Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rothmadani
"The research conducted to see the influence of the sperm preserve to confront with fertilization of degree and hatch capacity of jambal siam fish. The research conducted in BBI Rambah Village from June until August 2002...."
Jakarta: Jurnal Akademika, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Penelitian pengaruh pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan Jambal Siam (Fanga ius sutchi; Pangasidae) telah dilakukan di 8 jaring apung selama 3 bulan. Ikan Jambal Siam sebagai ikan uji diberi 4 macam pakan dengan kandungan protein dan bahan baku yang berbeda sebagai perlakuan. Perbedaan pertumbuhan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat dari pertambahan berat absolut dan persamaan eksponensial hubungan panjang-berat. Untuk mengetahui ada tidaknya, perbedaan pertambahan panjang dan berat ikan Jambal Siam yang diberi 4 macam pakan yang berbeda digunakan uji Kruskal-Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan Jambal Siam yang diberi pakan komersial dengan kadar protein 30% (D) jauh lebih baik daripada pertumbuhan ikan yang diberi pakan buatan dengan kadar protein 30% (A) dan 40% (B) maupun pakan komersial dengan kadar protein 24% (C). Setelah 42 hari berat akhir rata-rata ikan Jambal Siam yang diberi pakan D dapat mencapai 139 gram dengan kenaikan sebesar 463,44%. Seluruh ikan Jambal Siam yang diberi pakan buatan maupun komersial menunjukkan pertumbuhan yang allometrik dengan tubuh yang cenderung tidak pipih. Perbedaan pertumbuhan akibat pemberian pakan yang berbeda diduga dipengaruhi oleh komposisi bahan bakunya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Karyaningsih
"Assessment of fecundity and hatching rate of betutu fish-sand goby (Oxyeleotris marmorata) eggs has been done at the station rearing center in Ngrajek, Magelang Regency, Central Java...."
Jakarta: Berita Biologi, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Rospita
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh hormon gonadotropin terhadap kematangan gonad dan proses ovulasi pada ikan gurami {Ospron^mus sourcuny Lac). Penyuntikan dilakukan secara intramuskular terhadap 25 ekor Induk betina Ikan gurami yang terdiri dan kontrol dan empat perlakuan yaitu perlakuan penyuntikan Chorionic Gonadotropin (HCG) . Proenant Metro's Serum. Gonadotropin (PMSG). kombinasi PMSG-KCG. masing-masing dengan dosis 1.000 iu/kg berat badan dan esktrak kelenjar hipofisa (HIP), dengan perbandingan berat resapien dan donor adalah 1 : 1- Penyuntikan dilakukan dua kali dengan interval waktu 4 jam. 24 jam setelah penyuntikan kedua, dilakukan stripping dan pengambilan gonad. Parameter yang diukur adalah ukuran diameter telur, persentase jumlah telur ovulasi dan nilai Indeks Kematangan Gonad. Basil analisis data memper1ihatkan bahwa pada perlakuan penyuntikan PMSG. kombinasi PMSG-HCG. dan HIP terjadi peningkatan kematangan telur. Pematangan telur dan ovulasi hanya terjadi pada perlakuan penyuntikan kombinasi PMSG-HCG dan HIP. tetapi secara statistik menunjukkan bahwa jumlah telur ovulasi lebih banyak terjadi pada perlakuan penyuntikan kombinasi PMSG-HCG."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Primasari Pertiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi kuning telur
sebagai krioprotektan alami yang efektif untuk kriopreservasi dan menganalisis kualitas
