Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanny Djaya
"Tujuan : untuk memperoleh data profil lipid dan kadar glukosa darah penderita SH, serta hubungannya dengan asupan makanan dan status gizi.
Tempat : RS Sumber Waras, Jakarta Barat.
Bahan dan Cara : Setelah mendapat izin dari Komite medik RS Somber Waras, maka dilakukan penelitian dengan desain cross sectional pada 140 penderita SH(100 laki-laki dan 40 perempuan) yang sesuai dengan kriteria penerimaan. Data yang dikumpulkan meliputi umur, jenis kelamin, analisis asupan makanan selama 3 hari di RS, antropometri (TLT&LLA), USG dan pemeriksaan laboratorium darah (profil lipid, kadar glukosa puasa & 2 jam PP). Uji statistik yang digunakan adalah t-test, Mann Whitney, Kolmogorov-Smimov dan uji korelasi Pearson /Spearman rank.
Hasil : Subyek penelitian berjumlah 140 orang (100 laki-laki dan 40 perempuan), 59,3 % subyek memenuhi kriteria Child C, dengan menggunakan parameter AOLA menunjukkan 70,98% subyek Child B dan 75,90% subyek Child C memiliki status gizi muscle wasting. Pada pemeriksaan profit lipid didapatkan hasil kadar kolesterol total <200mg/dL,.LDL < 130 mg/dL, HDL < 40 mg/dL dan trigliserida < 200 mg/dL pada subyek Child B dan C. Profit lipid Child C lebih rendah dari Child B ( semakin luas kerusakan jaringan hati, terdapat gangguan sintesis lipid). Tidak terdapat hubungan bermakna antara profil lipid dengan status gizi, tidak terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan jumlah asupan makanan. Terdapat korelasi positif antara kadar trigliserida dengan jumlah asupan makanan subyek Child B dan korelasi positif antara kadar HDL dengan jumlah asupan makanan subyek Child C. Terdapat korelasi positif antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar glukosa darah 2 jam post prandial.
KES1MPULAN : Rendahnya profil lipid pada subyek Child B dan C diduga karena asupan makanan yang kurang dari kebutuhan dan status gizi muscle wasting, disamping kerusakan sel hati yang luas, menyebabkan defisiensi sejumlah enzim LCAT dan hepatic lipase. Ditemukannya peningkatan kadar glukosa darah 2 jam post prandial (>I44mg/dL) pada subyek Child B dan C.

Objective : to obtain data about the lipid profile and blood sugar level in patients with cirrhosis hepatic and its relation to the food intake and nutritional status.
Place: Sumber Waras Hospital, West Jakarta
Materials and methods: after receiving permission from the Medical committee of Sumber Waras hospital. Crosses sectional study was done with 140 cirrhosis hepatize patients (100 males and 40 females) as the subjects fulfilling the criteria set for the study. The data colleted consisted of age,sex,analysis of 3 days food consumption in the hospital, anthropometric measurements('[SF&MUAC), USG and blood laboratory examination (lipid profile, blood sugar fasting & 2 hours post prandial). The following tests were used for data analysis t -test, Mann whitney, Koimogorov-Smirnov and Pearson/Spearman rank.
The results: Of the 140 subjects 59,3% fulfilled Child C critera who, based on MAMA parameter, were classified as Child B subjects (70,98 %) and Child C subjects (75,90) with muscle wasting. The lipid profile was as follows. Total cholesterol < 200mg/dL; LDL < 130 mgldL, HDL < 40 mg/dL and triglyceride <200 mg/dL in Child B and C subjects. The lipid profile of Child C subjects was lower than Child B(in extensive liver tissue damage synthesis is disturbed). There is no significant relation between the lipid profile and nutritional status, and between nutritional status with food intake. There is positive correlation between blood triglyceride level and food intake of Child 13 subjects and between blood HDL level with food intake of Child B subjects. There was also positive con-elation between fasting blood glucose level and 2 hours post prandial blood sugar.
Conclusion: the low level of lipid profile of subject Child B and C subjects are assumed to be related insufficient food intake and muscle wasting besides extensive liver tissue damage which lead to a deficiency of a number of LCAT enzymes and hepatic lipase. The increase in the 2 hours post prandial blood glucose level (>140 mg/dL) of the Child B and C subjects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T1475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Manfaat olahraga terhadap kesegaran dan ketrampilan telah lama diketahui. Menyadari hal itu, senam kesegaran jasmani telah diikuti segenap lapisan masyarakat di Indonesia sejak tahun 1984. Polri sesuai fungsinya yang senantiasa harus siap melaksanakan tugas, pada tahun 1987 mengeluarkan buku petunjuk " Pengendalian berat badan untuk mencapai postur tubuh sehat samapta ". Salah satu unsur dalam tubuh sehat samapta adalah kesegaran jasmani yang merupakan kapasitas aerobik dan dapat dinilai dengan menghitung ambilan maksimal oksigen (VD7maks) memakai ergometer sepeda menurut metoda Astrand.
