Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97418 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Niko Harliman
"Dengan melanjutkan rancang bangun kincir angin yang telah ada dengan modifikasi pada tinggi rangka hingga menjadi berukuran 2030 mm dan berdiameter 1500 mm yang diletakkan dilantai 4 Gedung Engeneering Center, maka eksperimen pembangkitan daya pun dapat dilakukan. Untuk meneliti pengaruh kecepatan angin terhadap puteran kincir angin, serta torsi dan daya yang dihasilkannya. Oleh sebab kecepatan angin yang bertiup sangat berfluktuasi menyebabkan puteran kincir angin yang dihasilkan pun berfluktuasi antara 0 rpm. Hal ini menyebabkan torsi dan daya mekanik yang dihasilkannya pun akan bervarisi. Serta berbagai permodelan pun dapat dilakukan berdasarkan rancang bangun kincir angin yang sudah ada dengan menggunakan analisis dimensional.

Continuing the design of wind turbine that has been made with applying a modification on the height of the wind turbine become 2030 mm and the 1500 mm diameter that placed on the 4th floor of the Engineering Center, thus the experiment of electricity power generation could be done. To research the effect of the wind speed to wind turbine rotation, torque and mechanical power . Because the wind speed is very fluctuated thus the rotation of wind turbine also fluctuated between 0 rpm until 30 rpm. This caused the torque, and mechanical power will be so varied. Several modeling can be done based on the design of wind turbine that exist using dimensional analysis."
2006
S37904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishak Kasim
"Mengoperasikan seluruh unit pembangkit tenaga listrik dalam suatu sistem tenaga listrik untuk melayani beban tertemu, tidak ekonomis. Perlu ditentukan besarnya daya yang disalurkan oleh tiap unit pembangkit agar dapat beroperasi pada biaya pembangkitan yang minimum, dengan melakukan optimalisasi pada sistem pembangkit tenaga listrik, Pada tesis ini akan dibahas mengenai kontnbusi daya masing-masing unit pembangkit agar sistem dapat bekerja secara optimal. Optimalisasi daya nyata diperoleh dengan fungsi tujuan meminimalkan biaya pembangkitan dengan memperhatikan kendala - kendala yang ada. Fungsi tujuan merupakan iimgsi Lagrange, dengan kendala kapasitas maksimurn dan minimum unit pembangkit dan diasumsikan bahwa tegangan sistem konstan. Pembahasan tesis ini dibatasi pada optimalisasi pembangkit tennis besar area I sistem Jawa - Bali tahun 1999. Perhitungan dilakukan dengan program MATLAB yang dioperasikan pada komputer personal dengan menggunakan metode iterasi lamda. Validasi program juga dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa program dapat digunakan untuk menghitung optimalisasi daya pada sistem yang ditinjau.

Operating all power generating plants in a power system to serve a certain load, will not be economical. It is needed to detemiine the power to be dispatched by each unit to operate at a minimum generation cost by optimalisation of the power generating system. This these will deal with the contribution of each unit to have a optimal functioning system- Real power optimalisation can be obtained by minimisation of the generating cost objective function while keeping existing constraints in mind. The objective function is a Lagrange function with maximum and minimum generating capacities as constraints and a constant system voltage as an assumption. The scope of this these will be the optimalisation of big thermal plants of Java - Bali tisrt area system in the year 1999. Calculations are being done with Matlab program operated on a personal computer, using lambda iteration method. Validation of the program was being done and the results showed that the program can be utilized to calculate power optimalisation ofthe said system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T3759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Nurcahyanto
"Manajemen usaha penyediaan tenaga listrik merupakan hal yang kompleks. Salah satu hal yang penting dalam manajemen penyediaan tenaga listrik, khususnya dalam perencanaan adalah peramalan tenaga listrik di masa yang akan datang. Peramalan (forecasting) adalah suatu kegiatan atau usaha untuk memprediksi kondisi di masa yang akan datang dengan bantuan model untuk merepresentasikannya. Dalam membuat peramalan, keakuratan merupakan kriteria utama dalam menentukan metode peramalan.
