Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77097 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Salah satu faktor yang menyebabkan keengganan membaca adalah faktor keterbacaan wacana. Apabila sebuah wacana memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi maka wacana tersebut mudah dipahami oleh pembacanya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keterbacaan sebuah wacana, semakin sulit pula dipahami oleh pembacanya. Tinggi rendahnya tingkat keterbacaan sebuah wacana, semakin sulit pula dipahami oleh pembacanya.tinggi rendahnya tingkat keterbacaan sebuah
wacana berpengaruh terhadap minat."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam praktek berbahasa, yaitu dalam kegiatan komunikasi, kalimat ternyata bukanlah satuan bahasa yang terlengkap. Hal ini jelas terlihat apabila kita membaca sebuah artikel surat kabar, misalnya, di mana artikel tersebut merupakan salah satu perwujudan dari komunikasi, yaitu antara penulis artikel dan pembaca. Kita akan menjumpai bahwa jika salah satu kalimat dalam artikel tersebut kita pisahkan dari kalimat-kalimat di sekitarnya, kalimat itu akan menjadi satuan yang tidak mandiri. Tidak dapat dipahami dalam kesendiriannya. Kalimat tersebut baru memiliki makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang berada di sekitarnya. Ini menunjukkan bahwa kalimat hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa lainnya yang lebih besar. Satuan bahasa yang lebih besar dari kalimat itu disebut dengan wacana, dan merupakan satuan bahasa yang terlengkap dalam tataran studi linguistik. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, wacana harus memiliki konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar. Agar dalam sebuah wacana bisa terwujud gagasan yang utuh, setiap satuan yang menyusun sebuah wacana harus berhubungan atau memiliki pertalian satu sama lain. Satuan-satuan dalam wacana berhubungan satu sama lain oleh berbagai hubungan semantis. Skripsi ini menganalisis sebuah wacana tulis bahasa Jepang modern untuk mengetahui hubungan-hubungan semantis yang menyatukan kalimat-kalimat di dalamnya. Dari hasil analisis, diketahui bahwa wacana tersebut adalah sebuah wacana yang memiliki kesatuan gagasan di dalamnya. Kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf yang menyusunnya memperlihatkan hubungan semantisnya satu sama lain. Hasil analisis juga memperlihatkan bahwa hubungan yang paling sering dijumpai pada wacana tersebut adalah hubungan penjelasan dengan pengungkapan kembali. Hubungan jenis ini adalah hubungan yang salah satu bagiannya mengungkapkan kembali bagian sebelumnya dengan berbagai cara. Tujuannya adalah untuk lebih meyakinkan pembaca akan suatu hal yang disampaikan. Hal ini ada hubungannya dengan jenis wacana tersebut yang merupakan wacana argumentasi. Dalam wacana tersebut juga dijumpai berbagai alat dan cara untuk menandai setiap jenis hubungan yang terjadi. Seorang pembaca diharapkan dapat menangkap setiap makna dari alat penanda hubungan semantis untuk dapat memahami isi wacana dengan baik dan benar."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ellycia Nanditta
"Dalam Analisis Percakapan (Conversation Analysis), sebuah pola percakapan yang terbentuk antara stimulus dan respons disebut sebagai pasangan berdampingan (adjacency pair). Sebuah stimulus dapat berupa sapaan, pertanyaan, permintaan, dan lain-lain. Pada penelitian ini, jenis stimulus yang akan dijadikan sebagai fokus penelitian adalah persuasi. Peneliti ingin mengetahui karakteristik pasangan berdampingan dalam sebuah wacana persuasif, khususnya dalam bahasa Jepang. Dengan demikian, sumber data dari penelitian ini adalah film berbahasa Jepang. Dari sumber tersebut, data yang terjaring adalah 12 tuturan persuasif dan responsnya. Dalam analisis, penelitian ini dilakukan menggunakan teori pasangan berdampingan (adjacency pair) oleh Schegloff dan Sacks (1973). Berdasarkan teori tersebut, data berupa tuturan persuasif dan responsnya dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam tabulasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebuah pasangan berdampingan dapat diklasifikasikan berdasarkan ada atau tidaknya rangkaian sisipan (insertion sequence) di antara stimulus dan responsnya. Klasifikasi tersebut terdiri atas pasangan berdampingan berdekatan dan pasangan berdampingan berjauhan.