Penyakit jantung koroner (pjk) yang merupakan salah satu manifestasi klinik aterosklerosis telah bergeser ke urutan ke 2 (th 1992) menurut survai rumah tangga Depkes RI dan salah satu faktor risikonya adalah hiperlipidemia. Pada tahun 1976-1977 penderita penyakit jantung yang berobat jalan di RSPAD Gatot Soebroto tercatat 2007 dan pada tahun 1984-1985 meningkat menjadi 10462. Proses ateroskierosis mulai terjadi sejak anak-anak sehingga modifikasi kadar lipid darah sejak dini merupakan upaya pencegahan yang efektif. Terjadi evolusi petanda biokimia untuk penyakit jantung koroner (PIK) dari kolesterol total (K-total),kolesterol-HDL (K-HDL),kolesterol-LDL (K-LDL) dan trigliserida (TG) menjadi apolipoprotein A-I (Apo A-1) dan apolipoprotein B (Apo B).
Tujuan penelitian adalah menilai perubahan gambaran lipid (K-Tota1,TG,K-HDL,KLDL,Apo A-I dan Apo B) darah dan variabel kadar Apo A-I, Apo B, K-HDL dan K-LDL yang paling dipengaruhi oleh latihan fisik teratur dan terarah , sedangkan tujuan lain adalah menilai pengaruh latihan fisik selama pendidikan terhadap perubahan VO2mak. Subjek penelitian adalah 197 siswa tamtama Polri di Pusdik Pol Airud dengan umur 21 ± 1 tahun. Pengamatan dilakukan 3 kali.
Latihan fisik teratur dan terarah selama 25 minggu mengubah komposisi lipid darah dan meningkatkan VO~maka. Perubahan komposisi lipid darah berhubungan dengan asupan makanan. Peningkatan Apo A-I dan penurunan Apo B tidak sejajar dengan perubahan K-HDL dan. K-LDL. Persentase peningkatan K-HDL (+22.22%) dan penurunan K-LDL (-14.61%) lebih tinggi dari persentase peningkatan Apo A-I (+8.46%) dan penurunan Apo B (-8.56%). Pemeriksaan K-HDL dan K-LDL dapat dianjurkan sebagai pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi hasil latihan fisik teratur dan terarah. Pemeriksaan ini dapat dipakai dalam upaya deteksi dini satu faktor risiko PIK. Disarankan latihan fisik teratur dan terarah tetap dipertahankan setelah selesai pendidikan dan makanan tinggi kolesterol sebaiknya disubstitusi dengan makanan lain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Cahyani
"Latar Belakang. Pemberian obat anti epilepsi (OAE) generasi pertama dalam jangka waktu lama sering menimbulkan efek samping seperti perubahan kadar lipid plasma yang akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. OAE ini banyak digunakan di poli neurologi RSCM. Diharapkan dengan diketahuinya gambaran kadar lipid plasma pada penggunaan OAE generasi pertama tunggal dan prevalensi dislipidemia, dapat dilakukan penapisan dini dan preventif timbulnya penyakit kardio dan serebrovaskular.
Metode. Desain penelitian berupa studi potong lintang (cross sectional). Subyek penelitian adalah orang dengan epilepsi yang mendapat karbamazepin, fenitoin, fenobarbital dan valproat tunggal minimal 6 bulan. Subyek diperoleh secara konsekutif, kemudian dilakukan wawancara data medis, recall makanan, pemeriksaan fisik dan kadar lipid darah. Pemeriksaan kadar lipid dilakukan setelah puasa minimal 8 jam.
Hasil. Diperoleh 59 subyek, 27 karbamazepin, 16 fenitoin, 10 fenobarbital dan 6 valproat. Prevalensi dislipidemia sebesar 20.3%. Rerata kadar kolesterol total 193.5 ± 31.9; LDL 115.3 ± 23.9; HDL 59.5 ± 18.8 dan trigliserida 117.0 ± 63.6. Rerata kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida fenitoin lebih tinggi dari OAE lain. Rerata HDL terendah ditemukan pada valproat. Didapat perbedaan bermakna secara statistik rerata kolesterol total, LDL dan trigliseria berdasarkan jenis OAE. Didapat hubungan bermakna secara stastistik antara durasi penggunaan OAE dengan tingginya kadar HDL pada karbamazepin dan fenobabital.
Kesimpulan. Rerata kadar lipid dibawah rerata kadar lipid populasi. Dislipidemia lebih banyak ditemukan pada kelompok fenitoin. Durasi penggunaan OAE berhubungan dengan kadar HDL tinggi.

