Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Idral Purnakarya
"Diet dapat menentukan status seng selama kehamilan. Namun, beberapa penelitian mengenai hubungan antara asupan, pola makan dan kualitas makanan berbasis lokal dengan status seng masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asupan seng, pola makan berbasis lokal PMBL dan kualitas diet berhubungan dengan kadar serum seng pada ibu hamil Minangkabau. Penelitian cross-sectional ini dilakukan dengan melibatkan 360 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 16 dan 32 minggu. Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire SFFQ digunakan untuk memperolah data asupan makanan, dan PMBL ditentukan berdasarkan hasil principal component analysis PCA . Penelitian ini mengolah 21 kelompok makanan dengan menggunakan PCA menjadi pola makanan bersumber nabati, pola makanan bersumber ikan, ayam dan jeroan, pola makanan bersumber tepung dan pemanis, pola makanan bersumber daging, pola makanan bersumber ikan masak santan, telur dan kacang-kacangan, pola makanan bersumber seafood/hasil laut dan pola makanan bersumber susu. Kualitas diet dianalisis dengan menggunakan Healthy Eating Index HEI 2010. Kadar serum seng diukur dengan menggunakan metode atomic absorption spectrophotometric. Analisis regresi linier multivariat dilakukan untuk menilai asupan seng, PMBL dan kualitas diet dengan kadar serum seng setelah dikontrol oleh faktor perancu. Rerata kadar serum seng adalah 10.1 2.1 mol/L. Asupan seng secara signifikan berhubungan dengan konsentrasi serum seng setelah dikontrol oleh umur, usia kehamilan, asupan energi, asupan serat, lokasi geografis dan pengeluaran rumah tangga adjusted ? = 0,083, 95 CI: 0,003, 0.163, p < 0.05 . Pola makanan bersumber tepung dan pemanis berbanding terbalik dengan kadar serum seng setelah dikontrol oleh umur, usia kehamilan dan pengeluaran rumah tangga adjusted ? = -0.179, 95 CI: -0,335, -0,023, p < 0.05 ; sedangkan PMBL lainnya tidak berhubungan secara signifikan dengan kadar serum seng. Skor total HEI 2010 tidak berhubungan dengan kadar serum seng pada semua responden, tetapi skor HEI 2010 menunjukkan hasil yang berhubungan di daerah pantai setelah dikontrol oleh umur, usia kehamilan, asupan serat dan asupan fitat adjusted ? = 0.186, 95 CI: 0.066, 0.306, p < 0.05 . Secara keseluruhan, antara asupan seng, pola makanan lokal Minangkabau dengan rendah tepung dan pemanis secara positif mempengaruhi kadar serum seng selama masa kehamilan. Meskipun kualitas diet yang dinilai menggunakan HEI 2010 tidak berhubungan dengan kadar serum seng, tetapi kualitas diet menunjukkan hubungan dengan serum seng pada ibu hamil yang tinggal di daerah pantai.Kata Kunci : pola makan; kehamilan; kadar serum seng; Minangkabau; Indonesia

Diet has consequences on zinc status during pregnancy. However, studies focusing on association of dietary intake, pattern and quality in locally produced foods with zinc status are limited. Therefore, this study aimed to investigate whether zinc intake, local based dietary patterns LBDPs and diet quality are associated with serum zinc concentration among Minangkabau pregnant women. A cross sectional study was conducted involving 360 pregnant women between the 16th and 32nd weeks of gestation. Using dietary data from semi quantitative Food Frequency Questionnaire, LBDPs were identified by principal component analysis PCA . This study extracted 21 food groups into plant sources, fish, chicken and meat organ sources, flour and sweetness source, meats sources, fish with coconut milk, eggs and nuts sources, seafood sources and milk sources patterns by PCA. Dietary quality was analyzed by using the Healthy Eating Index HEI 2010. Serum zinc concentration was measured by using atomic absorption spectrophotometric methods. Multivariate linear regression analysis was performed to assess zinc intake, the LBDPs, and diet quality with serum zinc concentration after adjusted for potential confounders. The mean serum zinc concentration of pregnant women was 10.1 2.1 mol L. Zinc intake significant associated with serum zinc concentration after adjusted for age, gestational age, energy intake, fiber intake, geographic location and household rsquo s expenditure adjusted 0.083 95 CI 0.003, 0.163 p 0.05 . The flour and sweetness sources pattern was inversely associated with serum zinc