Dalam penelitian ini metode algoritma genetik digunakan untuk membuat peramalan beban tenaga listrik. Algoritma Genetik adalah algoritma pencarian yang meniru mekanisme evolusi dan genetik alam. Dalam proses peramalan, dilakukan optimasi parameter-parameter model dengan meminimalkan nilai mean square error (mse).
Model peramalan yang dikembangkan dengan algoritma genetik dapat mendekati model sebenarnya. Parameter optimal model peramalan jangka panjang adalah A= 1.558, B1= 0.642, B2= 1.188, B3= -0.437, B4= -0.378, B5= -0.484, dan B6= 0.848, sedangkan untuk jangka menengah adalah adalah α= 0.6383 ,β=0, dan γ=0.8289. Laju pertumbuhan beban rata-rata hasil ramalan jangka panjang tahun 2008-2017 sekitar 6.9%. Peramalan beban jangka menengah memberikan hasil yang lebh baik jika dibandingkan dengan peramalan dari PLN P3B Jawa-Bali dengan jumlah selisih eror sebesar 0.44%.

Managing electricity energy supply is a complex task. The most important part of electricity supply management, particularly in utility planning is forecasting of the future electricity load. Forecasting is a process to predict future conditions usually achieved by constructing models on relative information and some assumptions. In making a electricity forecasting, accuracy is the primary criteria in selecting forecasting methods.
In this research, a genetic algorithm approach is proposed to build electricity load forecasting. Genetic algorithms are global search methods that mimic the methapor of natural evolution and genetic. Parameter optimization process have done by minimize mean square error (mse).
Load forecasting model using genetic algorithm gives model which is almost the same with actual data. Optimal parameters for long term model are: A= 1.558, B1= 0.642, B2= 1.188, B3= -0.437, B4= -0.378, B5= -0.484, dan B6= 0.848, for medium term model are: α= 0.6383 ,β=0, dan γ=0.8289. Annual growth rate for 2008-2017 using genetic algorithm model is about 6.9%. Medium term forecasting using genetic algorithm gives better result than PLN P3B Java-Bali forecasting with sum error difference about 0.44%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26139
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Pratama Putra
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34112
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) adalah integrasi sistem pembangkit listrik berbasis energi fosil (tak terbarukan) dan pembangkit listrik terbarukan. Tujuan utamanya untuk menghemat pemakaian bahan bakar dan mengurangi emisi terutama CO2. Secara menyeluruh, integrasi pada sistem PLTH ini merupakan sistem yang multi variabel sehingga digunakan bantuan perangkat lunak, dalam hal ini HOMER versi 2.67. perangkat lunak ini mengoptimasi berdasarkan nilai NPC terendah. Dengan studi kasus optimasi sistem PLTH di Pulau Sebesi propinsi Lampung Selatan, diintegrasikan PLTD, PLTB dan PLTS. Hasil simulasi dan optimasi berbantuan PL HOMER menunjukkan bahwa secara keseluruhan PLTH yang optimum untuk diterapkan di area studi di atas adalah integrasi antara PLTB dan PLTD. Pada kondisi yang optimum ini, kontribusi PLTB sebesar 57% dan PLTD 43% dengan nilai bersih sekarang (net present cost, NPC) sebesar $ 943.957, biaya pembangkitan listrik (cost of electricity, COE) sebesar $ 0,492 per kWh, konsumsi BBM pertahun 42.630 liter, emisi CO2 yang dihasilkan sistem sebesar 112.258 kg/tahun atau berkurang sebesar 43,4%, kelebihan energinya selama setahun sebesar 44.984 kWh.

