Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamisah
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan negara- negara ASEAN yaitu 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Hasil penilaian "Safe Motherhood" di Indonesia menyebutkan bahwa yang mempengaruhi AKI antara lain kualitas pelayanan antenatal yang masih rendah. Pemerintah telah mencanangkan program Making Pregnancy Safer (MPS) untuk menurunkan AKI, dengan meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal seperti telah ditargetkan, untuk cakupan K1 95% dan cakupan K4 90%. Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya Kota Banda Aceh AKI mencapai 11/4.598 kelahiran hidup, sementara cakupan K1 mencapai 93,3% dan K4 83,1%. Namun bagaimana kualitas pelayanan antenatal yang diberikan masih belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kualitas pelayanan antenatal dan hubungannya dengan kepuasan pasien, karena bila kualitas pelayanan baik dapat mempengaruhi kepuasan pasien.
Penelitian ini dilakukan di puskesmas di wilayah Kota Banda Aceh yang hanya mempunyai enam puskesmas. Desain penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan pendekatan cross-sectional. Unit penelitian adalah ibu hamil, dan populasi yaitu ibu hamil trimester II dan III yang telah berkunjung ke Puskesmas minimal dua kali. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel 100 respoden. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai responden. Kualitas pelayanan yang diukur yaitu hubungan antar manusia, meliputi keramahan, komunikasi petugas dengan pasien serta tindakan pelayanan antenatal yang diberikan.
Hasil penelitian melaporkan, proporsi ibu hamil yang menyatakan puas 44%, petugas ramah 44%, petugas berkomunikasi dengan baik 43 % dan pelayanan antenatal baik sebanyak 41%. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara kualitas pelayanan antenatal yaitu keramahan dan komunikasi dengan kepuasan pasien, sedangkan variabel tindakan pelayanan antenatal secara statistik tidak menunjukkan hubungan bermakna. Sementara karakteristik pasien sebagai variabel kontrol meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan gravida, tidak satupun menunjukkan hubungan bermakna (P > 0,05) dengan kepuasan pasien. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pasien adalah keramahan (OR: 3,64) pada CI95 %: (1,58- 8,37).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan antenatal di puskesmas di wilayah Kota Banda Aceh masih sangat rendah. Untuk itu perlu peningkatan kualitas pelayanan antenatal terutama dalam hal keramahan dan komunikasi, dengan cara meningkatkan motivasi dari pimpinan, perbaikan system reward dan pelatihan yang berkelanjutan.

The Relationship of Antenatal Care Quality with Patient Satisfaction at the Health Center of Banda Aceh City, 2002The Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high if it compared with the ASEAN countries that are 373/100,000 live births (Household Health Survey, 1995). The result of assessment on Safe Motherhood in Indonesia mentioned that the one influence on MMR is the quality of antenatal care was still low. The government has decided a program on Making Pregnancy Safer (MPS) to lowering the MMR, by increasing the coverage and the quality of antenatal care such as targeted, for first visit of antenatal care / K1 the coverage was 95% and for fourth visits of ANC / K4 was 90%0. In Aceh Province, especially Banda Aceh City the MMR reached 11/4.598 live births, while the coverage of K1 reached 93% and K4 was 83,1%. However, how about the antenatal care quality that given is still unknown. The objective of this study was to obtain information on antenatal care quality and its relation with patient satisfaction, since if the quality is good, it can influence to patient satisfaction.
This study was conducted at the Health Center of Banda Aceh City, which only has six Health Centers. The study designs that use was non-experimental by cross-sectional approach. Research unit was pregnant mothers, and the population was pregnant mothers who's having trimester II and III that visiting those Health Centers at least twice. The method of collecting sample was purposive sampling, with the number of sample 100 respondents. The data collected by interviewing the respondents. The quality of service that measured was the relation between human being, covering: kindness, health worker communication with the patient and also the action that given on ANC.
The result of study shows that the proportion of pregnant mothers that mentioning satisfaction was 44%, ones whose saying that health worker was kind 44%, ones whose mentioned that the health worker have good communication was 43%, and ones whose mentioned that ANC service was good only 41%. The result of chi square test shows that there was significant relationship (p < 0,05) between the quality of ANC service, that were the kindness and communication with patient's satisfaction, while variable of action on ANC service based on statistic was not showing the significant relationship. Whereas patient characteristic as control variable, covering: age, education, profession and gravida, was not showing the significant relationship (p > 0,05) with the patient satisfaction. The result of logistic regression multivariate analysis shows that the factor which is the most dominant influence to patient satisfaction was kindness (OR: 3,64) on Cl 95%: (1,58-8,37).
