Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213312 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Lianurzen
"Pada beberapa ruas jalan di Propinsi Lampung terdapat alignment vertikal dengan gradien yang cukup besar dan panjang yang merupakan tipikal seluruh jalan luar kota di Indonesia. Pada keadaan tertentu dimana setiap kendaraan yang melintasi jalan tersebut mengalami penurunan kecepatan (drop speed) yang cukup signifikan terutama di alami oleh bus dan trek, terutama yang membawa beban cukup besar. Hal ini mengakibatkan terjadinya iring-iringan kendaraan yang cukup panjang bahkan kemacetan yang dapat membahayakan pengguna jalan. Untuk mereduksi penurunan kecepatan ini terkadang dibuat lajur khusus mendaki (climbing lane) untuk kendaraan-kendaraan besar, baik dengan separasi marka ataupun median bahkan dengan penambahan lajur/pelebaran jalan.
Penelitian ini melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kecepatan di tanjakan dengan melihat pola penurunan kecepatan kendaraan di tanjakan dengan memakai data dan pengamatan kendaraan bergerak (Car Following Survey) dengan hipotesis variabel ; kecepatan awal, gradien, panjang lintasan, kepadatan/LOS dan Rasio Tenaga Kuda yang diturunkan dari beberapa teori, dan pendekatan model persamaan non tinier yang berdasarkan hasil survey penurunan kecepatan yang mengikuti pola parabolik. Sedang untuk pembuatan pemodelan, analisis memakai bantuan program micro TSP Release 6.0 dan uji statistik.
Dengan beberapa kondisi segmen jalan pengamatan yang dievaluasi kinerjanya. Untuk mendapatkan perbandingan hasil penanganan jalan yang dilakukan di tanjakan dimana hasilnya memperlihatkan kinerja jalan ditanjakan banyak dipengaruhi oleh faktor gradien dan panjangnya. Sedang secara umum hasil hipotesis menunjukan pengaruh dari masing-masing variabel sehingga dari hasil penurunan persamaan model dapat diketahui batasan kritis dari masing-masing variabel. Hasil analisis keseluruhan kemudian dibandingkan untuk dievaluasi serta disimpulkan yang merupakan rekomendasi untuk penanganan tanjakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Haryanti
"Kerusakan Jalan Lintas Timur Sumatera merupakan permasalahan rutin yang harus dihadapi pemerintah setiap tahun. Program pemeliharaan jalan yang dilakukan selama ini tidak mampu menyelesaikan masalah kerusakan konstruksi jalan yang lebih cepat dari umur rencana. Dari permasalahan ini, timbul sebuah skema pengelolaan jalan baru yaitu dengan menerapkan kontrak berbasis kinerja. Walaupun kontrak berbasis kinerja mempunyai banyak keunggulan namun dirasakan masih sulit untuk dapat diterapkan di Indonesia. Untuk mengetahui kesiapan penerapan kontrak berbasis kinerja pada pemeliharaan jalan lintas timur ruas Provinsi Lampung perlu dilakukan kajian dengan melihat berbagai pengalaman di luar negeri sehingga didapatkan kondisi ideal dari kontrak jenis ini.
Analisa yang digunakan untuk mengetahui potensi penerapan kontrak berbasis kinerja pada pemeliharaan jalan lintas timur di provinsi Lampung adalah melakukan perhitungan statistik dengan nilai mean, modus, median dan standard deviation. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa potensi penerapan PBC belum memadai karena rendahnya pengetahuan industri konstruksi di provinsi Lampung tentang PBC, berbagai faktor pendukung lain yang masih perlu dikembangkan lagi, dan faktor penghambat yang masih belum bisa diselesaikan.

East Sumatra connecting road damage has become a regular problem to the government for years. Road maintenance programs had been made routinely but could not solve the damage in road construction that appears to come faster than it was planned before. In response to this problem, a new scheme of road maintenance was developed by applying a Performance-Based Contract (PBC). While Performance-Based Contract has many benefits, it is seen rather difficult to put into practice in Indonesia. The objective of this research is to assess level of readiness to implement PBC along East Sumatra connecting road by taking into account experiences from other countries to formulate ideal conditions for PBC.
