Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"CBS (Culture-Bound Syndromes) adalah satu penyakit yang dipengaruhi oleh budaya serta kejadian yang tidak disangka-sangka, berlaku dalam kalangan etnik, dan kawasan tertentu. Dalam konteks masyarakat Melayu di Kelantan, Malaysia, sindrom ini telah lama wujud dalam masyarakat tersebut. Ramai pengkaji yang mengklasifikasikan amok dan latah sebagai sindrom CBS yang majoritinya berlaku dalam kalangan masyarakat Melayu dan disebabkan oleh faktor budaya, persekitaran, dan biologi. Selain daripada amok dan latah, fenomena bilangan orang Melayu yang menghidap :saka" , yaitu sejenis penakit psikiatri yang berpunca daripada gangguan mahluk halus, persekitaran, biologi, dan keturunan semakin meningkat. Penyakit saka seringkali dihidapi oleh masyarakat Melayu dan boleh diklasifikasikan sebagai salah satu sindrom dalam CBS berdasarkan simptom penyakit tersebut. Ramai pengkaji pula yang mengklasifikasikan "saka" dalam katagori CBS berdasarkan faktor keetnikan dan simptom penyakit ini. Kertas kerja ini akan mengenengahkan penyelidikan tentang rawatan sindrom saka dalam kalangan masyarakat Melayu di Kelantan yang menggunakan kaedah rawatan Islam dan "Main Puteri" berdasarkan kajian etnografi di beberapa kawasan terpilih di Kelantan, Malaysia."
SOS 5:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Hakim
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Woro Retno Mastuti
"Dalam khasanah sastra Jawa, karya sastra Cina Peranakan Jawa selama ini agak terlupakan. Padahal karya sastra tersebut turut memberikan warna bagi dunia sastra Jawa. Beberapa karya sastra Jawa modern membahas peranan etnis Cina Peranakan Jawa ini pada untaian kisahnya. Beberapa sarjana telah melakukan penelitian-penelitian. Suripan lebih mengacu pada karya sastra Jawa baru di mana para pengarang Cina Peranakan Jawa menulis beberapa cerita pendek. Th. Pigeaud menyajikan judul judul naskah SCPJ yang ada di Perpustakaan Universitas Leiden. Ann Kumar menguraikan panjang lebar sejarah keterlibatan etnis Cina dari waktu ke waktu di burni Indonesia, baik Melayu maupun Jawa. Di lain pihak, Caludine Salmon selama 10 tahun berhasil mendata ribuan sastra Cina Peranakan Melayu.
Penelitian ini bermaksud mendata judul judul karya SCPJ yang ada di perpustakaan FSUI (Depok), PNRI (Jakarta), Museum Sonobudoyo (Yogyakarta), Museum Reksopustoko (Solo), Museum Radyapustaka (Solo), dan Universitas Leiden (Belanda). Pendataan dilakukan melalui katalog-katalog yang telah diterbitkan dan melakukan pengecekan di lokasi penyimpanan. Dan hasil pendataan tersebut terdata 74 judul SCPJ, terdiri dari buku cetakan dan naskah tulisan tangan. Sebag:an besar ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa, dan sebagian lagi ditulis dalam aksara latin.
Isi dari karya SCPJ tersebut kebanyakan menceritakan tentang kerajaan-kerajaan di negeri Tiongkok, kisah cinta, dan tragedi. SCPJ ditulis dalam rentang waktu tahun 1859 hingga 1932. Generasi muda Cina Peranakan Jawa khususnya tidak lagi membaca dan mengenal karya tersebut. Masih banyak peiuang untuk melakukan penelitian sebagai bentuk apresiasi terhadap SCPJ."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sunandar
"Masyarakat Sambas telah dibentuk dalam rentang sejarah yang panjang. Terdapat beberapa kisah yang menjadi pijakan dalam mengartikan dan merujuk dinamika masyarakatnya masa lalu, yaitu dalam kisah-kisah rakyat. Dalam tulisan ini dimuat dua kisah populer tersebut, yaitu Sambas yang berasal dari persahabatan abadi antara Syamsudin dan Saribas serta Sambas yang dimaknai dengan tiga suku bangsa. Dua kisah itu menjadi pijakan melihat Sambas yang berbineka. Untuk mengungkap kebinekaan Melayu Sambas, maka penelitiannya dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang dilakukan dengan empat tahap, yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Studi ini menunjukkan bahwa keragaman yang terjadi di Sambas terekam dalam memori kolektif masyarakatnya yang bertujuan untuk menyatukan individu-individu yang ada."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2021
900 HAN 4:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus R. Suhartono
"Penelitian dalam rangka pemuatan tesis bertujuan untuk memahami bagaimana cara orang Cina peranakan mendefinisikan kembali identitas kulturalnya sebagai akibat dari terjadinya perubahan politik pada tahun 1998 yang lebih menjanjikan kebebasan berekspresi. Pendefinisian yang terjadi saat ini merupakan sebuah proses yang bersumber dari serangkaian peristiwa yang mendahului, rnenjadi respon terhadap perubahan pandangan dan sikap pihak luar, dan sebaliknya apa yang terjadi saat ini tidak menjadi titik akhir dari usaha pendefinisian identitas.