Based on the result of this study it can be concluded that the patient satisfaction to the quality of ANC service at the Health Center of Banda Aceh City is still very low. It is needed to improve the quality of ANC service, especially on the kindness and communication, by increasing the motivation from the leader, make better the reward system and training continually.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 3617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumapea, Costan Tryono Parulian
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih jauh dari target Millenium Deveopment Goals (MDGs). Untuk menurunkan AKI serta menekan jumlah pertumbuhan penduduk, Indonesia telah menjalankan program KB. Pelayanan antenatal (ANC) memberikan pelayanan dalam upaya kesehatan ibu dan bayi termasuk diantaranya konseling KB. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai KB dan hubungannya dengan kualitas pelayanan antenatal serta latar belakang responden. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang analitik. Sebanyak 109 ibu hamil yang dipilih secara consecutive sampling. Kualitas ANC dinilai dengan observasi ANC. Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil dinilai melalui kuesioner yang ditanyakan secara terpimpin. Terdapat 42,2% pelayanan berkategori baik dan 57,8% pelayanan berkategori buruk. Dari 109 responden, terdapat 71,6% berpengetahuan baik, 87,2% bersikap baik, tetapi hanya 55% berperilaku baik mengenai KB. Tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai keluarga berencana (p>0,05). Meskipun demikian, terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal terkait KB dengan sikap ibu hamil mengenai KB (p=0,002). Selain itu, pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai KB (p= 0,038). Terdapat pula hubungan antara edukasi KB dengan perilaku ibu hamil mengenai KB (p= 0,028). Perlu dilakukan peningkatan kualitas ANC di Puskesmas Koja. Edukasi KB pada perempuan usia reproduktif perlu dilakukan karena terbukti memiliki hubungan dengan perilaku mengenai KB. Selain itu, pendidikan formal yang tinggi juga memiliki hubungan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai KB.

Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high compare to MDGs target. To decrease MMR and reduce high population growth, Indonesia has implemented Family Planning (KB) proram. Antenatalcare (ANC) is giving service for mother and infant health, one of the service is KB. This study conducted to find relationship between quality of ANC and also background of responden with pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about KB. A cross sectional study has been conducted. A total of 109 pregnant women were selected consecutively. Quality of ANC were valued by observing ANC. Pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about family planning were valued by questionnaire filled by researcher. The obseravation finds that 42,2% services are good and 57,8% services are bad. From 109 respondends, there are 71,6% have good knowledge, 87,2% have good attitude, but only 55% have good practice of family planning. The finding shows that there is no significant difference between quality of ANC and pregnant women’s knowledge, attitude, and practice about family planning (p>0,05). However, there is significant difference between quality of ANC about KB and pregnant women’s attitude (p=0,002). There is significant difference between education and pregnant women’s knowledge about KB (p=0,038). Besides that, there is significant difference between experience educated about KB with their practice on family planning (p=0,028). Quality of ANC in Primary Health Care Kecamatan Koja needs to be improved. Education about family planning for woman with reproductive age is needed because there is significant difference with practice on family planning."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zikrillah Yazid
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi. Penyebab langsung kematian ibu umumnya adalah trias pendarahan-infeksi-eklampsia yang berhubungan dengan rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil yang diakibatkan berbagai faktor. Pelayanan antenatal merupakan komponen yang diperlukan bagi upaya mempertahankan kesehatan ibu yang perlu terus dimantapkan, bahkan lebih ditingkatkan baik cakupan maupun kualitas pelayanan dalam upaya akselerasi penurunan angka kematian ibu. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian mengenai kualitas pelayanan antenatal yang kali ini dihubungkan dengan pengetahuan, sikap, perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kemilan.
Penelitian ini menggunakan desain survei dengan pendekatan cross-sectiona lterhadap ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Koja Kodya Jakarta Utara, pada Januari 2013 hingga Juli 2013, dengan menggunakan convenience sampling. Analisis korelasi Spearman digunakan untuk melihat keterkaitan antar variabel.