concentration after adjusted for age, gestational age and household rsquo s expenditure adjusted 0.179 95 CI 0.335, 0.023 p 0.05 while the other LBDPs were not significantly associated with serum zinc concentration. The overall HEI 2010 score was not significantly associated with serum zinc concentration in the total subjects, but it was associated in coastal area after adjusted for age, gestational age, fiber and phytate intakes adjusted 0.186, 95 CI 0.066, 0.306, p 0.05 . In conclusion, zinc intake and local based Minangkabau foods with less in flour and sweetness positively influence serum zinc concentration during pregnancy. Although, the dietary quality assessed by the HEI 2010 did not associate with serum zinc concentration, it clearly associated with zinc serum of pregnant women in coastal area.Keywords dietary patterns pregnancy serum zinc Minangkabau Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rishka Purniawati
"Saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan berbagai mikronutrien salah satunya adalah seng. Asupan seng yang adekuat selama kehamilan berperan dalam kesehatan janin. Namun, defisiensi seng sebagai akibat dari asupan yang tidak adekuat atau bioavailabilitas seng yang rendah masih menjadi masalah bagi negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara asupan seng dalam diet dengan kadar seng serum ibu hamil trimester satu dalam rangka menurunkan angka defisiensi seng di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan jumlah subjek penelitian adalah 62 ibu hamil trimester satu dipilih melalui simple random sampling.
Dari penelitian ini diperoleh nilai media asupan seng pada ibu hamil trimester satu adalah 2.26 (0.3-51.8) mg/hari. Sebanyak 90.3% subjek penelitian tidak memenuhi asupan seng sesuai rekomendasi AKG. Nilai median kadar seng serum ibu hamil trimester satu dalam penelitian ini adalah 61.29 (39.0-102.0) ug/dL.
Terdapat korelasi negatif lemah dan bermakna secara statistik antara kadar seng serum dan asupan seng dalam diet ibu hamil trimester satu (r = -0.266, p = 0.037). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar seng serum perlu dipertahankan dalam interval normal, antara lain dengan kecukupan asupannya dari makanan dan suplementasi, khususnya selama masa kehamilan

There is an increasing need in micronutrient including zinc as adequate zinc intake plays role in fetal health. Nevertheless, zinc deficiency as a result of insufficient intake or low bioavailability is a problem in developing countries including Indonesia. This research observe the association between zinc intake and the serum level of zinc in first trimester pregnancy with the goal to reduce zinc deficiency in Indonesia. There are 62 subjects of first trimester pregnant women and this study is done using cross-sectional design with simple random sampling.
It is found that the median of zinc intake in first trimester pregnant women is 2,26 (0,3-51,8) mg/day. This research found that 90,3% of subjects did not fulfill the recommended dietary allowances for zinc intake. The median serum level of zinc in first trimester pregnant women is 61,29 (39,0-102,0) ug/dL. There is weak inverse correlation that is significant statistically between zinc serum level and zinc intake in first trimester pregnant women (p = 0,037, r = -0,266). It is concluded that zinc serum level must be maintained in the normal interval, such as an adequate intake and supplementation, especially during pregnancy
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesyana Nurmadilla
"Salah satu faktor yang menentukan BB lahir bayi adalah asupan nutrisi ibu yang adekuat. Beberapa nutrien diketahui memiliki efek terhadap BB lahir bayi di antaranya adalah protein dan seng. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan dilakukan di 10 puskesmas kecamatan di Jakarta Timur sejak Februari hingga April 2015 dengan subjek ibu hamil berusia 19–44 tahun dengan usia kehamilan 32–37 minggu.
Data asupan protein didapatkan dengan metode 24-hour recall, sedangkan asupan seng dengan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire dan 24-hour recall. Pengambilan darah dilakukan sebelum ibu melahirkan dan diperiksa dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry. Berat badan lahir bayi diukur segera setelah bayi lahir. Sebanyak 116 subjek mengikuti penelitian hingga akhir.
Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat korelasi antara asupan protein dengan kadar seng serum (r = 0,042, p = 0,653), tidak terdapat korelasi antara asupan seng dengan kadar seng serum (r = 0,155, p = 0,096), tidak terdapat korelasi antara asupan seng dengan BB lahir bayi (r = - 0,09, p = 0,303), dan tidak terdapat korelasi antara kadar seng serum dengan BB lahir bayi (r = -0,116, p = 0,215). Penelitian ini belum berhasil menemukan hubungan antara asupan protein, seng, dan kadar seng serum dengan BB lahir bayi.

One of the factors affecting birth weight is mother’s adequate nutrient intake. Several nutrients are known to its effect to birth weight, which among them are protein and zinc. A cross-sectional study was conducted in 10 district public health centres in East Jakarta since Februari until April 2015. Subjects of the study were pregnant mothers aged 19–44 years old whose gestational age between 32–37 weeks.
Protein intake was computed based on 24-hour recall method, while zinc intake was computed based on Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire and 24-hour recall method. Blood specimens were collected before giving birth and being assesed by Atomic Absorption Spectrophotometry method. Birth weight was measured soon after the baby was born. One hundred and sixteen subjects followed the study until the end.
Statistical analysis showed there were no correlation between protein intake and maternal zinc serum (r = 0,042, p = 0,653), no correlation between zinc intake and maternal zinc serum (r = 0,155, p = 0,096), no correlation between zinc intake and birth weight (r = -0,09, p = 0,303), and no correlation between maternal zinc serum and birth weight (r = - 0,116, p = 0,215). This study has not been able to prove any relationship between maternal intake of protein, zinc, zinc serum and birth weight.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Mulyawati Utari
"Salah satu masalah gizi kurang yang sampai saat ini masih dihadapi Indonesia dan perlu segera mendapat perhatian adalah anemi gizi akibat kurang besi. Anemi jenis ini juga merupakan anemi yang paling banyak terjadi di masyarakat.
Hasil survai terbaru SKRT (1992) menyatakan bahwa prevalensi anemi rata-rata nasional ibu hamil adalah 63,5 %. Angka ini merupakan angka prevalensi tertinggi dibanding golongan lain. Anemi ibu hamil selain berpengaruh buruk terhadap kematian maternal juga berpengaruh buruk pula pada janin atau bayi, misalnya abortus, kematian janin dalam rahim atau lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemi pada bayi dan BBLR.
Dosis suplementasi tablet besi yang beredar saat ini adalah tablet besi dengan komposisi ferro sulfat eksitus 200 mg dan asam folat 0,25 mg. Masing-masing berisi 30 tablet dengan aturan.pakai sekali sehari satu tablet. Namun meskipun program suplementasi ini telah cukup lama berjalan, angka prevalensi yang.dilaporkan masih tetap tinggi.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan sampel ibu hamil anemi, di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Untuk mempelajari perbandingan rata-rata variabel yang telah ditetapkan di dua kelompok yang akan diteliti digunakan uji statistik Z test. Sedang untuk mempelajari variabel yang berhubungan dan paling mempengaruhi kejadian anemi digunakan uji korelasi Pearsen dan regresi berganda. Untuk mempelajari ada tidaknya hubungan antara perubahan hemoglobin berdasar variabel yang ditetapkan digunakan uji F test. Dan untuk mempelajari ada tidaknya perbedaan perubahan hemoglobin sebelum dan setelah pemberian tablet besi di kedua kelompok yang diteliti digunakan uji t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan hemoglobin dikedua kelompok yang diteliti tidak berbeda secara bermakna. Dimana setelah diberi suplementasi tablet besi selama 8 minggu kelompok perlakuan (dosis 60 mg per minggu) mengalami peningkatan hemoglobin sebesar 0,48 gr/dl dan kelompok kelompok yang diberi dosis 60 mg per hari mengalami peningkatan sebesar 0,57 gr/dl.

Nutrient anemic as a derived factor from lack of iron is still widely spread in Indonesia. As it is largest found in our society that makes it high time to be taken into a nationwide consideration.