In Conversation Analysis (CA), adjacency pair is known to be a speech pattern consist of a stimulus and it’s response. Types of stimulus that can be found in an adjacency pair are greetings, questions, requests, etc. In this study, the type of stimulus that will become the focus of discussion are persuassions. From this study, the author wishes to find the characteristics of an adjacency pair in persuassive discourses, specifically in Japanese. Thus, the data are taken from persuassive conversations found in Japanese movies. The data consist of 12 persuasive speeches and it’s response. Based on Schegloff and Sack’s theory of adjacency pair, the author analyze pairs of persuassive speech and it’s reponse using a descriptive method and present them in the form of a table. The analysis show that an adjacency pair can be classified based on wether an insertion sequence are present or not in between a stimulus and it’s response. The classifications consist of close adjacency pair and distant adjacency pair."
Depok: 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Carmelita Christie Darmawan
"Metafora merupakan bentuk penggunaan kata atau kelompok kata yang di luar suatu konteks sehingga menimbulkan variasi penggunaan kata dan makna baru. Penggunaan metafora dapat dikatakan umum dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu peneliti menggunakan salah satu contoh aplikasi metafora yang umum ditemukan, yaitu dalam deskripsi unggahan media sosial instagram. Scope data penelitian yang digunakan adalah iklan tanaman Jepang di instagram. Untuk itu penelitian ini menggunakan teori konseptual yang dicetuskan oleh George Lakoff dan Mark Johnson (1990). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang dilakukan dengan analisis wacana dan dijelaskan secara deskriptif. Data yang ditemukan akan dianalisis berdasarkan teori konseptual, dideskripsikan lalu diklasifikasikan. Dari penelitian ini penulis berusaha melihat kecenderungan pedagang online Jepang dalam menggunakan metafora pada iklannya dan metafora tipe apa yang digunakannya.

Metaphors are the usage of words outside of literal context which produce variations in word usage and a new meaning. Metaphors are commoners in our everyday life. For this reason, the researcher used one example of a metaphorical application that is commonly found, namely in the description of Instagram social media uploads. The scope of the study is set in Japanese plant advertisements on Instagram. This study uses a conceptual theory proposed by George Lakoff and Mark Johnson (1990) as its base. This paper uses a qualitative method which then continued by discourse analysis and descriptive explanation. The data found will be analyzed based on conceptual theory, described and then classified. From this study, the writer tries to see the tendency of Japanese online merchants in using metaphors in their advertisements and what kind of metaphors they use."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Media dalam paradigma kritis mempunyai posisi yang tidak netral dalam masyarakat, media dengan sendirinya akan memilih dan menentukan kemudian berpihak pada kelas tertentu untuk menanamkan ideologinya. Konflik yang melibatkan kelas yang memihak kekuasaan yaitu pemerintah dengan kelas yang tidak memiliki kekuasaan yaitu pedagang kaki lima kerap terjadi di Indonesia dalam wacana yang kerap disebut dengan penertiban. sebagian dari media mengangkat wacana penertiban pedagang kaki lima dari sudut pandang yang cenderung mendukung upaya penertiban. Wacana yang ditawarkan dalam berbagai bentuk teksnya melukiskan upaya penertiban pedagang kaki lima dengan konsep penataan kota, keindahan kota, keindahan kota, pedagang kaki penyebab kemacetan jalan raya, dan sebagainya. "
WAC 4:16 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo-Basuki
Jakarta: Sagung Seto, 2012
R 025.49 SUL d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Lea Santiar
"ABSTRAK
Dalam proses mengajar bahasa Jepang terutama di Perguruan Tinggi, pengajar dituntut untuk dapat selalu mengajarkan hal-hal yang merupakan hasil penelitian terbaru. Hal ini tentunya sejalan dengan tuntutan seorang pengajar yang juga sekaligus peneliti. Sehubungan dengan hal ini, saya tergerak untuk mengali, perubahan apa saja yang telah terjadi dalam bahasa Jepang, agar sedapat mungkin menyampaikan bentuk perubahan maupun gejala atau kecenderungan perubahan bahasa Jepang. Hal ini sesuai dengan sifat bahasa, yatu alat komunikasi yang dinamis, berubah sesuai dengan perubahan zaman.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah dengan meneliti perubahan yang telah dialami oleh bahasa Jepang, selain dapat menyampaikan hal ini sebagai materi pengajaran untuk menambah wawasan para mahasiswa, saya berharap akan dapat mendapat gambaran arah perubahan yang sedang dialami bahasa Jepang.