Hasil menunjukan tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kehamilan. Mayoritas ibu hamil (57,8%) belum mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, namun demikian mayoritas ibu hamil (63,3%) sudah mendapatkan kualitas pelayanan antenatal yang baik mengenai nutrisi kehamilan. Tidak terdapat hubungan antara kualitas pelayanan antenatal mengenai nutrisi kehamilan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai nutrisi kehamilan. Mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik mengenai nutrisi kehamilan.

Nowadays, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high. The direct cause of maternal death is the triage haemorrhage-infection-eclampsia. Further findings show that this direct cause are related to the low nutrition and health status which caused by many factors. Antenatal care is a component needed to sustain maternal health must be established even improved. Therefore, a research on quality of antenatal care toward knowledge, attitude and practice of pregnant woman about nutrition during pregnancy is needed.
This research used survey design and cross-sectional approach toward pregnant women in Puskesmas Kecamatan Koja Kodya Jakarta Utara, from January 2013 to July 2013 by using convenience sampling. Spearman’s correlation analysis is used to measurecorrelation between variables.
The result shows that there is no correlation between quality of antenatal care toward knowledge, attitude and practice of pregnant woman about nutrition during pregnancy. Majority of the respondents (57.8%) do not get a good quality of antenatal care, but the majority of respondents(63,3%)have received a good quality of antenatal care about nutrition during pregnancy. Most of the respondents have good knowledge, attitude and practice about nutrition during pregnancy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Prabowo
"Salah satu cara menurunkan angka kematian ibu adalah meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Penelitian ini mencari hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Koja pada Maret 2013. Sampel diambil sebanyak 109 orang dengan metode konsekutif. Kualitas pelayanan antenatal dinilai melalui daftar tilik. Sedangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalu kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square. Mayoritas ibu hamil dalam golongan tidak berisiko, berpendidikan lebih tinggi, tidak bekerja, beban finansial keluarga di bawah rata-rata, paritas tidak lebih dari dua, dalam trimester ketiga, memiliki kunjungan yang lebih, ditemani saat berkunjung, dan tidak memiliki pengalaman pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal yang baik 42,2% dan tenaga kesehatan belum mencuci tangan, menggunakan sarung tangan, dan memberi edukasi menyusui. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil baik. Ada hubungan kualitas pelayanan antenatal (p=0,010) dan pendidikan (p=0,020) serta pekerjaan (p=0,039) ibu hamil terhadap pengetahuan mengenai pemeriksaan kehamilan. Ditambah, ada hubungan antara pendidikan (p=0,017) ibu hamil dengan perilaku mengenai pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Koja perlu ditingkatkan dengan memperketat aturan mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan serta edukasi menyusui untuk meningkatkan keamanan dan wawasan pasien.

One way to reduce maternal mortality rate is to improve antenatal care (ANC) quality. This research finds association between quality of ANC with knowledge, attitude, and practice about pregnancy assessment. Research design is cross-sectional. Data collection was performed at Puskesmas Kecamatan Koja on March 2013 and 109 subjects taken with consecutive sampling method. Quality of ANC is valued in checklist, while knowledge, attitude, and practice is valued by questionnaire. Data was analyzed with chi-square test. The majority of pregnant women there are in unrisk, higher education level, unemployed, below average finance, not more than two parities, in third trimester, have more visits, accompanied while visiting ANC, and no pregnancy assessment?s experience. Good quality of ANC is 42,2% and healthcare giver haven?t washed their hands, wore gloves, and given lactacy education. Knowledge, attitude, and practices is good. There is significant difference between quality of ANC (p=0,010), education level (p=0,020), and occupation (p=0,039) with knowledge about pregnancy assessment. In addition, there is siginificant differences between education level and pregnant women?s knowledge (p=0,017). Quality of ANC at Puskesmas Kecamatan Koja needs improving by strict policy in washing hands, wearing gloves, and lactacy education in order to increase patient safety and knowledge."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Arimah
"Kematian perinatal di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2012 cenderung meningkat, dan kunjungan antenatal (K-4) belum mencapai target. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemanfaatan antenatal care dengan kematian perinatal di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2011 - 2012. Menggunakan data sekunder otopsi verbal kematian perinatal. Desain penelitian kasus kontrol. Kasus adalah bayi lahir hidup dan meninggal pada periode 0-7 hari. Kontrol adalah bayi lahir hidup sampai usia 7 hari pada periode sama. Sample kasus 65 dan kontrol 130. Analisis regresi logistik menunjukkan pemanfaatan antenatal yang tidak sesuai mempunyai OR 15,6 (95% CI: 4,1 -60,2) terhadap kematian perinatal setelah di kontrol pendidikan ibu, paritas, jarak kelahiran, penolong persalinan, komplikasi kehamilan. Pemanfaatan antenatal perlu ditingkatkan untuk penurunan kematian perinatal.