Analyzing tool that was used to assess potency of PBC implementation to along East Sumatra connecting road Lampung Province is statistic formulation through mean, modus, median and standard deviation. The conclusion of this research is a low potency of PBC implementation because inadequate knowledge of construction industry readiness, undeveloped influences factors, and unsolved barriers on PBC implementation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T24381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Rumble strip adalah penambahan tinggi perkerasan jalan ( yang menipakan bagian dari marka jalan). Dibuat dengan menggunakan bahan therrrroplastic yang dipasang melintang ialan daIam beberapa jalur dan memiliki ketinggian tertentu ( biasanya 10 std 13 mm). Tujuan dibuarnya rurrrble strip adalah untuk menyadarkan pengemudi sehingga kccepatan kendaraan dapat dikurangi demi meningkatkan keselamatan lalu lintas. Dengan adanya rumble strip maka pengemudi mempunyai dua pilihan . mengurangi kccepatan kendaraannya atau merasa tidak nyaman dan kerusakan pada kendaraan akibat benturan ban dengan permukaan rumble strip. Studi ini menguji apakah penurunan kccepatan akibat rumble strip signifiikan berbeda untuk setiap penambahan jalur rumble strip. Upaya untuk menentukan hubungan antara jumlah rurrrble strip dengan penurunan kecepatan serta jumlah rumble strip yang paling efektif untuk mengurangi kecepatan tanpa , menimbulkan ketidaknyamanan pengemudi, Data yang dikumpulkan di lapangan adalah data jumlah rumble strip dan waktu tempuh kendaraan untuk setup lokasi peninjauan. Analisa secara statistik untuk menentukan rata-rata kecepatan, signifikan penumnan kecepatan dan hubungan antara jumlah rumble strip dengan penurunan kecepatan. Basil analisa menyimpulkan rumble strip dapat mengurangi kecepatan kendaraan di jalan kota maupun jalan lingkungan secara signifikan dan kontribusi jumlah rumble strip terhadap penurunanldeviasi kecepatan tidak besar (e = 0,57 untuk jalan kota dan W = 0,07 untuk jalan lingkungan)."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Sandra
"Seiring dengan perkembangan waktu, pertumbuhan lalu lintas yang menyebabkan adanya beban berulang (repetitive load) mengakibatkan terjadinya penurunan kinerja permukaan jalan. Parameter kekasaran permukaan jalan (IRI) merupakan salah satu faktor panting yang menentukan kinerja jaringan jalan.
Pada tesis ini dikembangkan model fungsi kinerja ruas berdasarkan hubungan waktu tempuh dan volume per kapasitas jalan didapat dengan cara mengembangkan model regresi hubungan kecepatan dan volume per kapasitas dari grafik D-2 (MKJI 1997) antara data kecepatan dengan volume per kapasitas untuk jalan luar kota. Untuk model 1, fungsi kinerja ruas jalan tidak memasukkan nilai kekasaran permukaan jalan (IRI), model 2 fungsi kinerja ruas jalan memasukkan nilai kekasaran permukaan jalan (IRI), sedangkan untuk model 3 fungsi kinerja ruas dikombinasikan antara model 1 dan model 2.
Untuk melihat perbedaan ke tiga model fungsi kinerja ruas, dilakukan pembebanan jaringan dengan wilayah studi jalan yang ada di pulau Jawa dan Madura, terdiri dan 264 zona lalulintas (262 zona internal dan 2 zona ekstemal). Simulasi pembebanan lalulintas dilakukan dengan perangkat lunak EMMEJ2 (Equilibria Multimoda I Multimoda Equilibrium).
Hasil pembebanan dari ketiga model kemudian divalidasi dengan data volume lalulintas lapangan. Dari hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa fungsi kinerja ruas model 3 rnendekati hasil perhitungan data volume lalulintas di lapangan dimana dari semua jaringan jalan yang dibebankan terdapat 10% ruas jalan yang berbeda volume lalulintasnya. Untuk perbandingan masing-masing model antara model 1 dan model 3 mempunyai perbedaan sebesar 20%.
Dari hasil pengembangan model dan pembebanan jaringan jalan yang dilakukan dapat diketahui bahwa fungsi kinerja ruas model 3 nilai volume lalulintas mendekati data volume lalulintas lapangan dan merupakan fungsi kinerja ruas yang terbaik dari ketiga model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentary Adisthi
"Kecepatan menjadi faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap jumlah kecelakaan karena baik kecepatan yang kurang maupun lebih dari batas kecepatan mempunyai resiko terhadap terjadinya kecelakaan di jalan raya. Beberapa kecepatan yang berlaku di jalan yaitu kecepatan rencana (design speed), batas kecepatan (posted speed limit) dan kecepatan yang disarankan (advisory speed). Kecepatan yang konsisten dengan rambu-rambu di alinemen horizontal dapat menyampaikan pesan yang realistis untuk pengemudi dan dapat membuat operasi jalan menjadi lebih efektif. Tujuan dari penelian ini adalah menetapkan rambu kecepatan berkeselamatan yang diambil dari advisory speed dan mengkaji resiko kecelakaan di lokasi penelitian dengan diberlakukannya rambu ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa advisory speed diambil berdasarkan Metode GPS. Advisory speed ini berlaku di tikungan, sementara di jalan lurus dilakukan perubahan batas kecepatan menjadi 60 Km/Jam tetapi di lokasi-lokasi khusus ada pengurangan kecepatan untuk mengurangi kecelakaan terhadap pejalan kaki.

