Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novi Syahrial
"Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara pengguna jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini pasien (user) dan peyelenggara pelayanan kesehatan (provider), interaksi ini merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Rumah sakit Omni Medical Center (RSOMC) adalah sebuah rumah sakit umum swasta yang terletak di daerah Pulomas Jakarta Timur. Tingginya angka kunjungan pada poli rawat jalan kebidanan di RSOMC ternyata tidak diikuti oleh jumlah persalinan di RSOMC yang tinggi juga, oleh karena itu hal ini sangat menarik untuk diteliti dan diketahui apa penyebabnya.
Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di unit rawat jalan kebidanan RSOMC dan melakukan persalinan di RSOMC juga, sedangkan kontrol adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di unit rawat jalan poli kebidanan RSOMC dan tidak melakukan persalinan di RSOMC. Jumlah responden dari kelompok kasus adalah sebanyak 15 orang ibu yang akan dipilih secara simple random sampling dan jumlah responden dari kelompok kontrol adalah sebanyak 15 orang ibu juga dan akan dipilih secara simple random sampling. Jadi jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang ibu. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti dengan pemilihan tempat persalinan di RSOMC Jakarta dilakukan analisa Univariat untuk melihat keputusan pemilihan tempat persalinan dan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan analisa Bivariat untuk melihat pembuktian dan dilakukan perhitungan Odds Ratio dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil peneltian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara variabel biaya dan variabel kemudahan mendapatkan informasi dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSOMC, walaupun variabel-variabel lain secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna akan tetapi hal tersebut sangat menarik untuk ditelusuri dan perlu dicermati oleh pihak rumah sakit.

Factors Influencing Patient Decision of Mid-Wife-Affairs Outpatients Treatment at Omni Medical Center Hospital Jakarta Toward selection of Place of DeliveryBasically the utilization of health service in the result of interaction between the user (patients) and the providers of health service. The interaction is very complex and influenced by many factors.
Omni Medical Center Hospital is a private public hospital located at Pulomas region of East Jakarta. The high number of visit to mid-wife-affairs outpatient poly at RSOMC appears not followed by the number of deliveries at RSOMC which is also high. Therefore this matter is very interesting to be and recognized what the reasons are.
This study design is a case control. The case is a pregnant mother, her pregnancy examined at the mid-wife outpatient treatment unit of RSOMC and also conducting delivery at the RSOMC, while the control is pregnant mother, her pregnancy examined at mid-wife outpatient treatment poly unit of RSOMC and does not conducting delivery at RSOMC. The numbers of respondents of the case group are 15 mothers selected at sample random sampling and the numbers of respondent of the control group are 15 mothers as well as and will be selected at simple random sampling. Thus the total samples at this study are thirty mothers. To know the existence or not of variables studied by selecting place of delivery at RSOMC Jakarta, an Univariat analysis is carried out to see the decision of selection of delivery places at RSOMC and Bivariat analysis to see the verification and carrying out the calculation of Odds Ratio through Chi-Square test.
The result of the study shows that there is a significant relation between variables of cost and variables of facilities to obtain information by the decision of delivery place selection at RSOMC, even thought other variables statistically do not show significant relation but the matter is very interesting to be traced and need to be closely observed by the management of the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rachmawati
"ABSTRAK
Memasuki PJPT II, tugas rumah sakit semakin penuh tantangan, iklim persaingan semakin terasa, di mana masyarakat semakin mengerti akan hak untuk menuntut atau protes apabila sesuatu hal tidak dijalankan dengan benar dan konsisten, sehingga situasi ini menuntut rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanannya ke arah profesionalisme. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit selalu didahului dengan peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Dengan mempergunakan matriks hubungan antara proses pelayanan yang efektif dengan tindakan pelayanan yang diharapkan (MATRIX DOLL), maka penampilan keprofesian perawat akan dipantau dan dinilai, untuk melihat sampai sejauh mana perawat mempergunakan pengetahuan, sikap, perilaku, pengalaman dan pengamalan sesuai dengan standar pelayanan di dalam menjalankan asuhan keperawatan terhadap pasien.
Sejalan dengan itu RSAB "Harapan Kita", sebagai rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan kesehatan kepada anak & ibu bersalin, tidak luput dari usahanya untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan profesionalitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang keperawatan kebidanan di mana sebagian besar pasien rawat inap (48%) adalah pasien-pasien pasca persalinan.