Number of perinatal mortality in Tulang Bawang tend to have increased in 2012 compared to the previous year, utilization of antenatal care is still below the national target. This study aims to determine the relationship utilization of antenatal care with perinatal mortality in Tulang Bawang in 2011 - 2012. Research using secondary data perinatal death verbal autopsy and was designed a case control study. Case were infants born alive and died during the early neonatal periode (0-7 days), and Controls were infant born and stay alive during that period. Number of cases was 65 and control was subject was 130 calculated. Analysis method used was logystic regression analysis. Theresults showed that the utilization of antenatal care which does not have the appropriate program OR 15.6 (95% CI: 4.1- 60.2) for perinatal mortality after being adjusted by maternal education, parity, birth spacing, birth attendants, and complications of pregnancy. Utilization of antenatal care needs to be improved in order to decrease perinatal mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliza Kaswendi
"Pelayanan antenatal merupakan salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian u di Indonesia. Pelayanan antenatal adalah memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Memanfaatkan pelayanan antenatal yang teratur yaitu minimal 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III (pola 1-1-2) bertujuan menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan sehat serta melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal, meliputi faktor-faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, status ekonomi keluarga, biaya pelayanan antenatal, jarak rumah dan persepsi Desain penelitian menggunakan rancangan cross-sectional. Responden adalah ibu-ibu yang baru melahirkan dengan partus aterm sebanyak 100 orang di wilayah kerja Puskesmas Pulau Temiang.
Hasil penelitian menunjukkan 40% teratur memanfaatkan pelayanan antenatal. Faktor pengetahuan, persepsi ibu, status ekonomi keluarga dan umur ibu mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemanfaatan pelayanan antenatal. Pengetahuan ibu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal. ibu dengan pengetahuan tinggi 31,18 kali lebih teratur memanfaatkan pelayanan antenatal dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan rendah setelah dikontrol oleh faktor persepsi ibu, status ekonomi keluarga dan umur ibu. Untuk peningkatan pemanfaatan pelayanan antenatal yang teratur di Puskesmas Pulau Temiang, Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo dan Puskesmas Pulau Temiang perlu menetapkan kegiatan Promosi Kesehatan sebagai program prioritas.

Antenatal care is one of the efforts to decrease Maternal Mortality Rate in Indonesia. Antenatal care is to examine condition of the mother and the fetus regularly completed with correction against identified deviation. The purpose of regular antenatal care utilization, which are minimum once in first trimester, once is second trimester, and twice in third trimester, is to keep the mother healthy during the pregnancy, giving birth, and parturition, so that she can give birth a healthy baby.
The purpose of this research is to find out factors that are related with antenatal care utilization, namely age, education, occupation, knowledge, behavior, family economy status, antenatal care cost, house-distance, and mother's perception. Research design used cross-sectional arrangement The respondents are mothers who have just given birth with aterm partus 100 people in the work field Puskesmas (Public Health Center) Pulau Temiang.
The result of the research indicates that 40% of the respondents use antenatal care regularly. Factor of knowledge, mother's perception, family economy status, and mother's age, has a meaningful relation with antenatal care utilization. Mother's knowledge is the most dominant factor related with antenatal care utilization. Mothers with high knowledge use antenatal care 31.18 times more regularly than those with low knowledge, controlled by factors of mother's perception, family economy status, and mother's age. In order to increase regular antenatal care utilization at Puskesmas Pulau Temiang, Dinas Kesehatan (Health Division) of Kabupaten Tebo and Puskesmas Pulau Temiang needs to hold health promotion activities as a priority program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T3510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rus Martini
"Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang menyenangkan bagi ibu, tetapi sarat dengan risiko terjadinya morbiditas dan mortalitas, salah satu penyebabnya adalah persalinan lama, Oleh karenanya perlu persiapan fisik dan mental ibu yang salah satunya melalui senam hamil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan senam hamil terhadap persalinan lama di RSIA Hermina Bekasi dari Desember 2001 sampai Desember 2002.