Speed becomes the most factors that affect number of accidents because whether the speed is less or more than speed limit have the risk toward accident on the road. Some speed which is applicable on the road are design speed, speed limit, and advisory speed. Speed that is consistent with signs in horizontal alinemen can give realistic message to drivers and can make road operation be more effective. The purpose of this study was to determine safety speed signs which is taken from advisory speed and to review the accident risk in this study location by enforcing this speed signs. The results indicate that advisory speed is taken based on GPS method that is a speed from the measurements of road geometric. This advisory speed is applied at the road bend while in the straight road there is changing of the speed limit become 60 Km/Jam but at special locations such as school there is a reduction due to reduce the accident risk toward pedestrians.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kereh, William TG
"Dengan diterapkannya desentralisasi dan otonomi penuh saat ini, menjadikan pemerintah daerah otonomi mempunyai kewenangan penuh dalam merencanakan, membiayai, membangun dan mengelola pembangunan jalan didaerah otonominya. Hal ini pada akhimya menjadi lantangan yang sangat berat bagi daerah yang memiliki pendapatan asli daerahnya kecil, namun pada sisi yang lain diperhadapkan dengan kondisi kerusakan jalan yang semakin parah yang memerlukan biaya yang besar dalam penanganannya. Sehingga pemerintah daerah harus berupaya mencari altematif pembiayaan pemeliharaan jalan, agar dapat tetap menyediakan infraslruktur jalan yang baik.
Pada studi ini dilakukan kajian dan analisis alas mekanisme sistem pembiayaan pemeliharaan jalan melalui penerapan konsep Road Fund sebagai alternalif pendanaan. Sedangkan sebagai daerah studi ditentukan adalah propinsi Lampung, dengan pertimbangan bahwa selain sebagai daerah tujuan juga merupakan daerah yang harus dilintasi oleh seluruh kendaraan yang akan menuju pulau Jawa dari pulau Sumatera.
Penelitian ini menelaah sistem pembiayaan pemeliharaan jalan nasional dan propinsi di propinsi Lampung dengan membandingkan sumber pendanaan APBN dan sumber dana untuk Road Fund yang diambil dari pajak sektor jalan yaitu Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bennotor, Pajak Bahan Bakar Minyak dan Pajak Tambahan pada harga Bahan Bakar Minyak (Levy Tax) yang dikumpulkan selama 5 tahun dan tahun 1998/1999 sampai dengan 2002.
Didapatkan kombinasi sumber pendanaan yang paling aplicable dalam penerapan Road Fund di propinsi Lampung adalah antara Pajak Sektor Jalan dengan Levy Tax. Dimana dari hasil analisis didapalkan besaran minimum Levy Tax yang dapat digunakan dalam rekening Road Fund untuk membiayai pemeliharaan jalan nasional dan propinsi di propinsi Lampung hanya berkisar penambahan 3 % saja dari setiap harga per liter BBM nya atau sebesar Rp. 40, 87 per liter.
Selain itu tulisan ini juga membahas tentang formulasi kebijakan pemerintah daerah untuk menunjang maksud tersebut diatas, serta memberikan gambaran tentang kaitannya Road Fund dengan biaya operasi kendaraan.

By decentralization and full autonomy in this time had created local government has a full authority of planning, costing, constructing and managing of road works in its autonomy area. This case in the last will the be very heavy challenge for province that has Local Original Income ( PAD ) was less, where in the same time should look out on the condition of damage road that need the big of cost to handle. So, local government should try to find the alternative of road maintenance fund to prepare good infrastructure of road.
In this case study to research and analysis for mechanism of road maintenance fund system through applying concept of Road Fund as funding alternative. As the study area determined is Lampung Province, with considered that beside as the objective area of the journey, also Lampung Province as transit area of all transportation from Sumatera Island to Java Island or on the contrary.