Background. Longterm therapy with first generation of antiepileptic drugs (AED) has been associated with adverse effects, such as serum lipid profile changes which can increase the risk of cardiovaskular and cerebrovascular disease. These AEDs are commonly used in outpatient clinic at Cipto Mangunkusumo hospital. The aim of this study is knowing lipid profile in first generation AEDs consumption.
Method. This was cross sectional study. The subjects of this study were epilepsy patiets receiving carbamazepine, phenytoin, phenobarbital and valproate as monotheraphy for more than 6 months. This study used concecutive sampling. All subjects were interviewed, food recalled and underwent physical examination and measurements serum lipid profile. Blood samples for serum lipid profile were collected at least after 8 hours overnight fasting.
Result. There were 59 patients, 27 with carbamazepine therapy, 16 phenytoin, 10 phenobarbital, 6 valproate. Prevalence of dyslipidemia is 20.3%. Mean of total cholesterol is 193.5 ± 31.9; LDL 115.3 ± 23.9; HDL 59.5 ± 18.8 and triglyseride 117.0 ± 63.6. Patients with phenytoin showed the highest mean of total cholesterol, LDL and triglyseride. Patients with valpoate showed the lowest mean of HDL. There was significant difference in mean of cholesterol total, LDL and triglyseride according to AEDs. The duration of AEDs therapy was significantly associated with higher HDL in patents with carbamazepine and Phenobarbital.
Conclusion. Mean of lipid profile among people with epilepsy was lower than population. Dyslipidemia were more frequent in phenytoin. The duration of AEDs therapy was significantly associated with higher HDL.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Gigih Andy Putra
"

Latar Belakang: Asupan protein yang rendah pada masa kehamilan dapat menyebabkan terjadinya intrauterine growth restriction (IUGR). IUGR berkaitan erat terhadap dislipidemia dan perubahan metabolisme lipid secara abnormal pada anak yang dilahirkan. Peningkatan asupan protein pada anak diharapkan mampu mengatasi kondisi tersebut. Moringa oleifera (MO) merupakan salah satu sumber makanan kaya nutrisi dan protein. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efektivitas kandungan protein dari ekstrak etanol MO (EEMO) dalam mengatasi defisiensi protein pada anakan tikus dari induk defisiensi protein dengan mengamati profil lipid serta beberapa gen regulator metabolisme lipid di hati. Metode: Anakan tikus usia 3 minggu yang telah disapih dari induk yang mengalami defisiensi protein diberikan pakan rendah protein (protein 9%) dengan penambahan EEMO 400 mg atau 800 mg, atau diberikan pakan normal (protein 18%) selama 5 minggu. Kelompok pembanding adalah anakan dari induk tikus yang diberikan pakan normal tanpa pemberian EEMO. Pada akhir penelitian dilakukan pemeriksaan berat badan, pengukuran profil lipid darah dengan spektrofotometri, pemeriksaan ekspresi mRNA Fgf21, Pgc1a, Srebp1c, dan Srebp2 dengan menggunakan qRT-PCR, serta pemeriksaan ekspresi protein FGF21 di hati dengan imunohistokimia. Hasil: Pemberian EEMO tidak memberikan perbaikan kenaikan berat badan dibandingkan kelompok defisiensi protein (DP). Pemberian EEMO tidak meningkatkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan HDL secara signifikan dibandingkan kelompok DP. Hanya EEMO 400 mg yang mampu menurunkan rasio TG/HDL dan EEMO 800 mg yang mampu meningkatkan kadar LDL secara bermakna terhadap kelompok DP. Pemberian EEMO tidak dapat menurunkan ekspresi mRNA Fgf21, Pgc1a, Srebp1c, dan Srebp2 di hati model hewan coba, namun pemberian EEMO 400 mg terbukti dapat menurunkan ekspresi protein FGF21 secara signifikan di hati. Kesimpulan: Pemberian ekstrak EEMO secara tunggal belum mampu memperbaiki kondisi dislipidemia dan perbaikan gen regulator metabolisme lipid di hati model hewan coba defisiensi protein.


