada minimisasi Emisi CO2.
Daftar Pustaka: 44 (1960 - 1996 )

Mitigation Option in the Forestry Sector Based on Model SimulationHuman/ natural activities have substantially increased Greenhouse gases (GHGs) which leads to changes in the earths climate, rendering adverse effects on the environmental and human life.
The role of stable GHGs concentration in the atmosphere is important to sustain life on the earth, the presence of GHGs, especially excessive CO2 and CH4 concentrations will increase heat on the earth. This increase in global warming will cause the sea level to rise. Should this happen it would threaten our country. Being an archipelago nation, therefore human settlements, agriculture, etc are on the coastal zone.
Indonesia has a strategic role in global geographic climate structure because as a nation on the equatorial tropics, possessing the second largest tropical rain forests in the world as well as the archipelago country with the largest ocean in the world that has the potential function of huge GHGs uptake.
Based on the facts above, this study is intended to:
1. Find estimates of CO2 emissions and sinks in the forests sector by condition for Indonesian tropic forest
2. Find a computer model to forecast CO2 emissions and sinks by condition Indonesian tropical forest
3. Find a mitigation option in the forestry sector.
The hypothesis proposed in this research included:
1. The total CO2 emissions and sinks are increasing due to human activities
2. The net increase of CO2 in the forestry sector, is greater when the CO2 minimized emission as a mitigation option.
3.Find a mitigation option in the forestry sector.
Methodology:
To calculate the CO2 sinks and emissions in the forestry sector, the method used is the flow diagram intergovernmental Panel on Climate Change (IPPC) by inventory sampling technique. While to forecast the magnitude of CO2 sinks and emissions the computer model by powersim program with modifications of IPCC model flow diagram (1995) was used.
Result of Inventory
Calculation of GHGs emission and removal, the IPCC method was used (1995) at the Forestry Sector with 1990 as basis and was classified into 3 (three) activities namely: 1. Change in Forest and Other Woody Biomass Stocks; 2. Forest and Grassland Conversion; 3. Abandonment of Managed land.
1. Change in Forest and Other Woody Biomass Stocks
The results of GHGs emission and removals calculation, an emission of about 1,569,519.73 kt. CO2 was obtained. Sequestered CO2 from production and conversion forests regrowth in 1990 was about 93% while that sequestered by industrial forest plantation was only 4%. Thus the role of these forests as a sinks of CO2 is very significant.
In this study, biomass used for fuel wood was assumed to be 10% of plantation forest biomass production, 15% of the produce of production and conversion forests and 15% of mangrove biomass production. It was found that the total fuel wood consumption was 2,541.12 kt, about 10% of the total biomass consumption.
Furthermore, wood consumption for commercial purposes in 1990 was found to be 22,632.25 kt. If it were added to fuel wood consumption, total wood consumption would be 25,173.37 It Thus, the net C-removal was about 428,050.84 kt, which is equivalent to 428,050.84 x 44/12 kt. C02= 1,569, 519.73 kt. CO2.
2. Forest and Grassland Conversion
Results of the inventory analysis forforest and grassland conversion were about 1,055 Kha.
The GHGs released due to forest and grassland conversion were from burning activities, decay processes and released. soil carbon. For Tectona grandis and Non Tectona grandis, most of the biomass were burnt off-site while for others were burnt on-site. The total biomass burnt off-site (commonly used for fuel) was about 24,726.13 kt. If it is combined with the fuel wood consumption mentioned, the total fuel wood consumption would be 27,267.25 kt.
A survey conducted by Departemen Kehutanan (1977) found that the average fuel wood consumption was about 0.8 m3lcaplyear. if the mass of fuel wood type in question is assumed to be 0.45 tonfm3 and the Indonesian population were 180 millions, thus the total fuel wood consumption would be 65,610 kt (180,000,000 * 0.81 * 0.45). Since the estimated fuel wood consumption in this study was 27,267.25 kt, therefore the percentage of Indonesian population who use wood as the source of fuel would be about 42% or (27,267.25/65,610 x 100%) 42%.
