Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Endang Kusdiantini
"Masalah dalam skripsi ini bukanlah masalah yang baru. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa buku tata bahasa yang telah membicarakannya dari tahun 1955 (Poejawijatne dan Zoetmulder) hingga sekarang. Setelah penulis mengadakan tinjauan pustaka, ternyata ada dua kelompok pendapat mengenai obyek ganda, yaitu: (1) Tidak setuju adanya obyek ganda , pendapat ini antara lain dikemukakan oleh Samsuri, Sudaryanto. (2) Setuju adanya obyek ganda, pendapat ini antara lain dikemukakan oleh Poedjawijatne dan Zoetmulder, Abdulhayi, Soenjono Dardjowidjojo, S. Wojowasito, dam Harimurti Kridalaksana.
Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan verba bitransitif dari Kamus Umum Bahasa Indonesia untuk kemudian dicari contoh klausanya. Klausa-klausa tersebut penulis temui pada buku--buku dan artikel yang membahas tata bahasa dam ada pula yang penulis buat sendiri dengan terlebih dahulu diuji kelazimannya pads informan. Landasan teori yang penulis pakai dalam penelitian ini antara lain, pendapat Harimurti Kridalaksana, pendapat Sudaryanto dan pendapat Lourens de Vries.
Penulis menandakan analisis morfosintaktis dan analisis peran terhadap data yang telah terkumpul. Setelah penulis mengadakan analisis ternyata ada temuan yang tidak sesuai dengan pendapat ahli bahasa yang mengatakan bahwa hanya OTL saja yang dapat menjadi subyek bila klausa diubah menjadi pasif. Pada data dengan bentuk verba me-R-kan ternyata kedua obyek baik OL mau pun OTL dapat menjadi subyek bila klausa diubah menjadi pasif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daddy Rohanady
"Skripsi ini merupakan penelitian atas Bahasa Indonesia secara deskriptif dengan sumber data lisan dan tulisan. Penelitian ini bertujuan melihat (1) hubungan antarverba. di dalam predikat berverba ganda, dan (2) hubungan antara predikat berverba ganda dengan argumen. Hal ini dilakukan karena penulis melihat banyak pemakai bahasa Indonesia yang menggunakan predikat berverba ganda, sedangkan hal itu kurang mendapat perhatian para ahli tata bahasa. Penulis berharap penelitian ini dapat memberi gambaran tentang bentuk-bentuk predikat berverba ganda dalam bahasa Indonesia secara menyeluruh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan adanya predikat yang terdiri dari dua verba, tiga verba, dan empat verba. Setiap jenis predikat tersebut memiliki sejumlah kemungkinan variasi gabungan verba yang menyatakan makna sendiri-sendiri. Predikat yang terdiri dari 2 verba hanya memiliki 1 hubungan makna, predikat yang terdiri dari 3 verba memiliki (maksimal) 3 hubungan makna, sedangkan predikat yang terdiri dari 4 verba memiliki (maksimal) 11 hubungan makna.
Hubungan makna yang dinyatakan oleh variasi gabungan verba itu sendiri hanya terdiri dari 4 jenis, yakni hubungan yang menyatakan (1) tujuan atau maksud, (2) sebab-akibat atau akibat-sebab, (3) persamaan waktu atau keserempakan, dan (4) pemerian. Hubungan antara predikat berverba ganda dengan argumen di tentukan oleh ketransitifan verba terakhirnya. Jika verba terakhirnya intransitif, predikat itu minimal ber_hubungan dengan 1 argument. Jika verba terakhirnya monotransitif, minimal predikat itu berhubungan dengan 2 argumen. Jika verba terakhir bitransitif, minimal predikat itu berhubungan dengan 3 argumen. Dan Jika verba terakhirnya ditransitif , predikat itu berhubungan dengan 1 atau 2 argumen, Keempat jenis hubungan itu dapat digambarkan sebagai berikut 1). a ? P = V1 Vintr; (2) a ? P = V1 - Vmonotr - b; (3) a - P = V1 - Vbitr - b dan c ; (4) a - P = V1 - Vditr - b"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1985
499.25 KAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1990
499.221 SIA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adams, Cindy
Jakarta: Haji Mas Agung, 1988
920.02 ADA st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The contemporary dual monetary system is characterized by interest system in conventional system and the profit-and-loss sharing (PLS) system in Islamic system,where each of them has a different behavior in influencing the money demand and the monetary stability....."