Background: Low protein intake during pregnancy can cause intrauterine growth restriction (IUGR). IUGR is closely related to dyslipidemia and abnormal changes in lipid metabolism in offspring. It is hoped that increasing protein intake in offspring will overcome this condition. Moringa oleifera (MO) is rich in nutrients and protein. This study aims to examine the effectiveness of the protein content of ethanolic extract of MO (EEMO) in overcoming protein deficiency in rat offspring from protein-deficient mothers by observing the lipid profile and several lipid metabolism regulatory genes in the liver. Methods: After weaning from mothers with protein deficiency, three-weeks-old rat pups were given a low protein diet (9% protein) with the addition of EEMO 400 mg or 800 mg, or a normal diet (18% protein) for 5 weeks. The comparison group was offspring from mother rats that were given normal food without EEMO. At the end of the study, body weight was examined, blood lipid profile was measured using spectrophotometry, examination of Fgf21, Pgc1a, Srebp1c, and Srebp2 mRNA expression using qRT-PCR, and examination of FGF21 protein expression in the liver using immunohistochemistry. Results: EEMO administration did not improve weight gain compared to the protein deficient group (DP). Administration of EEMO did not significantly increase total cholesterol, triglyceride, and HDL levels compared to the DP group. Only EEMO 400 mg reduced the TG/HDL ratio and EEMO 800 mg increased LDL levels significantly compared to the DP group. Administration of EEMO could not reduce the expression of Fgf21, Pgc1a, Srebp1c, and Srebp2 mRNA in the liver of experimental animal models, however, administration of EEMO 400 mg was proven to reduce FGF21 protein expression in the liver significantly. Conclusion: The administration of EEMO extract alone has not been able to improve the condition of dyslipidemia and repair lipid metabolism regulatory genes in the liver of animal models of protein deficiency.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Khuluk
"Menopause adalah proses alami dimana ovarium tidak lagi menghasilkan estrogen. Akibatnya akan mengganggu metabolisme tubuh, salah satunya adalah metabolisme lipid. Pada wanita pascamenopause, akan terjadi peningkatan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida, penurunan kadar HDL, dan hsCRP sebagai biomarker inflamasi. Penelitian sebelumnya pada tikus OVX menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah delima yang mengandung asam elagat dapat berperan sebagai selective estrogen receptor modulators SERMs.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstak kulit delima dapat memodifikasi metabolisme lipid dan hsCRP pada wanita pascamenopause sehat. Penelitian ini merupakan studi uji klinik dengan desain paralel acak tersamar ganda dengan plasebo sebagai kontrol terhadap 30 wanita pascamenopause sehat. Subyek dirandomisasi untuk mengkonsumsi plasebo n=16 atau kapsul ekstrak kulit buah delima n=14 sebanyak 2.200 mg/hari selama 8 minggu.
Hasil penelitian ini menunjukkan sedikit kecenderungan perbaikan nilai kadar kolesterol total p = 0,282 , LDL p = 0,599 , HDL p = 0,441 , Trigliserida p = 0,329 dan hsCRP p = 0,215 dibanding plasebo. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kapsul ekstrak etanol kulit buah delima dapat memperbaiki kadar profil lipid dan hsCRP pada wanita pascamenopause sehat.

Menopause is a natural process in which the ovaries no longer produce estrogen and consequently will interfere with the metabolism of the body. One of the process affected is lipid metabolism. In postmenopausal woman, there is a decrease in HDL levels, elevated levels of total cholesterol, LDL, triglycerides and hsCRP as inflammatory biomarkers. Previous study in the rats showed that pomegranate peel extract which contain ellagic acid can act as selective estrogen receptor modulators SERMs.
This study was aim to investigate wether it can modify lipid metabolism and hsCRP in healthy potsmenopausal woman. This is a randomized, double blind, parallel, clinical trial in 30 healthy postmenopausal woman. Subject were randomized to take placebo capsules n 16 or the pomegranate peel extract capsules n 14 2200 mg day equal 50 mg ellagic acid per day for 8 weeks. Pomegranate peel extract is shown to have a good safety profile as shown by hematology parameters and clinical symptoms.
The results showed slight improvement in total cholesterol p 0,282, LDL p 0,599, HDL p 0,441, Triglyserida p 0,329 dan hsCRP p 0,215 compared to placebo. Thus it can be conclude that capsules of pomegranate peel extract can modified lipid metabolism and hsCRP in healthy postmenopausal woman.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T47457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang menyebabkan kelainan
konsentrasi fraksi lipid dalam darah. Profil lipid yang abnormal dapat menyebabkan
aterosklerosis sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Prevalensi
dislipidemia beberapa tahun terakhir terus meningkat dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti faktor demografis dan faktor gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur dan hubungannya dengan
faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan serta faktor
gaya hidup seperti kebiasaan merokok dan aktivitas fisik. Studi ini menggunakan desain
cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2011 di Klinik Dokter
Keluarga Kayu Putih. Data diperoleh dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
tes profil lipid untuk warga Kelurahan Kayu Putih berusia minimal 17 tahun. Kriteria untuk
diagnosis dislipidemia didasarkan pada klasifikasi NCEP ATP III. Analisis asosiasi
dislipidemia dengan faktor terkait dilakukan dengan menggunakan Chi-square test dan
Fischer’s exact test. Dari 78 responden, didapat prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu
Putih sebesar 26,9%. Dari seluruh responden, 24,4% dikategorikan sebagai
hiperkolesterolemia dan 4,1% dikategorikan sebagai hipertrigliseridemia. Uji chi-square
menunjukkan bahwa dyslipidemia memiliki hubungan yang signifikan dengan gender (p =
0,011) sedangkan hubungan dyslipidemia dengan faktor-faktor lain yang diteliti tidak
menunjukkan hubungan yang bermakna. Prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu Putih
lebih tinggi bila dibandingkan dengan prevalensi dyslipidemia di Jakarta pada tahun 1993.