The total C-released from on-site and off-site burning were about 21,049.25 and 10,104.08 kt respectively.
Furthermore, C-released due to decomposition process was 16,617 kt, while that from soil was 21,776.62 kt. Thus the total C-released due to forest and grassland conversion was about 254,676.87 kt CO2.
In the calculations of soil carbon released, it was assumed that carbon content of soil was the same for all sites, i.e, 1. % and all soil types were mineral soils. In fact, some of the forests are also found to be peat soils about 50- 60%.
3. Abandoned Management of land.
The calculation of carbon uptake by trees in afforestration program is higher than that by trees in reforestation, namely about 19.66 and 16.59 kt.C/year, respectively. Ground/ Land surface biomass carbon uptake in the afforestration program of abandoned land over the previous 18 years was about three times of that occurring in the reforestation. In total, carbon uptake from abandoned land was about 78,772.05 kt, equivalent to 78,772.05 x 44112 kt. C02= 228,83.85 kt.C02
In this analysis, the annual rate of ground surface biomass growth for afforestration was assumed to be the same as the annual growth rate of Acacia spp. and for reforestation it was assumed to be the same as Pinus.spp. This was motivated by the dominant species in the forest.
The results of this study indicated that Indonesian forests are potential as sink for CO2. Total C-uptake was about 437,338.55 Gg, which is equivalent to 1,603 million ton CO2.
By modifying the IPCC (1995) flow diagram hence, powersim program computer models were build up. The objective in doing so is to predict the magnitude of CO2 sinks and emissions in the future and to determine mitigation options to obtain a much greater net CO2.
In these models, net CO2 is influenced by two main variables namely CO2 sinks and CO2 emissions, so that to obtain maximum net CO2 there are two options, namely maximize CO2 sinks or minimize CO2 emissions.
Conclusion:
1. The total CO2 emissions and sinks are increasing by human activities in the forestry sector
2. Based on the simulation models, maximum net CO2 is . obtained by minimizing CO2 emissions. So that the mitigation option is obtained by minimizing CO2 emissions.
This was chosen because by minimizing CO2 emissions option with doubling the same data from sensitive magnitude in fluencing sinks to maximizing net CO2 by minimizing CO2 emissions.
Total References : 45 ( 1960 - 1996 )
"
Depok: Program Pascasarjana. Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Rahardjo
"Model probit dan model logit pada hakekatnya adalah sama-sama untuk
menentukan besarnya probabilitas, akan letapi kedua model ini mempunyai sifat
beberapa kemantapan yang berbeda satu sama lainnya. Untuk mengetahui
model mana yang Iebih sesuai untuk suatu kondisi tertentu, maka perlu
dilakukan perbandingan kedua model.
Karya tulis ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan Model Probit
dan Model Logit Dalam Menghitung Probabilitas Pilihan Menggunakan
Kendaraan Pribadi dan Angkutan Umum.
Sebagai kasus pembandingan model Probit dan model Logit , dipilih lokasi
penelitian daerah Kotamadya Semararig. Data yang digunakan dalam
perhitungan ini berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan dan merupakan
data sekunder dari hasil penelitian di Kotamadya Semarang pada tahun 1999-
2000. Dari hasil pengujian korelasi antar variabel, didapat variabel-variabel
waktu perjalanan, umur pelaku perjalanan dan jarak tempuh memiliki korelasi
dengan variabel dependennya. Dalam menganalisis besarnya probabilitas,"
Iangkah pengembangan tergantung dari derajat ketertarikan seseorang, yang di
jabarkan dalam fungsi utilitas dan dis utilitas. Kemudian hasil perhitungah
tersebut di kalibrasi terhadap masing-masing model, dan melakukan validasi
model terhadap kondisi di Iapangan. `
Hasil analisis dan perhitungan dalam menguji variabel-variabel yang
berpengaruh menggambarkan bahwa Model Probit yang diterapkan untuk
menghitung perkiraan orang dalam memilih moda sesuai dengan jenis pilihannya
terutama di kotamadya Semarang ternyata Iebih teliti dibandingkan model Logit."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T6470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Gunawan
"Permasalahan transportasi salah satunya adalah kemacetan lalu lintas dan hal ini senantiasa terjadi pada transportasi perkotaan (urban transport). Kemacetan ini diperparah dengan adanya pergerakan transportasi logistik di perkotaan khususnya pada pengiriman terakhir dari barang tersebut (last mile delivery). Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini seseorang dapat melakukan transaksi perdagangan dengan menggunakan internet yang dikenal dengan e commerce dan juga berdampak pada permintaan pengiriman barang pada perjalanan terakhir dimana konsumen menginginkan barangnya untuk segera sampai ditangan konsumen sehingga menambah jumlah perjalanan pada transportasi perkotaan.