A latest survey done by SKRT in 1992 reveals a highest 63,5 % of anemic prevalence among pregnant woman throughout the country. Not only does anemia threat woman for maternal mortality but it also causes harm to infant; such as abortion, death of infant in the process of birth, neonatal death, gifted born, and infant who suffers from anemia.
Supplementary dosage in every iron tablet nowadays composes 200 mg (Ferro sulfate exitus) and 0,25 mg (folat acid). Each consists of 30 tablets for a daily-single tablet usage. Despite the ongoing supplementary program, anemic prevalence is steadily high.
This is an experimental quasi to sample anemic pregnant women who live in Ciomas district of Bogor. A statistical z test is made to figure out an average variable of the two group being examined. Meanwhile, the Pearsen test and multiple regression are carried out to find out related and influential variable of anemic process. An anova test is given to-seek connection of hemoglobin alteration based on the established variables. Lastly, differences between hemoglobin prior and post to iron consumption is tested by making use of t-test.
The result turns out hemoglobin alteration for both group examines do not make a great difference. Having been given supplementary iron tablet within 8 weeks, the weekly 60 mg group experiences 0,48 gr/dl in-crease of hemoglobin when another group rises higher 0,57 gr/dl."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene
"Tujuan penelitian adalah diketahuinya kadar seng serum pada pasien kanker kepala dan leher serta hubungannya dengan status radiasi. Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien kanker kepala dan leher stadium lokoregional lanjut usia 19-59 tahun yang berobat jalan di Poliklinik Umum Radioterapi RSUPNCM pada bulan Juli sampai Oktober 2011. Sebanyak 36 subyek mengikuti penelitian ini dengan lengkap. Data diperoleh dari wawancara, pengukuran antropometri, penilaian asupan makanan menggunakan metode food record 2x24 jam dan pemeriksaan kadar seng serum. Nilai rerata asupan seng dari food record sebesar 7,11 ± 3,12 mg/hari. Sebanyak 100% subyek dalam kelompok belum radiasi termasuk dalam kelompok asupan seng kurang, sementara 35% subyek dalam kelompok sedang radiasi mempunyai asupan seng yang cukup. Terdapat perbedaan bermakna antara asupan seng pada kelompok belum radiasi dengan kelompok sedang radiasi (5,95 ± 2,57mg vs 8,04 ± 3,26mg; p=0,044). Sebanyak 52,8% subyek memiliki rasio fitat terhadap seng yang tinggi dan tidak ditemukan perbedaan bermakna antara kelompok belum radiasi dengan kelompok sedang radiasi (p=l,OO). Sebanyak 88.89% subyek penelitian termasuk dalam kelompok dengan kadar seng serum rendah. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara asupan seng maupun rasio fitat terhadap seng dengan kadar seng serum (p=0,873 dan p=0,243). Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara status radiasi dengan kadar seng serum (p=0,873).

The study aimed to assess serum zinc levels in head and neck cancer patients and its association with radiation status. This cross-sectional study involved 19-59 years locoregional advanced disease head and neck cancer outpatients in General Clinic of Radiotherapy Department, Cipto Mangunkusumo Hospital. Thirty six subjects · completed the study. Data were obtained from interviews, anthropometric measurements, and dietary assessments using 2x24 hours food record, and serum zinc measurements. Mean figure of zinc intake obtained from food record was 7.11 ± 3.12 mg/hari. All subjects in irradiated group had low zinc intake, while 35% subjects in radiated group had sufficient zinc intake. Significant difference on zinc intake was obtained between irradiated and radiated groups (5.95 ± 2.57mg vs 8.04 ± 3.26mg, p=0.044). High phytate zinc ratio was found in 52.8% subjects and there was no significant difforence on phytate zinc ratio between irradiated and radiated groups (p=I.OO). Majority of subjects was categorized as having low serum zinc levels (88.89%). There was no significant association between zinc intake and phytate zinc ratio toward serum zinc levels (p=0.873 dan p=0.243). No significant association was also seen between radiation status and serum zinc levels (p=0.873)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T58406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Olivia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dislipidemia pada ibu menyusui dan hubungannya dengan status seng. Dislipidemia, yaitu abnormalitas pada kadar profil lipid, merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit tidak menular, khususnya penyakit jantung koroner. Keadaan dislipidemia pada perempuan dapat diakibatkan oleh perubahan metabolisme lipid saat kehamilan yang dapat terus menetap hingga masa menyusui. Seng merupakan salah satu mikronutrien yang dapat mempengaruhi kadar profil lipid dan kadarnya ditemukan rendah pada ibu menyusui. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di Puskesmas Cilincing dan Grogol Petamburan, Jakarta pada bulan Februari-April 2019. Sebanyak 75 subjek ibu menyusui 3-6 bulan postpartum berusi 20-35 tahun direkrut menggunakan metode sampel konsekutif. Data karakteristik dasar dan asupan nutrien diambil melalui wawancara. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui kadar profil lipid dan seng serum. Kriteria dislipidemia menggunakan acuan NCEP ATP III. Hasil penelitian didapatkan prevalensi dislipidemia 69,3% (n=52) dengan 36,5% (n=19) nya akibat kadar HDL yang rendah. Sebanyak 77,3% (n=58) subjek tidak mendapatkan asupan seng yang cukup dan berdasarkan kadar seng serum ditemukan 78,7% (n=59) subjek mengalami defisiensi seng. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara status seng dengan dislipidemia, baik berdasarkan status asupan seng maupun status seng serum.
