Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marpaung, Evi Margareth
"Pada saat krisis ekonomi ini sangat dibutuhkan seorang pemimpin yang betul-betul aktif dan inovatif serta para bawahan yang kreatif untuk dapat tetap bertahan. Pemimpin yang mampu menaikkan semangat para bawahannya dalam bekerja dan mampu menciptakan suasana yang saling mendukung sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja.
Peneliti melakukan penelitian di perusahaan DC yang bergerak di bidang jasa penyemprotan rayap (termite control) dan pembasmi nyamuk. Usaha ini tergolong kecil dan masih termasuk usaha keluarga. Pada masa orde baru atau sebelum krisis terjadi, usaha perusahaan tersebut maju dengan pesat karena banyak pembangunan perumahan dan apartemen. Tapi pada masa krisis, usaha ini dapat dikatakan masih mampu bertahan, tapi harus diadakan banyak perbaikan dan penghematan.
Peneliti tertarik dengan perusahaan ini karena, usaha ini berjalan dari nol dan bisa maju dengan baik tanpa terlilit utang di bank. Banyak perusahaan besar yang mengalami kredit macet dan melakukan PHK kepada sebagian karyawannya. Pemerintah saat ini sangat mendorong usaha kecil untuk terus maju, sehingga peneliti ingin agar hasil tulisan ini nanti dapat berguna bagi kemajuan perusahaan kecil yang membutuhkan.
Gaya kepemimpinan di DC yang dipakai adalah gaya otoriter dan arus komunikasi yang terjadi adalah satu arah. Sering dikatakan bahwa perusahaan keluarga tidak terlalu memperdulikan manajemen kantor dan hubungan antara atasan dan bawahan, sehingga hubungan fungsional dan hubungan keluarga menjadi kacau.
Pemimpin yang juga pemilik perusahaan lebih mendahulukan kepentingan pribadinya. Para karyawan yang masih keluarga dari pimpinan, juga merasa bahwa mereka ikut sebagai pemilik, padahal mereka sama juga dengan yang lain yaitu sama-sama karyawan. Pemimpin yang terkadang bertindak tidak adil, yang selalu mendahulukan para kerabatnya membuat kecemburuan diantara pegawai sehingga menimbulkan iklim komunikasi yang tidak sehat.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin, seorang pemimpin harus juga melihat bagaimana situasinya. Untuk memotivasi orang-orang yang mempunyai semangat kerja rendah dan lambat berpikir memang dibutuhkan gaya kepemimpinan otoriter. Tapi, untuk masalah atau situasi yang lain harus dipakai gaya yang lain pula. Sehingga seorang pemimpin harus bijak dalam bertindak.
Hubungan yang saling terbuka antara atasan dan bawahan dan sebaliknya sangat dibutuhkan untuk menimbulkan rasa saling percaya, persaman persepsi dan saling memahami kebutuhan masing-masing. Dalam memahami hubungan antara atasan dan bawahan pemimpin harus dapat lebih bertindak sebagai pendengar untuk menyimak keluhan, saran dan ide-ide baru dari bawahannya. Pimpinan sebaiknya mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi dalam pertemuan, sehingga jangan bertindak marah-marah atau membentak karyawan dengan kasar layaknya seperti Bapak dan anaknya.
Agar kepemimpinan lebih baik, sebaiknya pimpinan memberikan wewenang dan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut dalam pengambilan keputusan, sehingga bawahan memperoleh kepuasan dan semangat untuk bekerja yang pada akhirnya meningkatkan kinerja.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, gaya kepemimpinan yang dilakukan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang terjadi, dan pimpinan bertindak secara profesional dan tegas tanpa membeda-bedakan perlakuan kepada karyawan yang kerabat dan bukan kerabat. Dan akhirnya, perkembangan kemajuan perusahaan sangat tergantung pada keinginan pemimpin untuk berubah agar lebih fleksibel dan lebih bijaksana lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yugih Setyanto
"Departemen Pertahanan (Dephan) merupakan sebuah lembaga departemen yang dipimpin oleh seorang menteri pertahanan (Menhan) dan berada di bawah presiden. Tugas Menhan adalah membantu presiden dalam menangani masalah pertahanan.