Edukasi kesehatan dan program olahraga rutin sebaiknya dicanangkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kondisi kesehatan warga Kelurahan Kayu Putih., Dyslipidemia is defined as an abnormality of lipid metabolism that resulted in an abnormal
lipid fraction concentration in the blood. An abnormal lipid profile poses a high risk to the
development of atherosclerosis therefore increases the individual for having cardiovascular
diseases. The prevalence of dyslipidemia itself elevates over the years and suggested to be
contributed by multiple factors including demographic factors and lifestyle factors. This
study aims to investigate the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih, East
Jakarta and relating it to demographic factors such as age, gender, level of education, and
occupation also lifestyle factor such as cigarette smoking habit and physical activity. This
cross-sectional study design was conducted in March 2011 in Klinik Dokter Keluarga Kayu
Putih. Data were obtained by history taking, physical examination, and lipid profile tests to
citizens of Kelurahan Kayu Putih aged 17 and above. The criteria for the diagnosis of
dyslipidemia itself are based on NCEP ATP III classification. Analysis of the association of
dyslipidemia to its related factors is calculated using Chi-square test and Fischer’s exact
test. Among 78 respondents, the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih was
26.9%. Out of all respondents, 24.4% were categorized as hypercholesterolemia and 4.1%
were categorized as hypertriglyceridemia. Chi-square test revealed that dyslipidemia is
associated with gender (p=0.011) while the associations to other factors studied were
insignificant. In conclusion, the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih was
higher compared to the prevalence of dyslipidemia in Jakarta in 1993. Health educations and
a routine physical activity program should be encouraged to improve knowledge and health
status of the population of Kelurahan Kayu Putih.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Sri Widada
"Jumlah perokok di Indonesia terus menunjukkan peningkatan bukan saja pada pria melainkan juga pada wanita dan remaja usia sekolah. Satu batang rokok bila dibakar akan menghasilkan banyak sekali bahan kimia beracun yang diantaranya adalah nikotin dan tar. Bahan kimia dalam asap rokok telah diketahui menyebabkan berbagai penyakit pada paru, saluran pernapasan, jantung, pembuluh darah, dan gangguan pada janin. Beberapa penelitian menemukan efek buruk rokok terhadap metabolisme lemak yang bisa menjadi awal mulainya gangguan fungsi kardiovaskuler.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko terjadinva dislipidemia/perubahan kadar profil lipid darah pada perokok. Populasi pada studi potong lintang ini adalah pria dewasa yang berkunjung ke laboratorium klinik/rumah sakit dalam rangka medical check up. Kriteria inklusi sample adalah pria dewasa, telah puasa 12-16 jam sebelumnya. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah hypertensi, diabetes mellitus, pernah mengalami gejala penyakit jantung koroner, sedang dalam pengobatan atau perawatan dokter, mengkonsumsi alkohol. Variabel yang diamati adalah perilaku merokok, umur, indeks masa tubuh, aktifitas fisik, konsumsi makanan, lamanya merokok, jenis rokok, dan jumlah rokok rata-rata yang diisap dalam satu hari. Responden yang diamati berjumlah 435 orang pria dewasa terdiri dari 215 orang perokok dan 220 orang bukan perokok.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida pada perokok lebih tinggi daripada pria yang bukan perokok, sedangkan rata-rata kadar HDL pada perokok lebih rendah dibandingkan yang bukan perokok. Setelah dilakukan analisis Regresi Logistik Ganda pada α 0.05 ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian dislipidemia dengan perilaku merokok (p < 0.05). Estimasi risiko terjadinya dislipidemia pada perokok ringan sebesar 2.7 kali dibandingkan pada pria yang bukan perokok (CI 95% OR : 1.631 - 7,080, p = 0.001) setelah faktor-faktor lain yang berhubungan dikendalikan. Perokok berat mempunyai risiko mengalami dislipidemia sebesar 6.1 kali lebih besar dibandingkan yang bukan perokok (CI 95% OR : 3.300 - 18.525, p = 0.000) setelah faktor-faktor lainnya dikontrol.
