Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122325 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Imam Arrasyid
"Telah dilakukan penelitian kecepatan pelarutan asetosal dalam bentuk campuran dengan koffein yang dibuat dengan mencampur 500 mg asetosal dan koffein dalam berbagai variasi berat, yaitu: 0 mg (kontrol), 20 mg, 40 mg,60 mg, dan 80 mg. Campuran dikemas dalam bentuk kapsul. Masing-masing kapsul ditentukan kecepatan pelarutannya dengan metode "Rotating Basket" dalam media pelarut buffer asetat 0,05 M, pH 4,5 ± 0,05 dan temperatur 370 C ± 0,5. Kadar asetosal yang terlarut ditentukan kadamya dengan metode titrasi asam-basa secara tidak langsung, dimana asetosal yang terlarut dihidrolisa terlebih dahulu dengan larutan Natriuni Hidroksida 0,2 N dan kelebihan larutan natrium hidroksida tersebut dititrasi dengan asam klorida 0,1 N. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa koffem meningkatkan kecepatan pelarutan asetosal dalam sediaan kapsul. Padajumlah tertentu semakin bèsarjumlah koffein yang ditambahkan, semakin besar pula kecepatan pelarutan asetosal.

The dissolution rate test of mixtures consisted of 500 mg acetosal and 0 mg (control), 20 mg, 40 rng, 60 mg, and 80 mg coffein had been carried out. The mixtures were loaded into capsul. The dissolution rate of each capsule was determined in 0,05 M acetic buffer solution, pH 4,5 ± 0,05 at 370 C ± 0,5 using " Rotating Basket" method. The dissolved acetosal concentration was determined by indirect acid-base titration after the dissolved acetosal was hydrolyzed by 0,2 N sodium hydroxide and the excess of sodium hydroxide was titrated by 0,1 N hydrochloride acid. The results showed that coffein increase the dissolution rate of acetosal in capsule dosage form. Increasing of coffein in certain amount will increase the dissolution rate of acetosal significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Atmowisastro
"Pertumbuhan industri polimer polipropilena di Indonesia demikian pesat, di proyeksikan pada tahun 1997 kapasitas produksinya akan melampaui kebutuhan untuk domestik, sehingga Indonesia akan menjadi salah satu negara pengekspor polipropilena. Produk polipropilena yang banyak digunakan di dalam negeri adalah jenis film mencapai 40 % dari total konsumsi. Salah satu kegunaannya adalah untuk pengemasan, karena hal tersebut, maka sifat kemudahan untuk dibuka (operability) dari pengemas tersebut merupakan salah satu faktor yang sangat diperhatikan oleh konsumen, disamping sifat yang lainnya seperti sifat optik. Untuk memperbaiki sifat openability, maka dilaksanakan penelitian mengenai pengaruh penambahan tiga tipe asam silikat (tipe A, B & C) pada polipropilena dengan konsentrasi yang bervariasi : 0, 0.15, 0.25, 0.40, 0.55 % berat SiO2.
Dan dalam penelitian ini diamati juga perubahan-perubahan sifat optik, sifat mekanik, sifat listrik dan strukturnya, sehingga akan diketahui tipe dan kualitas asam silikat yang lebih sesuai untuk produk tadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam silikat dapat memperbaiki sifat openability dari kantong plastik, sehingga menjadi lebih mudah dibuka. Sifat optik, sifat mekanik, sifat listrik sedikit mengalami perubahan, sedangkan strukturnya tetap. Asam silikat tipe B dengan ukuran partikel 4.54 gm memberikan hasil relatip lebih baik dibandingkan tipe lainnya. Konsentrasi asam silikat 0.25 % berat masih memberikan hasil yang diharapkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya An Ambari
"Nikel merupakan logam hasil ekstraksi dari bijih sulfida, bijih laterit, dan batuan mineral laut dalam. Nikel banyak dibutuhkan di sektor industri logam paduan, baterai, electroplating, dan lainnya. Nikel biasanya diekstraksi dalam bentuk feronikel atau nikel murni sesuai kebutuhan industri. Bijih nikel yang paling banyak ditemukan di Indonesia merupakan mineral jenis laterit. Nikel laterit di Indonesia terbagi menjadi jenis limonit dan saprolit. Mineral jenis limonit memiliki kandungan nikel lebih rendah daripada jenis saprolit.
