Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Bandung: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, 2015
641.3 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gultom, Tumir; Panjaitan, Siska
"This study aims to obtain varieties that will withstand dry environment to see the effect of a given treatment, which was held on December 2015 until February 2016, at the Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian, Universitas Sisingamangaraja XU, Medan. The materials used in this study are varieties of onion bulbs Samosir, Bangkok, and Vietnam. The method used in this study is a randomized block design (RAK) Factorial with two factors: the variety and frequency of watering. Parameters measured were plant height (cm), the number of leaf blade (blade) the number of tillers (tuber), harvesting (today), wet weight of tuber per hill (g) and the weight of dried tubers economy (gr). The data obtained were processed using analysis of variance and if the very real tangible or followed by BNt / LSL (Least Significant Difference) at the level of 0.01 and 0.05. The results showed that the interaction of Vietnam on the frequencv of watering varieties 1x7 day (V3W4) with the highest plant height of 31.12 cm and Samosir on the frequency of watering varieties lxl days (V1W1) with the lowest plant height of 17.88 cm. Interaction varieties of Vietnam on the 1x7 watering frequency (V3W4) with the highest number of 17 pieces of the leaf blade, and interaction on the frequency of watering varieties Samosir 1x1 days (VjWi) with the lowest amount of the leaf blade 10 strands. Interaction
varieties' of Vietnam on the frequency of watering 1x7 (V3W4) with the
highest number of tillers 17 pieces, and the interaction of varieties of
Bangkok on a day watering frequency 1x7 (V2W4) 8 pieces. Vietnam
varieties harvested by harvesting the shortest 65 days, and Samosir varieties harvested by harvesting the longest 70 days. Wet weight of tuber per hill top varieties produced by Vietnam is 14.90 grams and Samosir varieties produce wet weight of tuber per clump 9.14 gr. And the highest economic weight of dried bulbs produced by Vietnam 11.42 g varieties, and varieties of dried bulbs Samosir produce the lowest economic weight 6.58 gr."
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
VISI 25:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berfuungsi sebagai sumber gizi, sumber pendapatan dan sumber devisa negara. Besarnya kontribusi agroindustri jeruk dalam meningkatkan pendapatan akan menunbuhkan sentra pengembangan jeruk baru
"
BUTEPER
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Buah mangga merupakan salah satu komoditas hortikiultura Indonesia yang selain dikonsumsi di dalam negeri juga diekspor....."
BUTEPER
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dyah Utami S.A.
"Zat warna yang ditambahkan ke dalam makanan dengan tujuan membuat makanan tersebut menjadi lebih menarik tidak semuanya aman untuk dikonsum-si. Secara teoritis dan berdasarkan percobaan diketahui bahwa zat warna sintetik golongan azo dapat menimbulkan kanker. Karena metabolitnya yaitu amin aro-matis primer bersifat karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis zat warna yang ada pada makanan berwarna merah, kuning dan jingga. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan serat bulu domba. Identifikasi senyawa azo di-lakukan dengan merefluks larutan hasil ekstraksi menggunakan serbuk seng hingga senyawa azo tereduksi. Penambahan pereaksi p-DAB HCl membuktikan terdapatnya gugus amin aromatis primer yang menunjukkan adanya senyawa azo. Nilai Rf hasil kromatografi kertas menunjukkan bahwa zat warna azo pada sampel saos cabai adalah Ponceau 4R dan Sunset Yellow FCF, sedangkan pada sampel kerupuk merah dan kerupuk jingga adalah Sudan I. Penentuan kadar Ponceau 4R dan Sunset Yellow FCF pada saos cabai dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan metode analisis multikomponen, hasilnya menunjukkan kadar Ponceau 4R sebesar 0,00378 dan Sunset Yellow sebesar 0,0218 %."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Evi Citraprianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S31991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sutaryo
"Yied and agronomic characters performance of ten superior rice varieties in Sleman, Yogyakarta. Study on
yied and agronomic characters performance usin superior rice varieties was conducted at Blendangan,Tegaltirto,
Berbah, Sleman, Yogyakarta from June to September of 2015. Six superior rice varieties namely Sidenuk, Inpari
1, Inpari 10, Inpari 19, Inpari 23, and Inpari 30 were planted using seedling of 15 days with one seedling per hill
in jajar legowo 4:1 system, with plant spacing of 25 x 12,5 x 50 cm. Plot size per variety was 1000 m2.Meanwhile,
four populair varieties such as Sintanur, Pepe, Ciherang, and Situ Bagendit planted using the same population
by farmers were used as checks. Data were analyzed using t test. Inpari 19 and Inpari 30 gave the highest yield of
7.5 and 7.3 t/ha, respectively, compared with check varieties and the other varieties tested. The highest yield on
Inpari 19 and Inpari 30 were contributed by the highest of the number of filled grains, total grain number, and
the panicle number. Inpari 19 showed earliest maturity (104 days), meanwhile, the other varieties were medium
maturity (107-124 days). Inpari 19 gave the highest profit compared with the others superior varieties tested and
the most preferred by farmers because of more taste, more white color, more shiny, and more fragrant.
Penampilan hasil dan karakter agronomi sepuluh varietas unggul di Sleman, Yogyakarta. Pengkajian
terhadap penampilan hasil dan karakter agronomi menggunakan varietas unggul padi dilaksanakan di
Blendangan,Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta dari Juni hingga September 2015. Enam varietas yaitu
Sidenuk, Inpari 1, Inpari 10, Inpari 19, Inpari 23, dan Inpari 30 ditanam dengan bibit berumur 15 hari dengan satu
bibit per lubang pada teknik jajar legowo 4:1, dengan jarak tanam 25 x 12,5 x 50 cm. Ukuran plot size per varietas
adalah 1000 m2. Sedangkan empat varietas yang sudah dikenal petani yaitu Sintanur, Pepe, Ciherang, dan Situ
Bagendit ditanam dengan cara yang sama oleh petani digunakan sebagai pembanding. Data dianalisis
menggunakan uji t. Inpari 19 dan Inpari 30 masing-masing memberi hasil tertinggi sebesar 7,5 dan 7,3 t/ha,
dibandinkan dengan varietas pembanding dan varietas lain yang dikaji. Hasil tertinggi pada Inpari 19 dan Inpari
30 dikontribusi oleh jumlah gabah isi, jumlah total gabah dan jumlah malai yang tinggi. Inpari 19 menunjukkan
umur paling cepat (genjah) yaitu 104 hari, sementara varietas lainnya berumur sedang (107-124 hari). Inpari 19
memberi keuntungan tertinggi dibandingkan dengan varietas unggul lainnya, dan paling disukai petani karena
lebih pulen, lebih putih, lebih berkilap, dan lebih wangi."
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, 2016
630 AGRIN 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>