spermatozoa serta mengitung nilai persentase fertilitas sel telur dengan spermatozoa ikan lukas (Puntius bramoides Val) 48 jam pascakriopreservasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan dan 4 kali ulangan. Konsentrasi kuning telur yang digunakan sebagai krioprotektan adalah 0% (kontrol negatif), 5%, 7%, 9%, 11%, 13%, 15%, 17%, dan penggunaan Carboxymethyl Cellulose
(CMC) 1% sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
beberapa konsentrasi kuning telur sebagai krioprotektan ekstraseluler alami mampu
mempengaruhi nyata (P< 0,005) terhadap kualitas spermatozoa ikan lukas 48 jam pascakriopreservasi. Penggunaan kuning telur dengan konsentrasi 9% merupakan konsentrasi optimum dalam mempertahankan persentase motilitas (80,45 ± 0,93%) dan persentase viabilitas (80,75 ± 1,55%) spermatozoa ikan lukas. Kuning telur dengan konsentrasi 9% juga optimum dalam menurunkan persentase abnormalitas spermatozoa ikan lukas (26,13 ± 1,49%). Penelitian mengenai nilai persentase fertilitas sel telur oleh spermatozoa ikan lukas menunjukkan bahwa penggunaan kuning telur sebagai krioprotektan ekstraseluler alami tidak memberikan pengaruh nyata (P> 0,005) terhadap nilai fertilitas ikan lukas 48 jam pascakriopreservasi. Persentae fertilitas sel
telur oleh spermatozoa pascakriopreservasi dengan konsentrasi kuning telur 9% memiliki nilai tertinggi (59,38 ± 9,44%), sedangkan tanpa kuning telur (0%) memiliki nilai terendah (41,25 ± 5,2%). Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan persentase fertilitas ikan lukas pascakriopreservasi dari persentase 81,25% (sperma segar) menjadi 41--59%.

The objective of study was to evaluated the effect egg yolk at concentration of 0%
(negative control), 5%, 7%, 9%, 11%, 13%, 15%, and 17%, respectively combined with 10% of methanol on percentage of sperm motility, viability, and abnormality 48 hours after freezing. There were significant different (P< 0,005) among treatment groups and control based on one way ANOVA test. In edition 9% of egg yolk was theoptimum consentration which shown the highest percentage of sperm motility (80.45 ±0.93%) and percentage of sperm viability (80.75 ± 1.55%), and also shown the lowest
percentage of sperm abnormality (26.13 ±1.49%). Research on the percentage of fertility after fertilization of lukas egg using 48 hours post-cryopreserved sperm protected by variation consentration egg yolk and 10% methanol showed that there were not significant different (P> 0,05) among treatment groups and control. However, the highest percentage of fertility was shown by 9% of egg yolk (59,38 ± 9,44%). Further, the percentage of fertility decreased from 81,25% (egg who fertilized by fresh sperm) to 59,38% (egg fertilized by cryopreserved sperm).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hendra Siswoyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman air terhadap derajat penetasan telur ikan patin (Pangasius pangasius) dan untuk mengetahui kedalam berapa yang terbaik yang menghasilkan kelulusan hidup tertinggi pada benih ikan patin. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman air berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap derajat penetasan telur ikan patin. Perlakuan A (kedalaman 5 cm) adalah perlakuan terbaik yang menghasilkan derajat penetasan telur ikan patin sebesar 90,33%."
