Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nur Eko Widyanto
"ABSTRAK
Sumber daya ikan tongkol merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan utama di wilayah selatan Garut. Sumber daya ikan tersebut secara terus menerus dieksploitasi. Diperlukan upaya pengelolaan yang berperan untuk menjaga keberlanjutan dari sumber daya ikan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sumber daya ikan tongkol (Auxis thazard), status keberlanjutan, serta strategi pengelolaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode surplus produksi, analisis hubungan panjang berat, seks rasio, tingkat kematangan gonad serta ukuran pertama kali matang gonad (metode Spearman-Karber), metode RAPFISH (The Rapid Appraisal of The Status of Fisheries) serta interfensi dan perbaikan terhadap atribut sensitif. Hasil menunjukkan status eksploitasi sumber daya ikan tongkol dalam kategori over exploited. Aspek biologi dari ikan tongkol ini menunjukkan pertumbuhan allometrik negative dengan seks rasio ikan jantan dan betina tidak seimbang dan TKG bulan September didominasi ikan pada tingkat IV (Ripe) sedangkan bulan Oktober didominasi oleh ikan tingkat II (maturing virgin), ukuran pertama kali matang gonad adalah 315.9 mm. Status keberlanjutan sumber daya ikan tongkol (Auxis thazard) secara multidimensi termasuk kategori kurang berkelanjutan. Strategi pengelolaan jangka pendek meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan, pemberdayaan masyarakat nelayan melalui mata pencarian alternatif dan pengembangan alat tangkap ramah lingkungan (memiliki selektifitas tinggi). Strategi pengelolaan jangka menengah meliputi optimalisasi peningkatan kualitas sumber daya manusia, optimalisasi pemberdayaan masyarakat nelayan melalui mata pencarian alternatif serta optimalisasi pengembangan alat tangkap ramah lingkungan dan penambahan armada kapal di atas 10 GT.

ABSTRACT
Frigate tuna resources is one of the major commodity has a strategic role as one of the main components driving the economy in the southern region of Garut. That fisheries resources was exploited continouesly. It required the efforts that contribute to maintaining the sustainability of fish resources. This study aims to determine the condition of the tuna resources (Auxis thazard) which consists of estimates of resource potential and biological aspects, assess the status of sustainability, and determining of management strategies. The studies use surplus production models, methods for analizing sex racio, gonad maturity stage and Spearman Karber Methods (length at first maturity), and RAPFISH methods (The Rapid Appraisal of The Status of Fisheries). Results shows that exploitation status of frigate tuna (Auxis thazard) is over exploited. Biological aspect of frigate tuna shows the growth is negative allometrik, sex ratio of male and female is not balance. Maturity stages of the gonad on September was dominated by level four (Ripe), while on October was dominated by level two (maturing virgin); and the length of maturity of female is 315.9 mm. Result rapfish analizys shows that sustainability indexs of frigate tuna on the southern sea of Garut is less sustainable. Strategies for short term’s management i.e improving the quality of human resources of fishing communities, empowerment of fishing communities with alternative livelihoods, and development of fishing gear that has high selectivity. The medium-term management includes optimization to improve the quality of human resource fishing community in the southern Garut, optimization of the fishing community empowerment through alternative livelihood development and optimization of gear that has a higher selectivity."