Faktor yang ditemukan sebagai variabel pengganggu yang signifikan dalam mempelajari hubungan perilaku merokok dan dislipidemia adalah konsumsi makanan, aktifitas fisik dan indeks masa tubuh.

Analysis of Smoking Habit in Connection with Dislipidemia on Men which has Medical Check up in Jakarta year of 2002The amount of smokers in Indonesia keeps showing an ascending rate, not only for men, either on women and school age teenagers. If a cigarette gets light, it will produce a lot of poison chemical materials among other things nicotine and tar. Chemical materials in cigarette smoke known has a capability causing disease to lung, breathing canal, heart, blood vessels, and fetus. Some studies found cigarette had a bad effect on fat metabolism that can cause cardiovascular defective function.
This study purpose is to discover the risk for dislipidemia/blood lipid profile level changes on smoker. Populations on this cross-sectional study are men who visit clinical laboratory / hospital laboratory to have a medical check up. Sample inclusion characteristics are adult men and fasting (12 - 16 hours before). Whereas exclusion characteristics are hypertension, diabetes mellitus, heart disease symptom history, on a medical care period, or consume alcohols. Observed variables are smoking habit, duration smoke, kind of cigarette, average number of cigarettes smoked per day, age, body mass index, physical activity, food intake and genetic. The total number of observed respondent is 435 adult men consist of 215 smokers and 220 non smokers.
Result of the study shows average cholesterol total level, LDL, and triglyceride on smokers higher than non smokers, whereas HDL average level on smokers lower than non smokers. After having Multiple Logistic Regression analysis on α 0.05 there was significant interconnections between dislipidemia and smoking habit (p < 0.05). The light smokers, who smoked less than 12 cigarettes per day had estimation risk (odds ratio) for dislipidemia 2.7 times compared with non smokers (CI 95 % Odds Ratio : 1,631 - 7.080, p = 0.001) after related factors controlled. Heavy smokers, who smoke more than 12 cigarette per day had risk for dislipidemia 6.1 times higher than in the non smokers (CI 95 % Odds ratio: 3.300 - 18.525, p = 0.000) after related factors controlled. The significant confounding variable found in studying interconnection between dislipidemia and smoking habit are food consumption, physical activity and body mass index."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan: Menyelidiki perbedaan respons metabolik terhadap asupan diet mengandung orotat dan diet mengandung adenin pada profi l lipid dalam serum dan jaringan hati.
Metode: Tikus-tikus percobaan diberi diet yang mengandung orotat 1.0% (kelompok orotat) dan adenin 0.25%
(kelompok adenin) atau diet yang tak disuplementasi (kelompok kontrol) selama 10 hari. Kadar lipid dalam serum
diukur menggunakan enzyme assay kits. Lipid jaringan hati diekstraksi dan konsentrasinya ditentukan.
Hasil: Kadar serum lipid kelompok adenin cendrung meningkat, sebaliknya kelompok orotat cendrung menurun
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kadar serum trigliserida (mg/dL) pada kelompok kontrol, orotat, dan adenin
masing-masing (78,1±14,9), (69,0±23,6), dan (136,1±21,6); Kadar fosfolipid (PL): (109,2±11,5), (93,3±10,5), dan
(131,3±11,0); Total kolesterol: (53,7±4,6), (42,9±6,5), dan (68,1±5,8); dan high-density lipoprotein (HDL)-kolesterol:
(35,4±2,7), (33,0±3,0), dan (44,7±2,7). Kandungan TG hati pada kelompok orotat meningkat tajam mendekati 10-kali
lipat dibandingkan dengan kelompok kontrol (P<0,05), sebaliknya kandungan TG kedua kelompok lainnya hampir
sama. Kandungan lipid jaringan hati (mg/g jaringan) pada ketiga kelompok dimaksud masing-masing untuk TG
adalah: (11,4±1,3), (123,5±15,2), dan (11,9±1,2); PL: (27,1±0,8), (25,4±1,3), dan (30,7±0,6); dan total kolesterol:
(2,73±0,09), (2,34±0,12), dan (2,91±0,08). Kandungan PL dan kolesterol hati pada kelompok adenin masing-masing
meningkat sebesar 21% dan 25% dibandingkan dengan kelompok orotat, tetapi kandungan kedua jenis lipid tersebut
pada kelompok terakhir ini menurun masing-masing sebesar 7% dan 15% dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Dietary adenin menginduksi sekresi lipid ke dalam aliran darah dan transport balik kolesterol menuju
sel-sel hati. Sebaliknya dietary orotat cendrung mempertahankan lipid-lipid yang telah disintesis di sel-sel hati,
terutama TG, dan mengurangi sekresi.