Salah satu kendala yang ditemukan adalah Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu belum dilaksanakan sesuai dengan standar keperawatan yang berlaku. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara karakteristik perawat (umur, status perkawinan, pendidikan, lama bertugas, ketrampilan pasca pelatihan tambahan), sistem penugasan pasien, supervisi, serta pedoman kerja, dengan Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di Iingkungan ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Penelitian ini sifatnya deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan pengumpulan data melalui observasi & kuesioner di seluruh ruangan rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Dari hasil observasi ditemukan bahwa Iangkah-langkah Tindakan Keperawatan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "pelaksanaan" dan "R/R", sedangkan Jenis Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "puerpurium"&"memelihara kebersihan vulva".
Dari hasil uji statistik regresi linear sederhana dari 8 faktor yang diduga secara teoritis didapatkan hanya satu faktor yang mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik yaitu : pelatihan tambahan, sedangkan 7 faktor lainnya kurang terbukti berhubungan secara statistik.
Dalam penilaian lebih lanjut didapatkan bahwa kinerja perawat yang melaksanakan tindakan keperawatan secara baik adalah 67,5%.
Sangat diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi upaya meningkatkan mutu Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita".

ABSTRACT
Entering the Second Long Term Development Plan of the Republic of Indonesia, the mission of Indonesian Hospitals being more challenging, while the competition atmosphere becomes apparent and also people nowadays more understand to their rights to complain or if something done improper or inconsistently and this leads to Hospital to improve the quality of services more professional. The improvement of quality of services should be preceded with the improvement of quality of nursing care.
Using the matrix relation ship between effective services and expected service actions so coiled DOLL matrix, then the professionalism of nurse actions could be observed and evaluated to how they use their knowledge and experience to behave according to hospital service standard as required.
In line with the national mission to achieve public service for mother and children care, the hospital as one of the center of excellence for Mother-Children Care and perintology also has to enhance services in obstetrical area where most of in-patient (48% occupation) were post partum patients.
One of the constraints obtained is that of post partum nursing interventions had not been performed fully according with the privilege nursing standard.
Purpose of this study is to find out the relation among the instruments of nurse characteristic such as age, marital status, education, experience, improved skills after upgrading training, also job assignment, job supervision, standard operating procedure, with nursing cares of post partum particularly in the in-patient facilities of the hospital RSAB "Harapan Kita".
The method of statistical analysis is descriptive with emphasis on cross-sectional approach, by means of data collection trough question aries and observations.
From observation result shows that nursing care action that need to be taken is "pelaksanaan (execution)" and "R&R (Reporting & Recording)" and type of post partum nursing intervention needs to have special care is "puerpurium" and "vulva hygiene".
From statistical result using simple linear regression of 8 factors might be of having relations empirically with nursing interventions empirically with nursing interventions of post partum, yields only one factor indicates to have significant relations statistically that is additional vocational training white the ather 7 factor were less significant to the further result obtained, that nurse performance who perform nursing interventions very well was around 67.5%.
It is desirable that the analysis result could be of assistance and fruit full for the efforts to upgrade and improve qualities of the nursing interventions of post partum within the management of the Hospital RSAB "Harapan Kita".
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusmiyati
"Masalah yang diteliti dalam penclitian ini adalah biaya pelayanan kcschatan rawat inap di rumah sakit dalam program Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin (JPK Gakin), oleh karcna biaya rawat inap di rumah sakit mcncapai 66 % dari seluruh biaya pelayanan kesehatan program JPK Gakin sehingga dalam pelaksanaammya hams ada keseragaman dalam biaya pelayanan kesehatan rumah sakit pemerintah, rumah sakit pemerintah daerah maupun rumah sakit swasta yang melayani peserta JPK Gakin.Untuk ilu melalui Paket Pelayanan Esensial (PPE) dengan tarif kcsepakatan, dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi program JPK Gakin sehingga kebijakan yang dibuat dapat lebih efektif dan efisien. Jenis penelitian ini adalah kuantitatifi Data diambil dari laporan bulanan klaim biaya rawat inap pasien JPK Gakin dari rumah sakit yang telah disetujui pembayarannya oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang biaya pelayanan kesehatan rawat inap dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua kelompok rumah sakit, yang terbanyak memanfaatkan biaya pelayanan kesehatan rawat inap adalah rumah sakit vertikal terdapat 4 variabel yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan rawat inap, variabcl jender perempuan lebih banyak memanfaatkan biaya pelayanan kesehatan rawat inap meskipun kasusnya lebih sedikit dari pada laki-laki,demikian pula dengan Iama rawat inap dan umur, sementara variabel diagnosis hanya di kelompok rumah sakit umum daemh saja yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan biaya rawat inap Dari 4 variabel yang diperkirakan ada hubungan dengan biaya pelayanan kesehatan rawat inap hanya 3 variabel yang mempunyai hubungan, yaitu variabel umur, jender dan Iama rawat inap, namun variabel yang paling dominan mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan rawat inap adalah variabel umur yang berlaku baik di rumah sakit vertikal maupun rumah sakit umum daerah.
