Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Herlin Arina
"Transportasi minyak bumi dari offshore ke daratan melalui pipa sering kali mengalami hambatan. Karena pada suhu dingin terjadi pengkristalan wax. Untuk mengurangi pembentukan kristal wax ini dilakukan penambahan zat aditif alkil benzena sulfonat (ABS). Pada penelitian ini aditif ABS ditambahkan ke dalam model crude oil yang terdiri bensin, kerosin, oli, wax dan asphaltene. Konsentrasi ABS divariasikan 2%, 5%, dan 10% dengan variasi volume (20, 50, 70, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, dan 500 μL ), kemudian diuji pour point dan viskositas. Untuk mengamati pertumbuhan kristal wax dengan penambahan aditif menggunakan Cross Polarized Microscopy (CPM). Interaksi antara wax dengan aditif di analisis menggunakan FTIR. Dari hasil penelitian 15 model crude oil, model 1-3 tidak stabil karena terbentuk dua fasa. Penurunan pour point optimum dicapai hingga suhu 7°C mulai dari 21°C. Untuk mencapai penurunan pour point 7°C, ABS 2% membutuhkan 450 μL, ABS 5% membutuhkan 250 μL dan ABS 10% membutuhkan 150 μL. Aditif ABS mampu mendeagregasi wax dibuktikan dengan analisa CPM. Hasil spektrum FTIR memperlihatkan adanya interaksi antara aditif dengan wax maupun asphaltene.

Transportation of oil from offshore to the mainland through a pipeline often encounter obstacles. Due to cold temperatures occur crystallization of wax. To reduce the formation of wax crystals is the addition of additives alkyl benzene sulfonate ( ABS ). In this study ABS additives are added into the model consisting of crude oil gasoline, kerosene, oil, wax and asphaltene. Concentration ABS varied 2 %, 5 %, and 10 % by volume variation ( 20, 50, 70, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, and 500 mL ), and then tested pour point and viscosity. To observe the wax crystal growth with the addition of additives using Cross Polarized Microscopy ( CPM ). The interaction between the wax additives in using FTIR analysis. From the research, 15 models of crude oil, models 1-3 unstable since formed two phases. Achieve optimum pour point decline to 7 ° C from 21 ° C. To achieve a reduction in pour point 7 ° C, ABS 2 % requires a 450 mL, ABS 5 % requires 250 mL and ABS 10 % requires 150 mL. Additives ABS able mendeagregasi wax evidenced by CPM analysis. The results of FTIR spectra showed the interaction between additives with wax and asphaltene."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syukur Hidayat
"Masalah pitch pada pembuatan kertas menyebabkan kerugian yang besar setiap tahun. Oleh karena itu dilakukan berbagai upaya untuk menghilangkannya.
Pitch merupakan kelompok senyawa non polar bersifat hidrofobik, seperti trigliserida ester, asam resin, dan asam lemak. Bila terbawa sampai proses akhir akan menyebabkan kertas yang dihasilkan berbintik-bintik, kotor, dan berlubang, sehingga mutunya kurang baik.
Pada penelitian ini dilakukan usaha penghilangan pitch dengan pemberian surfaktan anionik. Pitch yang non polar diubah menjadi polar kemudian dibawa air pencuci melalui proses emulsi.