Dephan istimewa dilihat dari personilnya, karena memiliki karyawan berlatar belakang sipil dan militer. Berbeda dengan departemen lain yang memiliki pegawai dari kalangan militer namun ketika berada di dalam instansi tersebut ia menyesuaikan dirinya menjadi pegawai Iainnya yang sipil, di Dephan pegawai dari TNI tetap membawa ciri militernya. Berbeda dengan Mabes TNI, Mabes AD, Mabes AL dB, instansi tersebut juga memiliki personil PNS namun instansi tersebut adalah instansi militer sedangkan Dephan adalah instansi sipil.
Masih kuatnya dominasi militer Dephan, terutama pada level pimpinan, membawa gaya kepemimpinan militer dalam memimpin bawahannya. Beberapa tahun terakhir ini, Dephan dipimpin oleh menteri dan kalangan nonmiliter (sipil), memiliki pegawai yang berasal dari sipil dan militer, dan masih banyak pejabat (pimpinan) Dephan yang diisi oleh kalangan militer. Atas dasar itulah peneliti akan meneliti bagaimana hubungan antara atasan bawahan, bawahan-atasan, dan bawahan-bawahan yang terjadi sehingga dapat memberi pengaruh pada iklim komunikasinya. Dan yang lebih ditekankan lagi adalah hubungan antara sipil dan militer yang terdapat dalam organisasi Dephan. Teori yang digunakan adalah teori-teori tentang kepemimpinan dan iklim komunikasi serta teori yang berkaitan dengan hubungan sipil-militer.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk memahami realitas yang diteliti dengan pendekatan yang menyeluruh, tidak melakukan pengukuran pada bagian-bagian dari realitas. Kesimpulan-kesimpulan penelitian tidak dibuat berdasarkan perhitunganperhitungan kuantitatif, melainkan berdasarkan deskripsi cermat atas realitas.
Peneliti memusatkan penelitian pada gaya kepemimpinan yang membawa iklim komunikasi dalam organisasi menuju sasarannya. Dalam melaksanakan kepemimpinan tentulah menganut suatu pola komunikasi yang pada akhirnya mempengaruhi suasana kerja atau iklim. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada mantan Menhan Mahfud MD, Kepala Biro kepegawaian dan pegawai Dephan, berdasarkan pertanyaan yang sudah disusun secara terbuka dan difokuskan pada pokok-pokok persoalan tertentu yang tercakup dalam tema pokok persoalan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman terhadap proses pengambilan kebijakan bagi pimpinan Dephan serta dapat memberi gambaran kepada para pimpinan Dephan dalam memimpin bawahannya yang berasal dari sipil dan militer. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan hubungan antara atasan-bawahan, bawahanatasan di organisasi Dephan, serta hubungan karyawan yang berasal dari dua latar belakang yang berbeda yaitu sipil-militer yang ada di dalam sebuah departemen.
Gaya kepemimpinan di Dephan yang dipakai adalah otokrasi dan direktif, dan anus komunikasi yang terjadi adalah satu arah. Ini terjadi karena Dephan selama puluhan tahun dipimpin oleh pemimpin yang berlatar belakang militer, sehingga kuat sekali tradisi milternya sampai sekarang.