Kesimpulan dari penelitian ini : Karakteristik dari pasien JPK Gakin yang mcmbuat biaya pelayanan kesehatan rawat inap menjadi tinggi adalah :Rata-rata biaya rawat inap yang terbanyak dimanfaatkan oleh rumah sakit vertikal, distribusi diagnosis penyakit terlinggi biaya rawat inapnya adalah penyakit TB Paru, rata-rata biaya rawat inap tertinggi untuk 5 diagnosis penyakit terbanyak adalah CHF.Dari 4 variabel yang diuji, yang mcmberikan pcngaruh terhadap tingginya biaya rawat inap di rumah sakit adalah variabei umur, Iama rawat dan jender namun Variabel yang paling dominan mempengaruhi biaya rawat inap di rumah sakit adalah variabel umur.
Penulis menyarankan untuk : (1) Penerapan pedoman tarif PPE diberlakukan sama pada semua provider sebagai dasar pembayaran peiayanan kesehatan di rumah sakit, (2) Pcrlu diinjau kembali kesepakatan ikatan keujasama antara Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dengan rumah sakit yang selama ini berjalan. Sudah saatnya provider dibatasi pada rumah sakit yang banyak dimanfaatkan oleh peserta Gakin saja rerutama RSUD diselaraskan dengan tujuan pengembangan sena optimalisasi peningkatan rumah sakit umum daerah, (3) Pelayanan kesehatan sebaiknya diberikan kepada peserta yang telah memiliki kartu .IPK Gakin, hal itu selain dapat mengantisipasi adanya percaloaan dalam pengurusan SKTM dapatjuga mengendalikan biaya pelayanan kesehatan pada program JPK Gakin dan (4) Perlu promosi melalui berbagai mcdia yang Iebih intensif kepada masyarakat tentang bagaimana prosedur untuk mendapatkan pelayanan keschatan pada program JPK Gakin.

The subject of the study is the cost of the in-patient health services payment at the hospital of the program of health service assurance for the poor family (I-ISA-PF). As the cost for in-patient payment at the hospital has reach 66% from all fees on health services of the HSA-PF program, there is a need for govemment and public hospital that work for patient of HSA-PF program, to make an agreement on the cost for in-patient services. Therefore, trough the Essential Service Package (ESP/PPE) with the agreement cost, it can be use for a program monitoring and evaluation the HSA-PF that expected will lead to a more effective and efficient policy for the issue.
The study is a quantitative study which data are collected from a monthly report of the expense claim of the in-patient of HSA-PF program at the hospital and 'thc study found that fiom two groups ot' hospital, the vertical hospital is mostly utilizing the cost of payment of' in-patient health services. There are four variables that influence the cost of payment of in-patient health services, which are: women are mostly utilizing the facility even the cases are lower than those in men, the length of stay in hospital, and age. The diagnosis variable is only found in the group of the district general hospital (RSUD) which has significant relationship with the cost of in-patient services. From those variables above, only three variables are assume to have relationship, i.e. age, gender and length of stay, and the most dominant factor that influence the cost of payment for in-patient services, whether at vertical hospital or RSUD, is age.
To conclude, the characteristic of the I-ISA-PF patient that make up a high Cost of in-patient payment are: the average cost for in-patient payment services is mostly utilized by the vertical hospital, the cost for in-patient payment is mostly used for lung-TB treatments, and the average cost for in-patient payment services for 5 highest diseases is Cl-LF.
Suggestions from the study: l) Implementation for ESP tariff should be applied to all providers as a base for payment of health services at the hospital; 2) The memorandum of agreement between the DHA ot`DKI Jakarta province and hospitals should be reviewed. Providers should be limited to the hospital that mostly chosen and utilized bythe patient of HSA-PF program, particularly the RSUD which should be adjusted with the purpose of the hospital development; 3) The health service suppose to be delivered towards patient who have the HSA~PF card only, this can anticipate the scalper practice on SKTM arrangement, as well as to control the cost of health services on HSA-PF program; and 4) There is a need to promote intensively trough any kind of media towards community for the procedure on how to obtain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangilep, Adelia U. Ady
"Rumah Sakit Muhammad Husni Thamrin lntcmasional Sa1emba(RSMI~IT1S) merupakan RS swasta dcngan tipe kelas utama dan berada di bawah naungan Yayasan RS MH Thamrin. Dari lapuran tahunan RSMHTIS, diketahui bahwa periode tahun 2007, jumlah penebusan resep di instalasi farmasi RSMHTIS sebesar 97.017 resep atau hanya mencapai 74% dari total target jumlah penebusan resep di instalasi farmasi sebesar 131292. Hal ini menjadi perhatian manajemen karcna penghasilan instalasi farmasi merupakan penyumbang terbanyak (35%) dari pendapatan rumah sakit, yang berarti bcrkurangnya pendapatan instalasi farmasi maka akan berkurang pula pendapatan rumah sakit.