Hybrid power system is the integration of power system based on fossil fuel energy and renewable energy. The main purpose of the system is to save the fossil fuel and reduce the environmental effect, especially CO2 emission. The hybrid system is a multi-variable system. HOMER version 2.67, a micropower optimization modeling software is used to analyze data for both wind speed and solar radiation, simulating hybrid system configurations at once and rank them according to its lowest net present cost. The configuration of the hybrid system in Sebesi island consist of a diesel generating unit, photovoltaic modules (PV) and wind turbines. The optimum hybrid system from the simulation and optimization result is consist of wind and diesel generating set. Contribution of wind turbin is 57% and the contribution of diesel generating set is 43%. The optimum hybrid system has $ 943.957 of the total Net Present Cost (NPC), Cost of Electricity (COE) is $ 0,492 $/kWh , fuel consumption in a yearly is 42.360 litre, CO2 emission is 112.258 kg/year or decrease 43,4% from the first condition, excess electricity is 44.984 kWh/year.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25909
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Iswahyudi
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta keadaan sektor ketenagalistrikan di Indonesia (berdasarkan UU No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan), dimana perencanaan ketenagalistrikan yang sentralistik, bentuk struktur industri monopoli negara yang terintegrasi secara vertikaI telah menghasilkan sektor ketenagalistrikan yang kurang efisien dan kurang transparan. Adapun harapan yang diinginkan adalah adanya restrukturisasi, sehingga sektor ketenagalistrikan di Indonesia menjadi kompetitif dengan adanya kompetisi di sisi pembangkitan dan penjualan sehingga efisiensi, transparansi, harga listrik yang wajar dan peningkatan pelayanan pelanggan dapat terwujud sebagaimana amanat UU No. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan.
Tujuan penelitian ini adalah ekspektasi kinerja usaha penyediaan tenaga listrik setelah diundangkannya UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan; antisipasi yang diperlukan terhadap dampak diundangkannya UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan sehingga kompetisi antar pemain di sisi pembangkitan dan penjualan tenaga listrik seperti yang diharapkan UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan dapat memenuhi tujuan efisiensi, transparansi, harga listrik yang wajar dan pelayanan yang semakin baik serta ekspektasi terhadap pemenuhan fungsi dan implementasi Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik menurut UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan.
Antisipasi dampak implementasi UU No. 20/2002 tentang Ketenagalistrikan lebih difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan regulasi bisnis tenaga listrik, yaitu desain dan aturan-aturan pasar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik. Desain dan aturan pasar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik harus disesuaikan dengan sifat/karakteristik dasar listrik, antara lain imbalances, congestion management, ancillary services, scheduling and dispatch.
Metode pendekatan Structure-Conduct-Performance diterapkan untuk melihat ekspektasi kinerja industri pembangkitan tenaga listrik antara lain:
1. Efisiensi, merupakan efisiensi operasional (static efficiency) yang bersifat short run diperoleh dari dispatch yang dilakukan oleh pengelola sistem tenaga listrik yang menghasilkan optimal mix dengan biaya pembangkitan termurah (least cost) dari berbagai jenis pembangkit dengan masing-masing kapasitasnya untuk memenuhi demand beban,
2. Profitability, di bawah kondisi kompetisi, investasi yang dilakukan oleh perusahaan usaha penyediaan tenaga listrik akan menghasilkan normal rate of return, mengingat harga penyediaan tenaga listrik sama dengan harga marginal cost nya.
3. Progressiveness, atau disebut juga dynamic efficiency yang bersifat long run dicapai melalui mekanisme bidding pada kondisi real time (spot market). Pada kondisi ini, real-time price signal merupakan insentif bagi pembangkit untuk bebas masuk dan keluar (free entry free exit). Jenis pembangkit yang menggunakan teknologi yang lebih efisien tentunya akan dapat leluasa masuk (free entry) menggantikan jenis-jenis pembangkit yang keluar (exit) karena teknologinya relatif lama dengan efisiensi yang rendah.