Gaya otokrasi dan direktif merupakan gaya khas yang biasa diterapkan dalam organisasi militer, dimana kepemimpinan berdasarkan kekuasaan mutlak. Seorang pemimpin otokrasi memimpin perilaku anak buahnya dengan mengarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Segala keputusan berada di satu tangan. Setiap keputusan dianggap sah dan anak buahnya menerima tanpa pertanyaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochma Widia Lestari
"Penelitian ini membahas gaya kepemimpinan dan iklim komunikasi pada Balai Penelitian dan Observasi Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pendekatan yang digunakan kualitatif. dengan metode penelitian studi kasus. Penelitian ini penting mengingat pemimpin memegang peran yang sangat strategis dalam birokrasi. Berhasil tidaknya birokrasi publik menjalankan tugas - tugasnya sangat ditentukan dari kualitas pemimpinnya. Sedangkan gaya kepemimpinan seseorang, mencirikan bagaimana cara dia berkomunikasi dan pada akhirnya memiliki peran yang kuat dalam pembentukan iklim komunikasi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa gaya kepemimpinan pada eselon III adalah demokratis, transformasional dan transaksional dengan iklim komunikasi yang suportif. Pada eselon IV ditemui gaya kepemimpinan autokratik dan laizze faire sehingga iklim komunikasi tim yang terbentuk cenderung defensif.

This research explores about leadership styles and communication climate on Institute for Marine Research and Observation, Ministry of Fisheries and Marine Affairs. This research using qualitatif approach, with case study as research method. This research is important, to remember that leader plays a very strategic role in the public bureaucracy. The success or failure of the public bureaucracy duties is determined from the quality of leader. Leadership style characterizes how he communicates and ultimately have a strong role in the formation of the communication climate.
The result indicates that democratic, transformasional and transactional leadership style identified on Eselon III with supportive communication climate. Whereas autocratic, laizze faire leadership identified on Eselon IV with defensive communication climate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sulistiani
"Seorang pemimpin adalah penentu jalannya suatu organisasi atau perusahaan. Organisasi/perusahaan akan hidup dan berkembang di bawah satu pimpinan, tetapi pada suatu saat akan menurun kredibilitasnya karena adanya penggantian pimpinan. Untuk menjadi pemimpin yang tangguh yang dapat diterima oleh semua bawahan tidaklah mudah, karena ada kriteria-kriteria tertentu yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh pemimpin.
Dalam tesis yang berjudul "Peranan Gaya Kepemimpinan terhadap Iklim Komunikasi : Kasus dalam Sebuah Lembaga Penelitian" ini, peneliti mencoba mengkaji bagaimana persepsi bawahan terhadap sikap dan perilaku pimpinan dalam menghadapi dan mengelola bawahan yang terdiri dari selain karyawan aciminsitrasi juga para sfaf peneliti dan pengajar, di mana bawahan staf merupakan individu yang cenderung biasa mandiri dan serba tahu, serta bagaimana pengaruh gaya tersebut terhadap iklim komunikasi.
Dalam melaksanakan fungsinya, pemimpin tidak bisa tidak melakukannya dengan komunikasi dan dapat lebih mengarah kepada komunikasi interpersonal. Dengan komunikasi interpersonal diharapkan masing-masing pihak akan lebih saling terbuka dan percaya, bila pihak yang terlibat dapat menyamakan atau paling tidak memahami kebutuhan, persepsi dan harapan yang lama. Selain itu dalam hubungan semacam itu pemimpin harus dapat lebih bertindak sebagai pendengar untuk menyimak keluhan, saran/opini bawahan baik mengenai suatu masalah maupun mengenai diri pemimpin sendiri, dan bertindak lebih suportif dan empati. Pemimpin yang merupakan pendengar yang baik, cenderung akan mempunyai hubungan yang baik dan dipercaya oleh bawahan dan ini akan membawa iklim yang mendukung bagi semangat kerja serta peningkatan kinerja bawahan. Dengan komunikasi yang merupakan salah satu prinsip memotivasi bawahan, pemimpin memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengutarakan imbalan apa yang diharapkan dari "effort" yang telah dikeluarkannya. Sehingga bawahan akan merasa puas dan lebih bersemangat dalam melakukan tugas-tugasnya.
Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa hal yang baku dalam masalah yang dihadapi para bawahan terutama staf adalah kurangnya hubungan interpersonal dan komunikasi yang efektif, sehingga informasi dan penjelasan tentang kebijakan-kebijakan yang berlaku di Lembaga tidak diterima dengan semestinya oleh bawahan yang menimbulkan ketidak pastian juga keraguan. Ketidak jelasan informasi dapat pula menyebabkan perbedaan persepsi terhadap informasi tersebut, dan akhirnya akan berakibat pula menyebarnya "gosip" yang telah menyimpang dari informasi yang sebenarnya. Hal ini bisa terlihat dalam sikap bawahan (staf) terhadap visi, misi dan arah tujuan organisasi serta gaya kepemimpinan partisipatip dan orientasi pada tugas yang diterapkan di Lembaga, di mina tanggapan mereka kurang selaras dengan kebijakan pimpinan mengenai pemahaman hal-hal tersebut.
Di dalam jaringan komimikasi yang "all channel" berarti adanya keterbukaan dan kepercayaan. Tetapi bila keterbukaan dan kepercayaan sifatnya "selektif?, maka kecenderungan munculnya jaringan komunikasi lain ("grapevine") di dalam jaringan formal yang ada, yang akhirnya dapat membentuk kelompok. Dan jaringan maupun kelompok lain ini memang diperlukan oleh bawahan, karena kelompok iui dapat merupakan wadah tempat bawahan berkeluh kesah, tempat memperoleh informasi yang tidak diperoleh dari saluran resmi dan menupakan pendukung mereka sebagai anggota kelompok.
Dari hasil temuan penelitian, didapat kesimpulan secara keseluruhan bahwa gaya kepemimpinan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi, tetapi karena organisasi merupakan suatu sistem di mana setiap elemen saling tergantung satu sama lainnya, maka elemen-elemen dalam organisasi termasuk lingkungan yang sifatnya dinamis juga ikut berperan dalam mempengaruhi iklim komunikasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Amin Astohar
"Pusat Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Ketenagalistrikan (Pusdiklat EKTL) dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 150 Tabun 2001 dan Nomor 19I5 Tahun 2001. Pada proses pembentukannya, Pusdiklat EKTL melakukan impassing (rekruitmen dari internal organisasi) dan membuka kesempatan secara terbuka (penerimaan pegawai baru) untuk mengisi jabatan-jabatan yang telah ditentukan sesuai KEPMEN tersebut. Hingga kini, Pusdiklat EKTL terdiri dari beberapa pegawai yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan beberapa unit kerja sebelumnya.
Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kepemimpinan, iklim komunikasi, dan kinerja pegawai (motivasi) di lingkungan organisasi birokrasi pada Pusdiklat EKTL. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui seberapa kuat pengaruh iklim komunikasi dan kepemimpinan terhadap motivasi pegawai Pusdiklat EKTL.
Beberapa teori yang digunakan untuk membahas hal tersebut, seperti teori iklim komunikasi (Kreps, Tagiuri, Dennis, dan Redding) dan teori gaya kepemimpinan (Kotler, Bennis, Avi l l io Curtis, dan Sondang), pada dasarnya menyatakan bahwa iklim komunikasi yang kondusif di dalam organisasi dan penerapan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan organisasi memberikan dorongan yang kuat kearah pembentukan karakter organisasi (pegawai) yang berkinerja tinggi.
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini data akan dianalisis dengan menggunakan alat bantu statistik Multiple Regression. Uji hipotesis dilakukan sebanyak empat kali. Berdasarkan empat analisis tersebut terlihat bahwa variabel Motivasi sangat dipengaruhi oleh variabel Kepemimpinan dan Iklim Komunikasi. Sedangkan tiga variabel kontrol yang dimasukkan yaitu Umur, Tingkat Pendidikan dan Masa Kerja tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel Motivasi.