Metode Studi ini menggunakan desain kasus kontrol berpadanan pada paritas karena kasus persalinan lama merupakan kasus yang jarang (insiden 8%). Kasus adalah kejadian persalinan lama dengan jumlah 124 orang dan kontrol adalah ibu dengan persalinan normal dengan jumlah 124 orang. Data diperoleh dari catatan medik dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan regresi logistik mengunakan kekuatan 80 % dan derajat kepercayaan 95%.
Hasil Persentase kasus yang tidak senam 83;9% (lebih tinggi) dibanding dengan, kontrol 32,3%. Setelah memperhitungkan pengaruh variabel lain, terdapat hubungan bermakna antara senam hamil dengan persalinan lama dengan p 0,047 OR. 3,61 dan 95% CI 1,02-12,79. Pekerjaan merupakan faktor efek modifikasi (berinteraksi) dan sebagai faktor konfonding terhadap hubungan senam hamil dengan persalinan lama. Faktor risiko terbesar yang berpotensi untuk terjadinya persalinan lama adalah faktor umur ibu dengan nilai p 0,011 dan OR 4,26 (95% CT 1,39-12,96). Selain itu pecahnya ketuban p 0,039 dan OR 3,34 serta berat badan bayi p 0,024 dan OR 2,89 (95% CI 1,15 - 7,31).
Kesimpulan ibu yang tidak melakukan senam hamil berisiko secara bermakna untuk mengalami persalinan lama 3,61 kali (CI 1,02 -- 12,79) dibandingkan dengan ibu yang senam hamil. Sedangkan pada ibu hamil yang tidak bakerja dan tidak senam hamil berisiko 7,59 kali untuk menjadi kasus persalinan lama dibandingkan pada ibu yang bekerja dan senam hamil.
Saran Perlu motivasi dari petugas kesehatan kepada ibu hamil agar mau mengikuti kegiatan senam. Bagi ibu hamil yang tidak bekerja dimotivasi untuk melakukan aktifitas fisik lain guna membantu meningkatkan elastisitas otot dan memudahkan persalinan. Perlunya institusi kesehatan pemerintah menyelenggarakan pe]ayanan senam hamil, serta perlunya peran serta Departemen Kesehatan dalam memprornosikan dan menetapkan senam hamil sebagai upaya promotif Adanya penelitian lanjut dengan metodologi prospektif kohort atau eksperimen.
Daftar bacaan ; 49 (1990-2002)

The Relationship between Exercises during Pregnancy towards the Prolonged Labor at RSIA Hermina in Bekasi during the year of 2002The pregnancy and the delivering birth are things that bring about comfort for mothers, but at the same time there is a high risk in morbidity and mortality, one of the factors is prolonged labor. Therefore, they should be ready for both physically and mentally, one of the ways to do that is through exercises during pregnancy. This research is done to find out the relationship between exercises during pregnancy and the prolonged labor.
Methods. The study uses the case-control design that is equivalent with the parities, since the prolonged labor is a case which is rare (8 % insident). The respondents for the cases in prolonged labor is the same as the controls one, that is 124. All the data are taken from the medical records through the questionairs. The data are analysed with conditional logistic regression using the power 80% and 95% level of significancy.
Results. The persentage of the cases that are not exercices is 83,9% higher than the controls which is 32,3%. After considering other variable influence, there is a significant relationship between exercices during pregnancy and prolongred labor with probability 0,0047 odds ratio 3.61 and 95% confidante interval 1,02 - 12,79. Work factors are both have an interaction and confounding towards the relationship between the exercices and the prolonged labor. Other risky factors which are also have correlation towards prolonged labor are the age of mother with probability of 0,011 and odds ratio 4,29 (95% confidence interval 1,39 - 12,96), the breaking of liquor amnii probility is 0,039 and odds ratio 3.34, and the babys weight with probality 0.024 and odds ratio of 2,89 (95% confidance interval 1,15 - 7,31).