Olehnya itu, perlu adanya analisis faktor-faktor yang berpengaruh pada pilihan tempat pcnebusan rescp pasien rawat jalan di RS MH. Thamrin Salemba Jakarta. Beberapa hal yang akan diteliti adalah faktor predisposisi, faktor pendukung, dan Faktor pendorong. Penelixian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Muhammad Ilusni Thamrin Internasional Salemba (RSMHTIS) pada bulan Nopember - Descmber 2008. Rancangan penclitian ini adalah bersifat analitik dengan pendekatan kuantitatif.
Desain penelitian adalah survei cross sectional untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada pilihan tempat penebusan resep pasien rawat jalan RS M.H. Thamrin lntcmasional Jakarta yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Populasi pcnelitian ini adalah semua pasien rawat jalan RSMHTIS pada tahun 2008. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari pasien rawat jalan RSM1-ITIS pada saat penelitian dilakukan dengan kriteria inklusi pasien yang teiah kcluar dari rawat jalan dan mendapatkan resep dokter, pcmah mcmbeii obat pada kunjungan sebelumnya scrta mampu menjawab pertanyaan kucsioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat pasien yang memilih menebus resep di luar instalasi farmasi RSMHTIS yaitu sebanyak l3,2%. Pada penelitian ini diketahui juga bahwa faktor-ihktor yang secara statistik terhukti signitikan bcrhubungan dengan pilihan tempat penebusan resep obat pada pasien rawatjalan RSMHTIS adalah jcnis kelamin (p=0,047), sumber rekomendasi (p=0,0l9), persepsi terhadap harga (p=0,007), persepsi terhadap ketersediazm obat (p=0,045) dan pcrsepsi terhadap keoepatan layanan (p==0,02). Hasil analisis multivariat memperlihatkan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah persepsi terhadap harga.
Diharapkan kepada pihak manajerial RS M.H. Thamrin Internasional melakukan evaluasi terhadap metode strategi penetapan harga, evaluasi dalam pengaplikasian akreditasi mutu layanan farmasi, obat-obat racikan untuk anak dipersiapkan terlebih dahulu agar waktu tunggu peracikan obat bisa menjadi berkurang, membuat sistem infonnasi farmasi yang dapat mencegah penebusan obat di luar, serta pemberlakuan reward dan punishment kepada dokter untuk meningkatkan kepatuhan dokter terhadap formularium obat, dibuat kebijakan yang berlaku pada dokter dan tcnaga kesehatan lainnya untuk memotivasi pasien untuk menebus rescp di IF RSMHTIS, serta dibuat penelitian Iebih lanjut mengenai faktor internal rumah sakit yang tcrkait dengan texjadinya penebusan resep obat di luar RSMHTIS. Dengan adanya data dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dalam pcngelolaan famxasi pada masa yang akan datang.

M.H. Thamrin Salemba lntemational Hospital (RSMHTIS) is a private hospital with first class type and under wings of M.H. Thamrin Hospital Foundation. From RSMl~l'l`lS’s annual report, lcnown that in 2007 period, the amount of prescription payment in pharmacy department of RSM!-ITIS is 97.017 prescriptions or only reach 74% from total goals which are 131.292 prescriptions. This condition becomes management attention because pharmacy department is the most contributor (35%) for hospital revenue, it means the decrease of pharmacy dcpartment’s revenue will also decrease hospital’s revenue.
There is a need to analyze several factors that related to outpatient choice for place of prescription payment in M.H. Thamrin Salemba Hospital, Jakarta. Several things that will be studied is predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. This study is conducted in Pharmacy Department of M.H. Thamrin on November to December 2008. This study is analytical study with quantitative approach.
The design of study is cross sectional survey to analyze several factors that related to outpatient choice of prescription payment location in M.H. Thamrin Internasionai Hospital, Jakarta such predisposing, enabling, and reinforcing factors. Population of this study are all outpatients RSM!-ITIS in 2008. Sample are some of RSMH'l`IS’s outpatient in period when the study conducted with inclusion criteria are outpatients which got doctor prescription, have ever bought medicine at previous visit and can answer qucstionary.