This study was conducted to determine the prevalence of dyslipidemia in lactating mother and its relationship with zinc status. Dyslipidemia, an abnormality in lipid profile, is one of major risk factor for non communicable disease, such as coronary heart disease. Physiologic condition, such as pregnancy, may caused physiologic changes, including alterations in lipid profile on healthy, pregnant women which may persist after delivery. Zinc may influence serum lipid profil and its level was found to be low in lactating mothers. This was a cross sectional study conducted in Puskesmas Kecamatan Cilincing, North Jakarta and Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, West Jakarta between February and April 2019. Seventy five lactating mothers at 3-6 months postpartum aged 20-35 years old were recruited using consecutive sampling method. Interview were performed to collect basic characteristic and evaluate nutrient intake. Weight and height were measured to calculate body mass index (BMI). Blood sample was obtained after 10-12 hour overnight fast to analyze serum lipid profile and zinc serum. Dyslipidemia was diagnosed using NCEP ATP III criteria. The prevalence of dyslipidemia was 69.3% (n=52) with 38.5% (n=19) of them due to low HDL level. Approximately 77.3% (n=58) subjects had low zinc intake and zinc deficiency was found 78.7% (n=59) subjects. Zinc status, both based on intake and serum, showed no significant relationship with dyslipidemia."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Mery Christina
"Sebagian besar penduduk miskin di Indonesia berada di pedesaan dan mereka menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Tesis ini mengangkat tema analisis kemiskinan struktural masyarakat petani pada kasus di Dusun Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan kondisi serta faktor-faktor penyebab kemiskinan struktural masyarakat petani di Dusun Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, dimana faktor-faktor penyebabnya adalah: adanya ketergantungan, ketidakberdayaan, keterbatasan masyarakat petani, dan juga ketidakadilan dan kekayaan struktural yang merupakan dampak dari pola-pola organisasi institusional yang ada serta disparitas pembangunan yang ada di sana.

Most of poor in Indonesia live in the rural and work in agricultural sector. This research analyzes the structural dimension of poverty in farmer society in the case of farmer village Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. This research is a descriptive qualitative research.
The result of this research is the description of condition and all sorts of reasons of structural poverty in Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, those are: the dependence, powerless of the farmer society, and also the structural injustice and wealth in its society as the affect of its institutional organization pattern; and the development disparity in the village.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T31154
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Uus Sukmara
"Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) adalah salah satu sasaran yang disepakati dalam konperensi tingkat tinggi tentang kesehatan anak sedunia yang harus dicapai pada akhir tahun 2000. Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk mencapai ETN tersebut adalah pemberian imunisasi tetanus toxoid kepada ibu hamil. Berbagai upaya untuk mencapai cakupan imunisasi TT ibu hamil yang optimal telah dilaksanakan, namun cakupan imunisasi TT pada ibu hamil di beberapa wilayah masih tetap merupakan masalah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah puskesmas Sukamanah kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merupakan sumbangan pemikiran untuk pengelolaan program imunisasi TT ibu hamil dalam kegiatan pencapaian eliminasi tetanus neonatorum.