Pada dasarnya metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Selanjutnya sebagai tambahan informasi, saya juga mengamati gejala yang terjadi dalam bahasa Jepang yang dipakai sehari-hari dalam percakapan maupun media massa.
Dengan mengambil beberapa contoh perubahan yang telah terjadi maupun yang tengah terjadi dalam bahasa Jepang, ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik. Pertama, bahwa sejalan dengan perkembangan zaman, bahasa Jepang ternyata juga dituntut untuk menjadi bahasa yang lebih sederhana dan lebih sistematis. Zaman yang telah berubah sedemikian rupa sehingga waktu dirasakan amat berharga dan singkat, menimbulkan dampak bergesernya kepentingan untuk menyampaikan rasa hormat yang berlebihan. Rasa hormat yang disampaikan melalui pilihan kata selama ni sangat dipentingkan, anak tetapi kelihatannya akan mengalami pergeseran sehingga dalam forum-forum tertentu cukup disampaikan melalui bentuk-bentuk ujaran formal.
Selain itu, ada juga hal yang masih bertahan seperti sistem penulisan (ortografi) Jepang, yaitu Kanji, pemakaian kanji memang mengalami penyederhanaan, seperti kosa kata yang sulit penulisan kanji-nya dihindari pemakaiannya, dan digantikan dengan kosa kata serapan yang seringkali tidak lagi ditulis dalam aksara Jepang Katakana, melainkan langsung dituliskan dengan huruf Latin (Romaji), bahkan dalam bentuk singkatan sekalipun. Untuk jangka waktu yang cukup panjang dari sekarang, penggunaan aksara kanji kelihatannya masih akan terus dipertahankan, karena bagaimanapun juga kanji adalah aksara yang merupakan aksara pelambang arti sehingga bagi orang yang mengerti kanji, huruf ini seringkali membantu menentukan makna dengan rinci. Kerumitan penulisan kanji secara umum kelihatannya masih belum dirasa mengganggu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhlish
"A discourse generally consists of a number of sentences. In this case one sentence and another sentence should be related to each other. The relations among them can be identified through the components connecting those sentences, which are called cohesive devices.
This research aims at describing cohesion in Javanese discourses, especially concerning the grammatical and lexical cohesive devices. Also, the cohesive ties among their components in various discourses are examined.
The theory for this analysis is based on Halliday and Hasan's Cohesion in English (1979) and Language, Context and Text (1985). The theory is chosen since it is relevant to the subject and is also by far the most comprehensive.
The data for this research is taken from various sources so that it is expected to represent the real uses of Javanese. The data is collected through the observation method, that is, by using the techniques of recording and noting on the data cards. Then, the data are analyzed by a distributional method.
In this research, a great variety of grammatical cohesive devices, lexical cohesive devices, and even cohesive ties are found. There are four types of grammatical cohesive devices, i.e. reference, substitution, ellipsis, and con-junction; and six types of lexical cohesion, viz, repetition, synonymy, antonymy, hyponymy, meronymy, and collocation. For the group of the grammatical cohesions, some types of reference, covering personal pronouns, demonstrative pronouns, and reference by definite markers are obtained; substitution comprises noun and clause substitution; ellipsis covers noun, verb, and clause ellipsis; while the con-junctions are indicated by some marks of conjunctive relations. Besides, the semantic conjunctive ties are analyzed, comprising additive, adversative, causal, temporal, conditional, alternative, conclusive, validity and intensity. For the group of lexical cohesion, the types of repetition are shown by complete repetition, modified repetition, partial repetition, and additional repetition; synonymy is marked by the linguistic unit with similar or the same meaning; antonymy is realized through the lingual unit with binary, polar, relational and multiple taxonomic antonymy; hyponymy is constructed by superordinate-hyponym, hyponymsuperordinate and co-hyponym relations; meronymy is organized by holonym-meronym, meronym-holonym, and co-meronym, while collocation can be identified through noun and verb collocations. From the analysis of the cohesive ties, the cohesive devices used in one type of discourse and another type vary respectively, whereas the distance between the constituents is dominated by the immediate ties.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>