Di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia telah mengembangkan pengiriman barang dengan menggunakan Self Service Technologies (SST), salah satunya adalah dengan Parcel Locker. Parcel Locker ini memiliki berbagai keuntungan dalam penggunaannya, seperti dapat menurunkan jumlah perjalanan dengan kendaraan bermotor sehingga menurunkan polusi kendaraan dan tidak khawatir tidak menemui pemilik barang. Memiliki waktu pelayanan yang lebih panjang bahkan bisa 24 jam dalam seminggu. Dengan keuntungan ini, penggunaan parcel locker sangat baik diterapkan namun pada pelaksanaannya Parcel Locker belum begitu dikenal oleh konsumen belanja daring.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model pilihan layanan jasa pengiriman barang antara jasa layanan dengan menggunakan Parcel Locker dan jasa layanan dengan pengiriman langsung (Direrct Delivery (DD)). Model pilihan ini dengan menggunakan model logit biner, dengan demikian dapat mengetahui seberapa besar konsumen berbelanja daring akan berpindah menggunakan Parcel Locker. Hasil dari penelitian ini di peroleh bahwa model dasar dari potensi parcel locker adalah faktor jarak, biaya dengan atribut penelitian ini bertambah menjadi gender dan pemukiman. Dari faktor Jarak, dihasilkan lokasi parcel locker harus berjarak dekat dari aktivitas yaitu kurang dari 1 Km, sedangkan dari faktor jarak dengan gender diperoleh jarak dekat dekat dengan gender laki-laki yang memiliki nilai sensitivitas yang cukup sensitive sedangkan jarak dengan pemukiman dihasilkan jarak dekat dengan pemukiman apartemen yang memiliki nilai sensitivitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan model lainnya.

One of the transportation problems is traffic congestion and this always happens in urban transportation. This congestion is exacerbated by the movement of logistics transportation in urban areas, especially on the last shipment of the goods (last mile delivery). With the development of technology today one can make trade transactions using the internet known as e commerce and also have an impact on the demand for shipping goods on the last trip where consumers want their goods to arrive in the hands of consumers thus increasing the number of trips on urban transportation.
In developed countries including Indonesia, they have developed goods shipping using Self Service Technologies (SST), one of which is Parcel Locker. Parcel Locker has various advantages in its use, such as being able to reduce the number of trips by motorized vehicles so that it reduces vehicle pollution and is not worried about not meeting the owner of the goods. Having a longer service time can even be 24 hours a week. With this advantage, the use of parcel lockers is very well implemented but in practice Parcel Locker has not been well known by consumers shopping daring.