Metode penelitian ini dirancang dengan study kasus kontrol, sebagai kasus adalah ibu-ibu yang mempunyai anak umur kurang satu tahun dimana selama kehamilannya tidak pernah (TT0) atau tidak memperoleh imunisasi TT lengkap (TT1), sedangkan kontrol adalah ibu-ibu yang mempunyai anak umur kurang satu tahun dimana selama kehamilannya memperoleh imunisasi TT lengkap (TT2/ulang). Jumlah kasus sebanyak 170 orang dan jumlah kontrol 170 orang (perbandingan 1 kasus : 1 kontrol).
Variabel yang diteliti meliputi faktor umur ibu, pendidikan, pengetahuan, sikap, jumlah anak balita, pekerjaan suami, persepsi ibu terhadap jarak, kepemilikan keluarga, pemeriksaan kehamilan dan anjuran yang diterima ibu untuk di imunisasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak semua faktor yang diteliti berpengaruh secara bermakna terhadap status imunisasi TT ibu hamil. Variabel yang tidak berpengaruh adalah ; umur ibu, jumlah anak balita, pekerjaan suami, pengetahuan, dan kepemilikan, sedangkan variabel yang berpengaruh adalah sikap (O.R 4,5), pendidikan (O.R 2,1), pemeriksaan kehamilan (O.R 2,2), persepsi terhadap jarak (OR 2,0) dan anjuran berpengaruh secara bermakna (O.R. 4,3).
Mengingat hal-hal tersebut diatas maka disarankan kepada kepala puskesmas Sukamanah khususnya dan kepala dinas kesehatan kabupaten Bogor umumnya untuk dapat meningkatkan penyuluhan perorangan (anjuran), meningkatkan kemampuan dan sikap profesionalisme petugas, menekan terjadinya miss oportunity ANC dan imunisasi TT, membentuk pos vaksinasi khusus di daerah yang jauh dari posyandulpuskesmas serta mengusulkan kepada camat atau Dikbud untuk diadakan pendidikan kejar paket A (pendidikan sejenis) kepada ibu-ibu yang tidak sekolah atau buta huruf.

The Factors Which Influenced of Toxoid Tetanus Immunization Status in Sukamanah Puskesmas, Kabupaten Bogor In 2000Elimination of Tetanus Neonatorum is one of targets of World Health Summit for Children in high level that must be achieved by the year 2000. One effort which has done to reach ETN is giving toxoid tetanus immunization to pregnant mother. There are so many efforts to reach the coverage of TT immunization that have done well in every area but it is still face the problems.
The purpose of the research is to find out some factors that have influenced the status of TT immunization for pregnant mother in Sukamanah Health Centre, Bogor District. The result of research is contributing some ideas for the management of pregnant mother TT program in increasing elimination of neonatorum of tetanus activating.
The research applies a case control design the case are, mother who has a baby, during her pregnancy has not ever given (TT0) or full of TT (TT1), while the control is mother who has baby that during her pregnancy has taken full of TT (TT2/booster). About it case and 170 control had beed interviewed (1 case : 1 control).
The factor of attitude has been researched including: the mother's age, education, knowledge, number of children under 5 year age, husband's occupation, mother's perceive of distance, owner's family, checking the pregnancy up, and suggestion to do immunization which has revived by the mother.
The result of the study reveals that there is the significant relationship between attitude (O.R. = 4,5), education (O.R.= 2,1), examination during pregnancy (ANC) (OR = 2,2), perceived of distance ( OR = 2,0) and suggestion (O.R.= 4,3) of TT immunization status of pregnant mother.