BEMP 11 (1-2) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoan Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang tokoh Bustami Abdul Gani dan strategi pengajaran bahasa Arab yang digunakannya dalam penerapan metode langsung. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan historis dan studi pustaka. Pendekatan historis digunakan untuk menelusuri riwayat hidup Gani yang sudah meninggal. Studi pustaka digunakan untuk menganalisis sumber dengan mengandalkan buku atau jurnal penelitian yang berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gani adalah seorang ahli dan pengajar bahasa Arab yang telah menaruh perhatian pada pengembangan pengajaran bahasa Arab di Indonesia. Semangatnya dalam mengajar dan mengembangkan metode pengajaran bahasa Arab harus diteruskan oleh generasi setelahnya. Suatu metode dalam pengajaran bahasa Arab tidak dapat diterapkan pada semua lembaga pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu metode pengajaran bahasa Arab. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, Gani mengemukakan sebuah strategi yang dapat dilakukan oleh pengajar bahasa Arab dalam penerapan metode langsung. Metode langsung adalah metode pengajaran bahasa Arab dengan cara guru langsung menerapkan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar tanpa menggunakan bahasa ibu. Dengan digunakannya strategi tersebut, diharapkan pengajaran bahasa Arab di Indonesia menjadi semakin baik.

This research aims to explain the figure of Bustami Abdul Gani and the Arabic teaching strategy he used in applying the direct method. This research uses qualitative descriptive analysis method with historical approach and literature study. The historical approach is used to trace the life history of the deceased Gani. Literature study is used to analyze sources by relying on related books or research journals. The results show that Gani was an Arabic language expert and teacher who had paid attention to the development of Arabic language teaching in Indonesia. His passion in teaching and developing Arabic teaching methods should be continued by the generation after him. A method in teaching Arabic cannot be applied to all educational institutions. Many factors affect the success or failure of an Arabic language teaching method. To achieve this success, Gani suggests a strategy that can be done by Arabic language teachers in the application of the direct method. The direct method is a method of teaching Arabic by means of the teacher directly applying Arabic as the language of instruction without using the mother tongue. With the use of this strategy, it is hoped that Arabic language teaching in Indonesia will be better."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Kaswanti Purwo
"Penelitian yang saya lakukan semenjak bulan Juli 1976 ini merupakan usaha saya untuk mendalami dan memahami bahasa Indonesia; apa yang saya lihat dalam bahasa Indonesia itu kemudian saya tuangkan dalam karya tulis yang terdiri dari tujuh bab. Ada berbagai alat yang dapat dipergunakan untuk melihat atau mengamati sesuatu. Dalam mengamati bahasa Indonesia ini saya memilih memakai kerangka teori deiksis. Namun, kecondongan penelitian ini tidak saya tujukan pada usaha untuk mengembangkan teori deiksis itu sendiri (dengan memakai bahan-bahan yang ada dalam bahasa Indonesia) melainkan lebih saya arahkan pada pemergunaan teori deiksis sebagai alat untuk menyingkapkan seluk-beluk yang ada dalam bahasa Indonesia. Untuk tujuan penyingkapan itu saya perbandingkan pula beberapa fenomena dalam bahasa Indonesia dengan yang ada dalam bahasa-bahasa tak serumpun (seperti bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Latin, Rusia) dan bahasa-bahasa serumpun (seperti bahasa Tagalog, Batak Toba, Sunda, Jawa, Aceh).
Saya memulai penelitian dengan mengkhasanahkan leksem-leksem persona, ruang, dan waktu dalam kaitannya dengan deiksis. Kata-kata yang berhubungan dengan persona, ruang, dan waktu itu saya daftar dan saya perikan aspek semantis leksikalnya dalam Bab II. Uraian dalam Bab II membatasi diri pada bidang semantis leksikal karena yang dibahas dalam bab ini adalah masalah deiksis luar-tuturan (eksofora). Pembatasan bidang yang dianalisis ini membawa akibat adanya beberapa persoalan-antara lain hubungan antara bentuk verbal di- dengan kata ganti persona--yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut dalam Bab II; persoalan-persoalan itu kemudian dipaparkan secara terpisah dalam bab lain.
Kalau dalam Bab II yang dibicarakan adalah deiksis luar-tuturan (eksofora), dalam Bab III yang dibahas adalah deiksis dalam-tuturan (endofora). Uraian dalam Bab III menyangkut salah satu aspek sintaksis, yaitu perihal koreferensi. Salah satu akibat dari penyusunan konstituen﷓konstituen bahasa secara linear adalah kemungkinan adanya konstituen tertentu yang sudah disebutkan sebelumnya.mengalami penyebutan ulang, Kedua konstituen tersebut karena kesamaannya lazim dinyatakan sebagai dua konstituen yang berkoreferensi (memiliki referee yang sama). Ada tiga macam strategi dalam peristiwa koreferensi ini: {i) mempronominalkan salah satu konstituennya (masalah anafora termasuk ke dalam jenis pertama ini), (ii) melesapkan (menghilangkan) salah satu konstituennya, dan (iii) menyebut ulang konstituen yang telah disebutkan sebelumnya. Bahasa Indonesia menempuh strategi yang berbeda dengan strategi yang ditempuh oleh bahasa lain yang tak serumpun (misalnya bahasa Inggris). Bahasa seperti bahasa Inggris lebih banyak menempuh strategi daripada bahasa Indonesia; bentuk-bentuk pronominal dalam bahasa Indonesia tidak sebanyak yang ada dalam bahasa seperti bahasa Inggris. Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sama-sama dapat menempuh strategi tetapi kendala (constraint) yang mendasari struktur ini berbeda. Strategi lazim ditemukan dalam bahasa Indonesia tetapi tidak dalam bahasa seperti bahasa Inggris. Masalah seperti ini-karena menyangkut bidang sintaksis yang lebih luas-tidak diuraikan lebih lanjut pada Bab III melainkan pada Bab VII.