The purpose of this study is to make a model of choice of goods delivery services between services using Parcel Locker and services with direct delivery. This choice model uses a binary logit model, thus knowing how much consumers shop daring will move using Parcel Locker.Keywords : perception, potential, parcel lockers, direct delivery, Analytical Hierarchy Process. From the Distance factor, the location of the locker parcel must be located close to the activity which is less than 1 Km, while the distance factor with gender is close to the male gender which has a sensitivity that is quite sensitive while the distance from the settlement is close to the settlement apartments that have a high sensitivity value compared to other models.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Guiderdoni, Bruno Abd Al-Haqq
Bandung: Mizan Pustaka, 2004
297.01 GUI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Imaduddin Sahabat
"Sejak diperkenalkan penggunaan media pembayaran elektronis terus berkembang, namun proprosi uang tunai masih dominan digunakan dalam pembayaran transaksi rumah tangga di Indonesia. Besarnya penggunaan uang tunai, disamping kurang efisien juga berdampak terhadap aktivitas transaksi ekonomi yang tidak tercatat shadow economy. Peningkatan efisiensi transaksi pembayaran telah menarik peneliti dan pembuat kebijakan mengkaji dan mendorong konsumen rumah tangga lebih banyak menggunakan media pembayaran elektronis dibandingkan dengan media pembayaran uang tunai less cash society. Studi ini menganalisis keputusan rumah tangga dalam memilih media pembayaran untuk bertransaksi, dengan perhatian utama pada dua hal. Pertama, mengkaji pengaruh persepsi rumah tangga terhadap atribut kemudahan identifikasi transaksi anonymity terkait besarnya penggunaan media pembayaran uang tunai. Kedua, mengkaji dan mengidentifikasi pengaruh atribut yang melekat pada media pembayaran seperti keamanan, kemudahan, biaya, reward, dan acceptance terhadap keputusan rumah tangga dalam menggunakan media pembayaran elektronis serta bagaimana proses pengambilan keputusan pilihan rumah tangga tersebut dilakukan. Studi ini menggunakan data hasil survei terhadap rumah tangga perkotaan di dua provinsi yang dianggap mewakili wilayah dengan penggunaan media elektronis tertinggi di Indonesia. Hasil pengumpulan data diolah dan dianalisa untuk melihat faktor yang berpengaruh terhadap pilihan media pembayaran dengan menggunakan model pilihan diskrit. Metode ordered logit, digunakan untuk mengetahui perubahan kategori bertingkat kelompok pengguna uang tunai. Sedangkan metode nested logit, dipilih untuk mengkaji dampak atribut terhadap pilihan penggunaan media pembayaran elektronis dan proses pengambilan keputusan rumah tangga. Hasil studi pertama menunjukkan bahwa persepsi terhadap kemudahan teridentifikasinya transaksi media pembayaran akan berpengaruh terhadap besarnya penggunaan uang tunai. Namun, pada kelompok rumah tangga dengan kelas pendapatan tertentu menengah, kemudahan identifikasi transaksi diperlukan untuk memonitor pengeluaran budget control. Selain itu, pembayaran upah dengan uang tunai dan tipe transaksi bulanan akan meningkatkan penggunaan uang tunai lebih besar. Dari faktor sosial ekonomi, penggunaan uang tunai dalam jumlah besar dipengaruhi oleh pendidikan kepala rumah tangga yang rendah, tingkat pendapatan, jumlah anggota rumah tangga yang banyak, dan kepala rumah tangga yang tidak bekerja. Sedangkan hasil studi kedua memperlihatkan bahwa keamanan, biaya, reward, dan acceptance secara signifikan memengaruhi probabilitas penggunaan media pembayaran elektronis. Selain itu, hasil estimasi marginal effect menunjukkan perubahan persepsi atribut media pembayaran yang memiliki pengaruh besar adalah tingkat keamanan, pemberian reward, dan biaya. Dapat juga dicatat bahwa rumah tangga pengguna kartu debit dan transfer kredit sangat sensitif terhadap perubahan tingkat persepsi atribut keamanan, biaya, dan acceptance; sedangkan rumah tangga pengguna kartu kredit relatif sensitif terhadap perubahan persepsi atribut reward. Estimasi juga menghasilkan nilai koefisien inclusive value sebesar 0,661 yang menunjukkan proses keputusan rumah tangga dalam menggunakan media pembayaran bersifat bertahap dan membuktikan adanya korelasi di antara media pembayaran elektronis. Kebijakan untuk mendorong penggunaan media pembayaran elektronis dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan rumah tangga tentang kualitas atribut media pembayaran melalui pendidikan dan pemberian informasi. Selain itu, peningkatan kualitas atribut media pembayaran dengan memanfaatkan berbagai fitur teknologi dan efisiensi transaksi juga diperlukan. Dari sisi karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, faktor usia, pendidikan, pendapatan, dan status kepala rumah tangga bekerja, memiliki probabilitas tinggi untuk menggunakan setiap media pembayaran elektronis lebih banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembayarna elektronis lebih segmented pada kelompok berpendidikan dan berpendapatan tinggi serta usia produktif. Kebijakan yang dapat diambil harus tepat sasaran pada target kelompok tersebut.