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 49 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mardia Said
"ABSTRAK
Diferensiasi seks pada kelompok aves selain ditentukan oleh genetik seks juga sangat dipengaruhi oleh aktivitas harmon, terutama harmon estrogen yang berperan penting dalam diferensiasi seks primer dan sekunder burung betina. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan harmon estradiol benzoat (EB) pada telur burung puyuh (Coturnix coturnix japonica Temm. & Schieg.) berumur 3 hari masa inkubasi, tehadap daya tetas telur, kelolosan hidup, dan diferensiasi seks yaitu oviduk dan kelenjar kloaka. Delapan puluh butir telur puyuh dibagi dalam empat kelompok penlakuan, yaitu kelompok kontrol (tanpa penlakuan), dan tiga kelompok perlakuan yang masing-masing disuntik dengan 5.tg (E 1 ), 10ig (E2), 15p.g (E3) estradiol benzoat. Hasil penelitian mempenlihatkan bahwa daya tetas telur berkisar antara 35-50%, dengan kelotosan hidup sejak umur I hari penetasan hingga umur 14 minggu mencapai kisaran antara 85,71- 100%. Hasil uji Kruskal-Wallis terhadap oviduk menunjukkan bahwa EB tidak berpengaruh nyata terhadap panjang dan berat oviduk, tetapi berpengaruh nyata terhadap kelenjar kloaka. Hasil uji perbandingan berganda menunjukkan perbedaan nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan (E 1 , E2 , dan E3) dan tidak berbeda nyata untuk E1 dengan E2 dan E2 dengan E3."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Kusmana
"Pada saat ini alat kontrasepsi untuk wanita cukup tersedia dan bervariasi, sedangkan alat kontrasepsi bagi pria masih sangat terbatas jenisnya. Oleh karena itu perlu dipikirkan untuk mendapatkan metode kontrasepsi bagi pria lebih banyak lagi. Alat kontrasepsi tersebut sebaiknya mudah digunakan, efektif, aman, efek samping sangat minimal, tidak toksik, bersifat reversibel, dan tidak mengurangi kenyamanan saat melakukan senggama (Swerdloff, dkk, 1993). Metode kontrasepsi yang telah dilakukan untuk kaum pria antara lain secara mekanis melalui kondom, secara operatif melalui vasektomi, dan secara hormonal untuk menghambat produksi dan pematangan spermatozoa (Tadjudin, 1985; Swerdloff , dkk., 1993).
Penggunaan hormon pada kontrasepsi pria dimaksudkan untuk menghambat proses spermatogenesis melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis (Bremner & De Kretser, 1976; Wu, 1988). Metode pendekatan semacam ini didasarkan pada pengetahuan, bahwa kelangsungan spermatogenesis sangat tergantung pada sekresi hormon gonadotropin, yaitu LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle Stimulating Hormone) oleh kelenjar hipofisis (Sutyarso, 1997).
Harmon LH menginduksi sel Leydig untuk memproduksi testosteron, sedangkan FSH diperlukan untuk mengontrol fungsi sel Sertoli guna memproduksi zat-zat makanan yang diperlukan untuk perkembangan normal sel-sel germinal selama proses spermatogenesis dan menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) (Soeradi, 1987; Moeloek, 1991). Selama proses spermatogenesis, hormon FSH dan testosteron intratestikular yang bekerja secara sinergis diperlukan untuk proliferasi dan diferensiasi sel-sel germinal sampai terbentuk spermatozoa yang fungsional. Di samping itu, testosteron intratestikular, diperlukan untuk pembelahan reduksi serta proses pematangan spermatozoa baik selama berada di dalam tubulus seminiferus atau di dalam epididimis (Johnson & Everitt, 1980). Dengan demikian kontrasepsi hormonal bertujuan menghambat produksi hormon gonadotropin, dan diharapkan akan berpengaruh pula terhadap produksi dan kualitas spermatozoa.
Matsumoto (1988) melaporkan bahwa pemberian testosteron enantat (TE) dosis tinggi pada pria normal secara intra muskular dapat menimbulkan oligozoospermia. Penurunan jumlah sperma tersebut terjadi dari 78 + 15 x 106/m1 menjadi 2,0 + 8 x 106/ml. Temyata kualitas spermatozoa dari semen oligozoospermia tersebut mengalami penurunan, yaitu pada motilitas dan morfologi sperma bentuk ovalnya. Selanjutnya World Health Organization (WHO, 1990) mengkoordinasikan data dari 10 pusat studi yang ada di tujuh negara dengan hasil, bahwa pemberian hormon TE sebanyak 200 mg/minggu pada 271 pria sehat dan fertil menyebabkan 157 (65%) pria tersebut mengalami azoospermia setelah 6 bulan perlakuan?"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
D509
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>