Dengan demikian disimpulkan bahwa tingkat motivasi seseorang tidak dipengaruhi oleh Umur, Tingkat Pendidikan, dan Masa Kerja. Tetapi sangat dipengaruhi oleh Iklim Komunikasi dan Kepemimpinan yang ada di internal institusi dimana ia bekerja atau berorganisasi. Tingkat pengaruh dari Iklim Komunikasi dan Kepemimpinan ini akan bertambah sedikit apabila salah satu dari tiga variabel kontrol diikutsertakan daiam analisis regresi.
Dari nilai regresi yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa masih terdapat variabel lain yang memberikan pengaruh terhadap Motivasi yang tidak terdeteksi oleh variabel Kepemimpinan dan Iklim Komunikasi, dan dapat dikatakan pula bahwa terdapat variabel lain yang seharusnya ada tetapi tidak dimasukkan ke dalam model. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa motivasi dari seseorang akan meningkat dengan cukup besar bilamana suasana kepemimpinan dan Iklim Komunikasi yang ada pada tempat ia bekerja sangat kondusif, yang akan berdampak pada nilai produktifitas yang semakin membaik."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nurdiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Gaya Kepemimpinan ( X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Motvasi Kerja Karyawan (Y) baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri di PT. INDOMAS MULIA, Jakarta.
Metode pengumpulan data yang dipakai adalah dengan metode survai? dengan populasi penelitian adalah seluruh karyawan tanpa Manajemen Level I pada tahun 2004. Jumlah sampel penelitian diambil dengan cara Diaproportionate Stratified Random Sampling. Data dihimpun melalui instrument bentuk kuesioner Skala Liken yang sudah diujicobakan.
Walaupun memiliki keterbatasan, penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan organisasi. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan uniuk meningkatkan wawasan tentang strategi memotivasi karyawan melalui penerapan gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonai dalam suatu organisasi. Penelitian ini juga memberikan manfaat bagi usaha pengembangan bidang studi Administrasi dan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan.
Analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan teknik analisis korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antar variable bebas Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi Kerja sebagai variable terikatnya.
Hasil analisis data, disimpulkan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif dan kuat antara Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan kuat yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berperan cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. 2. Terdapat hubungan positif dan kuat antara Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan kuat yang menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berperan cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudung Abdurachman
Depok: Rajawali Pers, 2023
658.409 2 DUD g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Widura Imam Mustopo
"Minat meneliti topik ini dilatar belakangi oleh pengamatan selama pengalaman bekerja di lingkungan TNI-AU, khususnya dalam menelaah gambaran perilaku pengambilan keputusan dari individu yang berprofesi penerbang yang karena promosi karirnya, beralih ke jenjang pimpinan manajerial non teknis penerbangan. Sehingga menjadi suatu hal yang menarik untuk meneliti hubungan kepemimpinan dengan gaya pengambilan keputusan para pejabat perwira penerbang di TNI-AU.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan jawaban secara empirik tentang hubungan antara tipe kepemimpinan dan profesi asal penerbang terhadap gaya keputusan manajerial. Dan kepustakaan yang ada, terlihat permasalahan ini belum tuntas terjawab. Terdapat kesenjangan antara hasil penelitian satu dan lainnya, terutama hubungan kepemimpinan dan gaya keputusan. Adalah benar bahwa pada hakekatnya pengertian kepemimpinan lebih diarahkan kepada potensi individu dalam mengarahkan dan mempengaruhi bawahan, sedangkan pengambilan keputusan merupakan salah satu aspek dari kegiatan manajerial. Namun demikian bukan berarti kedua aspek tersebut tidak berhubungan.
Bertitik tolak dari konsep Zaleznick tentang kepemimpinan yang dimanfaatkan dalam mengembangkan teori kepemimpinan oleh Bass, dibedakan bahwa pemimpin lebih ke arah transformasional dan manajer lebih ke transaksional. Berangkat dari konsep yang sama, gaya keputusan dari Rowe mengungkapkan bahwa pemimpin cenderung mengambil gaya keputusan analytic dan conceptual, sedangkan manajer cenderung bergaya keputusan directive dan behavioral. Dari deduksi teoritik dapat disimpulkan sementara bahwa ada hubungan antara tipe kepemimpinan dengan gaya keputusan manajerial.