Although in recent years the use of electronic payment media has been growing rapidly in the world and have impacts on economic efficiency, the use of cash for economic transactions is still dominant. Existing studies focused on the macro impact of such transaction in developed countries. However, the studies on the payment method use are relatively limited. This is mainly due to the data limitation at the individual level. Various micro studies to identify the socio economic factors on the choice of cash usage have been attempted, but the focuses to identify the effects of media attribute payments are still limited. This study attempts to analyze household's decision associated with preference of cash and electronic payments using data of 936 urban households in six municipalities in Jakarta and East Java, focusing on the effect of payment system characteristics on the preferred payment method. Discrete choice model is employed as the household's decision can be assumed to follow a sequential process.The use of cash still represents the dominant role in the payment transaction. Cash payment has unique attributes compared to other payment media as it relates to the unidentified transaction factor. This study examines the impacts of the perception of the media attributes of specific payment transactions, specifically the ease of the payment media identification and the effects of characteristics of domestic cash transactions on the amount of use of cash in Indonesia. The study shows that an ordered logit model has been able to explain the factors that influence the magnitude of the use of cash. The results estimation shows that perceptions of the ease of transaction identification on medium of payment will affect the magnitude of the use of cash. In households with middle income class, the ease of transaction identification is required to monitor the expenditure budget control . In addition, the payment of wages in cash and monthly transaction type will magnify the cash usage. Based on the findings in this study, the electronic payment media needs to be utilized on payroll systems and routine household transactions. The amount of cash usage is also influenced by the behavior of cash withdrawal and the amount of money held by households. This findings show that the holding the money is intended for transaction purposes.Thus, to reduce the use of cash, a policy that can be implemented is to build the awareness to reduce the level of households 39 perceptions of the ease of identification of the payment media. In addition, the provision of information related to transaction monitoring can be more precisely implemented. Efforts from the authority to monitor transactions can be done discretely, where the data recording of transactions is carried out as part of the process of filling the transaction order. This procedure is expected to make households feel more comfortable doing transactions. To accommodate the needs of monitoring of transactions by households budget control ,a recording facility providing payment transactions could be one of the viable options for households.The use of payment via electronic payment methods, such as credit transfers, debit cards, credit cards, e money e banking, has several advantages compared to cash payment method. It is due to the reasons that electronic payment methods have time efficiency, lower cost of cash handling and cash management as well as lower security risk. The estimation results indicate that the use of the payment is determined by a variety of variables. Based on the estimation of the nested logit models, it can be shown that security, cost, reward and acceptance significantly affect the probability use of electronic payment methods. In addition, the marginal effect estimation result indicates that the payment method attributes have major influence on the level of security, reward and transaction costs. It should be noted that debit card and credit transfer users are the most sentitive to a change in unit of security, cost and acceptance, and credit card users are more likely affected by the changes in reward. In terms of socio economic characteristics of households, age, education, income, and employment status of household heads have increased the probability to use more electronic payment methods with various result. The ease of access to banking significantly affects the use of all electronic payment methods. These variations may imply that policymakers are required to apply different strategies in different attribute of payment methods and social economics characteristics. The estimation result also indicate that the use model of payment methods is made via sequential decision a nested model , as the inclusive value showed the coefficient of 0.661, which remained consistent with utility maximization framework. This implies that one payment method is more likely to compete with another payment method of the same electronics payments than the payment methods of cash payment alternative. In conclusion, this study confirms attributes that are influential to further induce household's use of electronic payment methods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
D2032
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>