2013
T32739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Penelitian untuk mendapatkan enzim protease dari galur-galur Rhizopus koleksi biakan University of Indonesia Culture Collection (UICC) telah dilakukan. Hasil skrining dengan menggunakan medium Skim Milk Agar (SMA) menunjukkan bahwa semua galur Rhizonus nempunyai aktivitas proteolitik. Lima belas (15) dari 103 Rhizopus spp. yang diuji mempunyai aktivitas tinggi ditumbuhkan pada medium Barrow cair pada suhu inkubasi 35°C dan 40°C. R. oliwosposus UICC 8 dan UICC 116 nenunjukkan aktivitas enzim tinggi pada suhu inkubasi 35°C, " aktivitas terendah terdapat pada R. orvzae UICC 1. Pada suhu 40°C aktivitas tertinggi ada pada kapang R. orvzae UICC 85 dan terendah pada S. cohnii, UICC 30. Pengujian sifat-sifat enzim protease terhadap suhu optimum protease R. oligosporus UICC 116 nemberikan hasil 600C, sedangkan $i orvz.se UICC 85 yang diinkubasikan pada suhu 40°C nenunjukkan suhu optimum 90°C. pH optimum pada kedua kapang juga menunjukkan perbedaan yaitu pada L oliaosporus UICC 116 pH optimum adalah 3,0, sedangkan untuk $~ oryzae UICC 85 pH optimun adalah 4,5. Nilai Km = 0,105 dan Vmax = 0,027, pada $~ oliaosporus UICC 116. Nilai Km = 0,069 dan Finax = 0,014 pada L. oryzae UICC. 85.

The Proteolytic Activity of UICC Rhizopus at 35°C and 40°CA research on protease of Rhizopus spp. from the University of Indonesia Culture Collection (UICC) has been carried out. Screening of the proteolytic activity carried out using Skim Milk Agar as media showed, that 15 among 103 Rhizopus spp. strains exhibited a high proteolytic activity. Further examination on Barrow liquid medium at 35°C ad 40°C revealed that R. oligosporus UICC 8 dan UICC 116 showed the highest activity, while B? orvzae UICC 1 the lowest. At 40°C incubation oryza,e UICC 85 was the most active strain and R cohnii UICC 30 the lowest. The optimum temperature of the enzyme activity of R. olioosoorus UICC 116 grown at 35°C was 60°C, and for R. oryzae UICC 85 grown at 40°C was 90°C. The optimum pH activity of $i oligosporus'UICC 116 and L. oryzae UICC 85 was 3.0 and 4.5, respectively. The value of gin=0.105 and Amax=0.021 for g, Dligosnore$ UICC 116 and ism=4.069 and Vmax=0.014 for L. oryzae UICC 85.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyanto
"ABSTRAK
Protease asam yang dihasilkan oleh kapang memiliki peranan penting dalam industri pangan dan farmasi. Rhizopus spp. merupakan salah satu jenis kapang yang memiliki aktivitas proteolitik dan tidak menghasilkan toksin. Kemampuan Rhizopus dalam menghasilkan enzim proteolitik bervariasi baik antar spesies maupun antar galur dalam spesies yang sama. Untuk memperoleh enzim dengan aktivitas proteolitik yang tinggi, perlu diperhatikan faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitasnya. Tingkat keasaman (pH) dan suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan aktivitas enzim proteolitik. Setiap enzim memiliki pH optimum yang khas, yaitu pH lingkungan yang menyebabkan aktivitasnya maksimum. Enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme juga mempunyai suhu optimum tertentu untuk mengkatalisis suatu reaksi enzimatis.
Indonesia dikenal kaya akan keanekaragaman hayati kapang. Untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati kapang indigenous Indonesia, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi produksi protease asam ekstra selular dari Rh. microsporus v. Tiegh. var. rhizopodiformis (Cohn) Schipper & Stalpers dan Rh. microsporus v. Tiegh. var. chinensis (Saito) Schipper & Stalpers koleksi University of Indonesia Culture Collection (UICC). Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi biakan Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 519, 520, dan Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 dalam menghasilkan enzim proteolitik, dan penentuan waktu fermentasi, pH, dan suhu optimum aktivitas proteolitik pada kapang terpilih.