Result of this study indicates that percentation of patient that redeem prescription outside pharmacy department of RSMHTIS is l3,2%. At this study, factors that statistically proven significant affect the choice of prescription payment location at outpatient RSMHTIS is gender (p=0,047), recommendation sources (p=0,0l9), perception to price (p=0,007), perception to medicine availability (p=0,045) and perception to service speed (p=0,02). Multivariate analysis result shows that the most influence factor is perception to price.
It is recommended to M.H Thamrin lntemasional Hospital Management to conduct evaluation in pricing strategy method, evaluation in compilation medicine formularium, evaluation in accredited aplication of pharmacy service quality, preparing recipe for children patient beforehand to lessen patient waiting time, constructing pharmacy information system that can prevent medicine payment outside, assembling hospital policy in doctors and other health providers to motivate patients to redeem their prescription inside the hospital, applying the reward and punishment mechanism to doctor to improve doctor compliance to medicine formularium, for the next researcher, it is advised to conduct further research regarding hospital intemal factors related to prescription payment. Results of this study can be used as planning materials in pharmacy management in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33793
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Emilia Dharma
"ABSTRAK
Sebuah rumah sakit yang baik manajemennya, tidak dapat menghindari kenyataan bahwa piutang penderita merupakan bagian terbesar dari kekayaan lancarnya. Hal ini menyebabkan masalah piutang menjadi sangat penting bagi kelangsungan hidup rumah sakit.
Sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan yang dikelola secara sosio-ekonomis untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang optimal, rumah sakit harus dapat mengembangkan dirinya secara mandiri dan mantap tanpa melupakan fungsi pelayanan sosialnya.
Bagi Rumah Sakit Husada sendiri, piutang penderita cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari Laporan Keuangan Tahun 1991, tercatat bahwa terjadi kenaikan jumlah piutang baik dari penderita yang masih dirawat maupun dari penderita pasca rawat sebanyak 37% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan piutang tersebut merupakan 11,9% dari seluruh pendapatan rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor. apa saja yang mempunyai hubungan dengan terjadinya piutang pada penderita rawat inap. Ada dua aspek yang diteliti, yaitu Aspek Pemakai Jasa untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan penanggung jawab penderita; serta Aspek Pemberi Jasa, yaitu komponen-komponen piutang yang terjadi.
Dari hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa Aspek Pemakai Jasa tidak mempunyai hubungan dengan terjadinya piutang. Sedangkan dari Aspek Pemberi Jasa hanya faktor-faktor: Lama Hari Rawat, Biaya Obat, Jumlah Dokter yang Merawat serta Biaya Jasa Dokter yang mempunyai hubungan tersebut. Pada observasi juga didapatkan bahwa fungsi prapenerimaan, penerimaan, penataan rekening serta penagihan belum berjalan dengan baik.
Saran-saran yang diajukan adalah perbaikan fungsi-fungsi tersebut antara lain dengan pengadaan formulir data penanggung jawab penderita, penyempurnaan tata tertib keuangan bagi penderita rawat inap, peningkatan kualitas para petugas, penataan struktur dan sistem manajemen piutang itu sendiri."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surahman
"Pembangunan kesehatan di negara sedang berkembang pada umumnya menghadapi masalah rendahnya alokasi anggaran untuk sektor kesehatan. Hal ini diperberat dengan tingginya laju inflasi di bidang kesehatan. Faktor lain yang mengakibatkan meningkatnya biaya kesehatan adalah transisi epidemiologi, semakin tingginya proporsi usia lanjut, meningkatnya teknologi kedokteran, serta sistem pembiayaan dan pembayaran yang tidak efisien.
Ketika pasien tidak menanggung biaya karena dibayar oleh perusahaan tempat bekerja atau oleh perusahaan asuransi komersial dan pembayaran dilakukan secara fee .for service maka dengan mudah provider menciptakan permintaan baru. Situasi ini mendorong permintaan yang lebih tinggi oleh konsumen dan memberi insentif kepada provider untuk memberikan pelayanan kesehatan secara berlebihan.
Untuk memotret perbedaan biaya dari ke tiga jenis pembayar dalam penanganan pasien penyakit demam tifoid yang dirawat inap di kelas satu rumah sakit MMC Jakarta tahun 2001. Dilakukan studi perbandingan penanganan pasien antara ke tiga jenis pembayar tersebut.