Bijih nikel jenis saprolit biasa diolah dengan metode pirometalurgi dan jenis limonit diolah dengan metode hidrometalurgi, dimana hal ini ditentukan berdasarkan kandungan nikelnya. Proses hidrometalurgi bijih nikel laterit dilakukan dengan teknik pelindian menggunakan larutan asam sulfat pada temperatur tinggi untuk menghasilkan perolehan kadar nikel yang tinggi. Pada temperatur atmosfer, perolehan nikel bernilai rendah.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi elektrokimia bijih nikel laterit menggunakan larutan asam sulfat pada temperatur atmosfer. Larutan asam sulfat yang digunakan divariasikan untuk penelitian ini dengan konsentrasi larutan 1 M, 2 M, 4 M, dan 6 M. Metodologi penelitian dilakukan dengan alur preparasi sampel dan larutan, karakterisasi dengan SEM-EDAX dan metode Petrografi, serta karakterisasi elektrokimia menggunakan metode OCP, EIS, dan LSV.
Hasil dari ketiga pengujian tersebut menunjukkan laju pelarutan tertinggi terjadi pada pelarutan dengan konsentrasi 6 M. Peningkatan konsentrasi menurunkan nilai OCP pengujian. Berdasarkan uji LSV, lapisan pasif terbentuk pada pelarutan pada tiap konsentrasi. Peningkatan konsentrasi menyebabkan pemecahan lapisan pasif hingga konsentrasi 4 M, namun lapisan pasif terbentuk kembali pada peningkatan hingga 6 M berdasarkan uji EIS. Ketiga pengujian tersebut menunjukkan perilaku pelarutan meningkatnya laju pelarutan dengan penambahan konsentrasi, namun menimbulkan pembentukan kembali lapisan pasif pada konsentrasi asam melebihi 4 M.

Nickel was an extracted metal from sulphide ore, laterite ore, and deep-sea mineral rocks. Nickel was needed in the industrial sector of alloy metal, batteries, electroplating, and others. Nickel was usually extracted in the form of pure ferronickel or nickel according to industrial needs. The nickel ore most commonly found in Indonesia was laterite type minerals. Laterite nickel in Indonesia was divided into limonite and saprolite types. Limonite minerals had lower nickel content than saprolite types.
Saprolite type nickel ore was usually processed by the pyrometallurgical method and the limonite type was processed by the hydrometallurgical method, where was determined based on the nickel content. The hydrometallurgical process of laterite nickel ore was carried out by leaching technique using a solution of sulfuric acid at high temperatures to produce high nickel content. At atmospheric temperatures, recovery of nickel was low.
Therefore, this study aimed to conduct an electrochemical caharacterization of laterite nickel ore using a solution of sulfuric acid at atmospheric temperature. The sulfuric acid solution used for this study was varied with concentration of 1 M, 2 M, 4 M, and 6 M. The research methodology flow was carried out first with sample and solution preparation, SEM-EDAX characterization and Petrographic method, and electrochemical studies using the OCP, EIS, and LSV methods.
The results showed the highest dissolution rate occurred at dissolution of 6 M concentration. The increasing concentration decreased the OCP value. Based on the LSV test, a passive layer was formed at each concentration of dissolution. Increased concentration causes the breakdown of the passive layer for adding concentration to 4 M, but the passive layer was formed again at increasing concentration up to 6 M based on the EIS test. The electrochemical characterization revealed the dissolution behavior increased the dissolution rate with the addition of concentration, but caused the formation of the passive layer again at the acid concentration exceeding 4 M.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
"Kebutuhan asam dari suatu pelarutan bijih tembaga teroksidasi merupakan salah satu faktor penting secara ekonomi dan kuantitasnya harus dapat ditentukan secara optimal untuk mendapatkan proses pelarutan yang efisien. Suatu studi kinetik oleh asam sulfat dari bijih tembaga teroksidasi khususnya Malachite telah diteliti. Pengaruh dari waktu leaching, kecepatan pengadukan, konsentrasi asam dan perbandingan solid liquid, temperature dan ukuran dari bijih telah diteliti. Menggunakan kondisi terbaik diperoleh recovery 90% pada 250C dan 98% pada 800C setelah 150 menit waktu leaching dan pada konsentarsi asam 1 mol/L dengan perbandingan liquid/solid 6:1. Pelarutan dari Malachite selama leaching dapat digambarkan sebagai fungsi logaritma, y=a ln(x) + B. Berdasarkan data dari pelarutan awal menggunakan asam sulfat diketahui bahwa kinetika pelarutan batuan tembaga jenis malachite dikontrol oleh suatu reaksi diffusi.