Conclusion. There is a significant relationship between exercises during pregnancy and prolonged labor after considering other variable influnce, that are, age, work, the liquor amnii, the baby's weight, and exercises* work interaction variable.
Suggestion. The pregnant mothers should be motivated to do exercises. Those who don't work should do other physical activities in order to increase their muscle elasticity. The government institution should conduct and lead such programs and so do the Health Departement. Further researches on this subject should be done thoroughly.
The reading list: 49 (1990-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Nina Herlina
"Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya dan perlu diwaspadai apalagi bila terjadiya pada trimester II dan III kehamilan, karena perdarahan cenderung untuk menjadi peristiwa yang fatal bagi ibu dan mengakibatkan angka persalinan prematur serta mortalitas perinatal. Menurut SKRT(1995) Insiden perdarahan antepartum di Indonesia sebesar 3,7 % sedangkan di RSU Kabupaten Tangerang kejadian perdarahan antepartum pada tahun 2001 , sebanyak 262 kasus (5,4%) dari 4778 persalinan, adapun penyebabnya 87,7 % karena Plasenta previa, dan 12,3% karena solusio plasenta, jadi sekitar 5,48 %.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan antepartum akibat kehamilan di RSU kabupaten Tangerang. Faktor yang diteliti meliputi umur ibu, paritas frekwensi kehamilan, usia kehamilan, riawayat abortus, riwayat seksio sesarea dan tingkat sosial ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder dan rekam medic bagian kebidanan dan kandungan RSU Kabupaten Tangerang pada tahun 2002, analisis dilakukan dengan sampel sebanyak 3928. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2002 dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ibu yang mengalami perdarahan antepartum sebanyak 259 orang (6,6%) dari 3928 persalinan. Adapun variabel yang berhubungan secara bermakna dengan terjadinya perdarahan antepartum adalah usia kehamilan (P=0,000 OR = 27,508), riwayat abortus (P=0,000 OR = 2,851) dan sosial ekonomi (P= 0,003 OR = 1,755).
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada pihak RSU Kabupaten Tangerang untuk lebih meningkatkan PKM RS melalui dokter dan bidan sebagai pelaksana langsung untuk menyampaikan penyuluhan kepada ibu hamil agar melaksanakan Antenatal Care sedini mungkin dan secara teratur pada pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau, apabila ibu hamil yang diduga akan mengalami perdarahan anteparturn, pada usia kehamilan trimester II dan III dianjurkan untuk mengurangi aktivitas, istirahat cukup dan pengawasan kehamilan serta persalinannya di rumah sakit, Untuk ibu yang mempunyai riwayat abortus agar di upaya untuk menjarangkan kehamilan dengan mengikuti program KB. Hal ini disampaikan dengan cara pemberian pamplet, pemutaran video, penyuluhan kesehatan dan konseling.
Untuk peneliti lain disarapkan dapat melakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan antepartum yang belum terungkap pada penelitian ini dengan desain yang berbeda.

Bleeding during pregnancy should always be considered as dangerous and to be paid full attention, especially if it is occurred in the second and third trimester of pregnancy since it tends to be fatal for mother and causes prematurity and prenatal mortality. According to SSKRT (1995), the incidence of antepartum bleeding in Indonesia was 33% while in Tangerang District General Hospital in 2001, there was 262 cases (5.4%) out of 4778 deliveries where 87.7% was caused by placenta previa and 12.3% was caused by solutio placenta.
This study aimed to understand factors related to antepartum bleeding caused by pregnancy in Tangerang District General Hospital. Factors under study including mother's age, parity, age of pregnancy, abortion history, sectio caesaria history, and social economic status. This study analyzed secondary data from medical record in maternity and obstetric-gynecological department in Tangerang District General Hospital in 2002. Analysis was conducted among 3928 subjects whose record could be accessed. This study was conducted in July 2002 using cross sectional design.
The study showed that the proportion of mother experienced antepartum bleeding was 259 mothers out of 3928 deliveries (6.6%). Variables significantly related to antepartum bleeding were age of pregnancy (p=0.000 OR = 27,508), abortion history (p=0.000 OR= 2,851), and social economic status (p=0.043 OR = 1,755).
