Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153256 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Endah Susilowati
"Salah satu keputusan penting dalam proses pengadaan material adalah dalam menentukan rekanan yang akan memasok kebutuhan perusahaan, karena perusahaan selalu menghendaki bahwa kebutuhan akan material dapat terpenuhi sesuai dengan permintaan. Dengan semakin banyaknya rekanan yang bekerja di lingkungan Logistik PERTAMINA, maka harus lebih selektif dalam menentukan keputusan pemilihan tersebut, agar proses pengadaan material dapat berjalan dengan lancar dan proses produksi tidak terganggu. Cukup banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan rekanan yang tepat. Salah satu cara memilih rekanan, adalah dengan selalu mengevaluasi kinerja rekanan yang ada di lingkungan Logistik. Dengan evaluasi rekanan, perusahaan akan dapat memilih rekanan yang terbaik dan bagi rekanan sendiri dapat menjadi umpan batik untuk meningkatkan kinerjanya, dan dapat meningkatkan daya saing yang sehat antar sesama rekanan. Berdasarkan hal tersebut. Penulis mengusulkan metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) untuk membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan rekarian. Metode ini merupakan teknik pengambilan keputusan yang mampu mempertimbangkan kriteria-kriteria kuantitatif dan kualitatif Langkah yang diambil dalam metode AHP adalah membuat hirarki keputusan kriteria dan sub kriteria evaluasi rekanan. Langkah kedua adalah menentukan bobot tiap kriteria dan sub kriteria, dengan melakukan perbandingan berpasangan tingkat kepentingan antar kriteria dan sub kriteria. Langkah berikutnya adalah menguji konsistensi penilaian perbandingan berpasangan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Gardita Zoraya Viedra
"Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menghadapi tantangan pesatnya pertumbuhan industri konstruksi adalah dengan selalu memonitor kinerja rekanan pada proses kerja sama. Ditemukan beberapa kendala yang dominan terjadi dalam penilaian kinerja rekanan penyedia barang dan jasa. Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem penilaian pada evaluasi akhir CQSMS untuk meningkatkan kinerja rekanan penyedia barang dan jasa pada proyek konstruksi PT X menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Melalui pendapat pakar, penelitian ini memvalidasi 29 kriteria yang terbagi ke dalam 6 kelompok kriteria (X1) Kualitas Dokumen QHSE Plan, (X2) Implementasi QHSE Plan Tahap Pre Job Activity, (X3) Implementasi QHSE Plan Tahap Work In Progress, (X4) Komitmen Penanganan & Penyelesaian Defect, (X5) Lagging Indicator Kinerja QHSE, dan (X6) Dokumen Pendukung pada evaluasi akhir CQSMS yang berpengaruh terhadap kinerja mutu dan K3L. Kemudian diketahui bobot penilaian terbesar berada pada kriteria (X4.1) Tindak Lanjut Perbaikan Temuan sebesar 17%. Model sistem penilaian telah disusun dan disimulasikan pada 10 sampel penyedia barang dan jasa di PT X dan ditemukan rata-rata peningkatan nilai sebesar 15% dari hasil penilaian menggunakan model penilaian terdahulu.

ne way that can be used in facing the challenges of the rapid growth of the construction industry is to always monitor the performance of vendors in the collaboration process. Several dominant constraints were found in assessing the performance of vendors providing goods and services. This study discusses the development of an assessment system in the final evaluation of CQSMS to improve the performance of vendors on PT X construction projects using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Through expert opinion, this study validates 29 criteria which are divided into 6 groups of criteria (X1) Document of QHSE Plan, (X2) Implementation of QHSE Plan at Pre Job Activity, (X3) Implementation QHSE Plan at Work In Progress, (X4) Commitment of Defect Completion, (X5) Lagging Indicator QHSE Performance, (X6) Other Supporting Document in the final evaluation of CQSMS which affect quality and K3L performance. Then it is known that the largest weight of the assessment is in the criteria (X4.1) Improvement of Findings by 17%. An assessment system model has been developed and simulated for 10 samples of vendors at PT X and found an average value increase of 15% from the assessment results using the previous valuation model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Haldi