Percampuran antara deiksis luar-tuturan dan deiksis dalam-tuturan diuraikan dalam Bab IV; peristiwa percampuran ini dalam penelitian ini termasuk dalam apa yang disebut pembalikan deiksis (deictic reversal). Pembalikan deiksis dalam hal persona dapat dijumpai misalnya dalam kalimat kutipan tidak langsung bahasa Rusia (Brecht 1974:513 ff.). Pembalikan deiksis dalam hal waktu dapat ditemukan misalnya dalam fenomenon yang lazim disebut epistolary tense (misalnya dalam bahasa Latin Klasik) dan historical present (misalnya dalam bahasa Inggris). Bahasa Indonesia selain menunjukkan adanya fenomenon pembalikan deiksis dahal persona dan waktu, juga memperlihatkan adanya fenomenon pembalikan deiksis dalam hal ruang, seperti yang dapat dijumpai dalam pembicaraan dengan telepon dan dalam penulisan surat.
Aspek semantis situasional dari kata ganti persona dalam bahasa Indonesia yang belum dibahas dalam Bab II (karena dalam bab itu kerangka pembicaraannya terbatas pada aspek semantis leksikal saja) dipaparkan dalam Bab V. Aspek semantis situasional yang disoroti dalam Bab V ini dikritkan dengan masalah kepekaan-konteks (context-sensitivity) yang dapat dijumpai dalam struktur yang bermodus imperatif, adhortatif, dan dubitatif.
Beberapa leksem ruang dan waktu ada yang belum dapat dibahas secara tuntas dalam Bab II karena leksem-leksem yang bersangkutan memiliki permasalahan yang menyangkut salah satu aspek dalam bidang sintaksis, yaitu susunan beruntun (sequential order). Perihal pemetaan kronologis (chronological mapping), struktur beku (freezes), dan struktur korelatif ikut dibahas dalam Bab VI sehubungan dengan kaitannya pada susunan beruntun. Hal ini dilakukan demi pemahaman beberapa leksem ruang dan waktu yang perlu ditelusuri lebih lanjut.
Sebetulnya penulisan hasil penelitian saya dapat ditutup atau diakhiri pada Bab VI. Akan tetapi, karena ada beberapa masalah yang belum terselesaikan penguraiannya dalam bab-bab sebelumnya, dan. masalah tersebut hanya disinggung sepintas lalu saja, padahal masing-masing masalah tidak terkumpul menjadi satu karena pemaparannya tersebar ke dalam kelima bab terdahulu secara terpisah-pisah, maka kesemuanya itu saya kumpulkan menjadi satu dalam Bab VII. Beberapa masalah tersebut dikumpulkan menjadi satu dalam Bab VII karena mempunyai suatu kerangka kesatuan tersendiri, kerangka yang menyangkut bidang sintaksis yang lebih luas (daripada yang ditelaah dalam bab-bab sebelumnya). Penelusuran permasalahan bidang sintaksis yang lebih luas ini ternyata menyeret saya lebih jauh ke salah satu aspek sintaksis yang penting dalam linguistik, yaitu tipologi bahasa. Akan tetapi, persoalan ini tidak ditelaah untuk dipecahkan dalam Bab VII karena, apabila ditelusuri lebih lanjut, hasilnya dapat menjadi suatu disertasi tersendiri. Oleh karena itu, apa yang dipaparkan dalam Bab VII hanyalah pemerian permasalahannya saja. Persoalan ini perlu dipecahkan bukan hanya demi pemahaman dari sudut pandang deiksis (karena hanya sedikit sekali kaitannya dengan deiksis) tetapi terlebih-lebih demi penyingkapan "misteri" dalam bidang sintaksis (terutama dalam bahasa Indonesia), suatu bidang studi linguistik yang hingga kini masih merupakan daerah yang "rawan". "
Depok: Universitas Indonesia, 1982
D264
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>