Desain penelitian ini menggunakan desain non eksperimental dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan terhadap pasien demam tifoid yang dirawat inap di kelas satu rumah sakit MMC Jakarta pada tahun 2001. Jumlah pasien 65 orang karena adanya kriteria inklusi penelitian maka jumlah populasinya tinggal 56 orang. Oleh karena populasinya yang relatif kecil maka dilakukan pengambilan sampel secara total sampling.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Tidak ada perbedaan pemberian pemeriksaan penunjang medis dan biaya pemeriksaan penunjang medis antara ke tiga jenis pembayar, di antara subvariabel pengobatan dan jenis pembayar ditemukan satu perbedaan bermakna dalam pemberiaan obat antitusive dan ekspektoran namun secara keseluruhan tidak ada perbedaan dalam pemberiaan obat dan biaya obat antara ke tiga jenis pembayar tersebut, tidak ada perbedaan rata-rata lama hari rawat dan biaya sewa kamar antara ke tiga jenis pembayar. Tidak ada perbedaan total biaya perawatan pada ketiga jenis pembayar.
Saran yang diberikan adalah bagi rumah sakit sebaiknya perlu kehati-hatian dalam menulis resume kelas perawatan dan kode ICD pasien yang di rawat, bagi pihak asuransi perlu melakukan kesepakatan dengan rumah sakit dalam hal penentuan biaya administrasi dan penetapan jenis obat yang diberikan pada pasien, sedangkan bagi rumah sakit perlu mengadakan resume medis bila rata-rata biaya perawatan demam tifoid melebihi rata-rata total biaya perawatan demam tifoid di kelas satu.

Treatment Cost Analyses for Typhoid Fever Patient at Inpatient Hospitalized at MMC Jakarta Based on type of Payment Determined for Year 2001Health development in developing country in general is facing the problem of low budget allocation for health sector. It also burdened by the high rate of inflation on the field of health. Which also affect the risk of epidemiological transition, the proportion of elderly, and medical technology, also inefficiency on the fee and payment system.
When the patient is not paying for the fee since it is paid by the company where they work or the health insurance company and the payment is conducted by fee of service, so the provider easily create new request. This situation in encourages to the high of request by consumer and gives the provider incentive in providing unnecessary health services.
To describe the different cost form three kinds of payment in handling the patient of typhoid fever that hospitalized at I-class of MMC Hospital in 2001, it has been conducted comparison study in handling the patient among the three kinds.
The study design used non-experimental with quantitative approach. This study is conducted on the patient of typhoid fever that hospitalized at I-class of MMC Hospital in 2001. The number of patient is 65 people, since there were criteria in inclusion study, so the population is only 56 peoples. Because the sample is relatively small, so the study is conducted on the sample total sampling.
Based on this study, it can be concluded that there is not many different in giving medical support examination and the fee of medical supporting examination among the three kinds of payment system. Between sub-variable of treatment and the kind of payment, it was found one significant different in giving antitusive medicine and expectorant, however in the entire perspective there is no different in giving medicine and medicine fee among the three kinds of payment system. There is no different on the average between the day of hospitalized and fee of room rental among the three payment system. So it can be concluded that there are no significant different in on the total fees of treatment on the three kinds of payment system.
It is recommended to the Hospital that it code ICD patient must be written with care. For insurance party should conduct agreement with the hospital in stating the administration fee and kind of medicine that should be given to the patient. While for hospital, should conduct medical summary if the average cost of treatment of typhoid fever went over the average total cost of treatment of typhoid fever at I-class.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T11481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harianto Suprapto
"Salah satu aspek pelayanan rawat nginap yang diberikan kepada pasien yaitu pelayanan administrasi keuangan yang merupakan mata rantai proses sejak pasien mendaftar sampai pasien membayar. Peneliti melihat adanya pasien yang masih menunggu lama pada saat membayar. Yang paling mengtahui beban biaya pasien yaitu Unit Nurse Station. Kesalahan dan kemacetan informasi biaya dari unit ini, akan mempengaruhi keseluruhan proses administrasi keuangan pasien yang akhirnya merugikan kepentingan pasien dan rumah sakit.
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam proses administrasi keuangan pasien di unit-unit Nurse Station & mendapatkan cara/model pemecahannya. Jenis penelitian adalah diskriptif. Dan hasil observasi, lamanya proses administrasi keuangan pasien rawat nginap sejak data biaya masuk ke Unit Penata Rekening sampai dengan pasien membayar rata-rata 4 jam 42 menit.