Abstract
Aim: Objectives To evalate the differences in metabolic responses between dietary orotic acid and adenine in lipid
profi les of serum and liver tissues.
Methods: Rats were paired-fed 1.0 % orotic acid (orotic acid group) and 0.25 % adenine (adenine group) diets or a
non-supplemented diet (control group) for 10 days. Serum lipid concentrations were measured using enzyme assay
kits. Lipids of liver tissues were extracted and the lipid contents were determined.
Results: Serum lipid concentrations (in mg/dL) of adenine group tended to increase whereas those levels decreased in
orotic acid group compared to control group. The serum triglyceride (TG) concentrations of control, orotic acid, and
adenine groups were (78.1±14.9), (69.0±23.6), and (136.1±21.6); phospholipids (PL): (109.2±11.5), (93.3±10.5), and
(131.3±11.0); total cholesterol: (53.7±4.6), (42.9±6.5), and (68.1±5.8); and high-density lipoprotein (HDL)-cholesterol:
(35.4±2.7), (33.0±3.0), and (44.7±2.7), respectively. Furthermore, liver TG content of orotic acid group markedly
increased. The increase was approximately by 10-fold in comparison to other groups (P<0.05). The lipid contents of
liver tissues (in mg/g tissue) in ordinarily of those three groups for TG were (11.4±1.3), (123.5±15.2), and (11.9±1.2); PL:
(27.1±0.8), (25.4±1.3), and (30.7±0.6); and the total cholesterol: (2.73±0.09), (2.34±0.12), and (2.91±0.08), respectively.
The liver PL and cholesterol content of adenine group increased by 21% and 25% than that of orotic acid group, but both
lipid levels of the latter group increased by 7% and 15%, respectively, than that of the control group.
Conclusion: Dietary adenine enhances the serum TG, PL, cholesterol, and HDL-cholesterol and the liver PL and
cholesterol but without alters the liver TG levels. Dietary orotic acid, however, attenuates these serum lipid levels but
retains those lipids synthesized in liver cells, mainly TG."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Nusa Cendana - Kupang. Fakultas Sains dan Teknik], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Sukma Pratiwi
"ABSTRAK
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak dalam plasma, yang menjadi faktor risiko dari berbagai jenis penyakit. Prevalensi dislipidemia di Jakarta, cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara dislipidemia, faktor demografi usia, dan jenis kelamin , faktor predisposisi IMT, RLPP, lingkar perut, hipertensi, DM, tingkat stres , serta faktor perilaku kebiasaan merokok para pekerja perusahaan migas x di Jakarta Pusat. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data pemeriksaan kesehatan 2016 dan wawancara terstruktur dengan kuesioner kepada 88 responden. Pengambilan data dilakukan bulan Oktober hingga Desember 2016. Analisis yang dilakukan adalah univariat, dan bivariat uji chi square, dan regresi logistik . Hasil analisis menunjukkan, persentase dislipidemia di perusahaan migas x sebesar 83 , kelompok usia 24-33 tahun sebesar 46,6 , kategori gemuk berdasarkan IMT sebesar 68,2 , kategori berisiko berdasarkan RLPP sebesar 77 pada laki-laki dan sebesar 63 pada perempuan, kategori berisiko berdasarkan lingkar perut pada laki-laki sebesar 70,5 dan pada perempuan sebesar 37 , menderita hipertensi sebesar 10,2 , pra-hipertensi sebesar 54,5 , menderita DM sebesar 20,5 , mengalami stres sebesar 53,4 , dan responden tidak merokok sebesar 50 . Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna secara statistik antara RLPP OR=4,071 95 CI: 1,281-12,936 , lingkar perut OR=8,696 95 CI: 2,236-33,816 , dan tingkat stres OR=3,942 95 CI: 0,520-34,710 dengan dislipidemia.

ABSTRACT
Dyslipidemia is an abnormalities of fat metabolism in plasma, which became risk factors for various diseases. The prevalence of dyslipidemia in Jakarta, tends to increase. The aim of this study is to understand the relation of dyslipidemia and its various factor, demographic factors age, and sex , predisposing factors BMI, WHR, abdominal circumference, hypertension, DM, stress level , and behavioral factors smoking habit of oil and gas company workers in Central Jakarta.The study design used cross sectional, using 2016 medical check up data and structured interview with questionnaire to 88 respondents. Data were collected from October to December 2016. The analyzes were univariate and bivariate chi square test and logistic regression .The results showed that percentage of dyslipidemia in company x was 83 , age group 24 33 years 46,6 , fat category based on BMI 68,2 , risk category based on WHR of 77 in males and 63 in females, the risk category based on abdominal circumference in males was 70.5 and in females 37 , hypertension was 10,2 , pre hypertension was 54,5 , DM was 20, 5 , experiencing stress was 53,4 , and non smoker was 50 . The results showed that there was a statistically significant relationship between WHR OR 4,071 95 CI 1,281 12,936 , abdominal circumference OR 8,696 95 CI 2,236 33,816 and stress level OR 3,942 95 CI 0,520 34,710 with dyslipidemia."