Lokasi penelitian ini ada di kawasan Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Sejarah pemukiman ini terkait dengan keberadaan pusat ekonomi yang kini dikenal sebagai pasar Jatinegara yang menjadi daya tarik bagi orang Cina untuk menetap dan berusaha di sana. Di wilayah ini pula terdapat beberapa institusi budaya Cina yang pada masa Iampau menjadi salah satu pusat orientasi budaya Cina dan pada masa selanjutnya semakin tersaingi oleh sejumlah institusi pendidikan maupun keagamaan (Kristen) yang telah memberi andil besar pada proses ?peranakanisasi? di sini. Kawasan ini dipilih sebagai lokasi penelitian bedasarkan pertimbangan komposisi orang Cinanya yang mencapai sekitar 30 % sampai dengan 40 % diasumsikan memberi peluang untuk tetap menjaga frekuensi dan intensitas interaksi sosial di antara sesama orang Cina maupun dengan anggota masyarakat lainnya.
Kolonialisme punya andil dalam menciptakan apa yang disebut sebagai ?Masalah Cina?. Melalui politik segregasinya, batas sejarah, sosial, dan budaya di antara orang Cina Indonesia dan pribumi Indonesia bertahan hingga masa kini. Catatan sejarah menunjukkan bagaimana pemerintah dan masyarakat umum (baca: pribumi) ?menciptakan? dan ?memaksakan? batas-batas identitas kepada orang Cina. Sementara di sisi lain, menjadi rentetan perubahan intemal sehagai konsekuensi dari kelidaklengkapan pewarisan tradisi, akulturasi dengan unsur baru, dan berbagai tekanan politik yang harus dihadapi orang Cina. Maka, terbentuklah identitas Cina Peranakan yang terbelah di antara identitas lokal setempat dan idenlitas Cina yang sudah semakin kabur. Identitas Cina-nya bahkan bersifat ambigu karena di satu sisi ingin diperlahankau namun namun di sisi lain ingin disembunyikan dari lingkungan sosialnya. Dalam keterbatasan sebagai akibat dari pembatasan yang dipaksakan pihak luar, maupun pembatasan yang dilakukan oleh mereka sendiri, orang Cina, khususnya Cina peranakan harus selalu mendefinisikan identitasnya dalam rangka beradaptasi dengan lingkungan sosial yang dihadapinya.