Hasil pcnelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang menycbabk:an keterlambatan pengiriman informasi biaya dari unit Nursing Station yaitu informasi biaya dari unit yang terkait/penunjang, pengetahuan terhadap juklak kerja, kelengkapan dari pengisian form biaya di Unit Nurse Station perhitungan biaya harian pasien, monitoring atasan langsung, dan pelaksanaan evaluasi kerja petugas.
Disimpulkan juklak kerja di Unit Nurse Station belum dijalankan se[enuhnya karena kenda1a dari dalam dan luar unit. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi /menghambat proses administrasi keuangan rawat nginap adalah keterlambatan informasi biaya dari berbagai unit kerja yang merupakan mata rantai kegiatan adminitrasi keuangan.
Masalah keterlambatan dan ketidaklengkapan data biaya di Unit Nurse Station, terrutama diseebabkan oleh informasi biaya dari unit terkait/ unit penunjang yang tidak 1engkap. Cara pemecahan masalah yang dipilih yaitu dengan melaksanakan model proses administrasi keuangan pasien rawat nginap yang dikembangkan. Dalam pengembangan ini termasuk didalamnya pembentukan Unit Informasi Biaya Rawat Nginap. Sebelum diberlakukan, di sarankan untuk terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap usulan model ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunier Salim
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran mempengaruhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, baik jenis ataupun mutunya. Dengan meningkatnya taraf pendidikan dan pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat maka pemahaman masyarakat terhadap kesehatan juga semakin meningkat yang ditandai dengan semakin kritisnya tanggapan masyarakat terhadap mutu dan jasa pelayanan.
RSU Kota Padang Panjang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah yang ada di Kota Padang Panjang. Pada pelayanan rawat jalan, terjadi penurunan kunjungan terutama terlihat pada 2 tahun terkahir ini. Untuk itu perlu diteliti penyebab dari penurunan kunjungan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang persepsi customer (pelanggan) terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang sebagai dasar penyusuuan strategi pemasaran rawat jalan RSU Kota Padang Panjang.
Penelitian ini bersifat deskriptif dimana data primer diambil dari informan yang terdiri dari dokter, perawat, pasien RSU Kota Padang Panjang, dan pasien RS Yarsi Padang Panjang dengan menggunakan metode Fokus Group Diskusi (FGD) dan wawancara mendalam sedangkan data sekunder didapatkan dari data rekam medik RSU Kota Padang Panjang.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pelayanan perawat dan dokter di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang dan kebersihan serta kenyamanan yang herhubungan dengan fasilitas rumah sakit tidak sesuai dengan harapan pasien. Selain itu tarif pelayanan rawat jalan di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang yang sangat rendah menyebabkan kurangnya motivasi dokter/perawat serta kepercayaan pasien terhadap pelayanan rumah sakit.
Hasil penelitian ini merupakan masukan untuk rumah sakit dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu serta pelayanan.

The Customer Perspective to The Ambulatory Care Service at General Polyclinic at District Hospital of Padang Panjang as a Basic Marketing Strategy at District Hospital in Padang Panjang CityThe technology and physician knowledge influence to community need for health service, such the kind of health or quality of health, with enhance quality of education and social economic growth in community. The understanding of people to health more enhance that can be looked at of the people responsive about health quality and health service.
District hospital of Padang Panjang is the one of government hospital in Padang Panjang city. For ambulatory care service, there is reducing of visiting, especially for two years ago.
This research is needed to obtain the information about customer perspective for ambulatory care service at general polyclinic at district hospital of Padang Panjang, as the basic of marketing strategy in district hospital Padang Panjang.
This thesis has descriptive character which primary data is gotten from, the physician, the nurse, and the patient of district hospital and Yarsi hospital patient as the informan that use focus group discussion method (FGD) and interview while secondary data is obtained of district hospital medical record at Padang Panjang.
From this thesis result is found that nurse service, the physician service, cleaning, and safety, at general polyclinic of district hospital that related by hospital facility not according to patient expect. The ambulatory service cost at general polyclinic, district hospital is so cheap and less motivation of physician, the nurse, and the patient belief to hospital service. This thesis result is for hospital to enhance service quality."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E.M. Thamrin Thaib
"Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dokter dalam membuat resume medik dari rekam medik pasien rawat nginap merupakan faktor-faktor dalam subsistem layanan administrasi medik pada sistem layanan medik rumah sakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dokter ini merupakan masalah perilaku dan sikap Sumber daya manusia yang menyangkut salah satu masalah ketenagaan di Rumah Sakit dan hal ini merupakan salah satu masalah bagi Administrator rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan sikap dokter pada layanan administrasi medik dalam membuat rekam medik, dan kemudian membuat analisa serta saran pemecahan masalahnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan Cara pengamatan dan wawancara serta diskusi. Pengumpulan data objektif dilakukan melalui pengamatan terhadap dokumen,data statistik dan informasi yang tersedia di rumah sakit (RSIJ).