Dari hasil penelitian diperoleh data yang menunjukkan pitch bisa dipisahkan dari pulp dengan surfaktan anionik jenis linear alkil benzena sulfonat. Semakin besar konsentrasi surfaktan yang diberikari , semakin banyak pitch yang bisa dipisahkan dari pulp. Pada konsentrasi surfaktan sebesar 450 mg untuk setiap kg kayu yang dimasak diperoleh persen pemisahan pitch yang tertinggi yaitu sebesar 33,45%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Alif Mardiyah
"Reaktor kontinyu merupakan sistem non tinier dengan derajat non linieritas tinggi, memiliki karakteristik multiple steady state dengan dua keadaan stabil dan satu keadaan tidak stabil. Untuk beroperasi pada keadaan tidak stabil sistem reaktor membutuhkan pengendali. Tesis ini membahas perancangan pengendalian sistem reaktor kontinyu dengan pengendali adaptif multiple model, sehingga sistem reaktor diharapkan dapat bekerja pada seluruh daerah kerja. Hasil perancangan disimulasikan dengan menggunakan program MATLAB versi 5.3 . identifikasi pengendali multiple model dilakukan dengan menerapkan pengendali penempatan kutub pada sistem reaktor sehingga didapatkan parameter-parameter model dan pengendali multiple model.
Pada pengendalian adaptif penempatan kutub sistem reaktor hanya dapat bekerja pada dua keadaan stabil sedangkan pengendali adaptif multiple model mampu mengendalikan dua keadaan stabil dan satu keadaan tidak stabil sistem reaktor, walaupun belum mampu beroperasi penuh, yaitu hanya pada jangkauan 330.9 °K sampai dengan 350 °K dan 390 °K sampai dengan 404.9 °K.

This thesis studied the design of a multiple model adaptive control for reactor process which has multiple steady states, two stable steady states and one unstable steady state. The study is based on a simulation of multiple model control system using MATLAB ver 5.3. The identification of model and controller parameters of the multiple model controller are base on pole placement adaptive control system using recursive least squares algorithm.
The pole placement adaptive controller can only control the reactor process at two stable steady states, but multiple model adaptive controller as able to control the reactor process at all of the three multiple steady states, although it can only improve the control in the range of 330.9°K up to 350°K in the range of 390°K up to 404.9°K."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T4546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses yang berlangsung pada industripetrokimia bertujuan untuk menghasilkan produk dengan kapasitas maksimal, sehingga memberikan keuntungan secara ekonomis. Karena semakin banyak produk yang dihasilkan akan meningkalkan jumlah produk. yang dijual sehingga memberikan keuntungan yang besar.
Pada proses sulfonasi BaUestra (proses sulfonasi alkil benzene dengan campuran gas so.-udara), perhitungan distribusi konversi dan dimensi coil di tiap reaktor sangat menentukan kapasitas produk yang dihasilkan. Hal ini disebabkan proses berlangsung secara isotermal dan konversi dikontrol oleh panes reaksiyang dihasilkan.
Distribusi konversi yang optimal di tiap reaktor adalah 38 %, 27 %,
23% dan 12 %, untuk kapasitas 3000 kg am
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gesti Aprilia fitriani
"ABSTRAK
Topik penelitian mengenai mikroalga menjadi perhatian utama para ilmuwan
karena kemampuannya terhadap fiksasi CO2 dan juga kandungan biomassa yang
dapat dimanfaatkan dalam berbagai kepentingan. Mikroalga yang diusulkan pada
penelitian ini adalah Nannochloropsis sp. karena merupakan salah satu mikroalga
yang potensial dan memiliki kandungan biomassa yang besar. Fokus penelitian ini
adalah peningkatan produksi biomassa dengan mengatur laju hisap filter pada
perlakuan teknik filtrasi kontinyu dalam sistem kultivasi Nannochloropsis sp.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam rangka upaya meningkatkan
produktivitas biomassa Nannochloropsis sp. pada ukuran reaktor yang lebih besar,
teknik filtrasi kontinyu terbukti berhasil meningkatkan produksi biomassa hingga
1,71 kali dari proses kultivasi kontrol (tanpa filtrasi).