"Gerakan tanah merupakan bencana alam yang banyak menimbulkan kerugian harta benda, korban jiwa maupun luka-luka, kerusakan properti dan juga infrastruktur. Salah satu cara untuk mengurangi kerugian tersebut adalah dengan melakukan pemetaan potensi bencana gerakan tanah (slide hazard zonation). Pemetaan potensi bencana gerakan tanah dilakukan di Kabupaten Bandung Barat yang merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan frekuensi keterjadian gerakan tanah yang tinggi. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Pada penelitian ini digunakan 15 faktor pemicu terjadinya gerakan tanah, yaitu sudut lereng, arah lereng, kelas lereng, elevasi, elevasi relatif, Stream Power Index (SPI), Topographic Wetness Index (TWI), Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), kerapatan liniasi, jarak terhadap liniasi, litologi, jenis tanah, curah hujan, kerapatan sungai, dan juga jarak terhadap sungai. Sedangkan faktor risiko gerakan tanah berupa penggunaan lahan, kerapatan bangunan, dan juga jarak terhadap jalan. Kabupaten Bandung Barat secara umum memiliki potensi kerentanan gerakan tanah moderate dengan persentase area sebesar 17,37%. Sedangkan kelas very low menyusun sekitar 15,97% luas daerah penelitian, low 16,96%, moderately high 16,75%, high 16,73%, dan juga very high 16,19%. Sedangkan untuk risiko gerakan tanah Kabupaten Bandung Barat didominasi area dengan tingkat moderately high dengan persentase area sebesar 22,36%. Sedangkan kelas very low menyusun sekitar 15,95% luas daerah penelitian, low 16,79%, moderate 18,70%, high 15,57%, dan juga very high 10,59%. Untuk potensi bencana gerakan tanah, Kabupaten Bandung Barat didominasi oleh tingkat moderate dengan persentase area sebesar 18,41%. Sedangkan kelas very low menyusun sekitar 15,22% luas daerah penelitian, low 15,20%, moderately high 16,88%, high 17,14%, dan juga very high 17,12%.

Landslide is a natural disaster that causes a huge loss in properties, fatalities, and public utilities. One of the ways to decrease those loss is by mapping the landslide susceptibility area (landslide hazard zonation). The landslide susceptibility mapping was applied in West Bandung Regency because the area has high landslide occurence frequency. The method used in this research is the Analytical Hierarchy Process (AHP). There are 15 landslide triggering factors considered in this research, such as: slope angle, slope aspect, slope curvature, elevation, relative elevation, Stream Power Index (SPI), Topographic Wetness Index (TWI), Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), lineaments density, distance to lineaments, lithology, soil types, rainfall intensity, drainage density, and distance to drainage. As for the risk triggering factors, there are land use, building density, and distance to roads. In general, landslide hazard in West Bandung Regency is in moderate class with 17,37% total area. The very low class is about 15,97% of total area, low 16,96%, moderately high 16,75%, high 16,73%, and very high 16,19%. Besides, the landslide risk in West Bandung Regency dominated by moderately high class with 22,36% total area. The very low class is about 15,95% total area, low 16,79%, moderately 18,70%, high 15,57%, and very high 10,59%. Finally, the landslide susceptibility in West Bandung Regency dominated by moderate class with 18,41% total area. The very low class is about 15,22% total area, low 16,20%, moderately high 16,88%, high 17,14%, and very high 17,12%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangrukti Kisbandini
"Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang sangat panting, terutama bagi manusia untuk keperluan sehari-hari. Pemerintah daerah DKI Jakarta memberikan penanganan air bersih sccara khusus dikarenakan kebutuhan tersebut melibatkan hajat hidup orang banyak dan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia Khusus untuk daerah DKI Jakarta wilayah bagian barat sungai Ciliwung, pengelolaan dan penyediaan air bersih ditugaskan kepada PT. PALYJA. Salah satu bentuk real kerja PT. PALYJA adalah membangun pipa-pipa distribusi air, dimana dalam pembangunannya digunakan jasa kontraktor. Pemilihan kontraktor sangatlah penting karena akan mempengaruhi kualitas hasil kerja PT. PALYJA dalam pendistribusian air bersih, serta turut mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan suplai air bersih dari PT. PALYJA.
Pengambilan keputusan mengenai kontraktor mana yang akan dipilih diharapkan dilakukan secara obyektif, seksama dan tepat. Pemilihan dibantu pemecahannya dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process), mengingat metode ini mampu mengakomodasi masalah multikriteria yang multi kompleks dengan begitu banyak pihak terkail yang masing-masing mempunyai persepsi dan kepentingan yang berbeda, serta ketelitian bobot elemen hirarki hingga tiga angka desimal sehingga penilaian dapat dilakukan secara lebih akurat.