Ekspektasi terhadap pemenuhan fungsi dan implementasi Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik sebagaimana amanat UU No. 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan adalah :
1. Mampu melaksanakan pengaturan dan pengawasan yang ketat sehingga dapat mempertahankan efisiensi koordinasi dan menghilangkan potensi adanya duplikasi fungsi antara pengelola pasar dan pengelola sistem tenaga listrik;
2. Mampu menyusun desain dan aturan-aturan pasar yang menjadikan pengelolaan pasar yang kompetitif dapat berjalan dengan baik (workable competition);
3. Mampu untuk menjamin menumbuhkan mekanisme pasar yang betul-betul menciptakan market clearing yang tidak terdistorsi oleh kebijakan pemerintah;
4. Mampu menyeimbangkan antara fungsinya dalam hal pengawasan dan fungsinya sebagai advokasi persaingan;
5. Mampu bersikap netral;
6. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang doktrin-doktrin persaingan;
Berkaitan dengan hasil penelitian, disampaikan beberapa saran yaitu :
1. Persaingan usaha penyediaan tenaga Iistrik seharusnya dilakukan atas dasar kemauan pasar, bukan dari pemerintah akibat paksaan dari lembaga internasional,
2. Wilayah kompetisi yang layak direkomendasikan adalah merupakan wilayah industri dan/atau konumen besar yang memerlukan produk listrik tegangan tinggi,
3. Potensi terjadinya struktur pasar oligopoli pada industri pembangkitan tenaga listrik harus diimbangi dengan aturan pasar yang secara riiI dapat mewujudkan persaingan berjalan efektif,
4. Oleh karena itu, dalam menyusun desain dan aturan-aturan pasar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik maupun dalam penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai peraturan di tingkat operasional/implementasi UU No.20/2002 tentang Ketenagalistrikan disarankan untuk mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Transaksi listrik meliputi tiga pasar antara lain energy market (pasar energi) yaitu kWh (kilo Watt jam) listrik yang dibangkitkan, pasar ancillary service (untuk menjaga kualitas tegangan dan frekuensi listrik serta mengantisipasi cadangan pasokan/back-up) serta pasar kapasitas (capacity market) yaitu kapasitas yang dibangkitkan dalam Mega Watt.
b. Penanganan transaksi listrik diberlakukan melalui dua sistem penyelesian (two settlement-scheduling system), yaitu day a head schedule (pelaksanaan lelang atau bidding yang dilakukan selang satu hari sebelum kondisi riil) dan real time dispatch (dispatch yang dilaksanakan oleh pengelola sistem tenaga listrik pada kondisi riil).
c. Pelaksanaan lelang (bidding) pada day a head schedule meliputi penawaran dari perusahaan pembangkitan (meliputi harga dan kapasitas) dan permintaan dari distribusi/konsumen besar (meliputi demand dan price cap). Agar sisi demand (permintaan) dapat responsive terdapat harga maka selayaknya pencatat meter (kWh meter) merupakan pencatat meter pemakaian kWh listrik fungsi harga pasar dalam kondisi real time.
d. Dispatch yang dilakukan oleh pengelola sistem tenaga listrik berdasarkan Locational Based Marginal Pricing (harga marginal berdasarkan lokasi) sehingga penentuan harga listrik di tingkat wholesale akan berbeda di tiap-tiap titik transmisi atau wilayah (non-uniform turn.
e. Penentuan harga berdasarkan kontrak jangka panjang harus berdasarkan transmission congestion contracts (kontrak kemacetan, untuk melindungi atau hedge terjadinya fluktuasi harga diantara beberapa lokasi dalam suatu jaringan transmisi) dan contracts for dfferences (kontrak perbedaan antar harga LBMP dan harga kontrak pada titik pengiriman).
f. Peran Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik dalam mewujudkan efisiensi koordinasi dan menghilangkan duplikasi fungsi antara pengelola pasar dan pengelola sistem tenaga listrik sehingga transaction cost dapat diminimalisasi,
g. Penetapan benchmark biaya marginal produksi oleh Badan Pengawas Pasar Tenaga Listrik dalam mengantisipasi adanya kolusi antar pemain di pembangkitan tenaga listrik untuk menaikkan harga yang terjadi pada struktur pasar oligopoli."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Adhi Setiawan
"Pencarian sumber energi baru dan terbarukan sebagai sumoer energi alternatif terus dilakukan, mengingat semakin berkurangnya cadangan sumber energi hidrokarbon di dunia. Salah satu potensi sumber energi altematif yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik di Indonesia adalah energi ombak. Hal ini mengingat kenyataan bahwa tujuh puluh persen dari luas wilayah Indonesia berupa laut. Teknologi konversi energi ombak yang sudah dikembangkan adalah teknologi "Saluran meruncing" (Tapered Channel) atau Tapchan, teknologi "Kolom Air Berosilasi" (Oscillating Water Column/OWC) seperti Mighty Whale, "Tangki udara bertekanan tetap" (Constant Air Pressure Tank) dan sebagainya. Pada tesis ini akan dibahas mengenai potensi ombak di Indonesia yang dilanjutkan dengan studi pemanfaatan energi ombak untuk pembangkitan tenaga listrik dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti tinggi, periode ombak serta besarnya daya yang dapat dimanfaatkan.