2017
S68268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaimah Z. Tala
"Tujuan : Untuk mengetahui profil lipid dan kadar Apo-B serta hubungannya dengan asupan makanan dan faktor lain.
Tempat : Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Bahan dan cara : Penelitian desain cross sectional pada 105 subyek berusia≥ 35 tahun yang dipilih secara simple random sampling dari sampel MONICA III-Jakarta. Data yang dikumpulkan meliputi data sosioekonomi subyek, asupan makanan, antropometri serta pemeriksaan laboratorium untuk kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida dan Apo-B. Uji statistik yang digunakan adalah uji X2, Fisher dan Kolmogorov-Smirnov.
Hasil dan kesimpulan : Subyek penelitian terdiri dari 49 laki dan 56 perempuan, dengan rerata umur 54,39 ± 10,72 tahun. Rerata kadar kolesterol total 209 ± 40,5 mg/dL, Nilai tengah kadar LDL 137,0 (58,0 - 223,0) mg/dL; kadar HDL 40,0 (23,0 - 77,0) mg/dL; kadar trigliserida 130,0 (27,0 - 340,0 mg/dL) dan kadar Apo-B 106,0 (44,0 - 172,0 mg/dL). Prevalensi kadar kolesterol total abnormal (≥ 200 mg/dL) sebesar 55,2%; kadar LDL abnormal (≥ 130 mg/dL) 60%; kadar HOL abnormal (< 40 mg/dL) 43,8%; kadar trigliserida abnormal (≥200 mg/dL) 13,3% dan kadar Apo-B abnormal ditemukan 25,7%.
Dari hasil analisis bivariat didapat hubungan bermakna antara (I) kadar kolesterol total dengan jenis kelamin dan IMT, (2) kadar HDL dengan asupan PUFA, jenis kelamin dan umur, (3) kadar LDL dengan umur, 1MT dan Lpe/Lpa, (4) kadar trigliserida dengan Lpe/Lpa, dan (5) kadar ApoB dengan asupan protein, jenis kelamin, DM dan Lpe/Lpa. Setelah dilakukan analisis multivariat terlihat hubungan bermakna antara (1) kolesterol total dengan asupan karbohidrat, asupan protein dan Lpe/Lpa, (2) kadar HDL dengan jenis kelamin, (3) kadar trigliserida dengan Lpe/Lpa, dan (4) kadar ApoB dengan Lpe/Lpa dan asupan karbohidrat.

Relationship between Serum Lipid Profile and Apo-B With Dietary Intake and Other Factors of Adult in Mampang Prapatan District, 2000Objective: To determine serum lipid profile and apoB and its relationship to dietary intake and other factors.
Location: Mampang Prapatan District, South Jakarta
Materials and method: A cross sectional study has been carried out on 105 subjects (age ≥ 35 year), selected using simple random sampling method from MONICA III-Jakarta's sample. Data collected consist of socio-economic status, dietary intake, anthropometric, and laboratory examinations for total cholesterol, HDL, LDL, triglyceride and apoB. Statistical analysis was performed by X2, Fisher exact and Kolrnogorov-Smirnov test.
Results and conclusions: Subjects in this study were 49 male and 56 female with average age 54.39 ± 10.72 year. Mean cholesterol level was 209 ± 40.5 mg/dL, median LDL level 137.0 (58.0 - 223.0 mg/dL), median HDL level 40.0 (23.0 - 77.0) mg/dL, median triglyceride level 130.0 (27.0 - 340.0) mg/dL, and median apoB level 106.0 (44.0 - 172.0) mg/dL. Prevalence of abnormal total cholesterol level (≥ 200 mg/dL) 55.2%, abnormal LDL level (≥ 130 mg/dL) 60%, abnormal HDL level (< 40 mg/dL) 43.8%, abnormal triglyceride level (≥ 200 mg/dL) 13,3%, and abnormal apoB level 25.7%.
Bivariate analysis found significant relationship between (1) total cholesterol level and sex & BMI, (2) HDL level and PUFA intake, sex & age, (3) LDL level and age, BMI & WHR, (4) triglyceride level and WHR, (5) apoB level and protein intake, sex, DM & WHR. Multivariate analysis found significant relationship between (1) total cholesterol level and carbohydrate intake, protein intake and WHR, (2) HDL level and sex, (3) triglyceride level and WHR, (4) apoB level and WHR and carbohydrate intake.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T9329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>