Based on the result of the study, it is recommended to the head of Sukamanah Health Centre and the head of Bogor District Health office to early out the personal health education (Counseling), to improve the ability and performance of the staff, to reduce the miss opportunity of ANC and immunization, to establish the vaccination centre at the remote are, and to give a recommendation to the Head of Sub district or Department of Education in order to give education package to the literacy mother.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amran Buana
"Anemia gizi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berat sampai saat ini yaitu sebesar 40% (SKRT, 2001). Sembilan puluh persen anemia gizi pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sementara upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil sudah diperioritaskan sejak tahun tujuh puluhan namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran prevalensi dan perbedaan proporsi anemia gizi ibu hamil dan mengetahui faktor-faktor yang dominan berhubungan dengan kadar Hb pada ibu hamil di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung. Disain penelitian menggunakan metode Cross Sectional dan pengambilan sampel dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang ada di Kecamatan Abung Surakarta Tabun 2004. Sampel penelitian sebanyak 120 orang ibu hamil yang terdiri dari 60 orang ibu hamil yang anemia dan 60 orang ibu hamil yang tidak anemia. Penelitian dilakukan di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung pada Bulan Maret sampai Mei 2004.
Variabel penelitian yang berhubungan dengan kadar Hb adalah umur, usia kehamilan, paritas, jarak kelahiran, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, konsumsi hem, non hem, enhancer, inhibitor, dan pengetahuan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemeriksaan kadar Hb memakai metode Siamnethemoglobin yang diperiksa dengan menggunakan spektrofotometer. Batasan anemia bila kadar haemoglobin lebih kecil dari 11 gr/dl dan tidak anemia bila 11 gr/dl. Analisa data yang dilakukan univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia sebesar 64,1% yang terdiri dari anemia ringan 7,3%, anemia sedang 37,6% dan anemia berat 19,2%. Pada uji bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan variabel yang berhubungan bermakna dengan anemia adalah variabel umur, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, hem, dan pengetahuan (p 0,05). Pada uji regresi logistik dengan memasukkan variabel yang mempunyai nilai (p < 0,25), maka variabel yang diikutkan pada uji ini adalah umur, usia kehamilan, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, hem, enhancer, inhibitor dan pengetahuan. Dan seluruh variabel yang dimasukkan dalam pemodelan, umur, usia kehamilan, LILA, pendidikan dan ANC yang dominan berhubungan dengan terjadinya anemia pads ibu hamil dan variabel yang paling dominan berhubungan dengan status anemia adalah pemeriksaan kehamilan (ANC).
Disarankan kepada pelaksana gizi puskesmas di wilayah Kecamatan Abung Surakarta untuk dapat mengintensifkan distribusi tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu-ibu hamil melalui kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil (ANC), baik di puskesmas maupun di posyandu-posyandu di wilayah kecamatan tersebut.

Nutritional Anemia and Its Related Factors Among Pregnant Mothers in Abung Surakarta Sub-district, North Lampung District, Lampung Province Year 2004Nutritional anemia is one of four major nutrition problems in Indonesia. Prevalence of nutritional anemia is very high, i.e. 40% and thus it is considered as severe public health problem (SKRT, 2001). Ninety percent of nutritional anemia is caused by iron deficiency. Although intervention to eradicate nutritional anemia have been prioritized since 1970s, satisfied result is not yet achieved.
The study aimed at describing the prevalence and related factors of nutritional anemia among pregnant mothers in Abung Surakarta Sub-district, North Lampung District, Lampung Province year 2004. Design of the study is cross-sectional with 120 pregnant mothers as subjects taken randomly using simple random sampling from all pregnant mothers in the sub-district as population. The study was conducted during March to May 2004.
Variables conceptualized to be related to Hb level were age, age of pregnancy, parity, distance between pregnancies, MUAC, education, ANC, iron supplementation, consumption of heme, non heme iron, enhancer, and inhibitor, and knowledge. Data were collected using questionnaire and physical and laboratory examination. Hb level was determined using cyanmeth method checked by spectrophotometer. Anemia was defined as Hb level <11 gr/dl. Data were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate ways.
The univariate analysis showed that the prevalence of anemia was 64.1% consisted of mild anemia of 7.3%, moderate anemia of 37.6%, and severe anemia of 19.2%. The bivariate analysis using chi-square test showed that variables with significant relationship to Hb level were age, MUAC, education, ANC, iron supplementation, consumption of heme iron sources, and knowledge (p<0.05). Logistic regression showed that the most dominant factor was ANC.
It is recommended to nutrition worker in public health centers in Abung Surakarta sub-district to intensify the distribution of iron pills to pregnant mothers by visiting and conducting ANC in all public health centers and integrated health posts in the area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>