This research will analysis of national roar maintenance system and province with compared at APBN fund source and fund source for Road Fund that taken from road sector taxes that is vehicle registration tax ( PKB ), vehicle ownership transfer fees ( BBNKB ), road transport fuel tax ( PBSKB ) and tax addition to price fuel levy. The analysis will be supported by five years data from 1998/1999 to 2002.
Founded the most feasible of funding combination to use that road sector tax and levy tax. Where through analysis was founded the minimum levy lax that only adding about 3 % or equal Rp. 40,87 from transport fuel tax will fulfill on the needs of fund for mantenance the road in Lampung Province.
Beside of that this article also studying the police formulation that must take on by local government, and also described about relation of Road Fund on Vehicle Operation Cost ( VOC ).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dawaman
"Tesis "Realisasi Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Lampung" ini ditulis dalam Lima Bab. Perlunya memacu pertumbuhan ekonomi lebih cepat melalui penanaman modal oleh dunia usaha pada sektorl subsektor unggulan, setelah melemahnya sektor migas merupakan latar belakang masalah. Penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka. Alat analisis yang penulis gunakan dalam tesis ini adalah : LQ, Share Growth Rate, Avarage Growth Rate, Kontribusi Sektor, Dan ICDR.
Pertumbuhan tidak terjadi disembarang tempat, dan tidak serempak, tetapi pertumbuhan tersebut terjadi pada titik-titik tertentu dengan intensitas pertumbuhan yang berbeda dan menyebar. Teori Neo Klasik tentang expected earning dalam investasi, teori Marginal Efisiensi of Capital dan Teori Keynes adalah sebagian terori yang penulis gunakan dalam Kerangka Pemikiran.
Gambaran umum perekonomian dan arah investasi berisikan keadaan dan potensi daerah. PDRB per Dati II, kebijaksanaan pembangunan dan arah investasi, kebijaksanaan investasi dan pengembangan usaha, rencana penanaman modal yang disetujui Pemda, dan realisasi investasi per Dati II.
Analisis dilakukan melalui enam langkah, pertama menghitung LQ tiap sektor, kedua laju pertumbuhan rata-rata dan kecenderungan pertumbuhannya, ketiga menghitung share sektor/subsektor dan kecenderungan perkembangan, Keempat menggabungkan ketiga cara tersebut untuk mendapatkan sektor/subsektor unggulan, dan kelima menghitung kontribusi sektor dan keenam menghitung perkembangan ICOR.
Dari analisis tersebut diatas, maka didapat hasil sebagai berikut :
1. Terdapat dua sektor yang potensial dikembangkan dengan meningkatkan realisasi investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah, yaitu :
a. Sektor pertanian dengan subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
b. Sektor angkutan dan komunikasi
2. Selain kedua sektor tersebut yang juga potensial dikembangkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Propinsi Lampung adalah:
a. Sektor perdagangan, hotel dan restoran
b. Sektor listrik dan air minum.
c. Sektor industri dan pengolahan
d. Sektor pertambangan dan penggalian.
2. Kontribusi realisasi investasi terhadap PDRB Propinsi Lampung relatif kecil, yaitu dengan kontribusi rata-rata sebesar 7,8 persen per tahun.
3. Perkembangan 1COR berfluktuatif dan 3 tahun terakhir ICOR-nya cukup tinggi, sehingga efisiensi investasi relatif rendah. Hal ini mengakibatkan kebutuhan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan PDRB makin besar. Sehingga dengan investasi yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang makin kecil."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T1342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Arumwati S.
"Kehadiran BUMN yang dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, telah menjadikannya sebagai penggerak dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapainya ditunjukan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kemakmuran secara nasional. Tetapi akhir-akhir ini keberadaan badan usaha tersebut mulai diperdebatkan, karena dianggap tidak sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Selain itu kegiatannya yang juga dianggap tidak transparan dan tidak efisien dianggap hanya menghamburhamburkan keuangan negara saja.