ABSTRACT
Topics of research on microalgae major concern scientists because of its
ability to CO2 fixation and also the content of the biomass that can be utilized in a
variety of interests. Microalgae are proposed in this study were Nannochloropsis
sp. because it is one of the potential of microalgae and has a large biomass
content. The focus of this study is the increase in biomass production by
regulating the rate of suction filter in the treatment of continuous filtration
techniques in the cultivation system of Nannochloropsis sp. The results showed
that in an effort to increase the biomass productivity of Nannochloropsis sp. on
the size of the larger reactor, continuous filtration technique proved successful in
increasing the production of biomass to 1.71 times that of the control cultivation.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42559
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
B. Yudhakresna A.P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada saat ini ,telekomunikasi telah berkembang dengan cepat baik dari segi evolusi teknology, segi pengguna maupun segi content. Pertumbuhan ini juga tentunya akan semakin menaikkan tingkat efisiensi operasional perangkat telekomunikasi sehingga tarif penggunaan komunikasi diprediksi semakin turun...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meilana Puspawartaningtyas
"Kebutuhan akan baja dengan kombinasi sifat mekanis yang baik, yaitu antara lain kekuatan yang tinggi, ketangguhan, mampu las, dan ketahanan korosi yang baik semakin meningkat. Untuk itu dikembangkan baja paduan ringan, yaitu dengan penambahan sejumlah kecil (0,15%) unsur paduan tertentu yang menghasilkan sifat mekanis yang baik melalui penguatan presipitat dan penghalusan butir. Untuk itu dilakukan penelitian untuk mengamati perilaku pertumbuhan butir austenit prior yang akan berpengaruh terhadap sifat mekanis akhir setelah proses canai panas melalui pengamatan mikrostruktur. Benda uji yang digunakan yaitu baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu, yang dipanaskan pada temperatur 1200°C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam; dan 2 jam. Peningkatan waktu tahan pada baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu selama pemanasan isothermal pada temperatur 1200_ akan meningkatkan ukuran butir austenit prior. Hal ini terjadi karena pada temperatur tersebut, presipitat Nb(CN) yang berfungsi menghambat pertumbuhan butir austenit telah larut seluruhnya sehingga pertumbuhan butir menjadi normal dan seragam. Peningkatan waktu tahan akan meningkatkan migrasi atom pada batas butir melalui proses difusi sehingga butir akan bertambah besar. Energi aktivasi dari pertumbuhan butir (Q) baja HSLA 0,037% Nb hasil coran kontinyu selama pemanasan isothermal pada temperatur 1200°C dengan waktu tahan yang berbeda-beda, yaitu 0,5 jam; 1 jam; 1,5 jam; dan 2 jam sebesar 436000 J/mol dengan nilai n sebesar 4,0617 dan kostanta A sebesar 2,7145 x 1023. Nilai tersebut memperlihatkan prediksi model yang mendekati hasil pengamatan yang dilakukan.

Requirement of steel with combination of good mechanical properties, i.e. strength, toughness, weldability, and good corrosion resistant increase progressively. So that microalloyed steels are developed by addition small number (0,15%) of certain alloying element that promote good mechanical properties by precipitation strengthening and grain refinement. This research is done to study prior austenite grain growth behavior that has an effect on final mechanical properties after hot rolling process by microstructure perception. Sample is HSLA 0.037% Nb as cast, reheating at isothermal temperature 1200°C, with different holding time, that is 0.5 hour, 1 hour, 1.5 hour, and 2 hour. With increase in holding time of HSLA 0.037% Nb steel as cast at isothermal temperature 1200°C, prior austenite grain size will increase, because at that temperature, Nb(CN) precipitate that will detract austenite grain growth have dissolve entirely so that grain growth become normal and uniform. Atom migration on grain boundary will increase with increase in holding time by diffusion so that austenite grain sizes growing larger. Activation Energy (Q) of grain growth on HSLA 0,037% Nb as cast at isothermal temperature 1200°C, with different holding time, that is 0.5 hour, 1 hour, 1.5 hour, and 2 hour is 436000 J / mole with value of n is 4,0617 and A constant is 2,7145 x 1023. The values show prediction of model that coming near result of research that has been done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>