Based on the study results, it is suggested to Tangerang District General Hospital to improve the PKM through physician and midwife as direct implementers of education and extension to pregnant mothers as to have ANC as early as possible in a regular way to nearest health care facility. Mother suspected to experience antepartum bleeding in the second or third trimester should reduce her activities, take adequate rest, regularly monitor her pregnancy and should have delivery in hospital. Mother with history of abortion should reduce her parity by participate in family planning program.
All of these information should be conveyed through pamphlet distribution, video show, as well as health education and counseling. It is also suggested to conduct other research on factors related to antepartum bleeding using different design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Sufiawati
"Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cibadak masih rendah, karena ibu bersalin masih percaya pada dukun atau bukan tenaga kesehatan untuk menolong persalinannya yang seringkali menimbulkan berbagai masalah yang merupakan penyebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemilihan tenaga penolong persalinan di Puskesmas Cibadak pada tahun 2012. Desain penelitian yang di gunakan adalah Cross sectional dengan total sampel 100 ibu yang telah bersalin dengan masa persalinan 0-3 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan rendahnya cakupan persalinan ke tenaga kesehatan yaitu 46%. Adapun hasil uji statistik terdapat faktor-faktor yang bermakna terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, persepsi terhadap jarak, persepsi terhadap biaya, riwayat persalinan keluarga, dan dukungan suami/keluarga. Maka sebaiknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan dan pendekatan pada ibu dan keluarganya melalui perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), meningkatkan kemitraan Bidan dengan paraji juga menjalin kerja sama lintas program dan lintas sektoral untuk mendukung persalinan ke tenaga kesehatan.

Scope of labor by health officers in public health center Cibadak is still low, because of expectants are more belief to traditional midwife or non medic officer as their labor support that often bring various problems regarding to mortality and morbidity of expectant and infant. Therefore, it needs to have a study which aims to find out factors related to election of labor support personnel in public health center Cibadak 2012. Study design used is cross sectional by 100 expectants with labor period 0-3 months as sample. Study result shows that small number of labor scope which using medic officers (46%).
Result of statistical test shows that there are significant factors in electing labor support that are education, knowledge, perception about distance, and cost, history of family delivery, and husband/family support. In order to improve their services, medic officers must give more counseling and more close to expectant and their family through labor planning and prevention of complication (P4K), develop partnership between midwife and traditional midwife, and also cooperating as cross-program and sector to effort expectant using medic officer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Rehana Nataatmadja
"Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa normal pada wanita usia reproduktif, tetapi kehamilan dan persalinan dapat menimbulkan kesakitan bahkan kematian ibu terutama di negara berkembang. Penyebab utama dari kematian ibu di negara berkembang adalah pendarahan, infeksi dan eklampsi yang timbul sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan atau komplikasi penanganannya. Besarnya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor: umur ibu, paritas, jarak kehamilan, anemi dan status gizi ibu. Faktor-faktor tersebut perlu ditemukan secara dini dan memerlukan penanganan yang baik agar kesakitan dan kematian dapat dicegah.
Untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya meningkatkan pelayanan antenatal sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui keadaan pelayanan ibu hamil, maka dilakukan penelitian terhadap petugas pelaksana pelayanan antenatal di Wilayah.Jakarta Timur. Hal yang diteliti adalah Kualitas penjaringan kehamilan risiko tinggi oleh petugas pelaksana ANC dan faktor-faktor yng mempengaruhinya. Dengan menggunakan metoda cross sectional.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah: Petugas yang mempunyai pengetahuan tentang KRT baik 38,2%. Petugas yang mempunyai sikap terhadap KRT baik 64,7%. Petugas yang pernah mendapat pelatihan 61,8%. Petugas yang memdapat dukungan yang baik 45,6%. Petugas yang mempunyai sarana lengkap 82,7%. Dan kualitas penjaringan kehamilan risiko tinggi baik 27,6%.
Terdapat hubungan antara pegetahuan petugas tentang KRT, sikap petugas terhadap KRT, pelatihan petugas tentang KRT dan sarana pemeriksaan ibu hamil dengan kualitas penjaringan KRT. Tetapi hanya pengetahuan petugas tentang KRT yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kualitas penjaringan KRT. Antara dukungan dengan kualitas penjaringan KRT tidak ada hubungan.
Saran yang diajukan adalah meningkatkan pengetahuan petugas pelaksana ANC dengan cara pelatihan, meningkatkan pembinaan dan melengkapi sarana pemeriksaan ibu hamil. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>