Adanya perubahan global yang terjadi diseluruh dunia, yang diikuti oleh liberalisasi (keterbukaan) dalam bidang ekonomi, menyebabkan terjadinya persaingan baru antar negara didunia. Dengan semakin terbukanya sistem ekonomi dunia tersebut menjadi tuntutan bagi BUMN untuk mampu melakukan persaingan usaha. Persaingan dalam bentuk penyediaan barang dan jasa publik ini akan menjadi semakin berat, karena munculnya produk-produk baru dengan kualitas tinggi bahkan dengan harga lebih murah. Dapat dipastikan bahwa produk negara maju akan merajai pasar karena keunggulan yang dimilikinya baik dalam hal mutu, harga maupun teknologinya.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa usaha BUMN memang tidak mengikuti mekanisme pasar, disebabkan campur tangan pemerintah yang terlalu kuat dalam pengaturan manajemen BUMN. Intervensi yang diberikan dalam bentuk proteksi maupun fasilitas lainnya, telah menjadikan BUMN bekerja secara tidak efisien dan tidak profesianal. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi BUMN tersebut, adalah dengan melakukan "Swastanisasi" (privatisasi).
Swastanisasi yang dikemukakan oleh Savas dalam bukunya: "Privatization, The key to Better Government" merupakan paradigma baru mengenai perlunya pengurangan peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi serta lebih meningkatkan peran swasta. Melihat phenomena yang terjadi, maka diperlukan strategi baru bagi pengembangan produk BUMN untuk mampu melakukan persaingan dengan produk asing. Salah satu strategi yang diperlukan adalah dengan meningkatkan produktivitas maupun efisiensi perusahaan. Dengan kedua ukuran tersebut dapat diketahui kemampuan BUMN dalam melakukan efisiensi.
Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa beberapa BUMN beroperasi secara tidak efisien. Maka untuk meningkatkan efisiensi tersebut diperlukan langkah konkrit bagi pembenahan manajemen BUMN secara menyeluruh dan secara terus menerus, baik dalam organisasi, manajemen, Sumter Daya Manusia, teknologi, harga, kualitas produk, dan mekanisme pasar. Dengan efisiensi tinggi diharapkan BUMN mampu melakukan persaingan pasar secara lebih kompetitif.
Swastanisasi yang harus diikuti oleh peningkatan efisiensi perlu memperhatikan 3 (tiga) aspek yaitu: pertama, sejauh mana swastanisasi sudah perlu dilakukan; kedua, BUMN mana yang sudah siap untuk siswastakan; dan ketiga, bagaimana bentuk kepemilikan dan status badan usaha yang sesuai.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Teguh Wiyono
"Secara umum proyek adalah suatu rangkaian tahapan kegiatan dari ide/gagasan berturut-turut menuju keperwujudan secara fisik tentunya hal ini tidaklah mudah dilaksanakan tanpa adanya suatu usaha yang serius untuk mewujudkannya. Kualitas pengendalian pelaksanaan pekerjaan merupakan hal yang pokok dalam pelaksanaan proyek dimana tingkat keberhasilan suatu proyek dapat dinilai dari tingkat kualitas pengendaliannya, karena dapat menyangkut finansial maupun waktu pelaksanaan.
Hasil penelitian dari data yang yang diperoleh dari kuesioner yang di sebar dan diolah dengan analisa statistik mempergunakan bantuan komputer program SPSS 7.5 memperlihatkan hasil yang menyatakan bahwa Kualitas Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan, dengan variabel penentu (Kualitas pembuatan jadwal pelaksanaan. Kualitas koordinasi dengan pihak lain/instansi lain. Kualitas sistem pengendalian) yang mewakili variabel lainnya mempunyai pengaruh 83 % tehadap Kinerja Biaya dengan model persamaan linier ; Demikian pula Kualitas Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan dengan variabel penentu (Kualitas monitoring proyek. Kualitas sumber daya. Kualitas metode konstruksi) yang mewakili variabel lainnya mempunyai pengaruh 80.5% terhadap Kinerja Waktu dengan model persamaan linier. Dengan demikian memperlihatkan bahwa peningkatan Kualitas Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan akan meningkatkan Kinerja Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan di Propinsi Jawa Barat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Bintang H.
"Ada beberapa fungsi dari pestisida yang memberikan andil dalam meningkatkan nilai produksi. Salah satunya dalam bidang pertanian pestisida digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian. Tetapi tidak demikian halnya bagi kesehatan masyarakat karena pestisida mempunyai efek sampingan yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan bagi masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya.
Angka keracunan pestisida pada petani penyemprot hama akibat penggunaan pestisida sangat tinggi (71%) sesuai dengan pemeriksaan pada sampel darah yang dilakukan oleh petugas kesehatan Dinas Kesehatan Tingkat II Kota Metro Propinsis Lampung Tahun 2003. Tetapi masih belum banyak diperoleh keterangan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan kadar kolinestrase darah pada petani penyemprot hama tanaman.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kadar kolinestrase darah petani penyemprot hama tanaman dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penurunan kadar kolinestrase darah petani penyemprot hama tanaman di Kota Metro Propinsi Lampung Tahun 2004.