Untuk menguji kebenaran hipotesa tersebut, perlu diuji secara empirik. Dengan mengukur orientasi tipe kepemimpinan transaformasional, transaksional, dan laissez-faire melalui MLQ 5X R yang dikembangkan oleh Bass diperoleh tingkat kekuatan masing-masing tipe kepemimpinan. Sedangkan untuk mengidentifikasikan gaya keputusan digunakan DSI III dari Rowe. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan yang terjadi digunakan analisis Marian. Disamping hubungan kepemimpinan dan gaya keputusan, ingin pula diketahui hubungan asal profesi penerbang terhadap gaya keputusan agar diperoleh informasi tentang interaksi dengan variabel lain yang juga berperan dalam menentukan gaya keputusan tertentu.
Temuan dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepemimpinan transaksional dengan gaya keputusan analytic. Tetapi tidak berhubungan secara signifikan antara kepemimpinan transformasional, dan laissez-faire dengan gaya keputusan lainnya. Selain itu, asal perofesi penerbang juga tidak berhubungan secara signifikan dengan gaya keputusan. Namun, bila variabel kepemimpinan dan asal profesi penerbang dikaitkan secara bersama, terbukti berhubungan dengan gaya keputusan tertentu. Terungkap bahwa kuatnya orientasi pada kepemimpinan transformasional dan rendahnya transaksional berperan pada gaya keputusan conceptual khususnya pada asal profesi penerbang helikopter.
Gambaran dari hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengambilan keputusan tidak berjalan sederhana. Terdapat keterlibatan variabel-variabel psikologis seperti persepsi, nilai, termasuk kompleksitas kognitif yang mungkin lebih berperan dalam menentukan gaya keputusan. Sehingga temuan dari penelitian ini merupakan bahan diskusi untuk lebih memahami proses pengambilan keputusan. Tidak pula dapat dielakan bahwa pembahasan juga dapat diarahkan kepada metodologi termasuk alat ukur yang digunakan. Dengan melalui diskusi dan pemahaman yang lebih mendalam baik berkenan dengan teori maupun metodologi akan lebih menyempurnakan studi lebih lanjut tentang hubungan antara tipe kepemimpinan dan gaya keputusan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this paper is to analyze the influence of spiritual leadership, organizational communication on work's satisfaction, organizational commitment and work performance of official at Telkom company. The total of this sample study is 100 officials at Telkom Company. The hypothesis is tested by using AMOS Ver.5.0 to get the result of causalities relation between developed variable on the model. The result of statistic analysis by using structural model is showing the result of the effect the spiritual leadership gives positive and significant influance directly on organizational commitment. The spiritual leadership has no influence on work satisfaction and work performance. The organizational communication has no influence on work satisfaction and organizational performance. The organizational communication has influence on work performance. The effect of work satisfaction gives positive and sigficant influence on organizational commitment. The work satisfaction has no influence on work performance. The result of study to show that organizational commitment influence on performance."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sugianto Marweki
"Penelitian ini berangkat dari masalah. Masalah ini diidentifikasi berawal dari adanya laporan analisa dan evaluasi Divisi Profesi dan Pengamanan Internal (Divpropam) Polri tahun 2010 tentang pengaduan masyarakat / data pelanggaran dan data kejadian yang terjadi di lingkungan Polri tahun 2005 - 2009. Berdasarkan laporan tersebut, satuan kerja / fungsi yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat adalah fungsi reserse. Pengaduan masyarakat dan pelanggaran disiplin sebagaimana yang dilaporkan oleh Divpropam Polri tersebut juga ditemukan di Satreskrim Polrestabes Semarang, seperti penyidikan yang tidak profesional, penyalahgunaan wewenang, penanganan kasus tidak tuntas / lambat, menghindari tanggung jawab dinas, pemerasan, memukul dan mengancam masyarakat dengan senjata, dan surat penangkapan tidak didaftarkan dalam buku register Satreskrim.