The search for new and renewable energy as alternative energy resources is still being done due to the depletion of hydrocarbon reserves all over the world One of this alternative energy resources which can be converted into electrical energy in Indonesia is sea wave energy. This is because of the fact that 70% of Indonesia's surface consists of the sea. Sea waves energy conversion technologies already being developed are the Tapered Channel technology or Tapchan, Oscillating Water Column technology like Mighty Whale, Constant Air Pressure Tank, etc. This thesis discusses the sea waves energy potential in Indonesia followed by a study to utilize it for electric power generation by keeping in mind many points like height, periods of sea waves and the power which can be utilized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Angin adalah wujud energi yang paling tua, cian pada saat yang sama, angin merupakan wujud energi yang paling baru. Angin selalu ada dan terjadi di manapun, meskipun tak kasatmata. Awal pemanfaatann~ pada rakit atau perahu yang menggunakan layar segi empat yang masih sederhana. Begitu orang menyadari akan manfaat kekuatan angin, maka mereka dengan cepat mengambil manfaat dari sumber energi gratis ini dengan membuat berbagai jenis kapallayar sesuai dengan keperluannya, dari kapal dagang Phoenicia, kapal layar Romawi untuk perang, kapal barang Yunani, dari kapal layar Scandinavia yang panjang sampai perahu atau kapal layar modern untuk kesenangan di jaman sekarang. Selama ribuan tahun orang menempuh perjalanan melalui laut tanpa menimbulkan baik polusi udara maupun polusi perairan. Kincir angin di negeri Belanda yang terkenal itu menggunakan energi angin bukan untuk perjalanan atau pelayaran di laut tetapi untuk irigasi dan untuk maksud penggilingan tepung. Sebagaimana alat yang dapat berputar, kincir angin mampu untuk menyesuaikan dirt dengan perkembangan teknologi modern. Manusia memerlukan tenaga listrik untuk menerangi rumah dan menggunakannya untuk peralatan listrik dan elektronik. Kincir angin dapat juga menghasilkan tenaga listrik bila dihubungkan dengan generator listrik. Biaya produksi dengan sistem tenaga angin dewasa ini masih cukup tinggi dan harus diusahakan untuk menekan biaya produksinya agar lebih rendah. Suatu sistem listrik tenaga angin masih harus dikembangkan lagi agar dapat bersaing dengan sistem tenaga listrik komersial. Pembangkitan listrik tenaga angin untuk pribadi, bagi yang mampu, akan sangat menguntungkan karena hampir tidak memerlukan pemeliharaan, sedang sumber energi angin tersedia gratis. Tetapi jumlah orang yang mampu persentasenya kecil dibanding dengan populasi seluruh penduduk di tingkungannya. Yang diperlukan adalah sistem listrik tenaga angin yang lebih besar dan dapat dihubunglcon ke jaringan tistrik komersial lokal. Di beberapa tempat seperti California di Amerika dan di Eropa telah dilakukan meskipun be{um berskala besar dan tidak secara komersial penuh. Tulisan ini dibuat dengan maksud untuk lebth memperhatikan pengjunaan tenaga angin, khususnya untuk pembangkit tenaga listrik. Apakah hal tersebut mungkin dan layak untuk dikembangkan di Indonesia?"
537 JIEK 1:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>