The relationship of percent copper extraction to acid consumption must be refined to optimized the economic value and the consumption quantity must be known to get the efficiency of extraction. A study kinetics of the sulfuric acid leaching of oxidized copper ore malachite from North Sumatera was carried out. The effect of leaching time, stirring, sulfuric acid concentration, ratio solid liquid, temperature, particle size were analyzed. The optimum condition, copper recovery about 90% at 250C and 98% at 800C after 30 minute leaching time in 1.0 M sulfuric acid concentration with liquid/solid ratio 6:1 at 150 rpm. Malachite dissolution during leaching can be described by logaritmic function. Basic on data obtained for the leaching kinetics indicated that the initial dissolution of malachite is a diffusion controlled reaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofriadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Satria
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S40777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Chitra
"Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan menipisnya cadangan minyak bumi yang merupakan sumber bahan bakar utama dan building blocks petrokimia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat dilakukan pengembangan pada sumberdaya yang dapat diperbaharui, salah satunya dengan diversifikasi nilai tambah dan minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit memiliki struktur molekul yang mirip dengan minyak bumi, yaitu rantai karhon panjang. Sehingga sangatlah memungkinkan bagi minyak kelapa sawit untuk diolah menggunakan katalis asam dimana dapat terjadi restrukturisasi trigliserida melalui mekanisme reaksi katalis asam seperti halnya pengolahan minyak bumi untuk menghasilkan produk petroleum. Untuk itu diperlukan suatu studi agar dapat diketahui kekuatan asam suatu katalis yang diperlukan untuk dapat merubah struktur molekul minyak kelapa sawit ke dalam bentuk lain.
Penelitian dilakukan dengan mereaksikan minyak kelapa sawit dengan berbagai jenis asam, yaitu asam asetat, asam mitral, asam sulfat, zeolit, dan alumina pada sebuah reaktor batch sederhana. Pada produk sampel dilakukan analisa terhadap densitas, viskositas, berat molekul dan FTIR. Berat molekul ditentukan menggunakan grafik penenluan berat molekul dengan dua data masukan awal yaitu titik didih dan API gravity.
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa penggunaan beberapa katalis asam memberikan produk dngan berat molekul yang berbeda. Penggunaan katalis asam dengan kekuatan -3 (zeolit) sampai -8.2 (alumina) dan 4,745 ( asam aselal ) s.d -1.163 (asam nitrat) mampu menurunkan berat molekul trigliserida dari nilai awal yaitu 849 gr/mol sampai nilai terkecil 726 gr/mol. Hal ini berarti terjadi perengkahan pada minyak kelapa sawit. Penggunaan asam sulfat sebagai katalis meningkatkan berat molekul produk sampai 1019 gr/mol. Kenaikan berat molekul tersebut juga diikuti dengan kenaikan viskositas produk, yang berarti telah terjadi reaksi polimerisasi hasil FTIR yang diperoleh menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan absorbansi pada ikatan karbon (CH2)n."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizkianna
"ASBTRAK
Karbamazepin merupakan obat yang termasuk ke dalam Biopharmaceutical
Classification System kelas dua dengan kelarutan yang rendah dan permeabilitas
yang tinggi, sehingga laju pelarutan menjadi tahap yang membatasi laju absorpsi
obat. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan laju pelarutan
karbamazepin dengan pembentukan kokristal menggunakan asam tartrat sebagai
koformer. Pembuatan kokristal dilakukan dengan metode penguapan pelarut dan
solvent drop grinding. Formulasi karbamazepin dan asam tartrat dibuat dengan
perbandingan 1:0, 1:1, dan 2:1. Kokristal dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, dan
DSC kemudian dibandingkan dengan karbamazepin. Berdasarkan uji difraksi
sinar-x, terjadi perubahan bentuk dan ukuran kristal pada kokristal. Hasil
spektrum inframerah menunjukan adanya interaksi berupa ikatan hidrogen antara
karbamazepin dan asam tartrat. Laju pelarutan paling tinggi diperoleh dari metode
penguapan pelarut dengan perbandingan 1:1. Peningkatan laju pelarutan mencapai
2,55 kali dari karbamazepin standar dengan DE180 sebesar 9,60%.

ABSTRACT
Carbamazepine is a drug that belongs to the Biopharmaceutical Classification
System class II with low solubility and high permeability, so that the dissolution
rate becomes rate limiting step of drug absorption. This study is intended to
enhance the dissolution rate of carbamazepine by forming cocrystal with tartaric
acid as coformer. Cocrystal were made by solvent evaporation and solvent drop
grinding method. Formulations of carbamazepine and tartaric acid were made
with a ratio of 1:0, 1:1, and 2:1. Cocrystal was characterized by FTIR, XRD, and
DSC compared with carbamazepine. Based on the x-ray diffraction test, the
changes in shapes and sizes of the crystals was shown. Moreover, the infrared
spectrum showed hydrogen bonding interaction between carbamazepine and
tartaric acid. The highest dissolution rate was obtained from solvent evaporation
method with ratio of 1:1. Enhancement of dissolution rate reached 2.55 times
from standard with DE180 9.60%."
Universitas Indonesia, 2012
S42277
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>