Aktivitas proteolitik semi kuantitatif dari ketiga biakan dipelajari berdasarkan kemampuannya membentuk zona bening pada medium 4% (b/v) Skim Milk Agar (SMA) dengan cara pencawanan (plating) spora tunggal pada suhu ruang selama 28-29 jam. Filtrat kultur fermentasi Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 yang diekstraksi dari medium dedak padi digunakan untuk uji aktivitas proteolitik. Uji aktivitas proteolitik kuantitatif dari filtrat kultur dilakukan dengan mengukur jumlah tirosin yang dihasilkan dari hidrolisis substrat kasein pada suhu suhu 37°C ± 2°C selama 30 menit. Setiap labu yang berisi medium fermentasi steril diinokulasi dengan 1 ml suspensi spora Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 yang berisi 3,9-4,6 x(10 pangkat 5)koloni/ml. Medium fermentasi selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang (26--30°C) tanpa pengocokan. Protease kasar diekstraksi dari medium fermentasi pada 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam untuk mengetahui waktu fermentasi optimum. Untuk menentukan pH optimum aktivitas proteolitik, kasein sebagai substrat enzim dilarutkan dalam larutan dapar hingga diperoleh pH 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; dan 8,0. Untuk menentukan suhu optimum aktivitas proteolitik, sampel direaksikan dengan substrat kasein 0,7% (b/v) dalam dapar glisin-HCI pH 3,0 dan dinkubasikan pada suhu 35, 40, 45, 50, dan 55°C.
Berdasarkan diameter zona bening yang terbentuk dari pertumbuhan spora tunggal pada medium SMA dapat disimpulkan bahwa Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 memiliki kemampuan menghasilkan protease lebih cepat dibandingkan Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 519 dan Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 dalam waktu yang sama (28-29 jam). Aktivitas proteolitik Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 dengan medium fermentasi dedak padi mencapai maksimum, yaitu sebesar 0,0944 U/ml pada inkubasi selama 72 jam. Peningkatan aktivitas proteolitik yang cepat diikuti dengan penurunan pH filtrat kultur.
Enzim proteolitik dalam filtrat kultur Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 aktif pada kisaran pH substrat 2,0-6,0 dan memiliki dua puncak aktivitas, yaitu puncak tertinggi pada substrat kasein dengan pH 2,0-3,0 (0,0772--0,0912 U/ml) dan puncak aktivitas kedua yang lebih rendah dari puncak pertama, yaitu pada pH substrat 5,0-6,0 (0,0603-0,0649 U/ml). Enzim proteolitik dari filtrat kuitur Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 aktif pada kisaran suhu 35--50°C. Aktivitas proteolitik tertinggi diperoleh pada suhu 45° C.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esih Praharaningsih
"Tumbuhan nanas memiliki kandungan enzim bromelin yang bermanfaat sebagai biokatalisator dalam reaksi hidrolisis protein. Karena aktivitas protease tersebut, enzim bromelin banyak diaplikasikan dalam bidang kedokteran, farmasi maupun industri tekstil, kosmetik dan bir. Untuk mendapatkan enzim bromelin dari buah nanas memerlukan teknik isolasi dan pengendapan yang tepat dan ekonomis. Metode isolasi enzim bromelin yang akan diajukan pada penelitian ini adalah dengan homogenisasi, sentrifugasi, dan pengendapan protein dengan variasi jenis presipitan. Pada tahap awal, enzim bromelin diekstrak menggunakan aseton sehingga diperoleh enzim kasar yang kemumiannya masih rendah. Selanjutnya ekstrak enzim kasar diuji dalam berbagai kondisi operas! untuk mendapatkan pH, waktu dan temperatur inkubasi optimum. Kemudian enzim dimumikan dengan variasi jenis pengendap seperti garam netral anorganik seperti NaCI, Na2S04, (Nh4)2SO4 dan pelarut organik seperti metanol, etanol, dan isopropanol. Untuk memperoleh aktivitas spesifik enzim tertinggi, digunakan variasi konsentrasi presipitan dan diuji dengan metode anson pada kondisi operasi optimum. Uji aktivitas protease dilakukan dengan metode Anson yaitu mengukur absorbansi spektrofotometri reaksi hidrolisis kasein yang dikatalisis enzim bromelin hasil isolasi. Perbedaan hasil serapan antara enzim yang dimumikan dengan variasi