Pelanggaran disiplin anggota, menurut kesimpulan Divpropam Polri, disebabkan karena lemahnya pembinaan fungsi teknis kepolisian, lemahnya pengawasan, dan lemahnya pembinaan disiplin. Disiplin anggota berkaitan erat dengan kepuasan kerja. Apabila anggota puas dalam bekerja maka disiplinnya baik, sebaliknya apabila anggota tidak puas maka disiplinnya rendah.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja anggota Satreskrim Polrestabes Semarang. Semuanya diidentifikasi berdasarkan pelanggaran disiplin anggota dan kejadian faktual yang terjadi di Satreskrim Polrestabes Semarang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja tersebut adalah faktor gaya kepemimpinan dan faktor iklim organisasi.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat hubungan dan pengaruh antara gaya kepemimpinan dan iklim organisasi baik secara individu maupun secara bersama-sama dengan kepuasan kerja anggota Satreskrim Polrestabes Semarang dan mengetahui bagaimana tingkat kepuasan kerja anggota Satreskrim Polrestabes Semarang.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Untuk populasi sebanyak 181 anggota maka diperoleh sampel sebanyak 123 anggota. Perhitungan jumlah sampel menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan tingkat kesalahan 5% yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Pengukuran data dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Analisis data menggunakan analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : 1). Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja anggota Satreskrim Polrestabes Semarang, 2). Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja anggota Satreskrim Polrestabes Semarang. 3). Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan iklim organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja anggota Satreskrim Polrestabes Semarang. 4). Diketahui kondisi lingkungan kerja yang memiliki tingkat kepuasan kerja paling tinggi.

This research is started from an issue which is identified from analysis and evaluation report of Police Profession and Internal Security Division (Divpropram) year 2010. It contains public report / data violation and data cases that happen in police environment between 2005-2009. Based on those reports, work unit / function that is critized the most by public is investigation function. Public complaints and disciplinary violations as stated by Police Divpropam are also found in crime investigation unit of Semarang city police resort such as unprofessional investigations, abuse of authority, slow / incomplete case handling, avoiding official responsibility, extortion, beating and threatening public with weapon, and unregistered warrant letter in crime investigation unit register book.
Furthermore, personnel's disciplinary violations, according to Police Divpropam conclusion, are due to the weakness of police technical function guidance, supervision, and discipline guidance. Personnel's discipline is closely related to working satisfaction. If a personnel feels satisfied in his work, then the discipline is good. On the contrary, if he is not satisfied then the discipline is bad.
There are some factors which influence the personnel's working satisfaction of crime investigation unit of Semarang city police resort. All of them are identified based on personnel's disciplinary violation and factual event that is happened in crime investigation unit of Semarang city police resort. Those factors are leadership style and organization environment.
As for the purpose of this research, it is to find out whether there is a connection and influence between leadership style and organization environment individually or all together along with job satisfaction level of the personnel of crime investigation unit of Semarang city police resort.
This is a quantitative research which use survey method. From the population of 181 personnels, 123 personnels are acquired as the sample. The calculation of sample quantity uses sample quantity determining table from certain population with 5 % error sampling that is developed by Isaac and Michael. Sample selection is conducted by using Proportionate Stratified Random Sampling technique. Data measurement is done by using Likert scale. Data analysis uses correlation and regression analysis.
The results of the analysis are (1) there is a positive and significant influence between leadership style to job satisfaction of crime investigation unit personnel of Semarang city police resort, (2) there is a positive and significant influence between organization environment to job satisfaction of crime investigation unit personnel of Semarang city police resort, (3) there is an positive and significant influence of both leadership style and organization environment to job satisfaction of crime investigation unit personnel of Semarang city police resort, and (4) it is confirmed that working environment has the highest job satisfaction level.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29683
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>