Perubahan politik yang diawali pada tahun 1998 menawarkan peluang pada orang Cina Peranakan untuk berani mengekspresikan identitasnya melalui berbagai cara. Namun untuk mencapai tujuan tersebut mereka hams terlebih dahulu mendefinisikan kembali identitas kultural mereka sebagai Cina peranakan. Caranya adalah dengan menafsir ulang sikap pihak luar terhadap keberadaan mereka. Terkait dengan proses penafsiran ulang tersebut, mereka juga harus merujuk kembali referensi identitas kultural Cina yang mereka ketahui: (1) interpretasi pada ideniitas Cina dengan herpgak pada masa lalu yang mereka ketahui; dan (2) interpretasi pada identitas Cina dengan berpijak pada globalisasi budaya Cina yang sedang marak saat ini. Namun satu hal yang pasti, basil pendefinisian ulang pada identitas kultural Cina peranakan masih tetap ditentukan oleh bagaimana cara pandang dan sikap pihak luar kepada mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dana Listiana
"ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan salah satu bahasa sumber arsip periode kolonial dan memahami konteks sosiologis bahasa berdasarkan fungsi dan waktu ketika bahasa tersebut digunakan. Berdasarkan studi kepustakaan diketahui bahwa sumber periode kolonial juga meliputi arsip berbahasa Melayu Rendah. Sumber arsip yang ditelaah adalah surat permohonan dari Kongsi Lanfong di Kalimantan Barat kepada Pemerintah Hindia Belanda. Kongsi Lanfong adalah sebuah kongsi Cina, entitas politik komunitas Cina yang bermula dari kelompok aktivitas ekonomi, dengan aktivitas utama berupa penambangan emas di Mandor. Aktivitas tersebut pulalah yang melatari penulisan surat yang ditelaah dalam artikel ini. Surat menunjukkan bahwa bahasa Melayu Rendah digunakan sebagai bahasa diplomatik bahkan oleh kelompok yang bukan penuturnya. Hal ini menarik karena berlaku di kala pemerintah kolonial belum resmi menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar."
Kalimantan: Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat, 2018
900 HAN 2:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyati
"Skripsi ini adalah hasil penelitian terhadap novel The Belle of Tjililin yang pernah dimuat dalam majalah Penghidoepan no. 119, 15 November 1934. Penelusuran awal terhadap novel ini membawa penulis sampai pada perumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penggambaran latar sosial budaya masyarakat dalam The Belle of Tjililin? 2. Adakah perubahan-perubahan sosial budaya mengiringi kehidupan sosial masyarakat dalam The Belle of Tjililin? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat dalam The Belle of Tjililin? Berkaitan dengan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan penggambaran sosial budaya masyarakat pribumi dan peranakan dalam novel The Belle of Tjililin. Melalui penggambaran tersebut, dapat terungkap permasalahan-permasalahan sosial dan budaya yang terjadi di antara masyarakat pribumi dan peranakan, perubahan-perubahan nilai sosial budaya di dalamnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra. Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik secara bersamaan. Unsur intrinsik tokoh dan latar digunakan sebagai media untuk mengungkapkan aspek-aspek kemasyarakatan yang tergambar dalam The Belle of Tjililin. Berdasarkan analisis tokoh dan latar, dengan didukung berbagai teori sosiologi, maka penelitian ini telah menghasilkan beberapa kesimpulan. Kesimpulan pertama berkaitan dengan penggambaran latar sosial budaya masyarakat. The Belle of Tjililin merupakan novel yang mengetengah kehidupan masyarakat heterogen. Tokoh-tokohnya berasal dari dua kebudayaan yang berbeda yaitu pribumi dan Tionghoa peranakan, Kedua kelompok masyarakat ini hidup bersama dalam latar tempat dan fatal- sosial masyarakat Semarang, Cililin, Bandung, dan Sumedang. Keadaan ini menempatkan masyarakat kedua kelompok untuk saling kontak dan menjalani proses sosial. Berdasarkan kontak dan proses sosial, perbedaan yang ada di antara masyarakat pribumi dan Tionghoa dalam The Belle of Tjililin ini justru digambarkan mengarah pada satu perubahan positif yaitu asimilasi atau pembauran. Kesimpulan kedua adalah bahwa kontak dan proses sosial yang terjadi dalam The Belle of Tjililin mendorong adanya perubahan sosial masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat dalam novel ini berupa perubahan pada pola pikir dan orientasi hidup para tokoh. Baik masyarakat pribumi maupun masyarakat Tionghoa dalam novel ini digambarkan tidak lagi hanya berorientasi pada hal-hal pokok seperti sandang, pangan, dan papan, namun juga memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sekunder seperti pendidikan dan hiburan. Masyarakat tidak lagi terpaku pada aspek_-aspek kehidupan yang sifatnya tradisional, namun juga pada kehidupan modern masyarakat perkotaan. Kesimpulan yang ketiga adalah bahwa berbagai perubahan yang terjadi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-raktor penyebab perubahan-perubahan tersebut adalah adanya kontak antar budaya yang berbeda dalam masyarakat yang heterogen, serta sistem pendidikan yang sudah maju."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Collins, James T.
Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedis (KPG), 2009
491.2 COL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>