Penelitian ini menggunakan analisis data primer, bersifat potong lintang (cross sectional) dilaksanakan di lima kecamatan di wilayah Kota Metro yaitu Kecamatan Metro Pusat, Kecamatan Metro Selatan, Kecamatan Metro Utara, Kecamatan Metro Barat dan Kecamatan Metro Timur.
Penelitian ini dilakukan pada 127 responden, pada umumnya berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 21 - 70 tahun yang pada umumnya terdiri dari petani penyemprot hama tanaman padi.
Jumlah variabel pada penelitian ini adalah sembilan variabel independent (umur, jenis kelamin, tingkatan pendidikan, jenis pestisida, kontak terakhir, lama pemaparan, pengetahuan, sikap dan tindakan) dan satu variabel dependen yaitu penurunan kadar kolinestrase. Dari analisis bivarat chi square diketahui besamya pengaruh dan setiap variabel yang diteliti, dan dari sembilan variabel yang dianalisis hanya ada lima variabel yang bermakna untuk dapat dijadikan model pada analisis multivariat yaitu : jenis kelamin, lama pemaparan, kontak terakhir, sikap dan tindakan.
Telah dibuktikan dengan analisis bivariat chi square yang mempunyai hubungan bermakna pada penurunan kadar kolinestrase darah petani, yaitu: lama pemaparan, kontak terakhir. Dari analisis multivariat diperoleh hasil bahwa variabel yang paling dominan pada penurunan kadar kolinestrase darah pada petani adalah kontak terakhir. Dengan demikian disarankan kepada petani penyemprot hama tanaman pengguna pestisida untuk melakukan penyemprotan dengan perilaku yang baik pada penggunaan pestisida terutama pada penggunaan pakaian pelindung kerja agar tidak terpajan pestisida pada waktu melakukan penyemprotan (kontak) dengan pestisida karena pada kontak terakhir dengan pestisida mempunyai hubungan bermakna dengan penurunan kadar kolinestrase yang juga berarti ada keterpaparan pestisida pada saat kontak (menyemprot) dengan pestisida sehingga perlu diperhatikan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang baik dan benar.

Economical benefit from pesticide which giving part on improving prosperity in society. One of them is in the agriculture field, pesticide used to crease agro product. On the other hand public health because pesticide has side effect which caused poisoned for public in common and farmer which work with the pesticide especially,
Number of poisoned suffered because the effect of using pesticide is very high ( 71 %) as according to inspection of blood sample done by grade health worker of Lampung Metro Province Town in the Year 2003. But still there's not yet obtained boldness of concerning factors which deal with degradation of cholinesterase blood rate on this crop pest sprayer fanner.
Purpose of this research is the knowing of cholinesterase blood rate picture of crop pest sprayer fanner and factors which deal with degradation of cholinesterase blood rate on crop pest sprayer in Lampung Metro Province Town in the Year 2004.
This research use the primary analysis, having the character of vertical cut (cross sectional) executed in five sub district in Town Metro region which is Sub district of Metro Center, Sub district of Metro South, Sub district of Metro North, Sub district of Metro West and Sub district of Metro East.
This research was done with 127 responders, generally men: in the age of between 21 - 70 years which is generally consist of the paddy crop pest sprayer farmer.
The totals of variables in this research are nine independent variable (age, sex, education, knowledge, attitude, practice, kind of pesticide, clarification rate, last contact) and one dependent variable that is cholinesterase degradation rate. From bivariate chi square analysis known the level of influence from each checked variable, and from nine variables analyzed there's only five concerning variable (sex, clarification rate, last contact, attitude and practice) can be made to be model in double logistic multivariate regression analysis.
Have been proved with the bivariate analysis of chi square thing which having relation to the rate of fanner cholinesterase rase blood rate regression that is: clarification rate, last contact Thereby it is suggested to crop pest sprayer farmer that using pesticide to spray in good condition periodically and good attitude in using pesticide especially with working protector cloth.
Thereby, suggested to crop pest spread farmer that used pesticide to spread with good attitude and especially use working protector cloth so that they will not incurred by pesticide when spread (contact) with pesticide. Because in the last contact with pesticide occur a meaningful relation that is the degradation of blood cholinesterase rate which also means there has incurred pesticide when performed contact (spread) with pesticide. So that needs to be mentioned the using of good working protector cloth.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>