Hasil penelitian nenunjukkan bahwa perlu dilakukan peningkatan tugas dan fungsi UPF (Unit Pelaksana Fungsionil) sebagai pengawasan dan pengendalian layanan medik (Audit medik internal) dalam memonitor kegiatan layanan medik meinbuat rekam medik, serta perlu mendapat dukungan ( political will ) dari Direktur medik dan Majelis Ahli.
Disimpulkan bahwa UPF belum mempunyai prosedur kerja dan uraian tugas serta flow chart ( skema arus kerja ) didalam Prosedur Operasional Baku dan Tata tertib (POB&T) layanan medik di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ). Disarankan untuk mengembangkan dan menyempurnakan SK.BPYRSIJ Rio.08 tahun 1987 dan POB&T layanan medik dengan tugas dan fungsi UPF, uraian tugas UPF dan skema arus kerja UPF, sehingga nantinya UPF dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Cara analisa pemecahan tnasalah yang dipilih yaitu dengan menggunakan model rumus KARR, metode Bryant dan S.W.O.T serta Semi-kwantitatif."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermansyah
"Dengan meningkatnya jumlah rumah sakit dengan berbagai macam sarana dan fasilitas yang ditawarkan termasuk kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, membuat persaingan antar rumah sakit semakin meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut setiap rumah sakit perlu mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan fasilitas yang tersedia termasuk berusaha meningkatkan mutu pelayanan serta berusaha pula menciptakan produk - produk unggulan. Seiring dengan terjadinya perubahan paradigma sehat dari kuratif rehabilitatif menjadi preventif promotif, semakin memperluas cakupan pelayanan rumah sakit.
Di Rumah Sakit Haji Jakarta jenis pelayanan preventif dan promotif dilaksanakan oleh PKMRS dan Unit Medical Check Up. Unit Medical Check Up telah melakasanakan kegiatannya sejak tahun 1996, namun sampai dengan tahun 2000, walaupun dari tahun ke tahun penjualannya mengalami peningkatan tetapi bila dibandingkan dengan kapasitas yang ada penjualan produk jasa medical check up masih rendah, yaitu baru mencapai 14,36% (kapasitas MCU tahun 2000 sebesar 12.377 paket pelayanan).
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang mempengaruhinya dan bagaimana kondisi pemasaran medical check up saat ini. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah secara deskriptif analitik. Alat formulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks SWOT dan matriks Internal Eksternal. Berdasarkan hasil penilaian dengan matriks Internal Ekaternal, diketahui bahwa posisi medical check up saat ini berada pada Sel V, yaitu Hold and Maintain dengan alternatif strategi yang dianjurkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk, yaitu mengembangkan atau meningkatkan mutu produk untuk pasar yang ada sekarang dan meningkatkan pangsa pasar bagi produk yang ada saat ini.
Diharapkan hal tersebut di atas dapat bermanfaat serta menjadi masukan bagi rumah sakit khususnya dalam mengembangkan pelayanan medical check up.

Internal and External Situational Analysis of Medical Check up Unit of the Haji Hospital, JakartaBy the increase of the number of hospital with the various means and facilities offered including facilities in getting service makes the competition among hospitals tougher and tougher. In order to anticipate it, each hospital reaches necessarily optimal use of means and facilities available including making effort of improving the quality of service and try to create excellent products as well. As the change of good paradigm from curative rehabilitation become preventive promotion makes the scope of hospital service more and more extensive.
In The Haji Hospital Jakarta, such a kind of preventive and promotive service is applied by Medical Check up Unit and PKMRS. Medical Check Up Unit has already run its activities since 1996, however, until the year 2000, from time to time its sales is more and more increase, it remains far from the expected target, that is 14,36% ( Service capacities of MCU of the year 2000 which was decided as many as 12.377 service packages).
It is necessary therefore to do research in order to know what factors influenced and how the real condition of MCU marketing is today. This research is applied with solving problem approach analytically descriptive. The formulation instrument used in this research is matrix SWOT and Internal - External matrix. According to the judgment result with SWOT matrix and Internal - External matrix, found that the position of MCU today is on Cell V, they are Hold and Maintain with alternative strategy which is suggested is market penetration and product development by developing and improving the product quality for existing target market today and increasing target market for existing product or in other word making aggressive marketing.
It is expected to be advantageous and as an input especially for hospital in improving medical check up service."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>