Hasil penelitian berupa perolehan kriteria, subkriteria dan sub-subkriteria beserta bobotnya untuk pemilihan kontraktor proyek primer di PT. PALYJA dan peratingan 4 sampel alternatif kontraktor yang hasil ratingnya berturut-turut adalah PT. Cahaya Murni, PT. Promits, PT. Marlanco, PT.Kolongan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mutiara Dewi
"Kesadaran lingkungan yang meningkat secara bertahap mendorong perusahaan untuk memiliki manajemen rantai pasok ramah lingkungan yang efektif dan efisien. Salah satu aspek penting dalam manajemen rantai pasok adalah pemilihan pemasok. Biaya pembelian bahan baku menggunakan hampir 70 total biaya produksi. Penelitian ini mengusulkan model dua tahap untuk evaluasi pemasok dan alokasi pesanan yang mempertimbangkan kriteria lingkungan selain kriteria tradisional seperti kualitas, biaya dan pengiriman. Untuk tahap evaluasi pemasok, penulis menggabungkan fuzzy set dan analytical hierarchical process AHP yang memungkinkan ketidakpastian dan ketidakjelasan karena pengambilan keputusan manusia dan kriteria yang subjektif serta mudah untuk diimplementasikan. Untuk tahap alokasi pesanan, salah satu metode multi-objective mathematical programming MOMP yaitu metode augmented ?-constraint AUGMECON digunakan untuk menemukan solusi optimal Pareto dalam permasalahan produk tunggal multipemasok. AUGMECON dapat mengurangi beban komputasi karena komputasi yang canggih dibandingkan dengan metode pemrograman lainnya. Model usulan diuji pada studi kasus di salah satu perusahaan produsen ban di Indonesia. Sembilan ahli diminta untuk memberikan bobot kepentingan pada 9 kriteria dan 41 subkriteria evaluasi pemasok. Hasil alokasi pesanan dari empat pemasok yang dievaluasi adalah x1 = 0, x2 = 10.000 ton, x3 = 4.000 ton, dan x4 = 15.000 ton. Solusi terpilih memberikan 0,16 total biaya lebih rendah dari pesanan eksisting.

Increasingly environmental awareness encourages companies to have effective and efficient green supply chain management GSCM . One crucial aspect of SCM is supplier selection. Purchasing cost use almost 70 of total production cost. This study proposes a two stage model for supplier evaluation and order allocation that consider environmental and traditional criteria such as quality, cost and delivery. For supplier evaluation stage, author combine fuzzy set and analytical hierarchical process AHP method that allows uncertainty and vagueness due to human decision making and subjective criteria that are easy to be implemented. For order allocation stage, one of the multi objective mathematical programming MOMP , augmented constraint AUGMECON method is used to find Pareto optimal solutions in single product multiple supplier problems. AUGMECON can reduce computing loads due to sophisticated computing compared to other programming methods. The proposed model was tested with a case study at one of the tire manufacturing companies in Indonesia. Nine experts are required to assign importance weight to 9 criteria and 41 subcriteria of supplier evaluation. Order allocations result from four evaluated suppliers are x1 0, x2 10,000 MT, x3 4,000 MT, and x4 15,000 MT. Selected solution gives 0.16 of total cost lower than the existing order."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Natapura
"The study is to find out the major type of institutional investors who own the biggest fund in the capital market and to study their behaviors which can affect the market. There are three types of investors: intuitive investors, emotional investors, and rational investors. To analyze the main factor of decision making, the researcher used Analytical Hierarchy Process (AHP) and spread questionnaires to several Indonesian fund managers. The result shows that most institutional investors are rational (55%), 45% are emotional and none of them are intuitive. The main factor influencing them to make an investment decision is the country’s economic conditions (25.12%),
along with accounting information (liquidity, rentability, solvability, and quality of financial reports).
"
[s.l]: [s.n], 2009
AJ-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andhita Dodi Risnata
"Since the implementation of the kerosene to LPG conversion program in Indonesia in 2007, LPG has become an essential commodity, so that the distribution process must be carried out correctly. One of the crucial activities in the LPG distribution process is planning the supply from the main terminal to the depots using a ship scheduling system. The current condition is that with the increasing consumption of LPG and the growing number of depots, there is often a deviation between planning and realization, which causes additional operating costs for LPG distribution. With the development of technology and very tight industrial competition, companies are required to run their business efficiently. One way to achieve these goals is by managing supply chain management so that products can be distributed on time, quality is maintained, and at low cost. It is necessary to determine and weigh the Key Performance Indicator (KPI) in measuring supply chain performance. The purpose of this research is to identify KPIs forLPG supply chain at the main terminal by identifying levels in the SCOR model, and weighting and determining KPIs using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The results showed that there were 36 KPIs adapted to the performance measurement approach with the SCOR method, namely reliability, responsiveness, flexibility, cost and asset management. The highest weight at level 1 is obtained on the reliability dimension with a weight of 0.300, and for KPI the highest priority is minimum inventory with a weight of 0.083.