jenis pengendap dan blanko merupakan derajat kemumiaan enzim tersebut yang diberikan dalam bentuk aktivitas enzim dalam satuan nanokatal/mg protein. Kadar protein hasil isolasi sebesar 0.51 mg/ml diukur dengan metode Lowry. Ekstrak kasar enzim memiliki aktivitas spesifik sebesar 32.2 nkat/mg protein. Dari hasil percobaan diperoleh pH optimum enzim bromelin adalah 7, suhu dan waktu inkubasi optimum pada 50°C dan 30 menit. aktivitas tertinggi enzim bromelin sebesar 89.1 nkat/mg protein, naik sekitar 2.5 kali enzim yang tidak dimumikan. Hasil tersebut merupakan hasil pemumian enzim dengan garam anorganik amonium sulfat yang bersifat stabil, toksisitas rendah dan kekuatan anionnya paling tinggi diantara garam anorganik serta pelarut organik lain. Hasil pemurnian enzim dengan NaCI, Na2SO4 CH3OH, C2H5OH, dan isopropanol masing-masing sebesar 37.4, 64.9, 53.1, 74.9 dan 71.5 nkat/mg protein."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2005
S32808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Pramesti Rachardyanti
"Merupakan bagian dari Green Oasis Kawasan Wisata Kampung Tongkol. – Tongkol Village merupakan sebuah bangunan mixed-use yang diharapkan dapat menjadi sebuah pusat kegiatan bagi wisatawan dan juga masyarakat sekitar Kampung Tognkol. Terletak secara strategis di tengah-tengah melting pot Kawasan Wisata Kampung Tongkol, kehadiran Tongkol Village diharapkan dapat memadukan aktivitas wisatawan (berbelanja, wisata kuliner, menginap, berkumpul dll) dan meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar melalui community hub sebagai wadah pengembangandan kolaborasi masyarakat sekitar.
Placemaking merupakan tujuan penting yang perlu dicapai oleh sebuah bangunan publik yang memiliki koneksi dengan fabric urban kota, sehingga hal tersebut merupakan nilai yang ingin dijunjung Tongkol Village dalam pencapaian desain. Dengan mempertimbangkan titik-titik utama kawasan dan mengimplementasikannya pada desain, Tongkol Village berusaha untuk menjawab isu dan konteks Kampung Tongkol sehingga karakteristik Kampung Tongkol dapat tetap terjaga dan terlihat.
Salah satu karakteristik morfologi yang paling terlihat adalah kehidupan masyarakat Kampung Tongkol adalah penggunaan ruang-ruang antar hunian mereka sebagai ruang untuk placemaking - berkumpumpul, bertemu, bermain dan melakukan aktivitas lainnya. Karakteristik ini kemudian dihadirkan dalam Tongkol Village. Sementara itu, reruntuhan dan relief masa lampau yang tersebar disekitar Tongkol Village menjadi visual enhancer bangunan sehingga pengguna/masyarakat akan merasakan pengalaman ruang visual yang berbeda.

Tongkol Village is a part of the Green Oasis Tourism Area of Kampung Tongkol. Tongkol Village is a mixed-use development that is expected to become a center of activity for tourists and surrounding community of Tongkol Village. Located in the melting pot of Kampung Tongkol Tourism Area, Tongkol Village is expected to be able to integrate tourist activities (purchases, culinary tours, overnight stays, tourists etc.) and at the same time increase community participation related through community hubs as a provider of community development and participation.
Placemaking is an important goal that needs to be achieved by a building that has strong connections with the urban fabric of a city, a value that Tongkol Village wishes to uphold through the design. By responding to main nodes in the area and implementing them in the design, Tongkol Village will hopefuly answer contextual issues of Kampung Tongkol and stay true of Kampung Tongkol's characteristic that will be preserved and embodied in the design.
One of the most visible morphological features of Kampung Tongkol is the use of spaces between their dwellings of it's people as a a space for placemaking - gathering, meeting, playing etc. These characteristics are then embodied the design of Tongkol Village. Meanwhile, the ruins and the past reliefs scattered around the area will become visual enhancers of the building that will create a new and lively experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>