Sejak dijalankannya program konversi minyak tanah ke LPG di Indonesia pada tahun 2007, LPG menjadi komoditi yang sangat penting sehingga dalam proses pendistribusiannya harus dijalankan dengan baik. Salah satu kegiatan penting dalam proses pendistribusian LPG adalah perencanaan supply dari terminal Utama ke depot – depot. Kondisi saat ini dimana dengan semakin meningkatnya konsumsi LPG dan bertambahnya jumlah depot maka sering kali terjadi deviasi antara perencanaan dengan realisasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan persaingan industri yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan bisnis secara efisien, dimana salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan mengelola management rantai pasok agar produk dapat didistribusikan dengan tepat waktu, terjaga kualitasnya dan dengan biaya yang rendah. Dalam pengukuran kinerja rantai pasok, terlebih dahulu diperlukan penentuan dan pembobotan Key Performance Indicator (KPI). Tujuan dari penelitan ini adalah mengidentifkasi KPI supply chain LPG di terminal Utama dengan identifikasi level dalam model SCOR, dan dilakukan pembobotan dan penentuan KPI dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasilnya penelitian menunjukkan terdapat 36 KPI yang disesuaikan dengan pendekatan pengukuran kinerja dengan metode SCOR , yaitu reliability, responsiveness, flexibility, cost dan asset management. Bobot tertinggi pada level 1 diperoleh pada dimensi reliability dengan bobot 0,300, dan untuk KPI dengan prioritas tertinggi adalah minimum inventory dengan bobot 0,083."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Rinaldo
"Penelitian ini membahas tentang Pemilihan pemasok dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penerapan AHP dalam penelitian ini adalah menentukan prioritas dari pemilihan supplier di Industri Otomotif. Terdapat kelemahan pada proses pemilihan pemasok pada Industri Otomotif. Industri Otomotif hanya memilih pemasok berdasarkan satu kriteria saja yaitu harga, sehingga mengalami beberapa keluhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemilihan pemasok dengan pertimbangan yang lebih komprehensif dan obyektif sesuai dengan kebutuhan. Tahap pertama yang dilakukan agar dapat menentukan tingkat kepentingan kriteria dalam pemilihan pemasok. Terdapat 8 kriteria untuk pemilihan pemasok pada Industri Otomotif. Tahap kedua dilakukan untuk mendapatkan bobot kriteria,subkriteria dan alternatif dengan membandingkan secara berpasangan antara kriteria, subkriteria, dan alternatif. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi dalam memilih kriteria dan alternatif pada Industri Otomotif.

This research discuss about supplier selection with Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Application of AHP in this research is determine priority of supplier selection at Automotive Industry. Theres is weakness in supplier selection process at Automotive Industry. Automotive Industry chooses the suppliers with just one criteria which is price, so it had some complaints. Therefore, this study aims to perform the selection of suppliers with the consideration of a more comprehensive and objective as needed. The first phase is performed in order to determine the level of interest in the supplier selection criteria. There are 8 criterias for the selection of suppliers in the Automotive Industry. The second stage was to get the weight criteria, sub-criteria and alternatives by comparing in pairs between the criteria, sub-criteria, and alternatives. Results of this study was the recommendation in selecting the criteria and alternatives in the Automotive Industry.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S61445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Atma Pertiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perancangan Job Assesment Form yang berbasis pada Peta Kompetensi untuk jabatan SME Manager dan Account Officer (AO). Metode yang digunakan dalam penyusunan peta kompetensi adalah metode studi singkat dengan menggunakan expert panel atau Job Competency Assesment (JCA). Tahapan penyusunan peta kompetensi yaitu tahap persiapan awal, mengumpulkan data dari expert panel, identifikasi kompetensi dan level kompetensi, serta menghitung bobot masing-masing kompetensi dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari penelitian ini berupa Peta kompetensi untuk jabatan SME Manager dan Account Officer (AO) serta Job Assesment Form yang digunakan untuk penilaian karyawan pada saat promosi dan perekrutan.

The aim of this study is to obtain design of Job Assesment Form based on Competency Map for SME Manager and Account Officer. The method used to mapping the compettency is a brief study method by using expert panels or Job Competency Assesment (JCA). The process of this method are initial preparation, data collection through expert panel, identification of job competencies and level indicator, and also calculate the weight of each competency using Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The output of this study are Competency Map for SME Manager and Account Officer, and Job Assesment Form that used for assessing the employees on promotion and recruitement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S776
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>